ACARA IV
IDENTIFIKASI PROTEIN
DISUSUN OLEH :
INTAN FATIYAH
J1A018060
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi sifat kimia protein melalui reaksi pengendapan dan reaksi perubahan warna.
2. Waktu Praktikum
Selasa, 30 April 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Protein adalah biomolekul yang paling banyak dan paling bervariasi didalam sel. Protein
dirutunkan dari gen, dimana setiap protein disandikan oleh gen khusus sehingga perubahan pada
struktur gen dan regulasi ekspresinya akan mempengaruhi bentuk dan fungsi protein yang
dihasilkan (Thenawidjaja, dkk., 2017)
Protein merupakan pelipeptida berbobot molekul tinggi dari asam L-aminoyang disintesis
oleh sel hidup. Protein memainkan peran yang sentral dalam system biologi. Meskipun informasi
evolusi dan organisasi biologi terkandung daklam DNA, tetapi proses kimia dan biokimia yang
memelihara kehidupan sel/organisme dilakukan secara ekslusif oleh enzim. Setiap enzim
mengkatalisis reaksi biologi yang sangat spesifik ( Awwaly, 2017)
Protein berfungsi memindahkan bebagai senyawamelalui aliran darah dan melintasi
membran. Protein merupakan komponen yang memungkinkan otot berkontraksi, sehingga dapat
terjadi gerakan. Dalam bentuk antibodidan komponen lain dalam system kekebalan, protein
melindungi kita dari infeksi oleh organisme asing. Dan juga mencegah kehilangan darah dengan
membentuk serangkaian proses yang di akhiri dengan pembentukan bekuan darah (Marks, dkk.,
1996)
Sebagai salah satu dari bahan pangan asal ternak, keberadaan telur untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat tidak dapat diabaikan. Telur memiliki sifat yang mudah rusak karena
kandungan gizi didalamnya sehingga merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Untuk itu perlu dilakukan pengawetan serta penanganan sehingga dapat
memperpanjang umur simpan dengan kualitas yang lebih baik (Novia, dkk., 2017)
Sumber protein tersebut ada berbagai macam. Untuk mengetahui bahwa suatu bahan
makanan itu mengandung protein bisa dilakukan suatu analisis. Adapun analisis yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan uji biuret, pengendapan protein dengan alcohol dan
denaturasi protein. Jika suatu makanan mengandung protein maka kesemua uji ini akan positif
ditandai dengan terbentuknya larutan yang berwarna ungu jika diuji dengan biuret, terbentuknya
endapan putih pada uji pengendapandengan logam berat, pengendapan dengan garam,
prngrndapan dengan alcohol, uji koagulasi dan pada denaturasi protein ( awan, 2012)
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O (C))
b. Larutan a-naftol (pereaksi Molisch 10%)
c. Larutan Tembaga (II) Sulfat (CuSO4) 1%
d. Larutan formaldehid encer (CH2O)
e. Larutan Asam Sulfat (H2SO4) pekat
f. Larutan Asam Nitrat (HNO3) pekat
g. Larutan Natrium Nitrit (NaNO2) 1%
h. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 40%
i. Larutan Amonia (NH3)
j. Larutan Pb asetat (Pb(CH3COOH)2)
k. Larutan putih telur
l. Larutan Seng Sulfat (ZnSO4) encer
m. Reagen merkuri sulfat (HgSO4 1% dilarutkan dalam H2SO4 10%)
n. Asam asetat glasial (aq)
D. SKEMA KERJA
Uji Protein dengan Pengendapan
1. Pengendapan oleh Logam Berat
Larutan protein encer
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
+ 1 tetes larutan ZnSO4 encer hingga tidak terbentuk endapan putih
Perhatikan dan catat semua perubahan yang terjadi
Hasil
Hasil
4. Reaksi Xanthoprotein (untuk asam amino dengan cincin benzena)
3 mL larutan protein
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
+ 1 mL larutan HNO3 pekat
Dipanaskan dengan penangas air mendidih
Dinginkan tabung reaksi
+ larutan NH3
Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
Hasil
5. Reaksi Sulfur
1 mL larutan protein
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
