ABSES BEZOLD
Oleh:
Supervisor Pembimbing:
Dr. dr. Victor Pontoh, Sp.B (K) Onk
BAGIAN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2018
LEMBAR PENGESAHAN
ABSES BEZOLD
Mengetahui,
Supervisor Pembimbing
PENDAHULUAN
Abses Bezold adalah abses leher yang merupakan komplikasi dari mastoiditis dan harus
dipertimbangkan dalam diagnosis banding dari abses leher. Dikatakan abses bezold apabila
pembentukan abses melibatkan leher. Abses ini terjadi karena adanya mastoiditis, dimana abses ini
menembus melewati inferior melalui medial ujung mastoid yang dapat berkembang di leher
Abses bezold termasuk abses leher dalam yang merupakan komplikasi otitis media
supuratif yang jarang terjadi. Abses ini pertama kali ditemukan pada tahun 1881 oleh dr
Friedrich Bezold, seorang dokter THT dari Jerman. Bezold mengemukakan bahwa mastoiditis
supuratif dapat menjadi abses di tiga tempat: postaurikuler, zigomatik, dan leher. Namun
ditekankan, bahwa dikatakan abses Bezold hanya ketika pembentukan abses melibatkan leher.3
Abses Bezold dilaporkan terlihat pada orang dewasa (13 dari 15 pasien, 87%) dimana
kebanyakan pria (12 dari 15 pasien, 80%). Kebanyakan pasien dengan riwayat kolesteatoma atau
operasi mastoid sebelumnya tampaknya meningkatkan resiko untuk menjadi abses Bezold.
Pasien mungkin datang dengan gejala akut atau kronis, dengan onset gejala untuk diagnosis
berkisar 3 hari sampai 3 tahun. Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri leher, benjolan di
Namun, saat ini abses bezold menjadi semakin langka dengan meluasnya penggunaan
PEMBAHASAN
II. 1. Definisi
Abses Bezold adalah abses leher dalam yang berkembang mirip dengan abses
subperiosteal secara patologi. Dengan adanya mastoiditis coalescent, jika korteks mastoid
terkena pada ujungnya, sebagai lawan dari korteks lateral, abses akan berkembang di leher,
dalam sampai sternokleidomastoid. Abses ini dideskripsikan sebagai massa yang dalam dan
Pada tahun 1881 Frederich Bezold (1824-1908) melaporkan adanya pus yang keluar dari
sisi medial prosesus mastoid yang terinfeksi dan membentuk abses jaringan leher dalam, abses
ini kemudian dikenal dengan mastoiditis Bezold. Destruksi terjadi pada bagian tulang yang tipis
pada insisura mastoid (insisura digastrika), selanjutnya pus mengalir di sepanjang m. digastrikus
ke arah dagu, mengisi ruang retromaksilla dan berjalan di sepanjang perjalanan arteri oksipital.
