KAJIAN TEORITIK
perencanaan, evaluasi, uji coba secara sistematis. Bahan ajar merupakan sarana atau
alat pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik untuk menunjang proses
pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan bahan ajar teks debat
dengan metode Mind Mapping dan Simulasi (MISI). Hal ini dikembangkan dengan
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Salah satu
model pengembangan yang dapat digunakan ialah model pengembangan Dick and
Carey. Pengembangan model pembelajaran Dick & Carey terdiri dari sepuluh
tahapan dasar dan prosedur pengembangan. Prosedur pengembangan model Dick &
perlu dimiliki oleh peserta didik yang menempuh program pembelajaran. Hal ini
b. Analisis Instruksional
yang dipelajari oleh peserta didik dan situasi yang terkait dengan tugas yang
kemampuan actual yang dimiliki oleh peserta didik, gaya atau preferensi cara
belajar, dan sikap tehadap aktivitas belajar. Identifikasi yang akurat tentang
keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik setelah menempuh proses
pembelajaran,
2) Kondisi yang diperlukan agar peserta didik dapat melakukan unjuk kemampuan
3) Indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan peserta didik
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Hal ini dikenal juga dengan
isrilah evaluasi hasil belajar. Instrument evaluasi yang akan digunakan harus
sebagai berikut:
materi pembelajaran,
4) Materi atau substansi yang perlu dipelajari oleh peserta didik, dan
pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan jaringan computer atau internet dan
web.
pembelajaran yang telah dirancang dalam tahap sebelumnya ke dalam bahan ajar
yang akan digunakan. Istilah bahan ajar sama dengan media pembelajaran, yaitu
sesuatu yang dapat membawa informasi dan pesan dari sumber belajar kepada
peserta didik. Pengadaan bahan ajar yang akan digunakan dapat dilakukan melalui
kekuatan dan kelemahan program pembelajaran. Hasil dari proses evaluasi ini dapat
1) Evaluasi perorangan
data yang diperoleh dari evaluasi formatif untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi akan
program pembelajaran.
formatif. Jenis evaluasi ini dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara
formatif dan direvisi sesuai dengan standar yang digunakan oleh perancang. Evaluasi
independen.1
1
Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Dian Rakyat, 2009) hlm 98-109.
2.2.1 Pengembangan Bahan Ajar
atau perubahan kurikulum. Pengembangan bahan ajar merupakan suatu upaya untuk
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasi peserta didik
untuk mendapatkan ijazah atau nilai kenaikan kelas.2 Selain itu kurikulum juga
merupakan suatu acuan pendidikan yang digunakan oleh seluruh jenjang tingkat
pendidikan dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
dirancang. Hal ini membuktikan bahwa kurikulum adalah bagian terpenting dalam
proses pembelajaran peserta didik dan menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran.
direncanakan untuk diatasi oleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan
Pengalaman yang dimaksud ialah anak merasakan apa yang ia lakukan dan ia
alami secara langsung yang telah direncanakan sebelumnya oleh pendidik untuk
2
Yuberti, Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar dalam Pendidikan (Lampung: Aura
Publising, 2014) hlm 73.
3
Ibid. Hlm 75
memenuhi pencapaian yang telah dibuat. Namun, banyak sekali rangkaian kegiatan
seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
Jadi dalam pemaparan mengenai kurikulum dari beberapa ahli maka dapat
Kurikulum juga ditunjang oleh banyak aspek lain untuk mempermudah proses
Bahan ajar merupakan hal penting dalam proses pembelajaran. Bahan ajar
yang biasa digunakan ialah buku. Buku mengandung berbagai infomasi yang dapat
diketahui dan dipelajari. Mengenai sejarah masa lalu kecanggihan teknologi hingga
informasi baru yang belum ia ketahui. Buku ditulis menggunakan kaidah pembuatan
buku, jika tidak maka informasi yang terkandung dalam buku tidak tersampaikan
dengan baik.
informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam
pembelajaran.4
Widodo dan Jasmadi (dalam Yuberti) mengatakan bahwa bahan ajar adalah
metode, batasan – batasan dan alat mengevaluasi yang di desain secara sistematis dan
menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi
gambaran bahwa bahan ajar seharusnya ditulis atau disusun secara sistematis dengan
kaidah yang berlaku karena bahan ajar diciptakan untuk mempermudah dan
Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
Teks debat merupakan salah satu teks materi kelas X. Debat merupakan salah
satu bagian dari empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan berbicara. Debat
adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia dengan
4
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Menciptakan Metode Pembelajaran
yang menarik dan Menyenangkan. (Yogyakarta: Diva Press, 2014). Hlm 17
5
Yuberti, Op. Cit., Hlm 185
tujuan mencapai kemenangan satu pihak.6 Menurut Sukadi, debat adalah saling adu
kemenangan.7
pertukaran pendapat atau informasi mengenai suatu hal dengan saling beradu
argumentasi yang biasanya terdiri dari perlawanan antara pihak pro dan kontra untuk
a. Debat formal, misalnya debat antarkandidat legislatif seperti parlemen, yaitu debat
yang dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat
dihasilkan melalui voting atau keputusan juri, yang biasa dilakukan negara-negara
b. Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di
tingkat sekolah dan universitas, misalnya, debat kompetitif dalam pendidikan, yaitu
topik debat yang diberikan. Topik yang diberikan umumnya mengenai perubahan
kebijakan yang diinginkan dari pemerintah. Kedua tim biasanya memainkan repan
Di bawah ini dijelaskan enam belas patokan yang dapat dipergunakan dalam
proses berdebat:
a. Kita harus berkonsentrasi dan membataskan diri pada pokok pikiran lawan
bicara yang menjadi titik lemah. Apabila ternyata dari sepuluh pikiran ada
sembilan yang benar, maka kita bertumpu pada satu pokok yang lemah itu,
argumentasi yang efektif, oleh karena itu kita harus selalu kembali kepada
c. Kita hanya boleh mengemukakan pembuktian apabila kita tahu pasti bahwa
alasan lawan bicara tidak lebih kuat daripada alasan kita sendiri.
harus menunjukkan hal yang sama pada pihak lawan. Dengan ini kita
8
Masnun Hasanah, Metafora Dalam Debat Politik Di tvOne Suatu Tinjauan Semantik Serta
Implikasinya Bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA. (UNJ: 2010) Hlm 32.
membuktikan bahwa pada pihak lawan juga ada kelemahan. Perdebatan
f. Kita harus menunjukkan secara jelas kebenaran dan kekuatan kita, sebelum
lawan bicara.
g. Pikiran atau ide itu tidak menentukan! Yang menentukan adalah tindakan!
Siapa yang menerima ide itu lalu memasukkan ide itu secara terencana,
dialah pelaksana, penguasa dan pemilik ide itu dan bukan orang yang
ungkapan, seluruh pikiran tampak tidak berbobot. Tetapi segala celaan dapat
pertama atau yang terakhir. Apabila tidak ada kata atau pengertian yang
lemah.
j. Siapa yang ingin menemukan kesalahan pada pikiran lawan bicara, dia
debat itu.
k. Apabila lawan bicara mau mengemukakakn suatu hal yang khusus, maka
l. Apabila ternyata bahwa pembuktian lawan itu kuat, maka kita harus
mengandung keraguan.
