Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014).

Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan memiliki

program pokok yang wajib di laksanakan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat maupun perseorangan. Ada 6 Program Pokok

pelayanan kesehatan di Puskesmas, salah satu diantara nya yaitu

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu

program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan

mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,

Kusta dll). Untuk melaksanakan program tersebut diperlukan salah satu

media berupa masker.

Masker merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang

digunakan untuk melindungi mulut, hidung, dan wajah dari patogen yang

ditularkan melalui udara (airborne), droplet, maupun percikan cairan

tubuh yang terinfeksi (Trossman, 2016).


Masker terdiri atas masker kain (cloth mask), masker bedah (surgical mask), dan

respirator N95 (MacIntyre&Chughtai, 2015). Pemilihan masker yang akan

digunakan oleh petugas kesehatan berdasarkan pada penilaian faktor

risiko/paparan, penyebaran infeksi yang mungkin terjadi, penyebaran penyakit

yang tidak terduga, tingkat keparahan penyakit pada pasien yang sedang dilayani,

dan ketersediaan masker pada pelayanan kesehatan (MacIntyre&Chughtai,

2015).

Penggunaan masker pada pasien saat berada di ruang tunggu Puskesmas

Lintau Buo masih belum Optimal. Tidak dapat di pungkiri hal ini terjadi karena

kurang nya pengetahuan pasien tentang manfaat penggunaan masker pada

penderita batuk yang dapat menularkan batuk nya kepada pasien lain melaui

percikan dahak dan air liur yang dikenal dengan Droplet Infection. Mereka

berfikir bahwa menggunakan masker hanya agar terhindar dari debu saat

berkendaraan, padahal ada substansi yang lebih penting dari itu yaitu agar

meereka terhindar dari penyakit yang penularannya melalui Droplet Infection.

Merubah kebiasaan dan mindset masyarakat tentu tidaklah mudah. Ada

tahapan-tahapan kegiatan yang harus di rancang, disusun sedemikian rupa agar

dapat di terima oleh masyarakat dengan mudah, tidak membebani mereka dan

membawa suatu perubahan positif yang akan menjadi kebiasaan mereka

nantinya. Sebelum menerapkan pemakaian masker pada pasien, dilakukan

sosialisasi dan edukasi di kalangan petugas puskesmas. Karena hal ini dapat

mendukung keberhasilan program yang nantinya akan di terapkan setiap hari di

lingkungan puskesmas.
Pemberian masker ini akan di lakukan saat awal pasien datang dan

mengambil antri an di tempat informasi. Disana petugas yang sedang

menjalankan piket di bagian informasi akan mampu mendeteksi kriteria

pasien yang akan di beri masker.

Petugas akan melakukan anamnesis singkat kepada pasien, menjelaskan

tentang pemakaian masker dan menjelaskan alur pendaftaran selanjutnya

untuk pasien yang ingin berobat di puskesmas.

Setelah itu pasien akan menunggu di ruang tunggu dan tetapmenggunakan

masker sampai selesai berobat. Di ruang tunggu itulah nantinya pasien

juga bisa mendapat edukasi tentang Etika Batuk yang benar melalui media

Banner dan poster singkat yang di tempelkan di poli-poli

pelayanan hal tersebut hendaknya dapat menambah pengetahuan pasien

tentang Etika Batuk yang benar dan bagaimana pencegahan agar tidak

menularkan kepada orang lain. Semakin mereka paham, semakin

berkurang lah hendaknya penyebaran penyaakit melalui Droplet Infection

ini dan angka penyakit yang manifestasinya berkaitan dengan batuk,

seperti TBC dapat berkurang.

B. IDENTIFIKASI ISU

Adapun beberapa isu yang dapat diangkat pada instansi UPT

Puskesmas Lintau Buo ini adalah :

a. Belum terwujudnya program Ramah Lansia , dimana para Lansia

mendapat kemudahan untuk didahulukan dalam alur pendaftaran dan

berobat.
b. Belum terwujudnya pencegahan penyebaran penyakit menular

melalui Droplet Infecion pada ruang tunggu di Puskesmas Lintau

Buo.

c. Belum diberlakukannya taman bermain atau area Ramah Anak di

lingkungan Puskesmas Lintau Buo.

C. PERUMUSAN DAN PENETAPAN ISU

Dari tiga identifikasi isu di atas, dikerucutkan menjadi satu isu.Dengan

menggunakan metode Urgency (U), Seriousness (S) dan Growth (G).

- Urgency atau urgensi yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak

atau tidak masalah tersebut di selesaikan.

- Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah yaitu dengan melihat

dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh

terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.

- Growth atau tingkat perkembangan masalah yaitu dengan melihat

apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit

untuk dicegah.

Keterangan Perhitungan Menggunakan Skala :

a. Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat

b. Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat

c. Angka 3 : Cukup gawat/mendesak/cepat

d. Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat

e. Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat


Tabel 1. 1 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG

NO ISU U S G TOTAL PRIORITAS


1. Belum terwujudnya
program Ramah Lansia ,
dimana para Lansia
mendapat kemudahan 4 4 4 12 II (DUA)
untuk didahulukan dalam
alur pendaftaran dan
berobat.
2. Belum terwujudnya
pencegahan penyebaran
penyakit menular
5 5 5 15 I (SATU)
melalui Droplet Infecion
pada ruang tunggu di
Puskesmas Lintau Buo
3. Belum diberlakukannya
taman bermain atau area
Ramah Anak di 3 3 5 11 III ( TIGA)
lingkungan Puskesmas
Lintau Buo

Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan USG, maka isu utama


yang diperoleh adalah : “Belum terwujudnya pencegahan penyebaran
penyakit menular melalui Droplet Infecion pada ruang tunggu di
Puskesmas Lintau Buo“.

D. RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT


YANG DIHARAPKAN
RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja UPT Puskesmas Lintau Buo


Judul OPTIMALISASI PENGGUNAAN MASKER PADA
PASIEN DI RUANG TUNGGU PUSKESMAS LINTAU
BUO
IdentifikasiIsu 1. Belum maksimal nya antrian untuk pasien Lanjut Usia
(Lansia)
2. Belum terwujudnya pencegahan penyebaran penyakit
melalui Droplet Infection pada ruang tunggu puskesmas
3. Belum terwujudnya arena bermain Ramah Anak untuk
anak di bawah Usia 12 tahun di area puskesmas
Isu Yang Diangkat Belum terwujudnya pencegahan penyebaran penyakit
melalui Droplet Infection pada ruang tunggu puskesmas

Gagasan Pemecahan Pemberian masker pada pasien Batuk yang datang


isu untuk berkunjung dan atau berobat ke puskesmas

Tabel 1.2 Rancangan Aktualisasi


Kontribusi
Tahapan Hasil/ Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No Kegiatan Terhadap Visi-Misi
Kegiatan Output Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1. Melakukan a. Berdiksusi Output :  Akuntabilitas Dalam melakukan Dalam melakukan
koordinasi dengan mentor Koordinasi dengan Dalam melaksanakan koordinasi dengan koordinasi dapat
dengan Mentor tentang Issue mentor terkait pertemuan dengan mentor mendukung mendukung
yang akan di Rancangan Aktualisasi atasan ,saya misi Puskesmas penguatan nilai
jadikan Hasil : bertanggung jawab Lintau Buo Nomor organisasi yaitu
Rancangan - Terlaksananya terhadap rancangan 1 Sopan Santun
Aktualisasi Pertemuan dengan kegiatan yang akan yaitu“Meningkatn dalam berbicara
b. Membuat Mentor dan tercapainya dilaksanakan. ya derajat dengan atasan dan
rancangan kesepakatan dan target  Nasionalisme Kesehatan Bertanggung
kegiatan dengan perancangan kegiatan Mengucapkan salam masyarakat Jawab agar
dibantu atau saaat memulai melalui Rancangan
diarahkan oleh pembicaraan dengan pemberdayaan Aktualisasi dapat
mentor atasan. masyarakat agar berjalan dengan
c. Meminta saran  Etika publik mampu secara baik.
dan masukan Menggunakan bahasa mandiri untuk
terkait yang sopan saat hidup sehat”.
permasalahan berdiskusi dengan
yang terjadi dan atasan mengenai
tentang Rancangan
pelaksanaan Aktualisasi yang akan
kegiatan yang dilaksanakan
akan di lakukan  Komitmen mutu
Dengan adanya saran
dan masukan dari
atasan yang terkait
kegiatan ini,
hendaknya dapat
meningkat kan
efektivitas
kegiatannya
 Anti korupsi
Dalam kegiatan ini
saya akan
melakukannya dengan
jujur agar tidak ada
kecurigaan dari
pegawai Puskesmas
Lainnya.
2. Membantu a. Membuat Output :  Akuntabilitas Dalam membantu - Dalam membuat
merancang rancangan banner Banner dan poster etika Dalam merancang merancang banner rancangan banner
Banner dan dan poster mini batuk banner dan poster, dan poster mini di dan poster mini,
Poster mini b. Menyampaikan Saya akan membuat ruang tunggu saya akan ber
tentang Etika rancangan banner Hasil Kegiatan : rancangan secara mendukung misi Musyawarah
Batuk dan poster ke Dengan adanya banner konsisten dan Puskesmas Lintau dengan atasan
atasan di ruang tunggu pasien berinovasi Buo Nomor 5, yaitu agar program
c. Memperbaiki Puskesmas Lintau Buo  Nasionalisme “ Meningkatkan kedepannya dapat
banner dan poster dan poster mini yang Saya akan profersionalitas dan berjalan dengan
sesuai arahan ditempel di depan poli bekerjasama dengan kualitas sumber baik.
atasan pelayanan, hendak nya mentor dan petugas daya manusia - Agar dapat
d. Mencetak banner dapat menambah puskesmas melalui melalui pendidikan terwujudnya
dan poster pengetahuan pasien musyawarah untuk dan pelatihan Efektifitas dan
e. Mempublikasikan tentang Etika Batuk memperoleh berkelanjutan”, Efisiensi yang
banner dan poster yang benar dan dapat masukan dan saran yang mana dengan baik dalam
membantu mengurangi tentang pembuatan inovasi dan terus merancang
penyebaran penyakit banner dan poster. belajar agar banner dan poster
Melalui Droplet  Etika Publik memberikan sesuatu mini, maka harus
Infection. Saya akan konsisten hal baru yang dapat Cermat dalam
dengan program berguna dalam pengelolaan
kegiatan dan target meningkatkan desain dan bahan-
pencapaian kegiatan, derajat kesehatan bahan yang di
serta bekerja secara pasien dan perlukan.
menambah
profesional pengetahuan.
 Komitmen mutu
Dalam membuat
rancangan benner dan
poster, masukan dan
saran dari atasan
sangat penting agar
Rancangan
Aktualisasi ini dapat
bermanfaat bagi
masyarakat dan
lingkungan
Puskesmas.
 Anti Korupsi
Saya akan Membuat
media promosi
dengan
mempertimbangkan
kualitas dan sumber
dana yang ada dan
tidak memihak pada
siapapun.
3. Membantu a. Menyiapkan Output :  Akuntabilitas Dalam membantu Dalam membantu
mengarahkan masker di Loket Masker Dalam melaksanakan mengarahkan mengarahkan
petugas Loket Informasi. pengarahan tentang petugas dalam petugas Loket
Informasi untuk b. Petugas loket Hasil : pemberian masker di memberikan masker Informasi untuk
memberikan menyerahkan Dengan diberikannya Loket Informasi pada kepada pasien, maka memberikan
masker kepada masker kepada masker dari Loket petugas puskesmas, dapat mendukung masker kepada
pasien pasien Informasi kepada maka terdapat misi Puskesmas pasien, saya harus
pasien yang menderita kejelasan target yang Lintau Buo nomor 1, menjelaskannya
batuk yang akan akan diberikan yaitu “ dengan
berobat dan menunggu masker. Meningkatnya menggunakan
di ruang tunggu  Nasionalisme derajat Kesehatan bahasa yang
Peskesmas Lintau Buo, Memberikan masker masyarakat melalui Sopan, jelas dan
maka hal tersebut dapat kepada pasien dengan pemberdayaan ter arah agar lebih
mengurangi resiko batuk yang datang ke masyarakat agar Efektif dan sesuai
penyebaran penyakit puskesmas tanpa mampu secara target.
menular melalui diskriminatif. mandiri untuk
Droplet Infection  Etika Publik hidup sehat”, Misi

