Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang
ditandai dengan perubahan sensori persepsi: halusinasi merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, penciuman, perabaan atau penghidungan. Klien
merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat, 2010).
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Keliat, 2010).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama (Keliat, 2004 dalam Hidayah Hafifah 2014). Aktivitas
digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Kondisi
yang terjadi dalam kelompok adalah munculnya dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih
perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Terapi aktifitas kelompok terdiri dari 4 macam yaitu terapi aktifitas
kelompok sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensori, dan orientasi realita.
Menurut Keliat (2004) TAK yang sesuai untuk klien dengan masalah utama
perubahan sensori persepsi halusinasi adalah aktivitas berupa stimulasi dan
persepsi. TAK stimulasi persepsi, pada kemampuan persepsi klien dievaluasi dan
ditingkatkan pada setiap sesi, dengan proses tersebut respons klien terhadap
berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi ada adaptif. TAK stimulasi sensori
sebagai aktivitas yang digunakan untuk menstimulasi sensori klien dengan
mengobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulasi yang disediakan, berupa
ekspresi perasaan secara nonverbal pada ekspresi wajah dan gerakan tubuh
(Keliat, 2004 dalam Hidayah Hafifah 2014).
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut
dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi
dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam
hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti
therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi
sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota
kelompok yang lain.

B. TUJUAN
Tujuan umum :
1. Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap
Tujuan khusus :
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
4. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
berjadwal
5. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
C. MANFAAT
1. Bagi penderita :
Dapat memaksimalkan kemampuannya untuk mengontrol halusinasi
sehingga dapat segera sembuh dari halusinasinya
2. Bagi rumah sakit jiwa :
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan agar lebih
memperhatikan karakteristik pasien yang diikutsertakan dalam pelaksanaan
TAK stimulus persepsi: halusinasi
3. Bagi peneliti selanjutnya :
Penelitian ini diharapakn dapat digunakan sebagai data dasar
penelitian selanjutnya bagi perkembangan ilmu keperawatan

Anda mungkin juga menyukai