Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah : Keperawatan Luka

Dosen Pembimbing : Musmulyadi, S.Kp.,M.Kes

LEC ULCER

OLEH:

RINA SRIANA.K

19.01.083

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (KONVERSI)
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb.


Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Segala puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “LEG ULCER”. Dalam
kesempatan ini kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bimbingan, pengarahan, saran-saran, bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak dari awal hingga selesainya laporan ini. Maka dari itu dengan
segala kerendahan hati, pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini
disebabkan oleh beberapa kendala seperti waktu dan sumber bacaan yang kami
dapatkan. Untuk itu saran dan kritikan diharapkan guna kesempurnaan makalah
ini dan semoga dapat bermanfaat bagi semua yang berkempentingan khususnya
bagi saya.

Makassar, 23 Oktober 2020

PENULIS
A. PENGERTIAN LEG ULCER
Leg Ulcer adalah hilangnya/kerusakan kulit dari bawah lutut, pada
kaki yang tidak dapat sembuh dalam waktu 6 minggu.
Leg ulcer adalah kerusakan di kulit kaki bagian bawah yang
memerlukan waktu lebih dari 4-6 minggu untuk menyembuhkannya (HSE,
2009).
B. PENYEBAB LEG ULCER
Dapat timbul akibat tekanan pada bagian tubuh tertentu yang
menghambat aliran darah ke kulit. Faktor lain yang terkait adalah mobilitas
yang terbatas, yang dapat membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap
kerusakan serta mempermudah terjadinya ulkus dekubitus.
Ada tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya penyakit ini
yaitu :
1. Tekanan. Adanya tekanan yang terus-menerus pada bagian tubuh tertentu
dapat menghambat aliran darah ke jaringan tubuh di area tersebut. Aliran
darah penting untuk menghantarkan oksigen dan nutrisi lainnya ke suatu
jaringan. Tanpa nutrisi esensial tersebut, kulit dan jaringan di situ dapat
mengalami kerusakan. Pada orang dengan mobilitas terbatas, tekanan
tersebut umumnya terjadi pada area yang tidak memiliki lapisan otot atau
lemak yang padat, seperti tulang belakang, tulang ekor, punggung,
pinggul, tumit, dan siku.
2. Friksi. Gesekan atau friksi dapat terjadi apabila kulit bersentuhan terus-
menerus dengan pakaian atau seprai. Hal ini dapat membuat kulit lebih
rentan terhadap kerusakan, terutama bila kulit juga dalam kondisi lembap.
3. Pengelupasan. Dapat terjadi apabila dua permukaan bergerak ke arah yang
berlawanan. Misalnya, saat tempat tidur diangkat pada bagian kepala,
seseorang dapat terperosok ke bawah. Saat tulang ekor bergerak ke bawah,
kulit dapat tetap melekat pada kasur, yang membuat terjadinya
pengelupasan.
C. Klasifikasi Leg Ulcer
1. Pengkajian
Pada pengkajian leg ulcer dilakukan pemeriksaan terkait status vaskuler,
tanda iskemik, melihat pada kulit bagian kaki dan jari-jari (apakah pucat,
kulit tampak mengkilat, atrofi dan pada umumnya ada luka pada bagian
superficial). Kemudian lihat adanya maserasi, fisura, kalus, area yang
tertekan, dan deformitas.
2. Klasifikasi Leg Ulcer
a. Venus leg ulcer
Sistem vena dari tungkai bawah, terdiri dari vena dalam, vena
superfisial dan perforasi pembuluh darah. Mereka bertanggung jawab
untuk pengembalian darah vena dari tungkai kembali ke jantung dan
paru-paru. Pengangkutan darah keatas melawan gravitasi adalah
dipaksa oleh fungsi pompa vena dan katup satu arah di pembuluh darah
mencegah darah dari refluks. Inkompetensi katup menyebabkan
membalikkan aliran darah, hipertensi vena dan edema yang akhirnya
dapat menyebabkan ulserasi pada kaki. Dari pasien yang didiagnosis
dengan insufisiensi vena, hanya 1-3% menyebabkan ulkus kaki
(Moffatt, Martin & Smithdale, 2007). Beberapa teori telah mencoba
untuk menjelaskan bagaimana ini terjadi tetapi faktor penyebab
langsung masih belum diketahui. Ulkus vena adalah ulkus lembab
biasanya dangkal, terletak di gaiter kaki. Kaki sering edema dan varises
dapat terlihat. Gejala pada kulit, seperti eksim, pergelangan kaki suar,
lipodermatosclerosis, hiperpigmentasi dan atrophie blanche, merupakan
ciri khas untuk ulkus kaki vena (Moffatt et al, 2007).