Dalam penyampaian Puskesmas Lintau

arahan kepada Buo nomor 3, yaitu

petugas loket “ Memelihara dan

menggunakan bahasa meningkatkan


yang jelas dan dapat kesehatan
di mengeti, sopan dan perorangan,
tidak memerintah. keluarga dan
 Komitmen mutu masyarakat beserta
Dalam sosialisasi lingkungannya
tentang penyakit dan dengan
pemberian masker pemeriksaaan
harus efektif dan kesehatan yang
efisien agar dapat terkoordinasi”, dan
bermanfaat bagi Misi Puskesman
pasien dan petugas nomor 2, yaitu
puskesmas. “ Melindungi
 Anti korupsi kesehatan
Dalam memberikan masyarakat dengan
masker kepada menjamin
pasien, petugas tersedianya upaya
bersikap adil dan kesehatan yang
dapat memberikan paripurna, merata,
masker kepada pasien bermutu dan
batuk yang berkeadilan”.
membutuhkan.
4. Membantu a. Menghitung jumlah Output :  Akuntabilitas Dalam membantu - Dalam mengadakan
membuat masker yang Laporan kegiatan yang Dengan adanya membuat laporan evalusi dengan
laporan kegiatan dbagikan kepada telah di laksanakan diskusi dan evaluasi kegiatan, maka dapat atasan dan
pencegahan pasien dengan atasan, maka mendukung Misi pegawai
penyakit b. Menysun laporan Hasil : saya dapat me review Puskesmas Lintau puskesmas yang
menular melaui singkat tentang Dengan adanya laporan hasil kegiatan dengan Buo nomor 5, yaitu terlibat, walaupun
Droplet kegiatan evaluasi kegiatan, maka cermat. “ Meningkatkan hanya di dalam
Infection c. Menyaampaikan untuk pelaksanaan  Nasionalisme profersionalitas dan lingkup
kepada atasan kegiatan kedepannya Dalam melakukan kualitas sumber Puskesmas tetap
laporan kegiatan dapat lebih baik dan evaluasi kegiatan, daya manusia harus
dapat menurunkan saya ber musyawarah melalui pendidikan mengutamakan
tingkat penyebaran dengan atasan agar dan pelatihan Sopan dalam
penyakit. pelaksanaan kegiatan berkelanjutan”. tingkah laku dan
kedepannya dapat santun dalam
lebih baik. berbahasa.

 Etika publik - Dengan

Dalam Kerjasama yang

menyampaikan baik maka akan

laporan kepada tercapai tujuan

atasan, saya kegiatan dan

menghormati jika ada membawa


perubahan yang
koreksi, kritik dan positif bagi
saran dari atasan. masyarakat dan
 Komitmen mutu bagi lingkungan
Dalam menyusun Puskesmas.
laporan kegiatan yang
telah di evaluasi dan
di revisi oleh atasan,
hendaknya dapat
meningkatkan mutu
pelayanan yang akan
diberikan kepada
pasien.
 Anti korupsi
Dalam melakukan
semua kegiatan ini,
saya tidak memihak
kepada siapapun dan
berlaku adil kepada
pasien.
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

A. GAMBARAN UMUM

1. Landasan Hukum, Sejarah Berdiri

dan Perkembangan UPT Puskesmas Lintau Buo

UPT Puskesmas Lintau Buo merupakan unsur pelaksana

pengembangan teknis kesehatan diwilayah Kecamatan Lintau Buo dan

pelaksana urusan operasional Dinas Kesehatan dilapangan. UPT

Puskesmas Lintau Buo mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam menyelenggarakan tugasnya UPT Puskesmas Lintau Buo

mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama

UPT Puskesmas Wilayah Kerja Lintau Buo mulai berdiri Tahun

1979, dengan luas areal +97 Km.Terletak di jalan Raya Sitangkai Balai

Tangah-KM3 Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah

Datar. Puskesmas Lintau Buo pada awal pendiriannya merupakan

Puskesmas non Rawatan yang dibangun pada tahun 1979, karena

kunjungan pasien yang cukup tinggi dan luasnya wilayah kerja maka

pada tahun 1990 Puskesmas Lintau Buo dijadikan sebagai Puskesmas

Rawatan.
Puskesmas Lintau Buo terletak di Jorong Rajawali Kenagarian Tigo

Jangko, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar. Berjarak lebih

kurang 34 Km dari ibukota kabupaten Tanah Datar. Kondisi geografis

umumnya berbukit-bukit yang terdiri dari 22 jorong dalam 4 nagari

dengan luas wilayah kerja lebih kurang 97 km yang berbatas dengan :

Sebelah Barat berbatas dengan : Puskesmas Padang Ganting

Sebelah Utara berbatas dengan : Puskesmas Lintau Buo Utara I

Sebelah Selatan berbatas dengan : Puskesmas Kumanis

Sebelah Timur berbatas dengan : Kabupaten Sijunjung

B. VISI DAN MISI

1. Visi

Visi UPT Puskesmas Lintau Buo adalah :

“Tercapainya Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Lintau Buo

yang sehat untuk mewujudkan Kabupaten Tanah Datar yang Madani

dan Sejahtera “

2. Misi

a. Meningkatnya derajat Kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan


masyarakat agar mampu secara mandiri untuk hidup sehat.
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan
c. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya dengan pemeriksaaan kesehatan
yang terkoordinasi.
d. Menjadikan Puskesmas sebagai pusat pegembangan dan pembangunan
kesehatan melalui kerjasama lintas sektor terkait.
e. Meningkatkan profersionalitas dan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DOKTER

