Anda di halaman 1dari 15

Referat Kasus

ABORTUS IMMINENS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik

dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan di RSI Sultan Agung

Periode 15 Juni 2020 – 11 Juni 2020

Pembimbing :

dr. Gunawan Kuswondo Sp.OG

Disusun oleh :

Muhammad Tito Yunas

30101507505

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015

Nama : Eritra Fatimatus Zahra


NIM : 30101507442
Pembimbing : dr. Gunawan Kuswondo

A. IDENTITAS
1. Nama penderita : Ny. DL
2. Umur : 23 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Status : Menikah
8. Alamat : Genuksari RT 06 / RW 09 Genuk, Semarang
9. Tanggal Masuk : 16 Juni 2020
10. Ruang : Baitunissa
11. Kelas : JKN NON PBI

B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 16 Juni 2020 pukul 13.00 WIB.

1. Keluhan Utama :
Pasien hamil 12 minggu datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir.
2. Riwayat Menstruasi
- HPHT : 20 – 03 – 2020
- HPL : 27 – 12 - 2020
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 hari
- Lama : 5-7 hari
- Dismenorrhea : (+)
- Leukorrhea : (-)
3. Riwayat Kehamilan dan Penyakit Sekarang
 Pasien tidak menstruasi sejak bulan Maret 2020, pada umur kehamilan 9 minggu
pasien mengalami perdarahan dari jalan lahir kemudian dirawat di RSWN dengan
diagnosis abortus imminens. Pada umur kehamilan 12 minggu pasien mengalami
perdarahan dari jalan lahir kembali.
4. Riwayat ANC
ANC baru dilakukan 1 kali di bidan setelah pasien dinyatakan hamil. Saat periksa
ke bidan, pasien mendapat multivitamin dan penambah darah.

5. Riwayat Obstetri
G1P0A0
G1 : Hamil ini

6. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 14 tahun
- Siklus haid : 28 hari
- Lama haid : 7 hari
- Dismenore : (-)
- HPHT : 20 Maret 2020

7. Riwayat KB
 Pasien belum pernah menggunakan KB
8. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang.
Usia pernikahan 9 bulan.

9. Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : disangkal
10. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : disangkal

11. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, suami pasien bekerja wiraswasta. Kesan
ekonomi cukup, biaya pengobatan ditanggung BPJS NON PBI.

C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present

Keadaan Umum : Lemah

Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign :

TD : 110/80 mmHg

Nadi : 72 x/menit TB : 155 cm

RR : 20 x/menit BB : 68 Kg

Suhu : 36,50C

b. Status Internus

- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)
- Tenggorokan : Faring hiperemesis (-), pembesaran tonsil (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, benjolan abnormal (-), hiperpigmentasi areola (-), puting
menonjol (-), besar cukup
- Paru :
 Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris
 Palpasi : Stem fremitus dextra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)
 Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
- Jantung :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : Redup
 Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, reguler, suara tambahan (-)
- Abdomen :
 Inspeksi : Datar, striae gravidarum (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (+) perut bawah
 Perkusi : Timpani (+)
 Auskultasi : Peristaltik (+) normal
- Extremitas :
Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Varises -/- -/-

Reflek fisiologis +/+ +/+

Reflek patologis -/- -/-

c. Status Obstetri

- Abdomen
 Inspeksi : Perut datar, striae gravidarum (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (+), TFU tidak teraba
 Perkusi : Timpani (+)
 Aukultasi : Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
- Genitalia
 Externa : Darah segar (+)
 Interna : VT: konsistensi serviks lunak – tebal, pembukaan 1 cm, teraba
jaringan, nyeri adneksa dan paramerium (-), nyeri goyang portio (-).

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah
a. Pemeriksaan Hematologi
Darah Rutin
Hb : 11,6 g/dL

Hematokrit : 39.7%

Leukosit : 15.91 ribu/uL (H)

Trombosit : 461.000 /uL

Golongan Darah  O, Rhesus (+)

Waktu Perdarahan/BT 2:00

Waktu Pembekuan/CT 4:10

b. Pemeriksaan Kimia
GDS : 97
c. Pemeriksaan imunoserologis : HbsAg (-)

E. RESUME
Seorang wanita umur 23 tahun G1P0A0 hamil 12 minggu datang ke IGD RSI Sultan Agung Semarang
pukul 11.00 WIB dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 2 jam yll. Pasien sempat di rawat
di RSWN selama 3 hari sejak 24 Mei 2020 pada umur kehamilan 9 minggu dengan Ab imminens.
Riwayat trauma (-), konsumsi obat-obatan/ jamu (-), aktivitas berlebih (-). Pasien tidak memiliki
riwayat alergi terhadap obat-obatan atau makanan.
F. DIAGNOSA AWAL
Pasien G1P0A0, usia 23 tahun, hamil 12 minggu dengan abortus imminens
G. SIKAP
1. Pasien rawat inap
2. Pengawasan: KU, Vital Sign, Hb, PPV
3. Pemberian obat-obatan :
 Cygest 400 mg 1x1
 Kalnex 250 mg 3x1
 Folac 1x1

