Anda di halaman 1dari 14

Dosen Pembimbing : Dr.H.Muzakkir, S.Pd.,S.Sit.,M.Kes.

Mata Kuliah : Riset Keperawatan

RESUME
“RISET KEPERAWATAN”

DISUSUN OLEH :

RINA SRIANA. K
(19.01.083)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PANAKUKANG MAKASSAR
2020

RESUME MATERI I
“LOGIKA DASAR PENELITIAN”

A. Pengertian Logika
Logika berasal dari kata yunani kuno ( logos) berarti hasil pertimbangan akal pikiran
yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika : cabang filsafat sebagai
ilmu, disebut logic episteme atau pengetahaun yg memepelajari kecakapan untuk berpikir
secara luas. Logika merupakan suatu studi tentang metode-metode dan prinsip-prinsip yang
digunakan dalam membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat2 .
Logika tidak hanya menyangkut soal pengetahuan, tetapi juga terkait dengan kemampuan
dan keterampilan. Yang perlu diingat adalah bahwa tidak semua penalaran merupakan hasil
dari pemikiran namun tidak semua pemikiran adalah penalaran. Jadi, logika merupakan suatu
pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.

B. Dasar penelitian

Penelitian merupakan proses pemecahan suatu masalah dengan melakukan suatu


pendekatan dengan metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada secara 
sistematis. Hasil dari penelitian yang dilakukan nantinya adalah teori baru yang berkaitan
dengan masalah yang sedang dikaji atau kesimpulan dari dugaan-dugaan yang telah dibuat
sebelumnya.

Penelitian dapat pula diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang
dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Pengumpulan dan
analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif, eksperimental atau non eksperimental, interaktif atau non interaktif.

Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan


menguji teori. Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, 5 langkah
pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu:

1. Mengidentifikasi masalah penelitian


2. Melakukan studi empiris
3. Melakukan replikasi atau pengulangan
4. Melakukan (sintesis) dan mereviu
5. Menggunakan dan mengevaluasi.
Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu
pengetahuan.

1. Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru yang
belum pernah diketahui.
2. Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan adanya
keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
3. Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang telah ada.
Untuk Membantu memahami dasar-dasar umum yang dibutuhkan itu, berikut cara-cara
manusia mencari kebenaran:

1. Penemuan secara kebetulan


2. Melalui “Trial and Error”
3. Melalui otoritas dan kewibawaan
4. Pemecahan secara spekulasi
5. Dengan berfikir kritik atau berdasarkan pengalaman
6. Melalui penyelidikan ilmiah.
Penelitian memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Konsep
2. Variabel
3. Preposisi /Proposisi
4. hypotesis
5. Teori

RESUME MATERI II
“CARA KERJA TEHNIK KORELASI KOMPERATIF DAN TEKNIK
SURVEI KOHOR EKSPERIMEN”

A. Cara Kerja Tehnik Korelasi Komperatif


1. Cara kerja tekhnik korelasional
Tekhnik korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala.
a. Menentukan judul
b. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah asosiatif. Rumusan
masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih.
c. Menentukan kerangka teori
Pada kerangka teori penelitian korelasional menggunakan kerangka teori yang
bersifat fungsional. Dimana teori tersebut tampak suatu interaksi pengaruh antara data
dan perkiraan teoritis yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali yang mempengaruhi data.
d. Menentukan hipotesis
Hipotesis pada penelitian korelasional menggunakan hipotesis asosiatif. Hipotesis
asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang
menanyakan hubungan dua variabl atau lebih.
e. Cara analisis
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara
mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel
lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis
datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara vaiabel yang satu
dengan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah
analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor
terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi
biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel,
misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan
untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendiri-
sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat
digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien
korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi
variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Cara Kerja Tekhnik komparatif


Tekhnik komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih
sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau
dalam waktu yang berbeda.
a. Menentukan judul
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama
dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau
dalam waktu yang berbeda.
b. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah komparatif. Rumusan
masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau
waktu yang berbeda.
c. Menentukan kerangka teori
Pada kerangka teori penelitian komparatif menggunakan kerangka teoi yang
besifat deduktif. Dimana, kerangka tersebut memberikan keterangan yang dimulai
dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan
diterangkan.
d. Menentukan hipotesis
Hipotesis pada penelitian komparatif menggunakan hipotesis komparatif.
Hipotesis komparatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif, pada rumusan ini variabelnya sama tapi populasi atau sampelnya
yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
e. Cara analisis
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistik binomial dan
chi kuadrat satu sampel. Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik
statistik : run test. Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes
satu sampel.