1. Fungsi Pokok :

Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) dan Upaya kesehatan Masyarakat (UKM) di wilayah

kerja Puskesmas Lintau Buo

2. Tugas Pokok:

a. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita

b. Melaksanakan Pelayanan kesehatan di Puskesmas secara

kolaborasi sesuai dengan kondisi pasien

c. Melakukan tindakan medis

d. Memberikan pelayanan rujukan

e. Menerima konsultasi tentang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

oleh pasien dan keluarga pasien

f. Memberikan pelayanan surat-surat yang berhubungan dengan hasil

pemeriksaan kesehatan

g. Membina pengelolaan yang berkaitan dengan obat- obatan

(Farmasi) Puskesmas

h. Mengkoordinir pelayanan kesehatan yang dilaksanakan

i. Berkoordinasi lintas program, lintas sector

j. Menghadiri pertemuan atau rapat terkait dengan pelayanan

kesehatan
k. Meningkatkan upaya kesehatan di lingkungan sekolah dengan

penyuluhan, pembinaan kader UKS

l. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) di posyandu

balita, lansia, dan kelompok masyarakat

3. Tugas Integrasi :

a. Melaksanakan tugas kedinasan lain

b. Melaksanakan tugas sebagai Komite Mutu Puskesmas

c. Bersama- sama dengan Kepala Puskesmas melaksanakan fungsi

managemen puskesmas

d. Bertanggung jawab dan melaporkan kegiatan pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan kepada Kepala Puskesmas

e. Mengikuti seminar profesi atau kursus atau pelatihan dalam rangka

peningkatan mutu SDM

D. STRUKTUR ORGANISASI
E. TATA NILAI ORGANISASI

Puskesmas lintau buo menanamkan sebuah nilai dalam organisasi

nya agar menjadi pedoman dalam melakukan tugas sehari-hari dan agar

dapat menjadi ciri khas organisasinya. Nilai nilai tersebut disingkat dalam

singkatan “KUE TALAM” yang mempunyai arti tersendiri.

Adapun nilai-nilai yang dianut berdasarkan kesepakan bersama dalam

puskesmas dan telah di sosialisasikan kepada seluruh petugas puskesmas

lintau buo. Nilai- nilai yang terdapat dalam puskesmas adalah sebagai

berikut :

1. Kreatif

2. Ulet

3. Edukatif

4. Terampil

5. Akrab

6. Loyalitas

7. Amanah

8. Mandiri

B. DESKRIPSI KHUSUS

1. KEGIATAN/ PRODUK LAYANAN

Kegiatan/produk layanan yang diberikan dan tersedia pada saat ini di UPT

Puskesmas Lintau Buo adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan Umum
2. Pelayanan Gigi dan Mulut

3. Pelayanan KIA dan KB

4. Pelayanan Gawat Darurat

5. Pelayanan Laboratorium

6. Pelayanan Farmasi dan konsultasi obat

7. Pelayanan Gizi dan konsultasi gizi

8. Pelayanan Sanitasi

9. Pelayanan Imunisasi

10. Pelayanan Ambulans

11. Pelayanan Administrasi dan Keuangan

12. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

13. Pelayanan RBM

2. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN

Didalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat prinsip

dasar yang dipegang oleh UPT Puskesmas Lintau Buo meliputi :


1. Paradigma sehat

2. Pertanggungjawaban wilayah

3. Kemandirian masyarakat

4. Pemerataan

5. Teknologi tepat guna

6. Keterpaduan dan kesinambungan

Uraian Prinsip

 Berdasarkan prinsip paradigma sehat Puskesmas Lintau Buo

mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam

upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

 Berdasarkan prinsip pertanggung jawaban wilayah Puskesmas Lintau

Buo menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya,

 Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat Puskesmas Lintau Buo

mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

 Berdasarkan prinsip pemerataan puskesmas lintau buo

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan

terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil

tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan

kepercayaan.
 Berdasarkan prinsip teknologi tepat Puskesmas Lintau Buo

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan

teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,

mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

 Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan Puskesmas

Lintau Buo mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan

UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan

Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

3. ROLE MODEL

Yang menjadi Role Model, dalam melakukan habituasi nilai-nilai ANEKA

di UPT Puskesmas Lintau Buo adalah Bapak dr. Reg Adil. Beliau adalah

Kepala UPT Puskesmas Lintau buo. Beliau merupakan orang yang Disiplin

dalam bertugas, Jujur dalam bertindak dan beliau Loyal terhadap pekerjaannya.

Beliau memimpin UPT Puskesmas Lintau Buo dengan baik, sehingga beliau

dapat berkordinasi dengan baik dengan petugas-petugas Puskesmas lainnya.

Beliau selalu meminta saran dan masukan terhadap kinerjanya agar dapat

bersama-sama bekerja dan membangun Puskesmas dengan baik.

4. PROGRAM PUSKESMAS
Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan memiliki

program pokok yang wajib di laksanakan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat maupun perseorangan. Ada 6 Program Pokok

pelayanan kesehatan di Puskesmas, salah satu diantara nya yaitu

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu

program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan

mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,

Kusta dll).

Untuk melaksanakan program tersebut diperlukan salah satu media

berupa masker. Masker merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD)

yang digunakan untuk melindungi mulut, hidung, dan wajah dari patogen

yang ditularkan melalui udara (airborne), droplet, maupun percikan cairan

tubuh yang terinfeksi (Trossman, 2016). Masker terdiri atas masker kain

(cloth mask), masker bedah (surgical mask), dan respirator N95

(MacIntyre&Chughtai, 2015).

Pemilihan masker yang akan digunakan oleh petugas kesehatan berdasarkan pada

penilaian faktor risiko/paparan, penyebaran infeksi yang mungkin terjadi,

penyebaran penyakit yang tidak terduga, tingkat keparahan penyakit pada pasien

yang sedang dilayani, dan ketersediaan masker pada pelayanan kesehatan

(MacIntyre&Chughtai, 2015). Beberapa jenis masker :

1. Masker kain (cloth mask)


Masker kain merupakan masker yang terbuat dari kain yang dapat

dibersihkan dan digunakan kembali (reuse). Masker ini umumnya

digunakan di negara berkembang namun jarang digunakan pada

pelayanan kesehatan (MacIntyre&Chughtai, 2015). Penelitian tentang

penggunaan masker kain untuk mencegah infeksi seperti difteri,

campak, dan tuberkulosis (TB) masih terbatas dan kadaluarsa

(outdated).

Gambar Masker Kain

2. Masker Bedah (surgical mask)

Masker bedah merupakan masker yang biasa digunakan oleh petugas

kesehatan di pelayanan kesehatan. Masker bedah terbuat dari bahan

sintetik yang dapat memberikan perlindungan dari tetesan partikel

berukuran besar (>5 μm) yang dapat disebarkan melalui batuk atau

bersin ke orang yang berada di dekat pasien (kurang dari 1 meter)

(Depkes RI, 2008).

