Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKN KELAS X SMA 10


PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
SYHINTA BELLA DWI LESTARI
NIM. F1221151012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2019
PENERAPAN MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PPKN KELAS X SMA 10 PONTIANAK

Syhinta Bella Dwi Lestari, Okianna, Thomy Sastra Atmaja


Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Untan Pontianak
Email: sintasintaj2@gmail.com

Abstract
This research aims to improve learning outcomes by using the Student Team Achievement
Division (STAD) model in Civic Education subjecttowards 10 th-grade Social 1students of Senior
High School 10 Pontianak. This is a classroom action research with the descriptive method. The
research was conducted at the senior high school 10 Pontianak, engaging 34 10 th-grade
students of Social 1 as the research subject. The data collection techniques used are
observation, measurement and documentary study techniques. The data collection tools used
are observation sheets and learning outcomes tests. The data were analyzed by calculating the
averages and percentages. Conducted in III cycles, the average scores showed improvements in
Cycle II and III.The average score in Cycle I was only 66,47, with only 26,48% or 9 out of 34
students passed the minimum completeness criteria (KKM). Respectively, the average scores in
Cycle II and III are 71,76 and 87,94 with the number of students passing the KKM as many as
18 and 28 or 52,95% and 82,35% in percentage. Based on the data analysis, it shows that
STAD model can improve learning outcomes to the 10 th-grade students of Social 1 of Senior
High School 10 Pontianak in civic education subject.

Keywords: Application, STAD, Learning Outcomes, Civic Education

PENDAHULUAN Padahal mereka sangat butuh untuk dapat


Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu memahami konsep-konsep yang berhubungan
proses transformasi nilai-nilai pengetahuan, dengan materi tersebut. Maka dari itu lebih
keterampilan, dan budaya yang diperoleh efektif untuk membuat siswa ikut terjun
melalui proses pembelajaran. Dunia langsung dalam proses penyampaian materi
pendidikan ditandai oleh disparitas antara agar semua siswa dikelas ikut aktif
pencapaian academic standard dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
performance standard. Disparitas terjadi merupakan ringkasan hasil penelitian.
karena pembelajaran selama ini hanyalah suatu Berdasarkan hasil obervasi sementara
proses pengodisian-pengodisian yang tidak yang dilakukan oleh peneliti pada saat di
menyentuh realitas alami. Faktanya banyak lapangan pada tanggal 05 Desember 2018 serta
peserta didik mampu menyajikan tingkat wawancara dengan guru yang mengajar mata
hafalan yang baik terhadap materi ajar yang pelajaran Pendidikan Pancasila dan
diterimanya, namun pada kenyataannya Kewarganegaraan di SMA Negeri 10
mereka tidak memahaminya. Sebagian besar Pontianak untuk kelas X berjumlah 6 kelas, 3
dari peserta didik tidak mampu kelas untuk jurusan IPA dan 3 kelas untuk
menghubungkan antara apa yang mereka jurusan IPS. Guru mengeluh ketika mengajar
pelajari dengan bagaimana pengetahuan di kelas X IPS 1 SMA Negeri 10 Pontianak
tersebut akan dipergunakan. hampir 40% dari 34 orang di kelas tersebut
Peserta didik memiliki kesulitan untuk pasif dalam proses pembelajaran.
memahami konsep akademik sebagaimana Dari fakta tersebut, ada beberapa faktor
mereka diajarkan yaitu dengan menggunakan penyebab diantaranya karena guru kurang
sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. menerapkan model-model pembelajaran yang