Bila tidak diobati, maka akan terjadi perluasan ke m.sternokleidomastoideus, m.trapezius, dan
m.splenius.1,5
Bezold mendapatkan bahwa bila pus pada otot-otot tersebut mencapai otot-otot pendek
pada leher dalam, maka pus dapat meluas ke prosesus vetebra orakal dua. Pus juga dapat meluas
ke bawah di sepanjang sarung pembuluh darah besar sampai ke ruang previsera, laring, atau
mediastinum. Abses juga dapat mengenai ruang parafaring dan retrofaring akibat perluasan
langsung. Cheesman (1979) yang dikutip oleh Gaffney, melaporkan adanya abses Bezold yang
agak berbeda dengann yang ditulis oleh Bezold. Ia menyebutkan abses Bezold sebagai abses
yang timbul didalam m. sternokleidomastoideus akibat keluarnya pus dari tip mastoid.1,5,6
Bezold membedakan abses ini dari abses subperiosteum dan zigomatikus yang terjadi
akibat destruksi korteks mastoid, yang lebih sering terjadi pada anak-anak.5,6
II. 2. Anatomi
Kavum timpani merupakan suatu rongga yang bagian lateralnya dibatasi oleh membran
timpani, di medial oleh promontorium, di superior oleh tegmen timpani, di inferior oleh bulbus
jugularis dan n. fasialis. Sebelah anterior dibatasi oleh tuba Eustachius, semikanal m. tensor
timpani, arteri karotis dan di posterior dibatasi oleh eminensia piramidalis, aditus ad antrum,
tempat keluarnya korda timpani, fosa inkudis, dan dibaliknya terdapat antrum mastoid.7
Kavum timpani terutama berisi udara yang mempunyai ventilasi ke nasofaring melalui tuba
Eustachius. Menurut ketinggian batas superior dan inferior membran timpani, kavum timpani
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu epitimpanum yang merupakan bagian kavum timpani yang
lebih tinggi dari batas superior membran timpani, mesotimpaninum yang merupakan ruangan di
antara batas atas dengan batas bawah membran timpani dan hipotimpanum, yaitu bagian kavum
timpani yang terletak lebih rendah dari batas bawah membran timpani. Di dalam kavum timpani
terdapat tiga buah tulang pendengaran (osikel) dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan
stapes.7
Pars mastoid tulang temporal ialah tulang keras yang terletak di belakang telinga. Di dalam
kavum timpani, terdapat rongga seperti sarang lebah yang berisi udara. Rongga-rongga udara ini
(air cells) terhubung dengan rongga besar yang disebut antrum mastoid. Kegunaan air cells ini
adalah sebagai udara cadangan yang membantu gerak normal gendang telinga.7
Prosesus mastoid sering disebut juga ujung mastoid (mastoid tip) merupakan suatu tonjolan
di bagian bawah tulang temporal yang dibentuk oleh prosesus zigomatikus di bagian anterior dan
lateralnya, serta pars petrosa tulang temporal di bagian ujung dan posteriornya. Pneumatisasi
mastoid mulai setelah bayi lahir dan hampir lengkap pada usia 3 dan 4 tahun, kemudian
berlangsung terus sampai usia dewasa. Proses pneumatisasi ini bervariasi pada individu,
sehingga terdapat tiga tipe pneumatisasi, yaitu pneumatik, diploik dan sklerotik. Pada tipe
pneumatik, hampir seluruh prosesus mastoid terisi oleh pneumatisasi. Sklerotik tidak terdapat
pneumatisasi sama sekali dan tipe diploik pneumatisasi kurang berkembang. Sel mastoid dapat
meluas ke daerah sekitarnya, dapat sampai ke arkus zigomatikus dan ke pars skuamosa tulang
temporal.7
Formasi abses leher mengikuti anatomi regional. Tip mastoid, pneumatisasi pada dewasa,
terdiri dari sel-sel udara berdinding tipis. Bagian lateral dari prosesus mastoideus terdiri dari
tulang yang lebih tebal dibandingkan dengan dinding bagian medial. Selain itu, bagian lateral
splenius dan m. kapitis longissimus. Bagian lateral yang tebal dari prosesus mastoid dan
pertemuan dari otot leher berfungsi sebagai barier kuat penahan erosi pus di bagian lateral. Pus di
mastoid mengikis melalui area yang tidak kuat yaitu tip mastoid di bagian inferior dan medial.