Masker bedah pada awalnya digunakan saat operasi untuk menjaga

ruang operasi agar tetap steril serta mencegah penyebaran infeksi

dari dokter ke pasien dan percikan darah maupun cairan tubuh pasien
ke dokter (MacIntyre&Chughtai, 2015). Sejak abad ke- 20, masker

bedah tidak hanya digunakan saat operasi, namun juga digunakan

oleh petugas kesehatan dan orang sakit untuk mencegah penyebaran

infeksi ke orang lain (MacIntyre et al., 2015. Masker bedah

digunakan oleh petugas saat melakukan pelayanan kesehatan

terutama pada pasien rentan atau terinfeksi. Indikasi penggantian

atau pelepasan masker bedah pada petugas kesehatan:

1. Apabila masker terlihat kotor dan sudah tidak layak untuk

digunakan (lecek).

2. Masker basah karena air liur, dahak, percikan darah atau cairan

tubuh

3. Masker terasa longgar atau kebesaran sehingga tidak efektif

untuk melindungi mulut, wajah, dan hidung.

4. Saat berganti melayanani pasien untuk mencegah infeksi yang

bersilangan.

5. Apabila masker sudah tidak digunakan lagi (Jangan

menggantungkan masker di leher

6. Sesaat setelah keluar ruangan perawatan pasien (Depkes RI, 3.


3. Respirator N95

Respirator N95 atau biasa dikenal dengan masker effisiensi tinggi merupakan

jenis masker khusus yang digunakan melindungi dari partikel dengan ukuran <

5 mikron yang dibawa oleh udara (Depkes RI, 2008).

Respirator N95 biasanya digunakan oleh petugas kesehatan pada saat merawat

pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui

airborne (udara) maupun droplet atau SARS (Severe Acute Respiratory

Syndrome).

Gambar Masker N95


BAB III

REALISASI AKTUALISASI

A. Realisasi Kegiatan dan Output

Langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan tersebut,kemudian

direalisasikan oleh peserta latsar dilingkungan UPT Puskesmas Lintau Buo

dengan gambaran kegiatan yang diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1. langkah kegiatan kesatu

Kegiatan 1. Berdisukusi dengan mentor dan membuat form

laporan kegiatan

Tahap kegiatan  Mengkonsultasikan kegiatan yang akan

dilakukan dnegan mentor

 Meminta persetujuan mentor

 Mengajukan contoh form kegiatan dan meminta

persetujuan mentor
Waktu kegiatan 14 Mei 2019 s.d 15 mei 2019

Bukti fisik

Gambar 3.1. Berdisuksi dengan mentor


Gambar 3.2.Form susunan kegiatan

Gambar 3. Form pemakaian masker

Gambar 4.Form tabel diagnosa dari poli Umum


Gambar 5. Surat keterangan Kegiatan

Penjelasan reaslisasi Setelah dilaksanakan nya seminar rancangan

tahapan kegiatan aktualisasi, maka tindakan selanjutnya yang penulis

lakukan yaitu melakukan diskusi dengan mentor

tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan dan

mengajukan form pemakaian masker yang akan diisi

petugas loket informasi. Berdasarkan konsultasi dengan

mentor , maka penulis juga melampirkan hasil form

yang telah disetujui

Tabel 3.2. Langkah kegiatan kedua

Kegiatan 2. Serah terima masker kepada petugas loket dan

sosialisasi tentang pasien yang akan diberikan masker

Tahap Kegiatan 1. Mensosialisasikan kepada petugas loket

tentang pemakaian masker bagi pasien yang datang

berobat dengan keluhan batuk, flu atau ada riwayat

TBC sebelumnya
2. Menyerahkan masker kepada petugas

loket

3. Menyerahkan form daftar pemakaian

masker agar diisi petugas loket


Waktu kegiatan 16 Mei 2019

Bukti fisik

Gambar 6. Serah terima masker dan form isian kepada

petugas loket
Penjelasan Setelah form isian dan pemberian masker disetujui oleh

reaslisatahapan mentor, maka penulis melakukan sosialisasi dengan

Kegiatan petugas loket pendaftaran agar mereka paham pasien apa

saja yang akan diberikan masker dan petugas loket

pendaftaran dapat mengisi form kunjungan pasien.

Tabel 3.3. Langkah kegiatan ketiga

Kegiatan 3. Berdisukusi dengan mentor dan membuat rancangan


banner dan poster mini

Tahap kegiatan  Mengajukan beberapa contoh banner tentang etika

batuk dan poster mini

 Meminta persetujuan mentor

 Memesan banner dan poster mini ke digital printing


Waktu kegiatan 18 mei

Bukti fisik

Gambar 7. Banner yang sudah di Acc

Gambar 8. Berdiskusi dengan mentor


Gambar 9. Rancangan Poster mini yang telah disetujui

mentor
Penjelasan Penulis melakukan diskusi dengan mentor tentang banner

reaslisasi tahapan dan poster mini yang akan dibuat. Setelah diajukan

kegiatan beberapa gambar, mentor memilih dan menyetujui 2

gambar yang akan dipesan dan dicetak di percetakan digital

printing.

Tabel 3.4. Langkah kegiatan ke empat

Kegiatan 4. Sosialisasi penggunaan masker di ruang tunggu

puskesmas dan pemantauan pemakaian masker

Tahap kegiatan  Memantau kegiatan petugas loket pendaftaran

ketika memberikan masker kepada pasien

 Setelah beberapa pasien datang, penulis melakukan

sosialisasi tentang penggunan masker di ruang

tunggu puskesmas.

 Memantau pemakaian masker pada pasien dari

awal berobat sampai ke apotik pengambilan obat.


Waktu kegiatan 20 Mei 2019

Bukti fisik
Gambar 10. Sosialisasi kepada pasien di ruang tunggu

Puskesmas

Gambar 11. Pemantauan kepada petugas loket

yang memberikan masker kepada pasien


Gambar 12. Pemanatauan pemakaian masker di

ruang tunggu

Gambar 11. Pemantauan pemakaian makser di depan

Apotik
Penjelasan Penulis melakukan pemantauan kegiatan di loket

reaslisasi tahapan pendaftaran. Penulis melihat petugas pendaftaran

kegiatan memberikan masker kepada pasien dan mengisi form

kunjungan pasien.