B. Cara kerja Teknik Survei Kohor Eksperimen


1. Penelitian Survei
Rancangan penelitian survei hanya melihat perubahan pada variabel yang diamati,
tanpa memberikan perlakuan (kuasi eksperimen/eksperimen murni). Disain survei dapat
digunakan pada penelitian deskriptif maupun penelitian analitik.
a. Penelitian Survei Diskriptif
Survei deskriptif dilakukan pada sekelompok objek yang biasanya bertujuan
untuk melihat gambaran atau fenomena yang terjadi dalam suatu populasi tertentu.
Disain penelitian survei diskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan dan menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam
masyarakat. Langkah-langkah membuat survey diskriptif adalah sebagai berikut:

1) Memilih masalah yang diteliti


2) Merumuskan masalah, melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh
informasi penelitian sebagai dasar menyusun justifikasi masalah dan kerangka
konsep penelitian
3) Mengidentifikasi variable-variabel yang akan diamati atau dikumpulkan
4) Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data
5) Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi data
6) Menentukan teknik dan alat pengumpulan data yang akan digunakan
7) Melakukan pengolahan dan analisis data
8) Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian

b. Penelitian Survei Analitik


Survey analitik adalah penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi
antara fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek. Contoh faktor risiko
misalnya merokok, dan contoh faktor efek adalah kanker paru-paru.
2. Kohor
a. Pengertian
Penelitian kohort adalah penelitian yang digunakan untuk mempelajari hubungan
antara faktor risiko dengan efek. Asal kata kohort berasal dari bahasa
Romawi “cohort” yang berarti sekelompok tentara yang berbaris maju ke medan
perang. Model pendekatan yang digunakan dalam studi kohort adalah pendekatan
waktu secara longitudinal atau time – period approach.

Jenis – jenis penelitian kohort adalah sebagai berikut:


 Studi kohort prospektif denga kelompok pembanding internal
 Studi kohort prospektif dengan kelompok pembanding eksternal (studi kohort
ganda)
 Studi kohort retrospektif
 Case – cohort study
 Nested case – control study
b. Langkah – langkah pada studi kohort:
 Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
 Menetapkan kohort
 Memilih kelompok kontrol
 Menentukan variable penelitian
 Mengamati terjadinya efek
 Menganalisis hasil
 Menyimpulkan, membuat laporan penelitian dan mempublikasikannya
Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi subyek tanpa efek dan tanpa risiko.
Kemudian diikuti secara alamiah akan terpajan faktor risiko atau tidak. Risiko relative
dihitung dengan cara membandingkan insiden efek pada kelompok dengan risiko
dengan insiden pada kelompok tanpa risiko.