1
ada, dan siswa cenderung tidak memperhatikan dalam kelas dengan menggunakan aturan
penjelasan guru saat proses pembelajaran, sesuai dengan metodologi penelitian yang
banyak siswa yang lupa terhadap materi yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus.
telah diajarkan sebelumnya dan guru Berdasarkan permasalahan di atas,
mengatakan bahkan masih banyak siswa yang peneliti melakukan penelitian mengenai
bermain sendiri ketika proses pembelajaran. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar kelas X Tipe STAD pada Mata Pelajaran PPKN Kelas
IPS 1 SMA Negeri 10 Pontianak diperoleh X IPS 1 SMA Negeri 10 Pontianak.”
data rata-rata hasil belajar ialah 62,64 Berdasarkan latar belakang dalam
sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum penelitian ini, maka yang menjadi
(KKM) pada pelajaran PPKn disekolah permasalahan umum dalam penelitian ini
tersebut ialah 75. adalah “Apakah dengan menerapkan model
Berdasarkan dari permasalahan di atas, pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat
maka diperlukan perencanaan oleh guru meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
sebelum melaksanakan kegiatan pelajaran pelajaran PPKN Kelas X IPS 1 SMA Negeri
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. 10 Pontianak?”
Untuk mencapai itu semua, diperlukan Tujuan penelitian secara umum adalah
paradigma baru oleh seorang guru dalam bertujuan untuk mendeskripsikan (1)
proses pembelajaran, dari yang semula Kemampuan guru dalam merancang
pembelajaran berpusat pada guru menuju pembelajaran menggunakan model
pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. (2)
siswa. Kemampuan guru dalam menerapkan
Student Teams Achievement Division pembelajaran dengan menggunakan model
(STAD) merupakan salah satu tipe model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. (3)
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran tipe Melihat peningkatan hasil belajar dalam
Student Teams Achievement Division (STAD) pembelajaran PPKn menggunakan model
terdiri atas indikator utama yaitu pembelajaran Kooperatif tipe STAD.
menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,
presentasi kelas, kerja kelompok, membimbing METODE PENELITIAN
kelompok belajar, kuis, skor kemajuan Penelitian ini menggunakan Penelitian
individual, dan rekognisi (penghargaan) Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kemmis
kelompok. Proses pembelajaran yang dan MC Taggart (Aunurrahman, 2014: 6),
diharapkan adalah proses pembelajaran yang “Penelitian tindakan kelas digambarkan
berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan sebagai suatu proses dinamis, dimana ke
diskusi dengan teman kelompok dan guru
empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan,
sebagai fasilitator jika menemukan kesulitan,
hal ini secara langsung melatih siswa berani observasi dan refleksi.”
dalam berpendapat dan agar setelah siswa Daur ulang dalam penelitian tindakan
mengikuti pembelajaran adanya suatu kelas diawali dengan perencanaan tindakan
perubahan yang baik pada hasil belajar siswa. (Planning), penerapan tindakan (Action),
Salah satu jenis penelitian yang relevan mengobservasi, mengevaluasi proses dan hasil
dengan hal tersebut adalah Penelitian Tindakan tindakan (Observation and Evaluation) dan
Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas dalam melakukan refleksi (Reflecting), dan
bahasa Inggris disebut dengan Classrom seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan
Action Research (CAR). Suharsimi Arikunto yang diharapkan tercapai.
(2006: 2) menyatakan bahwa, “Pengertian Tahap perencanaan, dalam tahap ini
penelitian tindakan kelas adalah sebuah rencana tindakan mencakup semua langkah
kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.” tindakan secara rinci. Hal-hal yang dilakukan
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu dalam perencanaan adalah Melakukan
pengamatan yang menerapkan tindakan di pertemuan dengan guru kolaborator,
Melakukan observasi, Memilih materi