Tabel 3.5. Langkah kegiatan ke lima

Kegiatan 5. Sosialisasi Etika batuk dan pemakaian masker di


SMA 2 Lintau

Tahap kegiatan  Penulis meminta persetuan program promosi

kesehatan

 Pemegang program menyetujui untuk diberikan

sosialisasi

 Penulis dan tim promosi kesehatan berangkat ke

SMA 2 Lintau
Waktu kegiatan 25 Mei 2019

Bukti fisik
Gambar 12. Sosialisasi di SMA 2 Lintau
Penjelasan Penulis meminta izin pada pemegang program promosi

reaslisasi tahapan kesehatan yang bertugas lapangan pada tanggal 20 mei

kegiatan 2019 untuk melakukan sosialisasi di sela acara promosi

kesehatan yang dilakukan di SMA 2 lintau yang mereka

lakukan. Pemegang program menyetujui bahwa penulis

akan melakukan sosialisasi tentang penggunaan masker

dan etika batuk di SMA 2 lintau. Penulis dan tim promosi

kesehatan mendatangi sekolah tersebut, dan disambut oleh

kepala sekolah. Setelah acara promosi kesehatan dilakukan,

penulis juga melakukan sosialisasi kepada pelajar SMA 2

Lintau tentang etika batuk dan penggunaan masker.

Tabel 3.6. Langkah kegiatan ke enam

Kegiatan 6. Pemasangan banner di ruang tunggu puskesmas dan

loket pendaftaran, serta memasang Poster mini di

depan poli pelayanan.

Tahap kegiatan  Penulis mengambil banner dan poster mini yang

sudah selesai di tempat percetakan.

 Penulis di bantu oleh salah seorang petugas

puskesmas melakukan pemasangan banner dan

poster mini di puskesmas


Waktu kegiatan 11 Juni 2019
Bukti fisik

Gambar 13. Pemasangan banner


Gambar 14. Pemasangan Poster mini di depan Apotek

Gambar 15. Pemasangan poster mini di depan poli KIA


Gambar 16. Pemasangan poster mini di depan Poli
Anak

Gambar 17. Poster mini dipasang di depan ruang


tunggu

Penjelasan Pemilik percetakan memberitahu penulis bahwa banner dan

reaslisasi tahapan poster mini sudah selesai dan meminta penulis untuk

kegiatan mengambilnya. Setelah penulis mengambil banner dan

poster mini tersebut, penulis memasangnya di depan ruang

tunggu, loket pendaftaran dan di depan poli pelayanan.

Tabel 3.7. Langkah kegiatan ke tujuh

Kegiatan 7. Sosialisasi etika batuk di Kelas ibu hamil jorong

rajawali
Tahap kegiatan  Penulis meminta izin kedapa pemegang kelas ibu

hamil untuk melakukan sosialisasi

 Penulis memberitahu kepada ibu hamil tentang

etika batuk dan cara pemakaian masker yang

benar.
Waktu kegiatan 12 Juni 2019

Bukti fisik

Gambar 15. Sosialisasi etika batuk di kelas ibu hamil


Penjelasan Penulis meminta izin kepada pemegang program kelas ibu

reaslisasi tahapan hamil untuk meminta waktunya sekitar 5-10 menit di sela

kegiatan kegiatan kelas ibu hamil untuk melakukan sosialisasi etika

batuk dan penggunaan masker. Pemegang program ibu

hamil menyetujui nya dan sekaligus meminta penulis untuk

memeparkan materi tambahan untuk ibu hamil. Penulis dan

pemegang program kelas ibu hamil berangkat ke jorong

rajawali dimana kelas ibu hamil dan sosialisasi akan

dilaksanakan. Setelah pemegang program kelas ibu hamil

selesai melakukan pemeriksaaan, penulis diminta untuk

memaparkan materi dan melakukan sosialisasi.


Tabel 3.8. Langkah kegiaan ke delapan

Kegiatan 8. Sosialisasi Etika batuk dan pemakaian masker di

Posyandu Lansia jorong aliran sungai

Tahap kegiatan  Penulis meminta izin kepada pemegang program

lansia untuk ikut serta dalam kegiatan harian

posyandu lansia yang berlangsung di jorong aliran

sungai pada tanggal 15 juni 2019

 Pemegang program menyetujui bahwa penulis bisa

memberikan sosialisasi

 Penulis dan tim posyandu lansia berangkat untuk

sosialisasi
Waktu kegiatan 15 Juni 2019

Bukti fisik

Gambar 16. Solisisasi di Posyandu Lansia


Penjelasan  Penulis membaca jadwal kegiatan rutin program
reaslisasi tahapan puskesmas, yang mana pada hari itu tanggal 15 juni

kegiatan 2019 diadakan posyandu lansia. Penulis meminta izin

kepada pemegang program lansia untuk ikut serta

dalam kegiatan harian posyandu lansia yang

berlangsung di jorong aliran sungai pada tanggal 15

juni 2019.Pemegang program menyetujui bahwa

penulis bisa memberikan sosialisasi tentang etika batuk

dan pemakaian masker setelah program posyandu

lansia dan cek kesehatan lansia selesai. Penulis dan tim

posyandu lansia berangkat ke balai – balai jorong aliran

sungai, yang mana di tempat itu akan diadakan

posyandu lansia. Penulis memberikan sosialisasi

kepada lansia tentang pemakaian masker, etika batuk

dan penyakit menular melalui saluran pernafasan.

Tabel 3.9. Langkah ke sembilan

Kegiatan 9. Sosialisasi etika batuk, penggunaan masker dan

penyakit TB kepada kader Tb di aula puskesmas lintau

buo

Tahap kegiatan  Meminta izin kepada pemegang progam tb untuk

memberikan sosialisasi kepada kader Tb setelah

pemegang Tb dan kader selesai rapat

 Pemegang program Tb menyetujui untuk sosialisasi

 Sosialisasi kepada kader Tb puskesmas tentang

pemakaian masker, etika batuk dan penyakit Tb


 Tanya jawab seputar materi sosialisasi
Waktu kegiatan 18 Juni 2019

Bukti fisik

Gambar 17. Sosialisasi etika batuk , pemakaian masker

dan penyekit Tb kepada kader Tb puskesmas lintau buo


Penjelasan Pada tanggan 18 juni akan di adakan rapat komitmen dengan

reaslisasi tahapan kader Tb puskesmas lintau buo. Penulis meminta izin kepada

kegiatan pemegang program Tb untuk meminta waktu nya sebentar

setelah rapat komitmen dilaksanakan. Penulis menjelaskan

bahwa penulis akan memberikan sosislisasi tentang etika

batuk dan penggunaan masker bagi pasien di ruang tunggu

puskesmas. Pemegang program Tb menyetujui dan


pemegang program Tb juga meminta kepada penulis untuk

sekaligus memberikan penyuluhan kepada kader Tb tentang

penyakit TBC.