Dengan demikian, abses terkumpul jauh di dalam otot-otot leher sehingga sulit untuk di deteksi
dini. 8
Gambar 2. M. sternokleidomastoideus.21
II. 3. Epidemiologi
Menurut Mygind (1903), yang dikutip oleh Gaffney, pada era praantibiotik, lebih dari
50% kasus otitis media akut menimbulkan komplikasi mastoiditis. Bezold mendapatkan 20%
kasus mastoiditis berlanjut menjadi abses Bezold. Namun sejak ditemukan antibiotika, kasus
komplikasi otitis media supuratif sangat menurun. Beberapa penulis mendapatkan 0,4% kasus
Abses Bezold lebih sering ditemukan pada orang dewasa dengan pneumatisasi sel yang
besar pada tip mastoidnya. Gaffney (1991), menyatakan bahwa sejak tahun 1975-1991 laporan
mengenai abses Bezold sangat jarang, hanya ditemukan sebanyak 7 kasus. 5 Smousha dkk (1989)
selama dua tahun mendapatkan satu kasus abses yang terbatas dalam sarung m.
sternokleidomastoideus dan empat kasus abses leher dalam akibat infeksi telinga (otogenik)
seperti yang diterangkan oleh Bezold. Dari kelima kasus tersebut 2 kasus akibat komplikasi
OMA, 3 kasus akibat komplikasi OMSK yang dihubungkan dengan kolesteatom. 6 Edison (1980)
melaporkan 1 kasus abses Bezold berhubungan dengan berhubungan dengan OMSK, yang
meluas ke ruang supraskapular.9 Pearson (1994) melaporkan 1 kasus abses Bezold yang disertai
komplikasi trombosis sinus lateral.10 Furukawa (1995) melaporkan pula 1 kasus abses Bezold
yang berhubungan dengan kolesteatom.11 Marioni (2001) melaporkan 1 kasus abses Bezold pada
anak berusia 18 bulan. Insidensi abses Bezold di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sangat
jarang. Dari tahun 2006-2008 hanya ada dua kasus abses leher dalam sebagai komplikasi otitis
media supuratif kronik dan salah satunya adalah abses Bezold. 12,13
Sebuah pencarian literatur Inggris antara 2000-2014 menemukan sekitar 17 kasus abses
bezold. Kasus Bezold ditemukan lebih banyak pada orang dewasa (10 dari 17, 55,6%)
dibandingkan pada anak-anak berusia 18 tahun ke bawah (7 dari 17, 44,4%). Hal ini ditemukan
lebih pada laki-laki (11 dari 17, 61%) dibandingkan pada perempuan (6 dari 17, 39%). Pasien
yang memiliki riwayat kolesteatoma atau operasi mastoid sebelumnya tampaknya berisiko tinggi
terkena abses Bezold (6 dari 17, 33,3%).6
Penelitian ini juga menemukan bahwa bakteri yang paling umum ditemukan adalah
bakteri gram positif dan dibutuhkannya ketepatan dalam memilih antibiotik untuk bakteri gram
positif. Secara khusus, spesies streptococcus adalah organisme penyebab yang paling umum
meskipun abses Bezold dapat disebabkan oleh semua jenis organisme. Hampir pada semua
kasus, manajemen standar adalah antibiotik intravena, drainase abses, dan mastoidektomi.