2
pelajaran, Membuat skanario tindakan dalam yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran
bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
(RPP) yang disesuaikan dengan standar Penelitian ini dilaksanakan di SMA
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah Negeri 10 Pontianak. Subjek penelitian ini
dipilih peneliti dan guru kolaborator, adalah siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 10
Pembelajaran menggunakam model Pontianak yang berjumlah 34 orang, terdiri
pembelajaran Student Teams Achievement dari siswa laki-laki 24 dan siswa perempuan
Division (STAD), Menyiapkan media yang 10 orang.
akan digunakan, Peneliti menyiapkan Teknik pengumpulan data dalam
instrument berbentuk lembar observasi penelitian ini adalah teknik observasi
penelitian, untuk mengukur keberhasilan langsung, teknik pengukuran dan teknik studi
tindakan. dokumenter. Alat pengukuran data yang
Tahap perencanaan, dalam tahap ini digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
merupakan implementasi (pelaksanaan) dari observasi kemampuan guru dalam merancang
semua rancangan yang telah dibuat pembelajaran PPKn menggunakan model
(perencanaan yang tertuang dalam RPP). kooperatif tipe STAD, lembar observasi
Pelaksaan tindakan ini dilakukan pada kemampuan guru dalam menerapkan
semester genap tahun ajaran 2018/2019 dengan pembelajaran PPKn menggunakan model
mengadakan kolaborasi bersama guru mata kooperatif STAD serta lembar res
pelajaran Pendidikan Pancasila dan formatif siswa dalam pembelajaran PPKn
Kewarganegaraan. menggunakan model kooperatif tipe STAD.
Tahap observasi, pada tahap ini kegiatan Teknik analisis data yang digunakan
observasi dilakukan bersamaan dengan dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan
pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan diskusi dengan guru kolaborator dan peneliti
pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan melakukan kolaborasi mengajar bersama guru
tindakan dan rencana yang sudah dibuat serta kolaborator. Teknik analisis data yang
dampaknya terhadap proses dan hasil dengan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
alat bantu instrumen pengamatan. Kegiatan 1. Untuk menjawab sub masalah penelitian
yang dilakukan sebagai berikut: (1) pertama dan kedua yaitu Analisis data
Mengadakan observasi dengan mengisi lembar yang berhubungan dengan aktifitas guru
observasi terhadap guru yang merencanakan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
dan melaksanakan tindakan pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan penilaian
proses pembelajaran, (2) Mengisi lembar aktifitas guru dalam menerapkan
observasi siswa, (3) Mengadakan evaluasi pembelajaran model Student Teams
untuk mengukur kegiatan pembelajaran, Achievement Division (STAD) dengan
seberapa besar peningkatan yang terjadi pada cara mendeskripsikan hasil data yang
hasil belajar siswa setelah menggunakan model telah diisi oleh peneliti.
pembelajaran Teams Achievement Division 2. Untuk menjawab sub masalah ke 3
(STAD), (4) Mengadakan pencatatan semua tentang peningkatan hasil belajar dalam
hal yang diperlukan dan yang terjadi selama pembelajaran PPKn menggunakan model
pelaksanaan. Student Teams Achievement Division
Tahap Refleksi, tahap ini merupakan (STAD) digunakan rumus perhitungan
kegiatan untuk mengkaji kekurangan dan rata-rata sebagai berikut:
kelebihan dari pelaksanaan tindakan yang telah 𝑋
𝑀=
dilaksanakan. Kekurangan ini akan menjadi 𝑁
dasar untuk perbaikan pada perencanaan untuk
siklus berikutnya. Melalui refleksi, guru dapat Keterangan:
mengetahui apa yang telah dicapai, dan apa M = nilai rata-rata hasil belajar siswa
yang belum dicapai serta dapat mengtahui apa X = jumlah nilai total yang diperoleh dari
hasil penjumlahan setiap individu

3
N = banyaknya individu Kriteria keberhasilan siswa akan
(Anas Sudijono, 2012:81) digunakan tolak ukur menurut KKM yaitu 75
sesuai dengan kriteria keberhasilan siswa
Untuk persentase nilai siswa dihitung digunakan di SMA Negeri 10 Pontianak.
dengan rumus yaitu:
f HASIL PENELITIAN DAN
𝑃 = x100%
N PEMBAHASAN
Keterangan : Hasil Penelitian
P = persentase hasil Rekapitulasi penilaian kemampuan guru
F = frekuensi yang sedang dicari dalam merancang pembelajaran dapat dilihat
persentasinya pada tabel berikut.
N = jumlah seluruh siswa
(Anas Sudijono, 2012:43)

Tabel 1. Kemampuan Guru dalam Merancang Pembelajaran pada Siklus I, II, dan III
Terlaksana

No Komponen Pelaksanaan Siklus I Siklus II Siklus III


Pembelajaran
Ada tidak ada Tidak ada tidak

Jumlah 9 1 10 - 10 -

Pada tabel 1 menunjukkan skor II dan III guru sudah menyiapkan semua
kemampuan guru merancang pembelajaran dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran
pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat menjadi terlaksana dengan baik. Hal ini
diuraikan bahwa kemampuan guru dalam menujukan bahwa terjadi peningkatan
merencanakan proses pembelajaran kemampuan guru dalam merancang
menggunakan model kooperatif tipe STAD pembelajaran dalam setiap siklusnya.
untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Rekapitulasi kemampuan guru dalam
Kewarganegaraan pada siklus I masih belum
menerapkan pembelajaran dapat dilihat
terlaksana dengan baik karena guru tidak
menyiapkan media pembelajaran. Pada siklus pada tabel berikut.

