PROPOSAL
ROHAYA SAGALA
NIM. 163313010106
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Depkes RI tahun 2013, masih ditemukan adanya
keluhan tentang ketidakpuasan pasien terhadap komunikasi perawat.
Rata-rata hasil data yang didapatkan dari beberapa Rumah sakit di
Indonesia menunjukan 67% pasien yang mengeluh adanya
ketidakpuasan dalam penerimaan pelayanan kesehatan.
Tujuan umum
Untuk mengetahui Hubungan Komunikasi Terapeutik
Perawat Dengan Kualitas Pelayanan Pada Pasien Tb Paru Di
Lantai 10 Rumah Sakit Royal Prima
Tahun 2018”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Komunikasi Terapeutik Perawat Di Lantai 10
Rumah Sakit Royal Prima Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Pada Pasien Tb Paru Di
Lantai 10 Rumah Sakit Royal Prima Tahun 2018.
3. Untuk mengetahui Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat
Dengan Kualitas Pelayanan Pada Pasien Tb Paru Di Lantai 10
Rumah Sakit Royal Prima Tahun 2018”.
1.4 Manfaat Penelitian
Komunikasi Terapeutik
1. Berhadapan : arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda.
2. Mempertahankan kontak mata : kontak mata pada level yang sama
berarti menghargai pasien dan menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikasi.
3. Membungkuk kearah pasien: posisi ini menunjukkan keinginan untuk
menyatakkan atau mendengarkan sesuatu.
4. Memperlihatkan sikap terbuka : tidak melipat kaki atau tangan
menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu
5. Tetap rileks : tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons kepada pasien,
meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan.
Teknik – teknik komunikasi terapeutik
1. Mendengarkan dengan penuh 8. Menawarkan informasi
perhatian 9. Diam (memelihara ketenangan)
2. Menunjukkan penerimaan 10. Meringkas
3. Menanyakkan pertanyaan yang 11. Memberi penghargaan
berkaitan 12. Menawarkan diri
4. Pertanyaan terbuka (Open- 13. Memberi kesempatan pada klien
Ended Question) untuk memulai pembicaraan
5. Mengulang ucapan pasien 14. Refleksi
dengan kata – kata sendiri 15. Assertive
6. Mengklarifikasi 16. Humor
7. Memfokuskan
Hubungan perawat dengan klien
1. Kejujuran
2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresi
3. Bersikap positif
4. Empati bukan Simpati
5. Mampu melihat permasalahan dari kecamata klien
6. Menerima Klien apa adanya
7. Sensitif terhadap perasaan klien
8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien
ataupun diri perawat sendiri
Tahap – tahap Hubungan terapeutik
Menurut (WHO 1999), di Indonesia setiap tahun terjadi 583 kasus baru
dengan kematian 130 penderita dengan tuberkulosis positif pada dahaknya.
Sedangkan menurut hasil penelitian. (Kusnindar .2013). Jumlah kematian yang
disebabkan karena tuberkulosis diperkirakan 105,952 orang pertahun. Kejadian
kasus tuberkulosa paru yang tinggi ini paling banyak terjadi pada kelompok
masyarakat dengan sosio ekonomi lemah. Terjadinya peningkatan kasus ini
disebabkan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi dan kebersihan diri
individu dan kepadatan hunian lingkungan tempat tinggal.
Gambaran Tentang penyakit Tuberkulosis paru
1. Sputum(dahak).
2. Air Kemih, Urin pagi hari, pertama kali keluar, merupakan
urin pancaran tengah. Sebaiknya urin kateter.
3. Air kuras lambung,
4. Bahan-bahan lain, misalnya nanah, cairan cerebrospinal,
cairan pleura, dan usapan tenggorokan.
5. Mikroskopik, dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen
6. Bakteri tahan asam,
7. Bakteri tidak tahan asam,
8. Kultur (biakan),
9. Uji kepekaan kuman terhadap obat-obatan anti
tuberkulosis,
Penularan Kuman Tuberkulosis.
Komunikasi Terapeutik :
1. Tahap Perkenalan Kualitas Pelayanan Pada
2. Tahap Kerja Pasien TB Paru
3. Tahap Terminasi
Hipotesis Penelitian
1. Ho : Tidak ada pengaruh antara tahap pengenalan dengan kualitas
pelayanan pada pasien TB paru di lantai 10 Rumah Sakit Royal Prima Medan
Tahun 2018
Ha : Ada pengaruh antara tahap pengenalan dengan kualitas pelayanan pada
pasien TB Paru di lantai 10 Rumah Sakit Royal Prima Medan Tahun 2018
2. Ho : Tidak ada pengaruh antara tahap kerja dengan kualitas pelayanan pada
pasien TB Paru di lantai 10 Rumah Sakit Royal Prima Medan Tahun 2018
Ha : Ada pengaruh antara tahap kerja dengan kualitas pelayanan pada pasien
TB Paru di lantai 10 Rumah Sakit Medan Tahun 2018
3 Ho : Tidak ada pengaruh antara tahap terminasi dengan kualitas pelayanan
pada pasien TB Paru di lantai 10 Rumah Sakit Royal Prima Medan Tahun 2018
Ha : Ada pengaruh antara tahap terminasi dengan kualitas pelayanan pada
pasien TB Paru di lantai 10 Rumah Sakit Royal Prima Medan Tahun 2018
4. Ho : Tidak ada pengaruh antara komunikasi terapeutik dengan kualitas
pelayanan pada pasien TB Paru di lantai 10 Rumah Sakit Royal Prima Medan
Tahun 2018
Ha : Ada pengaruh antara komunikasi terapeutik dengan kualitas pelayanan
pada pasien TB Paru di lantai 10 Rumah Sakit Royal Prima Medan 2018
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Royal
Prima Medan
Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan
Agustus-September 2018.
Populasi Penelitian
Data Primer
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui
kegiatan penelitian dengan datang langsung ke lokasi
penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti melalui observasi, yaitu pengamatan
langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan
gambaran yang tepat mengenai objek penelitian, dan
kuesioner, yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
Data Sekunder
Pengumpulan data atau informasi yang menyangkut
masalah yang diteliti, data yang diperoleh dari Lantai 10
Rumah Sakit Royal Prima Medan 2018.
Definisi Operasional
Aspek Pengukuran
1. Tahap terminasi
4 = selalu, 3 = sering, 2 = kadang-kadang, dan 1 = tidak pernah.
Skor terendah x jumlah pertanyaan (1 x 5) = 5
Skor tertinggi x jumlah pertanyaan (4 x 5) = 20
5 – 20 merupakan rentang nilai responden, jika nilai ini diurut
dari terkecil sampai yang terbesar maka nilai median = 12,5
dibulatkan 13.
2. Kualitas Pelayanan
4 = sangat puas, 3 = puas, 2 = kurang puas, dan 1 = sangat tidak
puas.
Skor terendah x jumlah pertanyaan (1 x7) = 7
Skor tertinggi x jumlah pertanyaan (4 x 7) = 28
6 – 35 merupakan rentang nilai responden, jika nilai ini diurut
dari terkecil sampai yang terbesar maka nilai median = 17,5
dibulatkan 18.
Metode Analisa Data
Analisa Univariat
𝑥2 = σ 𝑂 − 𝐸 2
𝐸
Keterangan:
X2= Nilai kai kuadrat
σ = Jumlah
O = Nilai Observasi
E = Nilai harapan
Untuk mengetahui nilai p-value, tergantung pada besarnya derajat
kebebasan (degree of freedom) yang dinyatakan dalam:
𝑑𝑓 = 𝑏 − 1 − 𝑘 − 1
Keterangan:
b= jumlah baris dalam tubuh tabel silang
k= jumlah kolom dalam tubuh tabel silang
Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95% (α=0,05). Jika p-value
lebih kecil dari α(p<0,05), artinya terdapat hubungan yang bermakna
dari kedua variabel yang diteliti. Bila p-value lebih besar dari α(p>0,05),
artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara kedua variabel yang di
teliti.