Namun, pada penelitian disimpulkan bahwa perawatan bedah dapat disesuaikan dengan
pneumatisasi tulang mastoid dan perluasan abses leher.13
II. 4. Patogenesis
Sel udara mastoid dilapisi oleh modifikasi mukosa saluran napas. Infeksi mastoid terjadi
(a) Terjadi hiperemia dan edema mukosa yang melapisi sel udara mastoid,
(c) Demineralisasi dinding seluler dan nekrosis tulang akibat iskemia dan tekanan eksudat
(d) Terbentuknya rongga abses akibat destruksi dinding sel udara yang berdekatan, sehingga
Pada stadium ini terjadi empiema dalam mastoid. Bila pada stadium ini tidak terjadi
penyembuhan, maka pus dapat meluas ke salah satu atau lebih jalan berikut: 5,6
(1) Anterior menuju telinga tengah menuju aditus ad antrum, biasanya terjadi penyembuhan
spontan
(6) Dan yang sangat jarang terjadi ialah destruksi pada permukaan luar korteks zygoma,
Pada mastoiditis akut sumbatan pada aditus ad antrum dapat terjadi karena edema
mukosa, hipertrofi mukosa, hiperplasia, jaringan granulasi, mukosa polipoid, serpihan tulang
sehingga menghambat aliran pus dari rongga mastoid ke telinga tengah. Akibatnya terjadi
Pada OMSK dengan kolesteatom, sumbatan aditus ad antrum disebabkan oleh adanya
kolesteatom di antrum dan sel mastoid. Hal ini menghambat aliran pus ke telinga tengah dan
liang telinga.14
II. 5. Etiologi
Klebsiella sebagai organisme penyebab abses Bezold, pada pasien dengan riwayat otore selama
20 tahun. Smousha (1989) mendapatkan bebrapa organisme penyebab bakteri gram positif,
negatif, anaerob. Furukawa (2001) menemukan Bacteroides dan tiga macam bakteri gram
negatif. 6,9,11
Jika merupakan komplikasi mastoiditis akut maka kuman yang ditemukan sama dengan
kuman penyebab Otitis Media Akut yaitu Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus
influenza, sedangkan jika merupakan komplikasi dari mastoiditis subakut dan kronis, kuman
penyebab Staphylococcus aureus dan gram negatif seperti E. Coli, Proteus dan Pseudomonas.15
II. 6. Diagnosis
pemeriksaan penunjang.6
II. 6. 1. Anamnesis
Pada anamnesis biasanya didapatkan adanya riwayat otore dan panas tinggi, walaupun
tidak jarang ditemukan kasus dengan suhu normal. Kadang-kadang terdapat trismus dan sukar
Abses Bezold biasanya ditandai dengan pembengkakan dari tip mastoid sampai
Kadang-kadang sel-sel besar mastoid pada permukaan medial prosesus mastoid meluas
dari insisura digastrika sampai sepanjang bulbus vena jugularis. Destruksi daerah ini
memberikan gambaran klinik yang berbeda, karena pus tidak dapat mencapai permukaan otot,
sehingga tidak ditemukan fluktuasi. Nyeri tekan didaerah leher lebih ringan daripada daerah
mastoid.8
Gambar 2. Pasien dengan pembengkakan di leher dan regio retroaurikular.16
stilomastoideum. Kelainan telinga pada abses Bezold seperti adanya desakan pada dinding liang
telinga posterosuperior dengan perforasi membran timpani dan sekret yang banyak. Kadang-
kadang infeksi liang telinga mengalami perbaikan sehingga tidak ditemukan gambaran
infeksi.6,8,9
Pada pemeriksaan daerah retroaurikuler menunjukkan obliterasi dari sulkus. Nyeri tekan
pemeriksaan foto jaringan lunak leher berguna untuk melihat adanya proses patologik pada
Pemeriksaan CT scan leher mempunyai nilai diagnosis dan dapat digunakan untuk
rencana terapi. Pada kasus tertentu, CT scan membantu deteksi awal abses yang secara klinis
belum terlihat. CT scan dapat menentukan komplikasi dini, menunjukkan adanya kolesteatom di
kavum mastoid, dan menggambarkan secara cermat daerah leher yang terkena. CT scan juga
membantu ahli bedah dalam merencanakan pendekatan operasi. Oleh karena jalannya pus di
leher bervariasi, maka setiap CT scan sebaiknya dilakukan pada setiap kasus abses leher.5,6,16
kavitas mastoid. Kadang disertai dengan erosi tulang terutama tip mastoid (Gambar 4A). Abses
ini melibatkan otot-otot yang berdekatan sekitar mastoid dan meluas ke inferior (Gambar 4B).
Pada kasus kronik terdapat reaksi inflamasi osteoblastik kronik, sehingga struktur sel hilang.3
Kultur bakteri dari secret telinga dan abses di leher harus dilakukan untuk menentukan
Gambar 4. (A). Potongan axial kontras CT scan memperlihatkan opasifikasi sel udara mastoid
disertai erosi tulang dan proses inflamasi yang agresif. (B). Algoritma jaringan lunak
II. 7 . Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan pada abses bezold meliputi terapi medikamentosa dan operatif.