Tabel 2. Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III

Terlaksana

No Komponen Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Siklus II Siklus III

ada tidak ada tidak ada tidak

TOTAL 18

Jumlah 16 2 17 1 18 -

4
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa mengalami peningkatan yang lebih baik tetapi
kemampuan guru dalam menerapkan proses guru masih belum memotivasi siswa. Pada
pembelajaran menggunakan model kooperatif siklus III guru sudah menerapkan semua
tipe STAD untuk mata pelajaran Pendidikan dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran
Pancasila dan Kewarganegaraan pada siklus I menjadi terlaksana dengan baik.
masih belum terlaksana dengan baik karena Berdasarkan hasil siklus I, siklus II, dan
guru masih belum menyiapkan ruangan dan siklus III, diperoleh data penelitian hasil
menyediakan media pembelajaran dan juga belajar menggunakan model STAD dalam mata
guru belum memotivasi para siswa. Pada siklus pelajaran PPKn kelas X IPS 1 SMA Negeri 10
II dalam kemampuan guru menerapkan model Pontianak pada tabel di bawah ini.
pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah

Tabel 3. Rekapitulasi Belajar Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III


No Nilai Siklus I Siklus II Siklus III
(x)
F Fx % F Fx % f Fx %

1 40 1 40 2,94% 2 80 5,89% 0 0 -

2 50 5 250 14,71% 1 50 2,94% 0 0 -

3 60 9 540 26,47% 11 660 32,35% 2 120 5,89%

4 70 10 700 29,41% 2 140 5,89% 4 280 11,76%

5 80 8 640 23,53% 14 1120 41,17% 3 240 8,82%

6 90 1 90 2,94 % 1 90 2,94% 15 1350 44,12%

7 100 - - - 3 300 8,82% 10 1000 29,41%

Jumlah 34 2260 100% 34 2440 100% 34 2990 100%

Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Siklus III


Siklus I Siklus II =87,94
= 66,47 = 71, 76

Pada tabel 3 dapat diuraikan bahwa hasil Pembahasan


belajar siswa pada siklus I hanya memperoleh Data yang dikumpulkan dalam penelitian
rata-rata hasil belajar 66,47. Pada siklus II ini terdiri dari data kemampuan guru dalam
mengalami peningkatan yaitu memperoleh merancang pembelajaran dan melaksanakan
rata-rata hasil belajar 71,76 dan pada siklus III pembelajaran serta data hasil belajar siswa
mengalami peningkatan hasil belajar sebesar menggunakan model pembelajaran STAD.
87,94. Hasil belajar dari kegiatan belajar Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
mengajar yang telah dilakukan dapat dilihat siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 18
perubahan setelah dilakukan penerapan model Februari 2019 yaitu pukul 07.45-09.15 WIB.
pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil Pelaksanaan kegiatan merancang pembelajaran
belajar mata pelajaran PPKn mengalami yang dilakukan peneliti dan guru kolaborator
peningkatan pada setiap siklusnya. yaitu memilih materi pembelajaran, membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

