Gambar 1 Manifestasi Panasbumi (Saptadji, N. M., 2002)
Gambar 1 Manifestasi Panasbumi (Saptadji, N. M., 2002)
Adanya suatu sistem hidrothermal di bawah permukaan sering kali ditunjukkan oleh
adanya manifestasi panasbumi di permukaan (geothermal surface manifestation),
seperti mata air panas, kubangan lumpur panas (mud pools), geyser dan manifestasi
panasbumi lainnya (Gambar 1), dimana beberapa diantaranya, yaitu mata air panas,
kolam air panas sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mandi,
berendam, mencuci, masak dan yang lainnya. Manifestasi panasbumi di permukaan
diperkirakan terjadi karena adanya perambatan panas dari bawah permukaan atau
karena adanya rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida panasbumi (uap dan air
panas) mengalir ke permukaan (Saptadji, N. M., 2002).
2. Larutan hidrotermal adalah cairan bertemperatur tinggi (100 – 500 oC) sisa
pendinginan magma yang mampu merubah mineral yang telah ada sebelumnya dan
membentuk mineral-mineral tertentu. Secara umum cairan sisa kristalisasi magma
tersebut bersifat silika yang kaya alumina, alkali dan alkali tanah yang mengandung
air dan unsur-unsur volatil (Bateman, 1981). Larutan hidrotermal terbentuk pada
bagian akhir dari siklus pembekuan magma dan umumnya terakumulasi pada litologi
dengan permeabilitas tinggi atau pada zona lemah. Interaksi antara larutan
hidrotermal dengan batuan yang dilaluinya (wall rocks) akan menyebabkan
terubahnya mineral primer menjadi mineral sekunder (alteration minerals) (Bateman,
1981).
Temperatur
Tekanan
Jenis batuan
Permeabilitas
Komposisi (kimia) fluida
Jangka waktu aktivitas panas bumi
(Guilbert dan Park, 1986).
Alterasi berasal dari kata alter yang lebih mudah diterjemahkan sebagai
“ubah”, jadi, suatu mineral dikatakan sebagai mineral alterasi jika mineral tersebut
sudah berubah dari mineral aslinya. Perubahan ini terjadi karena perubahan komposisi
kimia dari mineral tersebut. Setiap mineral tersusun atas satu atau beberapa unsur
yang berikatan. Ada ikatan yang sangat kuat, tetapi ada juga ikatan yang sangat
lemah. Alterasi hidrotermal merupakan proses yang komplek karena melibatkan
perubahan mineralogi, kimiawi dan tekstur yang kesemuanya adalah hasil dari
interaksi larutan hidrotermal dengan batuan yang dilaluinya. Perubahan tersebut
tergantung pada karakteristik batuan samping, sifat larutan, kondisi tekanan dan
temperatur pada saat reaksi berlangsung, konsentrasi dan lama aktivitas hidrotermal.
Alterasi hidrotermal akan bergantung pada beberapa faktor antara lain :
1. Potasik
Tipe ini dicirikan oleh melimpahnya himpunan muskovit-biotit-alkali
felsparmagnetit (Gambar 4). Anhidrit sering hadir sebagai asesori, serta sejumlah
kecil albit dan titanit (sphene) atau rutil kadang terbentuk. Ubahan potasik
terbentuk pada daerah yang dekat batuan beku intrusif yang terkait, fluida yang
panas (>300°C), salinitas tinggi, dan dengan karakter magmatik yang kuat
(Sutarto, 2004).
(Creasey, 1966).