Bila diagnosis abses Bezold ditegakkan maka antibiotik spektrum luas harus diberikan.
Antibiotik parenteral merupakan terapi andalan. Untuk mendapatkan jenis antibiotik yang sesuai
dengan kuman penyebab,uji kepekaan perlu dilakukan. Namun, pemberian antibiotik
secara parenteral sebaiknya diberikan secepatnya tanpa menunggu hasil kultur pus. Antibiotik
kombinasi (mencakup terhadap kuman aerob dan anaerob, gram positip dan gram negatif) adalah
sering digunakan dan mencakup antibiotik spektrum luas, tapi memiliki beberapa efek samping.
Secara empiris kombinasi ceftriaxone dengan metronidazole masih cukup baik. Setelah hasil uji
Berdasarkan uji kepekaaan, kuman aerob memiliki angka sensitifitas tinggi terhadap
Metronidazole dan klindamisin angka sensitifitasnya masih tinggi terutama untuk kuman anaerob
Berdasarkan literatur, operasi dini umumnya dianjurkan untuk evakuasi abses dengan
drainase pus dari sel mastoid di regio leher dilakukan secara bersamaan. Pendapat lain operasi
dini untuk drainase pus dari leher, kemudian direncanakan operasi untuk penyakit telinga yang
mendasarinya pada saat yang lebih tepat dimana inflamasi telah berkurang.16,18,19
Pada saat dilakukan mastoidektomi, seluruh sel mastoid dibersihkan dengan kuret sampai
destruksi di bagian dalam ditemukan. Insisi pada abses Bezold dilakukan di bawah ujung tulang
II. 8. Komplikasi
Abses bezold biasanya menyebar ke dalam substansial m. sternokleidomastoideus dan
terbatas ke servikal posterior dan ruangan perivertebral oleh fasia faringobasilar dan bagian
dalam fasia servikal. Dapat meluas ke karotid, prevertebral, danger dan ruang retrofaringeal.
Dengan memperoleh akses ke dalam ruang danger, abses dapat meluas ke mediastinum atau ke
Infeksi dapat menyebar ke bawah melalui vena besar untuk sampai ke ruang periviseral,
laring atau mediastinum, menuruni otot –otot kolumna vertebra ke ruang retrofaringeal,
mengikuti a. subklavia menuju ruang suprasternal dan melintasi bagian kontalateral leher.
Bezold juga mengatakan bahwa kematian umumnya terjadi karena adanya perluasan abses di
dasar tengkorak atau pada vertebra yang menyebabkan kompresi otak dan medula spinalis.26-29
II. 9. Prognosis
Pada umumnya, prognosis abses bezold baik apabila didiagnosis secara dini dan
ditangani dengan penanganan yang tepat. Kebanyakan pasien umumnya sembuh total dengan
terapi antibiotik yang adekuat dan intervensi pembedahan dini (10 dari 14 pasien, 71%). 16, 30
BAB III
KESIMPULAN
Abses Bezold merupakan salah satu komplikasi ekstrakranial dari penyakit otitis media
supuratif. Pada era sebelum antibiotika digunakan, abses Bezold merupakan penyebab terbanyak
terjadinya abses leher dalam otogenik., dan setelah era antibiotika maka kejadian abses Bezold
ini menjadi sangat jarang ditemukan. Kejadian kasus ini lebih sering terjadi pada pasien dewasa
dibandingkan dengan anak-anak. Hal ini disebabkan karena pneumatisasi mastoid pada anak-
anak yang belum sempurna. Adanya infeksi di telinga tengah akan diikuti juga peradangan dan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Perjalanan penyakit ini berlangsung lama dan
sulit untuk dideteksi secara dini karena lokasi yang tertutup oleh jaringan otot yang padat
antibiotik spektrum luas, drainase pus dari kavum mastoid dan leher dan perencanaan operasi
untuk penyakit telinga yang mendasarinya membuat prognosis menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chen Yao L, Ng Shu, Wong Mun, et al. Otogenic deep neck abscess: a rare
complication of cholesteatoma with acute mastoiditis. Chin J Radiol 2002; 27: 251-6
2011].
