Anda di halaman 1dari 6

POLITEKNIK SOP

KESEHATAN
DEPKES KALTIM RJP PADA IBU HAMIL

No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur


Dokumen
Jl. W. Monginsidi 1/6 Poltekkes Depkes Kaltim
No. 38 Samarinda

1. Aktivasi Aliran Darah


2. Maksimalisasi Oxygen
1 Tujuan
3. Return of Spontanious Circulation
4. Minimalisir Kerusakan Neurologis
Ruang Indikasi : Ibu hamil yang mengalami henti napas dan henti jantung.
2
Lingkup Kontra indikasi : Tidak Ada
Edukia. 2013. Materi Pembelajaran Kesehatan Ibu dan Anak. World Health
3 Acuan
Organization Country Office for Indonesia.
Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan kepada
korban yang mengalami henti napas dan henti jantung. Keadaan ini bisa
4 Definisi
disebabkan karena korban mengalami serangan jantung (heart attack), tenggelam,
tersengat arus listrik, keracunan, kecelakaan, dan lain-lain.
5 Prosedur KOMPONEN Ya Tdk
Fase Orientasi
a. Salam terapetiuk
b. Evaluasi/validasi kondisi pasien
c. Kontrak : topik, waktu/tempat

Fase kerja
Persiapan Alat
1. Bantal
2. Sarung tangan bersih
3. Balon sungkup
4. Kain
5. Kassa
6. Kanul intravena

Persiapan pasien
1. Mengkaji pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan

Cara Kerja
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya.
2. Perkenalkan diri perawat.
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
4. Beri kesempatan klien bertanya.
5. Cuci tangan.
6. Pakai sarung tangan bersih.
7. Periksa kesadaran ibu dengan memanggil atau menggoyang-
goyangkan tubuh ibu. Bila ibu tidak sadar, lakukan langkah-
langkah selanjutnya.
8. Panggil bantuan tenaga kesehatan lain dan bekerjalah dalam
tim.
9. Khusus untuk ibu dengan usia kehamilan >20 minggu (uterus
di atas umbilikus), miringkan ibu dalam posisi berbaring ke
sisi kiri dengan sudut 15-30° atau bila tidak memungkinkan,
dorong uterus ke sisi kiri.

10. Bebaskan jalan napas. Tengadahkan


kepala ibu ke belakang (head tilt) dan angkat dagu (chin lift).
Bersihkan benda asing di jalan napas.
11. Bila ada sumbatan benda padat di jalan napas, sapu keluar
dengan jari atau lakukan dorongan pada dada di bagian
tengah sternum (chest thrust). Hindari menekan prosesus
xifoideus!

12. Sambil menjaga terbukanya jalan napas, “lihat – dengar –


rasakan” napas ibu (lakukan cepat, kurang dari 10 detik)
dengan cara mendekatkan kepala penolong ke wajah ibu.
Lihat pergerakan dada, dengar suara napas, dan rasakan
aliran udara dari hidung/mulut ibu.
Jika ibu bernapas normal,
pertahankan posisi, berikan
oksigen sebagai tindakan
suportif. Lanjutkan pemantauan
untuk memastikan ibu tetap
bernapas normal.
13. Jika ibu tidak bernapas atau bernapas tidak normal, periksa
pulsasi arteri karotis dengan cepat (tidak lebih dari 10 detik).

14. Bila nadi teraba namun ibu tidak bernapas atau megap-megap
(gasping), berikan bantuan napas (ventilasi) menggunakan
balon-sungkup atau melalui mulut ke mulut dengan
menggunakan alas (seperti kain, kasa) sebanyak satu kali
setiap 5-6 detik. Pastikan volume napas buatan cukup
sehingga pengembangan dada terlihat. Cek nadi arteri karotis
tiap 2 menit.

15. Bila nadi tidak teraba, segera lakukan resusitasi


kardiopulmoner.
a. Resusitasi kardiopulmoner pada ibu dengan usia
kehamilan >20 minggu dilakukan dalam posisi ibu
miring ke kiri sebesar 15-300.
b. Penekanan dada dilakukan di pertengahan sternum.
Kompresi dilakukan dengan cepat dan mantap, menekan
sternum sedalam 5 cm dengan kecepatan 100-
120x/menit.
c. Setelah 30 kompresi, buka kembali jalan napas lalu
berikan 2 kali ventilasi menggunakan balonsungkup atau
melalui mulut ke mulut dengan alas. Tiap ventilasi
diberikan dalam waktu 1 detik. Berikan ventilasi yang
cukup sehingga pengembangan dada terlihat.
d. Kemudian lanjutkan kompresi dada dan ventilasi dengan
perbandingan 30:2

e. Pasang kanul intravena (2 jalur


bila mungkin) menggunakan
jarum ukuran besar (no. 16 atau 18 atau ukuran terbesar
yang tersedia) dan berikan cairan sesuai kondisi ibu.
16. Tindakan resusitasi kardiopulmoner diteruskan hingga:
a. Tim yang lebih terlatih untuk menangani henti nafas dan
henti jantung telah datang dan mengambil alih tindakan,
ATAU
b. Tidak didapatkannya respon setelah 30 menit, ATAU
c. Penolong kelelahan, ATAU
d. Ibu menunjukkan tanda-tanda kembalinya kesadaran,
misalnya batuk, membuka mata, berbicara atau bergerak
secara sadar DAN mulai bernapas normal. Pada keadaan
tersebut, lanjutkan tatalaksana dengan:
1) Berikan oksigen
2) Pasang kanul intravena (bila sebelumnya tidak
berhasil dilakukan) dan berikan cairan sesuai kondisi
ibu
3) Lanjutkan pemantauan untuk memastikan ibu tetap
bernapas
normal.
17. Setelah masalah jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
teratasi, pikirkan dan evaluasi kemungkinan penyebab
hilangnya kesadaran ibu, di antaranya:
a. Perdarahan hebat (paling sering)
b. Penyakit tromboemboli
c. Penyakit jantung
d. Sepsis
e. Keracunan obat (contoh: magnesium sulfat, anestesi
lokal)
f. Eklampsia
g. Perdarahan intracranial
h. Anafilaktik
i. Gangguan metabolik/elektrolit (contoh: hipoglikemia.
j. Hipoksia karena gangguan jalan napas dan/atau penyakit
paru.
18. Lakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya USG abdomen
untuk melihat perdarahan intraabdomen tersembunyi.
19. Atasi penyebab penurunan kesadaran atau rujuk bila fasilitas
tidak memungkinkan.
20. Rapikan peralatan.
21. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
22. Dokumentasikan.

Fase terminasi
1. Evaluasi respon klien :
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluai subjektif
2. Tindak lanjut klien
3. Kontrak : topik/ waktu/ tempat

Sikap :
1. Bekerja dengan hati-hati
2. Sabar dan tidak tergesa-gesa
3. Bersikap sopan dan ramah

Catatan :

Anda mungkin juga menyukai