m. Sering kali seseorang dapat berhasil menang dalam debat, apabila dia
mengkarakterisasi suatu debat yang baik, dan ini terbukti apabila seseorang
o. Debat itu dapat dilatarbelakangi oleh sifat ingat diri dan menuntut satu
lain menaklukkan lawan bicara, tetapi harus dengan cara yang fair dan
Ada dua skema yang dapat dipergunakan sebagai senjata untuk memenangkan
suatu perdebatan:
(argumentasi)
memperkuat pembuktian
memaksa)
b. Skema Dialektis
9
D. Hendrikus, Op. Cit., hlm 126.
Dalam suatu debat, orang dapat mengemukakan pikiran atau
pendapatnya secara dialektis. Untuk menyusun jalan pikiran secara dialektis dapat
2) Mengemukakakn argumentasi
5) Seruan untuk bertindak (sesuai dengan argumentasi yang dikemukakan dalam nomor
2)
orang untuk mengemukakan pikiran atau pendapatnya secara efektif atau untuk
mempertahankan pendapat dari serangan lawan secara teliti dan tepat sasaran.10
a. Ragam Pendengar
Dalam debat yang dihadiri oleh pendengar dari berbagai golongan dan tingkat
umur, moderator hendaknya tidak boleh terlalu mudah. Dia harus sungguh-sungguh
b. Peran Moderator
10
Ibid
Dalam menjalankan kekuasaannya sebagai pemimpin debat, dia
c. Batas Waktu
d. Kata Penutup
hasil debat dan menyampaikan kata akhir untuk menutup seluruh acara
debat.11
dilatih dan dibina untuk menyiapkan bahan diskusi secara teliti, berpikir rasional dan
pendengar yang bakal ditarik untuk menerima kebijaksanaan kelompok.12 Selain itu
debat juga dapat mengasah keterampilan berbicara dengan singkat, padat dan jelas.
berbeda-beda dengan rasa kepercayaan diri dan wawasan yang mereka miliki.
Mapping dan Simulasi. Mind Mapping adalah cara termudah untuk menempatkan
merupakan cara kreatif bagi tiap pembelajar untuk menghasilkan gagasan, mencatat
apa yang dipelajari atau mengerjakan tugas.14 Pemetaan pikiran merupakan cara yang
sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum memulai menulis.15
12
Ibid hlm 128
13
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map (Jakarta: Gramedia, 2012) Hlm. 4
14
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2017) Hlm 105.
15
Ibid
Deporter (dalam Aris) mengemukakan beberapa langkah untuk membuat peta
pikiran, yaitu:16
jumlah gagasan atau segmen. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap
cabang.
antara lain:
16
Ibid Hlm 106
b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Mengapa? karena
imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap
cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan
mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Bila kita
mengingat.
f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? karena kata kunci
tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map.
17
Tony Buzan, Op. Cit., (Jakarta : Gramedia, 2007) hlm 15-16
Berdasarkan pendapat di atas, metode Mind Mapping merupakan salah satu
teknik pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk mengingat gagasan atau
ide-ide informasi dengan cara yang menyenangkan dan kreatif. Metode mind
mapping ini dikombinasikan dengan metode simulasi. Metode simulasi ialah salah
satu model pembelajaran praktik yang dapat meningkatkan daya kepercayaan diri
mengatakan simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah
sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu
yang tertentu. 18
fisik/teknis). Model pembelajaran ini memindahkan suatu situasi yang nyata kedalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktik di
18
Udin Saefudin, Inovasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008) hlm 129
19
Aris Shoimin, Op. Cit., hlm 170
melatih peserta didik untuk kerja sama dalam situasi kelompok, menumbuhkan daya
kreatif peserta didik, melatih peserta didik untuk mengembangkan sikap toleransi.20
4) Keempat adalah diskusi. Dalam simulasi refleksi jadi bagian penting. Oleh
karena itu, setelah simulasi selesai, fasilitator harus mendiskusikan beberapa hal
20
Ibid hlm 171
21
Ibid hlm 171-172
22
Ibid hlm 172-173
1. Tahap I Orientasi
performa si pemeran.
4) Melanjutkan permainan/simulasi.
simulasi.
peserta.