4. Acuin, Jose. Chronic Sppurative Otitis Media. BMJ Clinical Evidence. London;
January 2007
5. Gaffney RJ, Dwyer TPO, Maguire AJ. Bezold’s abscess. The Journal of Laryngology
6. Smouha EE, Levenson MJ, Anand VK. Modern Presentation of Bezold’s Abscess.
2005. h. 4-12.
8. Doan NM, Levy C, et al. Bezold’s abscess: a complication of mastoiditis. Infect Med
2003.
10. Pearson CR, Riden DK. Two cases of lateral sinus thrombosis presenting with
extracranial head abd neck abscesses. The Journal of Laryngology and Otology.
1994;108:779-82
in children: case report and review of the literature. Int J Pediatric Otorhinology
2001;61:173-7
darihttp://www.scribd.com/doc/48074146/POLA-KUMAN-ABSES-LEHER-
14. Harris JP. Darrow DH. Complications of Chronic Otitis Media. In Schuknecht HF,
Nadol HF. Surgery of the ear and temporal bone. New York: Raves Press; 1993. p.
171-83
15. Shaumbaugh, Glassock. The simple mastoid operation surgery of the ear. 4th ed.
18. Al-Serhani AM. Mastoid Abscess: Underlying Disease and Management. The
19. Bellenger WL, Bellenger HC, Bellenger JJ. Surgery of the middle ear and mastoid.
Disease of the Nose Throat and Ear. 9th ed. Philadelphia: Lea and Febringer;1947. p.
689-736.
20. Castillo M, Albernaz VS, Mukherji SK, Smith MM, Weissman JL. Imaging of
21. Abdullah Onul Goksel, dkk, 2014, Bezold’s Abscess Secondary To Cronic Otitis
http://www.scopemed.org/fulltextpdf.php?mno=45518.
22. Ameya Bihani, Jyoti P. Dabholkar, 2015, A Rare Case Of Bezold’s Abscess
www.ijorl.com/index.php/ijorl/article/download/56/13.
23. Dian Putri , 2015, Abses Bezold, Doc Slide , diakses 15 oktober 2015,
www.dokumen.tips/documents/refrat-abses-bezold.html.
24. Hugo Valter Lisboa Ramos, 2015, Bezold’s Abscess : Case Report And Literature
nd_literature_review_Abscesso_de_Bezold_relato_de_caso_e_reviso_de_literatura.
25. I.M. Vlastos, dkk, 2015, Acute Mastoiditis Complicated With Bezold Abscess,
http://www.researchgate.net/publication/45648041_Acute_mastoiditis_complicated_
with_bezold_abscess_sigmoid_sinus_thrombosis_and_occipital_osteomyelitis_in_a_
child.
26. Jason .A. Mckellop, dkk, 2010, Emergency Head And Neck Radiology: Neck
27. Konstantina M. Stankovic, dkk, 2013, Case 2-2013:bA 20-Year-Old Man With
Recurrent Ear Pain, Fever, Headache, The New England Journal Of Medicine,
28. Meenesh R. Juvekar, 2012, Ear Bezold’s Abscess , diakses 15 oktober 2015,
www.specialist-ent.com/default.spx
29. Reza Javad Rashid, dkk, 2013, A Case Of Bezold’s Abscess With An Unusual
Medicine.http://www.researchgate.net/publication/266419579_A_Case_of_Bezold's_
Abscess_with_an_Unusual_Extension_to_the_Upper_Thorax.
issn=09717749;year=2015;volume=21;issue=1;spage=67;epage=71;aulast=Arora.