SOLUSIO PLASENTA
DISUSUN OLEH
Kelompok 5 :
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
14 Oktober 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
3. Untuk mengetahui dan memahami patologi dan etiologi dari solusio
plasenta.
4. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari solusio plasenta.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Solusio Plasenta
3
C. Etiologi Solusio Plasenta
Sebab primer Solutio Plasenta belum jelas, tapi diduga bahwa hal-hal
tersebut dapat disebabkan karena:
a. Hipertensi dalam kehamilan (penyakit hipertensi menahun, preeklamsia,
eklamsia).
b. Multiparitas, umur ibu yang tua.
c. Tali pusat pendek.
d. Hidramnion.
e. Tekanan pada vena cava inferior.
f. Defisiensi gizi, defisiensi asam folat.
Disamping itu ada pengaruh:
a. Umur lanjut
b. Multi Paritas
c. Defisiensi gizi
d. Merokok
e. Konsumsi alkohol
f. Penyalahgunaan kokain
D. Patofisiologi Solusio Plasenta
4
memisah dengan cepat meluas dan mencapai tepi plasenta. Karena masih
teregang oleh hasil konsepsi, uterus tidak dapat berkontraksi untuk menjepit
pembuluh darah yang robek yang memperdarahi tempat implantasi plasenta.
Darah yang keluar dapat memisahkan selaput ketuban dari dinding uterus dan
akhirnya muncul sebagai perdarahan eksternal, atau mungkin tetap tertahan
dalam uterus.
E. Manifestasi Klinik Solusio plasenta
1. Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang terus menerus,
wama darah merah kehitaman.
2. Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang
(wooden uterus).
3. Palpasi janin sulit karena rahim keras
4. Fundus uteri makin lama makin naik
5. Auskultasi DJJ sering negative
6. Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik)
7. Pasien kelihatan pucat, gelisah dan kesakitan
F. Komplikasi Solusio Plasenta
Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya
plasenta yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta
berlangsung. Komplikasi yang dapat terjadi :
1. Syok perdarahan
5
kelainan pada pembekuan darah.
2. Gagal ginjal
6
2. Aktif
Pelahiran janin secara cepat yang hidup hampir selalu berarti seksio
caesaria. Seksio sesaria kadang membahayakan ibu karena ia mengalami
hipovolemia berat. Apabila terlepasnya plasenta sedemikian parahnya
sehingga menyebabkan janin meninggal lebih dianjurkan persalinan
pervaginam kecuali apabila perdarahannya sedemikian deras sehingga tidak
dapat di atasi bahkan dengan penggantian darah secara agresif.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya sebelum janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta,
accidental haemorage. Beberapa jenis perdarahan akibat solusio plasenta
biasanya merembes diantara selaput ketuban dan uterus dan kemudian lolos
keluar menyebabkan perdarahan eksternal. Yang lebih jarang, darah tidak
keluar dari tubuh tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dan uterus
serta menyebabkan perdarahan yang tersembunyi.
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada
plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar
melalui vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan yang
berlangsung internal yang sangat banyak. Pemandangan yang menipu inilah
sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan
yang demikian seringkali perkiraan jumlah darah yang telah keluar sukar
diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok.
Solusio plasenta di awali perdarahan kedalam desidua basalis. Desidua
kemudian terpisah, meninggalkan satu lapisan tipis yang melekat ke
endometrium. Akibatnya, proses ini pada tahapnya yang paling awal
memperlihatkan pembentukan hematom desidua yang menyebabkan pemisahan,
penekanan, dan akhirnya destruksi plasenta yang ada di dekatnya. Pada tahap awal
mungkin belum ada gejala klinis. Pada beberapa kasus, arteri spiralis desidua
mengalami rupture sehingga menyebabkan hematom retroplasenta, yang sewaktu
membesar semakin banyak pembuluh darah dan plasenta yang terlepas. Bagian
plasenta yang memisah dengan cepat meluas dan mencapai tepi plasenta. Karena
masih teregang oleh hasil konsepsi, uterus tidak dapat berkontraksi untuk
menjepit pembuluh darah yang robek yang memperdarahi tempat implantasi
8
plasenta. Darah yang keluar dapat memisahkan selaput ketuban dari dinding
uterus dan akhirnya muncul sebagai perdarahan eksternal, atau mungkin tetap
tertahan dalam uterus.
9
BAB IV
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN
KASUS SOLUSIO PLASENTA
A. Pengkajian
Biodata: Nama, Jenis kelamin, Umur, Pendidikan, Alamat, Riwayat
persalinan,Status perkawinan.
Pengkajian Cepat
AVPU
A : Kesadaran pasien
V : Verbal stimulus
P : Stimuluis nyeri
U : Unresponsive
SAMPLE
S : perdarahan berulang, nyeri, Rahim keras seperti papan dan nyeri
tekan karena isi rahim bertambah dengan dorongan yang berkumpul
dibelakang plasenta, sehingga rahim tegang.
10
Circulation : conjungtiva anemis, acral dingin, Hb turun, muka pucat &
lemas, nadi meningkat/ > 100x/menit.
Disability
Penilaian GCS : Kesadaran komposmentis (GCS 15)
Exposure
Merintih kesakitan, nyeri.
2. Secondary Survey
a. Keadaan umum
Kesadaran : composmetis s/d coma
Postur tubuh : biasanya gemuk
Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa
Raut wajah : biasanya pucat
b. Tanda-tanda vital
TD: normal sampai turun (syok)
Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)
Suhu : normal / meningkat (> 37ºC)
RR : normal / meningkat (> 24x/menit)
c. Pemeriksaan cepalo caudal
Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah mengelupas
Rambut: biasanya rontok / tidak rontok.
Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma
Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung
Mata : conjunctiva anemis
C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai
dengan conjungtiva anemis, acral dingin, Hb turun, muka pucat & lemas.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus di
tandai terjadi distress/pengerasan uterus, nyeri tekan uterus.
11
3. Resiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan perfusi darah
ke plasenta berkurang.
4. Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan.
D. Intervensi
12
lemas. darah bila komponen darah
Hb rendah yang hilang akibat
perdarahan
1.
1.
13
sejuk, dll).
5. Kolaborasi
memberikan
sedatif
sesuai dosis.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/presentation/361133357/Asuhan-Keperawatan-Gawat-
Darurat-Pada-Solusio-Plasenta