+ 1 mL larutan NaOH 40%
Dipanaskan selama 1 menit
+ 1 tetes larutan Pb asetat
Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
Hasil
6. Reaksi Molisch
1 mL larutan protein
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
+ 2 mL larutan a-naftol (pereaksi Molisch)
Dikocok
+ 1 mL larutan H2SO4 pekat
Dimiringkan dan kocok
Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Protein dengan Pengendapan
a. Pengendapan oleh Logam Berat
b. Reaksi millon-nasse
c. Reaksi Hopskin-Cole
d. Reaksi Xanthoprotein
f. Reaksi Molisch
F. ANALISIS DATA
b. Menggunakan Asam
H
H
N+ O
H
H H
CH + H+
H N+ O
R O H
CH C
OH
R
a. Reaksi Biuret
COOH COOH COOH
CH R
R CH R CH
H N N H
H N
C C O
O C O
Cu2+
+ CN R
R CN Cu2+ R CN
N H
H N H N
C O
C O C
O
CH CH R
R CH R
NH2 NH2
NH2
COO- COO-
H3N+ C H + -
OH H 2N C H + H2O
R
R
(Larut)
2NaOH + CuSO4 NO2SO4 + Cu(OH)2 ungu
Proses penguraiannya :
b. Reaksi Millon-Nasse
O O OH
OH
NH2 NH2
OH OH O
tyrosin tyrosin temitrasi (merah)
c. Reaksi Hopkins-Cole
COOH CHO
serbuk
COOH Mg COOH
O
OH
CHO
OH +
COO-
NH
NH2 NH2
CH3
tryptophan
cincin ungu
d. Reaksi Xanthoprotein
OH OH
NH2 NH2
Na
O
O
O
O OH
2 Na-S OH + Pb(CH3COO)2 2PbS + 2
NH2 NH2
f. Reaksi Molisch
HO
O H2O +
HO HO O
O
-3 OH2
HO OH OH
OH
OH
H3O+
HO O + 2 HO
O OH2 O
alfa naftol
5-(hidroksimetil)f urf ural
OH
OH+
[O] H3O+
HO
-H+ -2 e- O
OH
G. PEMBAHASAN
Protein adalah polimer panjang yang tersusun atas asam-asam amino, yang seringkali
disebut sebagai “residu” (terutama selama degradasi protein untuk memastikan sekuens-sekuens
asam aminonya) yang terikat secara kovalen oleh ikatan-ikatan peptida. Semua asam amino yang
terionisasi secara biologis dengan sempurna, kecuali prolin memiliki struktur umum.
Pada pengendapan oleh logam berat, ketika larutan putih telur ditambahkan ZnSO4
encer hingga tidak terbentuk endapan putih larutan menjadi warna putih pekat dan terdapat
sedikit endapan. Penambahan larutan ZnSO4 ini untuk penetralan muatan, yang mana ZnSO 4
bermuatan negatif dan adanya ion positif dari logam berat sehingga terjadi penetralan yang
mengakibatkan adanya endapan apabila protein berada pada daerah alkalis terhadap titik
isoelektriknya.
Pada pengendapan oleh Asam, ketika larutan HNO 3 pekat ditambahkan larutan putih
telur larutan menjadi berwarna putih dan terdapat endapan. Penambahan HNO 3 ini untuk
memecah protein membentuk derivat nitro karena HNO3 bersifat eksoterm dan akan mengendap
berwarna putih. Sedangkan ketika larutan putih telur ditambahkan asam asetat glasial dan
dipanaskan selama 5 menit larutan menjadi berwarna putih dan terdapat endapan. Penambah
asam asetat glasial ini untuk mengendapkan larutan protein.
Pada reaksi Biuret, reaksi ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida dalam
larutan. Ketika larutan putih telur ditambahkan larutan NaOH 40% larutan menjadi berwarna
putih keruh dan terdapat gel putih di tengah. Penambahan larutan NaOH bertujuan untuk
menaikkan pH larutan sehingga larutan putih telur berada dalam basa kuat. Setelah ditambahkan
larutan CuSO4 1% larutan menjadi berwarna ungu dan terdapat endapan ungu diatas. Penambahan
larutan CuSO4 ini untuk mengikat N yang terdapat pada peptida dengan larutan basa kuat
sehingga membentuk Cuprisodium Biuret yang berwarna ungu.
Pada reaksi Millon-Nasse, reaksi ini bertujuan untuk mengetahui adanya asam amino
tirosin dalam larutan. Ketika larutan putih telur ditambahkan reagen merkuri sulfat tidak terjadi
perubahan pada larutan tetapi setelah dipanaskan larutan menjadi berwarna putih kental.
Penambahan larutan reagen merkuri sulfat ini untuk mengentalkan atau mengendapkan protein
setelah dipanaskan. Lalu pada saat ditambahkan larutan NaNO2 1% larutan menjadi berwarna
kuning bening tetapi setelah dipanaskan larutan menjadi berwarna coklat muda.