5
membuat lembar kegiatan diskusi, menentukan guru belum memotivasi para siswa. Pada siklus
skor awal pertama, membagi para siswa ke II dalam kemampuan guru menerapkan model
dalam kelompok, membuat kuis individual pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah
dalam bentuk pilihan ganda, membuat lembar mengalami peningkatan yang lebih baik tetapi
skor kuis, membuat lembar rangkuman guru masih belum memotivasi siswa. Pada
kelompok dan membuat lembar jawaban siklus III guru sudah menerapkan semua
siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran
siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 25 menjadi terlaksana dengan baik. Peningkatan
Februari 2019 yaitu pukul 07.45-09.15 WIB. kemampuan guru dalam menerapkan model
Dan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pembelajaran tipe STAD sebagaimana di atas
siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 11 sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Maret 2019 yaitu pukul 07.45-09.15 WIB. Arwin Dwi Juliyatno (2018: 9) tentang
Pada pelaksanaan kegiatan merancang kemampuan guru menerapkan pembelajaran
pembelajaran yang dilakukan peneliti dan guru kooperatif tipe STAD terbukti mampu
kolaborator terjadi peningkatan dari siklus I meningkatkan hasil belajar siswa.
sebelumnya bahwa kemampuan guru dalam Hasil belajar siswa pada siklus I
merencanakan proses pembelajaran memperoleh rata-rata hasil belajar 66,47
menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan jumlah siswa yang mencapai KKM
untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan baru sebanyak 9 siswa atau 26,48%. Pada
Kewarganegaraan pada siklus I masih belum siklus II mengalami peningkatan yaitu
terlaksana dengan baik karena guru tidak memperoleh rata-rata hasil belajar 71,76
menyiapkan media pembelajaran. Pada siklus dengan jumlah siswa yang mencapai KKM
II dan III guru sudah menyiapkan semua sebanyak 18 siswa atau 52,95% dan pada
dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran siklus III mengalami peningkatan hasil belajar
menjadi terlaksana dengan baik. sebesar 87,94 dengan jumlah siswa yang
Pelaksanaan kegiatan menerapkan proses mencapai KKM sebanyak 28 siswa atau
pembelajaran dapat dilihat dari lembar 82,35%. Hasil belajar dari kegiatan belajar
observasi aktivitas kegiatan guru bahwa mengajar yang telah dilakukan dapat dilihat
kemampuan guru dalam menerapkan proses perubahan setelah dilakukan penerapan model
pembelajaran menggunakan model kooperatif pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil
tipe STAD untuk mata pelajaran Pendidikan belajar mata pelajaran PPKn mengalami
Pancasila dan Kewarganegaraan pada siklus I peningkatan pada setiap siklusnya. Dari data di
masih belum terlaksana dengan baik karena atas dapat digambarkan ke dalam bentuk grafik
guru masih belum menyiapkan ruangan dan batang berikut ini.
menyediakan media pembelajaran dan juga

100

80
Nilai Hasil Belajar

60

40 87,94
66,47 71,76
20

0
Siklus I Siklus II Siklus III

Grafik 1. Rata-Rata Hasil Belajar

6
Berdasarkan hasil penelitian yang telah maka rekomendasi yang dilakukan peneliti
dilakukan, memberikan informasi bahwa bersama guru kolaborator adalah
penerapan metode kooperatif tipe STAD membimbing siswa dan lebih
merupakan alternatif untuk meningkatkan mengoptimalkan motivasi kepada siswa
hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan tentang cara menyelesaikan tugas dengan
peningkatan kemampuan hasil belajar siswa benar dan meminta siswa untuk lebih
dalam menyelesaikan soal sesuai dengan hasil memperhatikan penjelasan guru sehingga nilai
penelitian yang telah dilakukan dapat perolehan siswa meningkat pada siklus III dan
dijelasakan sebagai dalam data hasil analisis memberikan arahan agar siswa lebih
observasi terhadap aktivitas siswa dan guru, bersemangat dalam diskusi kelompok.
serta tes untuk mengetahui hasil belajar siswa Penerapan model kooperatif tipe STAD
dalam memahami dan menguasai materi yang dalam pembelajaran materi Ancaman
dijadikan dalam proses pembelajaran dengan Terhadap Negara dalam Bingkai Bhinneka
menyelesaikan soal yang ditugaskan tampak Tunggal Ika membantu meningkatkan
terjadi peningkatan setelah pemberian tes pemahaman siswa sehingga dapat
awal dan hal ini dapat dilihat pada perolehan menyelesaikan soal dan dapat meningkatkan
skor siswa pada setiap siklus antar sebelum hasil belajar siswa dan juga dapat
dan sesudah tindakan baik pada siklus I meningkatkan kompetensi guru
maupun siklus II dan siklus III. Peningkatan mengembangkan keterampilan dalam proses
ini terjadi karena kekurangan-kekurangan pembelajaran.
pada siklus I dapat diminimalisir dengan
memperhatikan kegiatan refleksi. Adapun KESIMPULAN DAN SARAN
kekurangan pada siklus I adalah masih Simpulan
kurangnya motivasi dari guru dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
pembelajaran serta masih banyak siswa yang pembahasan yang berjudul “Penerapan Model
belum memahami materi yang disampaikan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk
guru sehingga mengurangi hasil belajar serta Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
siswa masih cenderung mengharapkan Mata Pelajaran PPKN Kelas X SMA Negeri
jawaban dari temannya dan siswa masih 10 Pontianak” dapat disimpulkan bahwa:
belum mengerti model pembelajaran yang Kemampuan guru merancang dan menerapkan
digunakan. Untuk mengatasi masalah tersebut, pembelajaran PPKn menggunakan model
maka rekomendasi yang dilakukan peneliti pembelajaran Student Teams Achievement
bersama guru kolaborator adalah Division (STAD) mengalami peningkatan
membimbing siswa dan lebih pada setiap siklusnya. Pada siklus I guru tidak
mengoptimalkan motivasi kepada siswa menggunakan media dalam proses
tentang cara menyelesaikan tugas dengan pembelajaran, pada siklus II dan siklus III
benar dan meminta siswa untuk lebih guru sudah mulai menyiapkan media yang
memperhatikan penjelasan guru sehingga nilai akan digunakan dalam proses pembelajaran,
perolehan siswa meningkat pada siklus terlepas dari media pembelajaran pada siklus
berikutnya. Peningkatan yang terjadi pada I, siklus II dan siklus III guru telah merancang
siklus III terjadi karena kekurangan- komponen pembelajaran dengan baik.
kekurangan pada siklus I dan siklus II dapat Penerapan model pembelajaran Student
lebih diminimalisir dengan memperhatikan Teams Achievement Division (STAD) dapat
kegiatan refleksi. Adapun kekurangan pada meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
siklus II adalah masih kurangnya motivasi pelajaran PPKn kelas X IPS 1 SMA Negeri 10
dari guru dalam pembelajaran dan kerja sama Pontianak tahun ajaran 2018/2019. Pada
dalam kelompok masih sedikit kurang dalam siklus I rata-rata hasil belajar siswa hanya
mempelajarai materi karena masih ada sebesar 66,47, dengan jumlah siswa yang
beberapa anggota kelompok tidak aktif dalam mencapai KKM baru sebanyak 9 siswa atau
berdiskusi. Untuk mengatasi masalah tersebut, 26,48%. Pada siklus II mengalami

