Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah

jangka waktu antara lahirnya bayi dan plasenta lepas dari rahim sampai

kembalinya organ-organ reproduksi ke keadaan normal seperti sebelum

melahirkan. Masa nifas berlangsung selama enam minggu. Pada masa

nifas, ibu akan mengalami beberapa perubahan, salah satunya perubahan pada

payudara. Payudara pada ibu nifas akan menjadi lebih besar, keras dan

menghitam disekitar puting, ini menandakan dimulainya proses menyusui.

(Lowdermilk, 2013).

Menyusui merupakan hal yang sangat penting bagi seorang ibu untuk

buah hatinya, karena ASI mempunyai banyak nutrisi yang berguna

untuk kecerdasan bayi. Menurut (Widyasih, 2013), semua zat yang

terkandung dalam ASI seperti zat putih, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral,

zat kekebalan, hormon, enzim dan sel darah putih sangat dibutuhkan oleh bayi

untuk tumbuh dan berkembang, selain itu, ASI juga berrmanfaat membantu

melindungi bayi dari penyakit-penyakit seperti diare, demam, kematian

mendadak dan melindungi terhadap alergi makanan Manfaat ASI

tersebut akan diperoleh secara optimal apabila ibu memberikan ASI

ekslusif (tanpa makanan tambahan) selama enam bulan (Khasanah, 2017).

Pentingnya pemberian ASI eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu pada

tahun (2006) World Health Organization (WHO) mengeluarkan Standar

1
Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan diseluruh dunia yang isinya

adalah menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak

lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan

pendamping ASI sambil tetap disusui hingga usianya mancapai 2 tahun. Di

Indonesia juga menerapkan peraturan terkait pentingnya ASI eksklusif yaitu

dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/12 tentang

pemberian ASI Eksklusif. Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu

untuk menyusui bayinya sejak lahir sampai bayinya berusia 6 bulan

(Wulandari dkk, 2014).

Ibu yang menyusui berharap dapat memberikan ASI dengan lancar,

namun beberapa ibu kecewa tidak berhasil memberikan ASI karena

mengalami masalah pada payudara . Masalah yang biasanya terjadi selama

masa nifas dini antara lain puting lecet, payudara bengkak, sumbatan saluran

payudara, mastitis, dan abses pada payudara . Masalah pada payudara selama

menyusui merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu setelah melahirkan

dan harus dibawa ke pelayanan kesehatan untuk mencegah komplikasi.

Masalah-masalah menyusui seperti puting lecet, payudara bengkak, dan

sumbatan saluran payudara dapat menjadi masalah lanjutan yaitu mastitis

(Mansyur, 2014).

UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat

rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada

bayinya. WHO (World Health Organitation) memperkirakan insiden mastitis

pada ibu menyusui sekitar 2,6% - 33% dan prevalensi global adalah sekitar

2
10% [Persentase ibu post partum yang menyusui melaporkan dirinya

mengalami tanda gejala mastitis di Amerika Serikat adalah 9,5% dari 1000

wanita (World Health Organitation, 2013).

Pemerintah Indonesia melalui kementrian kesehatan juga

merekomendasikan pada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada

bayinya. Pemberian Air Susu Ibu ( ASI) pada bayi merupakan cara terbaik

bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus

bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi, colestrum

yang kaya dengan zat antibodi, pertumbuhan yang baik, kesehata dan gizi

bagi bayi (Riskesdas, 2010). Data masalah menyusui pada bulan April hingga

Juni 2012 di Indonesia menunjukkan 22,5% mengalami puting susu lecet,

42% ibu mengalami bendungan ASI, 18% ibu mengalami air susu

tersumbat, 11% mengalami mastitis, dan 6,5% ibu mengalami abses payudara

yang disebabkan oleh kesalahan ibu dalam menyusui bayinya (DepKes,

2017). Ibu yang mengalami masalah dalam menyusui akan berdampak pada

pemberian ASI eksklusif ibu pada bayinya. Faktor yang mempengaruhi

keberhasilan ASI eksklusif salah satunya adalah faktor fisik ibu. Faktor

fisik ibu berhubungan dengan kondisi ibu yang mendukung menyusui atau

tidak seperti ibu demam, mastitis, dan sebagainya (Astutik, 2014).

Teknik masase payudara yang benar merupakan faktor penting yang

dapat menurunkan risiko terjadinya mastitis. Pijat atau masase payudara

merupakan salah satu cara untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI.

(Yohmi & Roesli, 2009). Pijat payudara (Breast Massage) memberikan

3
rangsangan pada otot otot payudara, rangsangan pada payudara dan akan

merangsang ujung ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor

mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla

spinalis. Hipotalamus akan menekan pengeluaran factor-faktor yang

menghambat sekresi prolaktin.faktor faktor yang memicu sekresi prolaktin

dan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin.