Pada reaksi Hopskins-Cole, reaksi ini bertujuan untuk mengetahui adanya asam
triptophan pada larutan. Ketika larutan putih telur ditambahkan larutan formaldehid encer tidak
terjadi perubahan, tetapi setelah ditambahkan reagen merkuri sulfat terdapat sedikit endapan
putih pada larutan. Setelah ditambahkan larutan H2SO4 pekat larutan menjadi berwarna ungu dan
terdapat endapan. Kemudian dikocok kembali warnamya tetap dan endapannya hilang.
Pada reaksi Xanthoprotein, reaksi ini bertujuan untuk mengetahui asam amino aromatik
(tirosin, triptophan, dan fenilalanin). Ketika larutan putih telur ditambahkan larutan HNO3 pekat
larutan menjadi kuning bening setelah pemanasan tidak terjadi perubahan. Penambahan larutan
HNO3 ini untuk mengendapkan protein. Lalu pada saat ditambahkan larutan NH 3 larutan menjadi
berwarna kuning dan terdapat gumpalan.
Pada reaksi Uji Sulfur, reaksi ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan sulfur
pada larutan. Ketika larutan putih telur ditambahkan larutan NaOH 40% tidak ada perubahan
pada larutan tetapi setelah dimasak selama 1 menit larutan menjadi berwarna kuning.
Penambahan larutan NaOH ini untuk memberikan suasana asam pada larutan putih telur. Setelah
ditambahkan larutan Pb asetat larutan menjadi berwarna coklat. Penambahan larutan Pb asetat
bertujuan untuk mengikat sulfur yang ada didalam larutan sehingga menyebabkan perubahan
warna menjadi coklat.
Pada reaksi Molisch, reaksi ini bertujuan mengetahui adanya gugus karbohidrat dalam
larutan, Ketika larutan putih protein ditambahkan larutan a-naftol larutan tetap berwarna bening
tetapi setelah dikocok larutan memiliki 2 warna yang terpisah yakni larutan berwarna putih dan
kuning bening. Penambahan larutan a-naftol ini sebagai indikator warna. Setelah ditambahkan
larutan H2SO4 pekat dan dimiringkan lalu dikocok warna larutan menyatu menjadi berwarna
coklat dan tidak terpisah. Penambahan larutan H 2SO4 bertujuan untuk menurunkan pH, sehingga
larutan protein dalam suasana asam.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan sifat kimia protein dapat di identifikasi
melalui reaksi pengendapan dan reaksi perubahan warna. Pada uji protein dengan pengendapan
dapat dilakukan dengan reaksi pengendapan oleh logam berat yang ditandai dengan larutan yang
berwarna putih pekat dan terdapat endapan, sedangkan pengendapan oleh asam yang dapat
dilakukan menggunakan larutan HNO3 pekat yang ditandai dengan larutan yang berwarna putih
dan terdapat endapan dan pada asam asetat glasial yang ditandai dengan larutan yang berwarna
putih dan terdapat endapan. Pada uji warna protein dapat dilakukan dengan reaksi Biuret untuk
mengetahui adanya ikatan peptida yang ditandai dengan larutan berwarna ungu diatas, reaksi
Millon-Nasse untuk mengetahui adanya asam amino tirosin yang ditandai dengan larutan yang
berwarna coklat, reaksi Hopskins-Cole untuk mengetahui adanya asam amino triptophan yang
ditandai dengan larutan yang berwarna ungu, reaksi Xanthoprotein untuk mengetahui asam
amino aromatik yang ditandai dengan larutan yang berwarna kuning dan terdapat endapan, reaksi
Uji Sulfur untuk mengetahui adanya kandungan sulfur yang ditandai dengan larutan yang
berwarna coklat, dan reaksi Molisch untuk mengetahui gugus karbohidrat yang ditandai dengan
larutan yang berwarna coklat.
DAFTAR PUSTAKA
Awan, I, W, E. 2012. Identifikasi Protein Pada Albumin Telur. Denpasar: Universitas
Pendidikan Ganesha
Awwaly, K, U, A. 2017. Protein Pangan Hasil Ternak dan Aplikasinya. Malang: UB Press
Marks, D, B., Marks, A, D.,Smith, C, M. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC
Novia, D., Melia, S., Ayuza, Z. 2011. Kajian Suhu Pengovenan Terhadap Kadar Protein dan
Nilai Organoleptik Telur Asin. Padang: Universitas Andalas Padang
Thenawidjaja, Maggy.,Ismaya, W, T., dan Retnoningrum, D, S. 2017. Protein Serial Biokimia
Mudah dan Menggugah. Jakarta Pusat: Gramedia Widiasarana