Setelah kader Tb datang, penulis, pemegang program Tb dan

petugas puskesmas lain yang terlibat berkumpul di aula

tempat rapat dan acara di mulai. Setelah pemegang program

Tb selesai mengadakan rapat komitmen dengan kader Tb,

penulis diminta untuk memaparkan materi tentang penyakit

TBC dan sekaligus melakukan sosialisasi penggunaan

masker dan etika batuk.

Tabel 3.10. Langkah kegiatan ke sepuluh

Kegiatan 10. Sosialisasi etika batuk, pemakaian masker dan

penyakit menular melalui saluran pernafasan di Majelis

Taklim Mesjid Raya Buo

Tahap kegiatan  Majelis taklim mesjid raya buo meminta penulis

sebagai narsumber pada kegiatan bulanan

 Penulis menyetujui undangan tersebut

 Penulis memberikan penyuluhan serta sosialisasi

kepada majelis taklim mesjid raya buo tentang

penyait menular melalui saluran pernafasan, etika

batuk dan penggunaan masker


Waktu kegiatan 21 Juni

Bukti fisik
Gambar 18. Penyuluhan serta sosialisasi kepada majelis

taklim mesjid raya buo tentang penyait menular melalui

saluran pernafasan, etika batuk dan penggunaan masker


Penjelasan Penulis mendapat mandat tugas untuk melakukan

reaslisasi tahapan penyuluhan dan sharing tentang penyakit menular dari

kegiatan teman sejawat puskesmas yang tidak bisa hadir untuk

menjadi narasumber pada kegiatan bulanan di majelis taklim

masjid raya buo. Penulis menyetujui nya dan melakukan

sharing dan penyuluhan seputar materi penyakit menular

melalui sistem pernafasan. Topik ini dipilih karena ini


merupakan diagnosa nomor satu tertinggi di puskesmas dari

sepuluh rangking diagnosa penyakit yang masuk. Setelah

memberikan penyuluhan, penulis juga mensosialisasikan

tentang penggunaan masker dan etika batuk yang benar.

B. Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi

Berkaitan dengan kegiatan aktualisasi yang penulis lakukan disekolah ada

beberapa faktor pendukung dari terlaksananya kegiatan tersebut,diantaranya:

1. Adanya dukungan dari Ka. UPT untu melaksanakan kegiatan ini, karena

kegiatan ini sangat bermanfaat bagi puskesmas, pasien dan khalayak ramai

karena dapat mencegah penularan penyakit infeksi melalui saluran nafas

atas.

2. Adanya dukungan positif dari petugas puskesmas sehingga kegiatan ini

berjalan dengan lancar

3. Timbulnya antusias masyarakat karena mereka sadar akan bahaya penyakit

menular melalui saluran pernafasan.

4. Masyarakat yang tertarik dengan adanya penyuluhan sehinggamereka dapat

menambah pengetahuan baru yang berguna bagi diri sendiri dan anggota

keluarga lain.

5. Adanya media elektronik ( laptop, dan hp) sebagai media sosialisasi dan

dokumentasi.

C. Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi


Berkaitan dengan kegiatan aktualisasi yang penulis lakukan di puskesmas,

maka ada beberapa faktor penghambat dari terlaksananya kegiatan

tersebut,diantaranya :

1. Waktu aktualisasi yang sempit karena

berdempetan dengan jadwal pelayanan pasien

2. Pasien yang sering lupa bahwa akan diadakan

sosialisasi di depan ruang tunggu, sehingga setelah ambil obat mereka

langsung pulang.

3. Petugas loket yang lupa mencatat daftar

pemakaian masker pada pasien karena pasien ramai

4. Petugas loket pendaftaran yang kadang lupa

memberikan masker kepada psien karena antrian terlalu ramai dan pasien

mendesak ingin cepat dilayani

5. Susah nya mencari jadwal penyuluhan di luar

puskesmas, sehingga untuk penyuluhan menumpang ke program kegiatan

lain.
BAB IV

ANALISA

A. REALISASI AKTUALISASI DAN KETERKAITAN DENGAN

SUSTANSI MATA PELATIHAN

Dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN

berfungsi sebagai 1) Pelaksana Kebijakan Publik; 2) Pelayan Publik; dan 3)

perekat dan pemersatu bangsa. Ketiga fungsi ini harus dapat dilaksanakan

dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggung jawabkan oleh ASN

kepada publik. Agar keseluruh fungsi tersebut dapat dijalankan sebagaimana

mestinya maka setiap CPNS haruslah terlebih dahulu diberi pelatihan melalui

pelatihan dasar CPNS.

Latsar CPNS merupakan salah satu jenis pelatihan yang terintegrasi dalam

rangka pembentukan karakter PNS dan membentuk kemampuan bersikap dan

bertindak profesional mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial


kultural dengan menggunakan perspektif Whole Of Goverment yang didasari

nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas

jabatannya sebagai pelayan masyarakat.

Untuk dapat mewujudkan fungsi ASN maka diperlukan ASN yang

profesional, berintegritas tinggi dan berkarakter ANEKA, yaitu mempunyai

nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti

korupsi, keseluruhan nilai tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah untuk mewujudkan nilai nilai publik yang
diantaranya:
a. Mampu mengambil pilihan yang benar dan tepat ketika terjadi
konflik kepentingan.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara adil dan sama dalam
pelayanan publik
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan yang
berlandaskan kepada nilai-nilai pancasila. Nasionalisme pancasila
adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang berdasarkan kepada nilai-nilai pancasila
dengan senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan, menempatkan
kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan,
menunjukan sikap rela berkorban, bangga sebagai bangsa Indonesia
dan tanah air Indonesia, mengakui persamaan derajat, persamaan hak
dan kewajiban sebagai sesama warga negara, serta menumbuhkan
sikap saling mencintai sesama manusia dan mengembangkan sikap
tenggang rasa.

Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang akuntabel maka


diperlukan beberapa aspek yang menjadi indikator dari nilai dasar
akuntabilitas, antara lain kepemimpinan, integritas, tanggung jawab,
keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi.

3. Etika Publik
Dalam memahami etika publik ada dua hal yang harus dipahami, yaitu
etika dan moral. Etika adalah sebuah refleksi tentang baik/buruk,
benar/salah, yang harus dilakukan atau bagaimana seharusnya
dilakukan, sedangkan moral mengacu kepada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang harus dilakukan. Dalam hal
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar atau
norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah perilaku
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayan publik.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas,
efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas
merupakan sejauh mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan. Sementara efisien merupakan jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh
berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk
mencapai sebuah tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang dijadikan dasar untuk
mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja sehingga dapat memberikan kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran
dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi, muncul karena
adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi
dengan tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu
merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen atau pengguna.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti
perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral.
Sedangkan tindak pidana korupsi berarti tindakan melanggar hukum
yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang
atau sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah
tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No.
20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain:
(1) Kerugian Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4)
perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi.
Akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi

disingkat menjadi ANEKA Kelima nilai tersebut harus tertanam dalam diri

seorang PNS agar terwujudnya PNS yang profesional yang mampu

menjalankan fungsinya. Kelima nilai tersebut tidak boleh hanya sebatas teori

saja namun harus diaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu,

penulis mencoba mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam bentuk


kegiatan “OPTIMALISASI PENGGUNAAN MASKER DI RUANG

TUNGGU PUSKESMAS LINTAU BUO”

Setelah penulis menyelesaikan aktualisasi di UPT Puskesmas Lintau Buo,

maka dapat disimpulkan keterkaitan kegiatan aktualisasi dengan substansi

mata pelajaran, sebagai berikut :

1. Kegiatan 1: Berdisukusi dengan mentor dan membuat form laporan

kegiatan

a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu

e. Anti korupsi

2. Kegiatan 2 : Sosialisasi kepada petugas loket pendaftaran tentang


penggunaan masker bagi pasien
a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu

e. Anti korupsi

3. Kegiatan 3 : Berdisukusi dengan mentor dan membuat rancangan


banner dan poster mini
a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu
e. Anti korupsi

4. Kegiatan 4 : Pemberian masker kepada pasien yang dilaksanakan oleh


petugas loket pendaftaran dan sosialisasi penggunaan masker di ruang
tunggu puskesmas
a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu

e. Anti korupsi

5. Kegiatan 5 : Sosialisasi Etika batuk dan pemakaian masker di SMA 2


Lintau
a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu

e. Anti korupsi

6. Kegiatan 6 : Pemasangan banner di ruang tunggu puskesmas dan


loket pendaftaran, serta memasang banner di depan poli pelayanan.
a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu

e. Anti korupsi
7. Kegiatan 7 : Sosialisasi etika batuk di ruang tunggu puskesmas lintau
buo
a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu

e. Anti korupsi

8. Kegiatan 8 :Sosialisasi Etika batuk dan pemakaian masker di


Posyandu Lansia jorong aliran sungai
a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu

e. Anti korupsi

9. Kegiatan 9 : Sosialisasi etika batuk, penggunaan masker dan penyakit


TB kepada kader Tb di aula puskesmas lintau buo
a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu

e. Anti korupsi
10. Kegiatan 10 : Sosialisasi etika batuk, pemakaian masker dan penyakit
menular melalui saluran pernafasan di Majelis Taklim Mesjid Raya
Buo
a. Akuntabilitas

b. Nasionalisme

c. Etika Publik

d. Komitmen mutu

e. Anti korupsi

B. REALISASI AKTUALISASI DAN KONTRIBUSI TERHADAP VISI-

MISI ORGANISASI

Adapun kontribusi realisasi aktualisasi terhadap visi dan misi UPT

Puskesmas Lintau Buo adalah :

1. Kegiatan 1: Berdisukusi dengan mentor dan membuat form laporan

kegiatan

2. Kegiatan 2 : Sosialisasi kepada petugas loket pendaftaran tentang


penggunaan masker bagi pasien
3. Kegiatan 3 : Berdisukusi dengan mentor dan membuat rancangan banner
dan poster mini
4. Kegiatan 4 : Pemberian masker kepada pasien yang dilaksanakan oleh
petugas loket pendaftaran dan sosialisasi penggunaan masker di ruang
tunggu puskesmas
5. Kegiatan 5 : Sosialisasi Etika batuk dan pemakaian masker di SMA 2
Lintau
6. Kegiatan 6 : Pemasangan banner di ruang tunggu puskesmas dan loket
pendaftaran, serta memasang banner di depan poli pelayanan.
7. Kegiatan 7 : Sosialisasi etika batuk di ruang tunggu puskesmas lintau buo
8. Kegiatan 8 :Sosialisasi Etika batuk dan pemakaian masker di Posyandu
Lansia jorong aliran sungai
9. Kegiatan 9 : Sosialisasi etika batuk, penggunaan masker dan penyakit TB
kepada kader Tb di aula puskesmas lintau buo
10. Kegiatan 10 : Sosialisasi etika batuk, pemakaian masker dan penyakit
menular melalui saluran pernafasan di Majelis Taklim Mesjid Raya Buo

C. REALISASI AKTUALISASI DAN PENGUATAN NILAI-NILAI

ORGANISASI

Yang menjadi nilai organisasi di UPT Puskesmas Lintau Buo adalah “KUE

TALAM” (Kreatif, Ulet, Edukatif, Terampil, Akrab, Loyalitas, Amanah,

Mandiri).
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilakukan dengan menerapkan nilai-

nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen

Mutu dan Anti Korupsi)

2. Terlaksananya kegiatan sosialisasi dengan tujuan untuk

3. dengan langkah kegiatan sebagai berikut:

B. SARAN

1. Penerapan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) semoga dapat

direalisasikan dengan maksimal ketika dalam bertugas sebagai pelayan

publik.

Anda mungkin juga menyukai