b. Urteri Ulcer
Penyakit arteri perifer disebabkan oleh aterosklerosis yang
mengarah kepenyempitan atau sumbatan arteri pada tungkai bawah,
menyebabkan hilangnya oksigen dan pasokan nutrisi dan akhirnya
kematian sel dan jaringan (Kite & Powell, 2007). Hipertensi,
hiperglikemia, hiperlipidemia dan merokok predisposisi faktor
aterosklerosis. Ulkus arteri terjadi di atas tonjolan tulang dari tungkai
bawah dan sering diprakarsai oleh trauma kecelakaan atau tekanan atau
gesekan dari berjalan. Daerah ulkus biasanya bahkan luka dalam,
dengan luka kering nekrotik. Kulit di sekitarnya mengkilap, kencang,
tipis dan berbulu. Kaki dingin dan pucat saat kaki terangkat, merah atau
ungu saat menggantung. Kapiler mengisi tertunda dan denyut perifer
lemah atau tidak ada. Pada penyakit arteri jaringan gangren mungkin
hadir (Kite & Powell, 2007)

c. Diabetic Foot Ulcer


Hal ini penting untuk mendiagnosa secara benar diabetic ulcer
adalah dua sindrom utama pada diabetic ulcer. Kedua jenis ulkus diabetes
terdiri dari ulkus neuropati, dimana penyebab utama adalah neuropati
perifer dengan suplai darah arteri penuh, dan bisul neuroischaemic, di
mana iskemia disebabkan oleh darah arteri terganggu pasokan selain
neuropati adalah penyebab yang mendasari (Edmonds, 2007).

D. Pencegahan
1. Kontrol gula darah secara teratur
2. Kontrol tekanan darah
3. Diet
4. Aktifitas yang teratur
5. Teratur mengecek kaki
6. Mengenal resiko tinggi pada masalah kaki
7. Pendidikan khusus perawatan kaki bagi penderita diabetes.

E. Terapi Kompresi
Terapi kompressi dengan menggunakan pembalut elastik atau stoking
kompresi sangat penting. ada dua fase penggunaan kompressi. Pada fase satu
yaitu fase dekompressi bertujuan untuk penanganan tukak aktif dan
mengurangi edema tungkai. Pada fase ini digunakan :
 Inelastic compression bandage
 multilapis elastic bandage
 

 menggunakan pneumatic compression boots


Pada fase kedua yaitu fase pemeliharaan digunakan stocking
compression untuk mencegah kekambuhan tukak. Pemakaian stoking ini
dianjurkan seumur hidup untuk mencegah kekambuhan

F. PERAWATAN KAKI
Seseorang yang memiliki aliran darah yang buruk ke kaki, hendaknya
melakukan beberapa tindakan pencegahan berikut:
1. Setiap hari memeriksa kaki apakah terdapat retakan, luka terbuka, kutil
atau kapalan.
2. Setiap hari mencuci kaki dengan air hangat dan sabun yang ringan, lalu
mengeringkannya.
3. Untuk kulit yang kering, gunakan pelumas (misalnya lanolin).
4. Untuk menjaga agar kaki tetap kering, gunakan bedak bubuk yang tidak
mengandung obat.
5. Guntinglah selalu kuku-kuku ibu jari, tetapi jangan terlalu pendek.
6. Obati kutil dan kapalan.
7. Jangan menggunakan bahan kimia yang lengket maupun yang terlalu
keras.
8. Gantilah kaos kaki atau stoking setiap hari.
9. Jangan menggunakan stoking yang ujungnya terlalu ketat.
10. Untuk menjaga agar kaki tetap hangat, gunakanlah kaos kaki wol yang
longgar.
11. Jangan gunakan botol air panas atau bantalan pemanas.
12. Gunakan sepatu yang nyaman dan memiliki ruang yang cukup untuk jari-
jari kaki.
13. Jika kaki memiliki kelainan bentuk, gunakanlah sepatu khusus.
14. Jangan menggunakan sepatu terbuka atau berjalan tanpa alas kaki.

Anda mungkin juga menyukai