3. Eksperimen
Penelitian eksperimen atau percobaan/experimental research adalah penelitian yang
melakukan kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari perlakukan yang diberikan.8
Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan perlakukan / intervensi / percobaan
kemudian hasil / akibat dari intervensi tersebut dibandingkan dengan kelompok yang
tidak dikenakan perlakuan. Didunia kesehatan, penelitian eksperimen terdiri dari tiga
jenis yaitu : 8
 Praeksperimen / pre experimental design
 Eksperimen Murni / true experimental design
 Eksperimen Semu / quasi experimental designs
Dalam penelitian eksperimen dikenal istilah atau singkatan sebagai berikut:
R         : Randomisasi / Randomizations
0 1       : Pengukuran pertama
X         : Perlakuan / intervensi / percobaan / eksperimen
1 2     : Pengukuran kedua
a. Rancangan Praeksperimen
Terdiri dari :
 Posttest Only Design
Perlakukan (X) telah diberikan kemudian dilakukan pengukuran (observasi)
atau posttest (0 2). Selama tidak ada kelompok control, hasil 0 2 tidak mungkin
dibandingkan dengan yang lain. Rancangan ini sering juga disebut The one shot
case study.
 One Group Pretest Posttest Design
Rancangan eksperimen One Group Pretest Posttest juga tidak ada
kelompok pembanding, tetapi observasi dilakukan sebanyak dua kali, pada awal
dengan pretest dan di akhir dengan posttest untuk mengetahui ada tidaknya
perubahan setelah diberikan perlakuan.
Rancangan kelompok statis adalah rancangan yang telah diberi perlakukan
dan kemudian dilakukan pengukuran dan membandingkan dengan kelompok
pembanding. Kelompok eksperimen menerima intervensi (X) yang diikuti dengan
pengukuran kedua (0 2). Hasil observasi ini kemudian dikontrol dan dibandingkan
dengan hasil observasi pada kelompok/kontrol, yang tidak menerima program
atau intervensi.
b. Rancangan Eksperimen Sungguhan (True Experiment)
 Pengelompokan anggota kelompok control dan eksperimen dilakukan secara
random/acak.
 Lakukan pretest pada kedua kelompok tersebut
 Intervensi diberikan pada kelompok eksperimen
 Setelah waktu yang ditentukan, diberikan posttest
c. Rancangan Eksperimen Semu / Quasi Experimental Design
Disain ini tidak mempunyai pembataasn terhadap randomisasi, dan pada saat yang
sama dapat mengontrol ancaman – ancaman validitas. Disebut eksperimen semu
karena disain ini tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya, karena
variable – variable yang seharusnya dikontrol atau di manipulasi sulit dilakukan,
validitas penelitian menjadi kurang untuk disebut eksperimen yang sebenarnya.

RESUME MATERI III


“CARA KERJA MENENTUKAN RANDOM SAMPLING DAN NON
RANDOM SAMPLING SERTA MENENTUKAN SAMPEL DENGAN RUMUS
n=N/1+N(D2)”

A. Cara Kerja Menentukan Random Sampling


Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak.
Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode ini terbagi menjadi
beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain:
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random
Sampling. teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara
pengambilannya menggunakan nomor undian.
Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana.
Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi
sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat kedua
menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel
menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah Simple
Random Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat
mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya
jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang
dimaksud.
Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah
100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.
Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi
agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan
responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel
memenuhi kebutuhan penelitian.
 
2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis  (Systematic Random Sampling) 
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam
memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100
orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke
dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang
ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan
seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.
3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan
tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer
tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-
masing kelompok tersebut.
4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan  metode Cluster
Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang
berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan
ruang poli di RS A dan lain sebagainya.
5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih.
Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT

B. Cara Kerja Menentukan Non Random Sampling


1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan.
Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel.
Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan
tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang
menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari
kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami penyakit penyerta atau
gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes
mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai
antara lain:

a. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
b. Usia 18-59 tahun
c. Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:

a. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti


gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
b. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara
atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh
kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk
penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi,
misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil
sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis
kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven
Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat
reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan
kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat
menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel hingga
periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang
bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung.
Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung
yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh
peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah diketahui
sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup tinggi jika
menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian
yang memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau
penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi
tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah yang disebut sebagai Total Quota
Sampling.
5. Teknik Sampel Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua
anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.

C. Menentukan Sample Dengan Rumus n=N/1+N(D2)


Rumus Slovin :
N
n = 1+ N ¿ ¿
Keterangan :

N : besar populasi

n : besar sampel
d : tingkat kepercayaan atau ketepatan diinginkan dengan nilai 0,05

Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah :


N
n =
1+ N ¿ ¿
34
n=
1+ 34 ¿ ¿
34
n=
1+ 0,085
34
n=
1,085
n = 32

Anda mungkin juga menyukai