Hormon ini akan merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk

memproduksi air susu. (Maryunani, 2012)

Memberikan pijat payudara merupakan salah satu peran tugas sebagai

care giver yang memberikan asuhan keperawatan dari yang sederhana sampai

dengan yang kompleks. Perawat memberikan dukungan dan memberikan rasa

nyaman melalui pijat payudara pada ibu setelah melahirkan membuat ibu

merasa percaya diri serta mengurangi khawatir sehingga produksi ASI

meningkat serta berpengaruh dalam mengurangi resiko penyakit mastitis pada

ibu. Selain itu perawat juga membantu meningkatkan pengetahuan ibu dan

keluarga tentang cara meningkatkan produksi ASI. Perawat memberikan

informasi dan mengajarkan kepada suami atau keluarga cara pijat payudara

sesuai dengan standar operasional prosedur. (Wulandari, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu yang masih menyusui bahwa

sering merasakan nyeri dipayudara setelah menyusui dan tidak pernah

melakukan masase maupun perawatan pada payudara setelah menyusui, dan

pada saat wawancara ibu tersebut belum tau cara melakukan masase payudara

yang benar.

4
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.X Dalam

Upaya Mencegah Penyakit Mastitis Dengan Cara Teknik Masase Yang

Benar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimanakah Penerapan Asuhan

Keperawatan Keluarga Pada Ny.X dalam upaya mencegah penyakit mastitis

dengan cara teknik masase yang benar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.X dalam upaya

mencegah penyakit mastitis dengan cara teknik masase yang benar.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian Pada Ny.X dalam upaya mencegah penyakit

mastitis dengan cara teknik masase yang benar

b. Merumuskan diagnosa keperawatan Pada Ny.X dalam upaya

mencegah penyakit mastitis dengan cara teknik masase yang benar

c. Menyusun rencana asuhan keperawatan Pada Ny.X dalam upaya

mencegah penyakit mastitis dengan cara teknik masase yang benar

5
d. Melaksanakan Implementasi keperawatan Pada Ny.X dalam upaya

mencegah penyakit mastitis dengan cara teknik masase yang benar

e. Melakukan Evaluasi keperawatan pada Ny.X dalam upaya mencegah

penyakit mastitis dengan cara teknik masase yang benar

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pasien dan Keluarga

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

sebagai bukti nyata mengenai penerapan asuhan keperawatan pada

keluarga untuk pencegahan penyakit Mastitis pada ibu dengan teknik

masase yang benar.

2. Bagi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan atau masukan sumber

informasi serta dasar pengetahuan bagi keperawatan ibu dan keluarga

tentang keterkaitan asuhan keperawatan untuk penegahan penyakit

mastitis pada ibu dengan teknik masase yang benar

3. Bagi Penulis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi landasan yang kuat untuk

penulis berikutnya, khususnya yang menyangkut topik asuhan

keperawatan untuk penegahan penyakit mastitis pada ibu dengan teknik

masase yang benar

6
E. Keaslian Penelitian

Penelitian terdahulu yang mendasari penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Armita Iriyana Hasanah pada

tahun 2017 dengan judul “Hubungan Teknik Menyusui dengan Risiko

Terjadinya Mastitis pada Ibu Menyusui di Desa Kemuning Kecamatan Arjasa

Kabupaten Jember”. Desain dalam penelitian ini adalah survey analitik dan

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Dengan

populasi adalah 57 ibu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kemuning

Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Penelitian dilakukan pada bulan

September 2015 sampai Juni 2016 terhadap 57 responden. Teknik

pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.

Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi selanjutnya

dianalisa secara univariat dan bivariat. Hasil uji bivariat menggunakan uji

Chi Square diperoleh nilai p value sebesar 0,005 kurang dari nilai α (0,05)

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan teknik menyusui dengan

risiko terjadinya mastitis pada ibu menyusui di Desa Kemuning Kecamatan

Arjasa Kabupaten Jember (CI 95%; p value 0,005).

Penelitian saat ini yang dilakukan oleh Yeni pada tahun 2020 berjudul

“Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.X Dalam Upaya Mencegah Penyakit

Mastitis Dengan Cara Teknik Masase Yang Benar”. Desain penelitian ini

adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus.

7
Dengan sampel atau responden keluarga Ny.X. penelitian ini bertujuan untuk

Menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.X dalam upaya

mencegah penyakit mastitis dengan cara teknik masase yang benar.

F. Sistematika Penulisan

Didalam penulisan karya tulis ilmiah ini berisi 3 bab, bab I merupakan

pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. Bab II

merupakan tinjauan teori yang berisi konsep asuhan keperawatan keluarga,

konsep mastitis, konsep masase payudara dan kerangka konsep penelitian. Bab

III merupakan metode penelitian yang berisi desain penelitian, tempat dan

waktu penelitian, subjek studi kasus, focus studi, defenisi operasional focus

studi, metode pengumpulan data, analisis dan penyajian data, etika penelitian

Anda mungkin juga menyukai