7
peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar Aunurrahman. (2014). Penelitian
sebesar 71,76, dengan jumlah siswa yang Tindakan. Pontianak: STAIN
mencapai KKM sebanyak 18 siswa atau Pontianak Press.
52,95%. Pada siklus III mengalami
peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar Azis, Abdul., dan Sapriya (2011). Teori
sebesar 87,94, dengan jumlah siswa yang dan Landasan Pendidikan
mencapai KKM sebanyak 28 siswa atau Kewarganegaraan. Bandung:
82,35%. Alfabeta.
Saran Juliyatno, Arwin. (2018). Peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian yang Hasil Belajar Siswa Menggunakan
diperoleh dapat disarankan hal-hal berikut ini:
Model Kooperatif Tipe STAD
dalam kegiatan pembelajaran guru sekaligus
peneliti diharapkan menggunakan model Pada Mata Pembelajaran Ilmu
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai Pengetahuan Sosial Kelas V.
variasi model pemebelajaran, karena dengan Diakses 23 Desember 2018
model kooperatif tipe STAD dapat melatih (http://jurnal.untan.ac.id/index.php/j
siswa dalam kerjasama kelompok dan pdpb/article/download/25738/75676
mengukur kemampuan siswa dalam 576806)
menguasai materi sehingga hasil belajar PPKn
pada siswa dapat meningkat. Proses Maharani, Ervina. (2014). Panduan
pembelajaran yang baik adalah Sukses Menulis Penelitian
mengikutsertakan siswa dalam proses Tindakan Kelas.Yogyakarta:
pembelajaran. Hal ini terbukti dengan Parasmu.
meningkatnya hasil belajar siswa. Tentunya
seorang guru harus senantiasa menggunakan Rusman. (2012). Model-Model
model dan strategi belajar yang disesuaikan Pembelajaran. Bandung: Rajawali
dengan materi dan karakteristik siswa. Pers.
DAFTAR RUJUKAN Shoimin, Aris. (2016). 68 Model
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Pembelajaran Inovatif dalam
Penelitian Kelas Suatu Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-
Pendekatan Praktik. Jakarta: RUZZ MEDIA.
Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. (2012). Pengantar
_________________. (2010). Penelitian Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi RAJAGRAFINDO PERSADA.
Aksara.
Slavin, Robert. (2008). Cooperative
_________________. (2015). Penelitian learning Teori, Riset dan Praktik.
Tindakan Kelas. (edisi revisi). Bandung: Nusa Media.
Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai