Anda di halaman 1dari 9

KEBIJAKAN DAN HUKUM

KESELAMATAN KERJA
Kelompok 6 :
Chindy Oktavinita
Dwiki Istanto
Fuji Mahmudah
Isti Khomatul Masita
Yusva Maharani
Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)

Undang-Undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk


menghadapi resiko kerja yang dihadapi yang ditimbulkan pekerjaan.
Para pemberi kerja yang lalai atas tanggung jawab dalam melindungi pekerja yang
mengakibatkan kecelakaan kerja akan mendapat hukuman yang setimpal yang sesuai
dengan Undang-undang ketenagakerjaan. Yang tertara pada undang-undang nomor 1
tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi para pekerja
pada segala lingkungan kerja baik di darat, dalam tanah, permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Menurut Ridley John (2003:68), Hukum-hukum kesehatan dan keselamatan
kerja muncul untuk untuk melindungi para pekerja dari bahaya yang
ditimbulkan oleh perkembangan teknologi. Hukum-hukum kesehatan dan
keselamatan kerja terdahulu, Faktories Act 1961 (FA) dan Offices, Shopsand
Railway Premises Act1963 (OSRP).
Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu sebagai berikut:
1.Norma Keselamatan Kerja.
2.Norma Kesehatan Kerja.
3.Norma Kerja Nyata.
Aspek Hukum Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ketentuan perundangan yang memiliki
landasan hukum yang wajib dipatuhi semua pihak, baik pekerja, pengusaha atau pihak
terkait lainnya. Di Indonesia banyak peraturan perundangan yang menyangkut
keselamatan dan kesehatan kerja, beberapa di antaranya:
1. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

2. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

3. Undang-Undang N0.8 Tahun 1998 Tentang Perlindungan Konsumen

4. Undang-Undang No. 19 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstribusi

5. Undang-Undang No. 22 Tentang MIGAS

6. Undang-Undang N0. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung


Konvensi ILO

ILO adalah badan global yang bertanggungjawab untuk menyusun dan mengawasi standar-
standar ketenagakerjaan internasional. Bekerjasama dengan 181 negara anggotanya, ILO
berupaya memastikan bahwa standar-standar ketenagak-erjaan ini dihormati baik secara
prinsip maupun praktiknya.
ILO membuat suatu konvensi, di mena konvensi ini kan dilakukan oleh anggotanya. Konvensi
ILO merupakan perjanjian-perjanjian internasional, tunduk pada ratifiksi negara-negara
anggotanya. Indonesia merupakan negara pertama di Asian ke-lima di dunia yang telah
meratifikasi seluruh nvensipokok ILO.Sejak menjadi anggota tahun 1950, Indonesia telah
meratifikasi 17 konvensi
Terdapat beberapa konvesi dan rekomendasi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja diantaranya :
1.K-121 Konvensi Jaminan Kecelakaan Kerja, 1964 [Daftar I diubah pada tahun 1980]
2.R-121 Rekomendasi Jaminan Kecelakaan Kerja, 1964
3.K-155 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981
4.K-176 Konvensi Keselamatan dan Kesehatan di Tambang, 1995
5.K-187 Konvensi mengenai Kerangka Promosional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 2006
6.R-194 Rekomendasi mengenai Daftar Penyakit Akibat Kerja dan Rekaman serta Notifikasi Kecelakaan dan
Penyakit Akibat Kerja (Revisi 2010)
7.R-200 Naskah Rekomendasi tentang HIV dan AIDS dan Dunia Kerja
8.R-202 Naskah Rekomendasi mengenai landasan nasional untuk perlindungan sosial
• Semua pekerja di Indonesia wajib menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Baik mereka
bekerja di sektor formal maupun non formal. Buat yang bekerja di sektor formal, Pihak
perusahaan harus mendaftarkan pegawai mereka untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan
dan juga menanggung sejumlah iuran BPJS ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Saat ini program BPJS Ketenagakerjaan, yaitu :


1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
2. Jaminan Kematian (JK)
3. Sektor Jasa Konstruksi
4. Jaminan Pensiun
Tugas dari BPJS Ketenagakerjaan antara lain :

1.Melakukan dan/atau menerima pendaftaran Peserta;

2.Memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja;

3.Menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah;

4.Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan Peserta;

5.Mengumpulkan dan mengelola data Peserta program Jaminan Sosial;

6.Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program Jaminan Sosial.

7.Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan Sosial kepada Peserta dan masyarakat.
Program jaminan sosial tenaga kerja tersebut wajib dilakukan oleh setiap
perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan kerja didalam hubungan kerja
sesuai dengan undang-undang (pasal 4 ayat 1). program jaminan sosial tenaga
kerja ruang lingkup program jaminan sosial tenagakerja dalam undang-undang
ini meliputi :
a. Jaminan tenaga kerja, jaminan kematian, jaminanhari tua
jaminan pemeliharaan kesehatan (Pasal 6 ayat 1).

Anda mungkin juga menyukai