3) Menganalisis proses
sebagai bekal bagi peserta didik dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak,
baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat ataupun dunia pekerjaan. Simulasi dapat
mengembangkan daya kreativitas peserta didik, memupuk rasa percaya diri dan
seperti dunia nyata, pengelolaannya kurang baik sehingga tujuan tidak tercapai, faktor
psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi peserta didik dalam
melakukan simulasi.24
23
Ibid
24
Ibid
Dapat disimpulkan bahwa metode simulasi dan mind mapping memiliki
kedua metode agar menjadi metode yang lengkap dan sempurna untuk metode
development Dick and Carey. Namun, peneliti mengambil tahapan sederhana yang
bahan ajar. Rancangan model pembelajaran bahan ajar teks debat dengan metode
1) Analisis Kebutuhan
(SMK) ialah bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran hanya
mengandalkan buku paket dari pemerintah yaitu buku paket bahasa Indonesia
kurikulum revisi 2013. Buku paket ini belum memenuhi tujuan pembelajaran
yang harus dicapai oleh peserta didik. Keterbatasan materi ajar yang terkandung
di dalam buku ini menjadi suatu masalah yang membuat pembelajaran belum
pendidik di salah satu Sekolah Menengah Atas di Jakarta yaitu SMAN 75 Jakarta.
Hasil dari wawancara tersebut Ibu Santi Verna salah satu pendidik pelajaran
hanya mengandalkan buku paket Bahasa Indonesia SMA kurikulum 2013 revisi
terkadang belum tercapai sempurna. Pada bagian materi teks debat pun masih
banyak kekurangan teks yang ditampilkan terkadang sudah terlalu lampau, tata
cara melakukan debat juga kurang lengkap Ibu Santi mengaplikasikannya dengan
menonton contoh video debat bersama dengan peserta didik di dalam kelas dan
melakukan diskusi dari hasil menonton video debat tersebut. Hal ini kurang
efektif karena banyak sekali peserta didik yang tidak tertarik dengan tayangan
yang disajikan sehingga asyik berbincang dengan teman lainnya yang membuat
satu pendidik di daerah Bojong Gede, Bogor. Ibu Rini Pujiati merupakan salah
1 Bojong Gede. Hasil dari wawancara bersama Ibu Rini tidak jauh berbeda
dengan Ibu santi. Sekolah ini juga masih mengandalkan buku paket dari
pemerintah untuk proses belajar mengajar setiap harinya. Ibu Rini mengatakan
berbeda dengan anak SMA pada umumnya untuk menghadapi anak SMK
terutama dalam pelajaran diluar kejuruan mereka, mereka sedikit tidak peduli
dengan apa yang telah dipaparkan. Dalam materi debat Ibu Rini menayangkan
(simulasi) debat yang dipraktikan secara langsung di kelas. Jadi dengan ini
peserta didik dapat memperhatikan tayangan video dengan kondusif dan metode
oleh kedua sekolah tersebut dan sekolah pada umumnya hanya mengandalkan
buku paket pemerintah serta metode dan model pembelajaran yang dilakukan oleh
pendidik masih bersifat monoton yang menghasilkan peserta didik tidak antusias
untuk belajar.
berusaha untuk merumuskan tujuan pembelajaran khusus. Dalam hal ini terkait
dengan pembelajaran teks debat peserta didik dituntut untuk terampil berbicara.
Pengetahuan mengenai debat yang dimiliki oleh peserta didik masih sangat
terbatas karena bahan ajar yang digunakan juga terbatas. Keterampilan berbicara
yang perlu dimiliki peserta didik juga belum memenuhi kriteria melakukan debat.
Hal ini perlu diatasi dengan merumuskan tujuan pembelajaran khusus, yaitu
permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan dari
setiap kelompoknya.
sebagainya.
5) Setiap topik yang disajikan akan berpasangan tim pro dan tim
kontra.
pembicara 2, 3, 4, 5.
(Tim lawan)
2, 3, dan 4.
bersama-sama.
teks debat dengan metode mind mapping dan simulasi (MISI). Penggunaan
bahan ajar yang telah dibuat ini dapat membantu pendidik untuk
dan dapat mencapai kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.