H. PROGNOSA
Kehamilan : ad bonam

I. EDUKASI
1. Memberi tahu kondisi ibu dan janin pada keluarga
2. Memberi tahu tujuan terapi.

J. DIAGNOSA AKHIR
Abortus Imminens

K. FOLLOW UP
Tanggal 16/06/2020 jam 11.30

S Kel : PPV (+)


HPHT : 20- 3 2020
Pasien pernah di rawat di RSWN dengan Ab imminents tanggal 24/5/2020 (±3
hari)
O  VT : 1 jari longgar, teraba jaringan

 Darah (+)

 PPV ± 30 cc

 TD 140/76 mmHg, N : 96x/menit , S : 36,5oC, RR : 20x/menit


 G1 : Hamil ini

 
A Pasien G1P0A0, usia 23 tahun, hamil 12 minggu dengan abortus insipiens

P  Kolaborasi dengan dr.Rini A, Sp.OG (K) Fer   lengkapi laborat, rawat


baitunnisa 2.

Tanggal 14/06/2020 jam 18.30

S Pasien mengatakan masik mengeluarkan darah dari jalan lahir

O TD 110/80 mmHg,
N : 80x/menit ,
S : 36,5oC, RR : 20x/menit
ALC 2.656
NLR 4.64
PPV darah sedikit
 
A G1P0A0, usia 23 tahun, hamil 12 minggu dengan abortus insipiens

P  Telpon dr.Rini A Sp.OG (K) Fer  cek gravindex, USG radiologi,


Rencana curetage

Tanggal 15/06/2020 jam 06.00

S Pasien mengatakan masik mengeluarkan darah dari jalan lahir


O TD 120/80 mmHg,
N : 88x/menit ,
S : 36,5oC, RR : 20x/menit
Skala Nyeri : 3
Ews : 3  
A Resiko perdarahan  komplikasi kehamilan
Penggunaan obat-obatan
P  Pemantauan terapi obat

Tanggal 15/06/2020 jam 15.00

S Pasien mengatakan masih mengeluarkan flek sedikit

O • KU baik

• TD 120/80 mmHg,

• N : 88x/menit ,

• S : 36,5oC, RR : 20x/menit

• USG terlampir
A Resiko perdarahan  komplikasi kehamilan
Penggunaan obat-obatan
P  Bedrest

 Infus dilepas, bila tidak flek

Tanggal 16/06/2020 jam 08.15

S -
O • KU baik
• TD 120/80 mmHg,

• N : 88x/menit ,

• S : 36,5oC, RR : 20x/menit

 
A Ab Imminens
P  Cygest 400 mg 1x1

 Kalnex 250 mg 3x1

 Folac 1x1
ABORTUS IMMINENS

A. PENDAHULUAN
Dalam terminology kedokteran, abortus adalah gugurnya suatu kehamilan secara tidak terduga,
tidak direncanakan, spontan, sebelum janin cukup berkembang untuk bertahan hidup di luar
kandungan. Pada tahun 1977, Organisasi WHO mendefinisikan aborsi dengan “ pengeluaran
atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau kurang, dari ibunya, dan atau
panjang badan kurang dari 25 cm, yang kira-kira berumur 20-22 minggu kehamilan”.
Masyarakat awam menggunakan kata keguguran untuk menguraikan peristiwa yang spontan
ini. Bila suatu kehamilan diakhiri dengan sengaja dengan menggunakan tehnik tertentu,
masyarakat menyebut dengan istilah aborsi, sedangkan dalam dunia medis lebih dikenal dengan
istilah ‘ pengakhiran kehamilan’.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan, disebut abortus spontan. Abortus buatan adalah
pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu, akibat tindakan.
Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali
apabila terjadi komplikasi, juga karena abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda yang
ringan sehingga pertolongan medik tidak dilakukan.

B. ETIOLOGI
Abortus dapat disebabkan oleh:
1. Kelainan pertumbuhan konsepsi:
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin pada hamil muda
atau cacat. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah:
 Kelainan kromosom: trisomi,poliploidi, kelainan kromosom seks.
 Lingkungan kurang sempurna: lingkungan endometrium di sekitar tempat implantasi
kurang sempurna sehingga pemberian, zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
 Pengaruh dari luar: radiasi, virus, obat-obatan.
2. Kelainan pada plasenta:
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales, dan menyebabkan oksigenasi plasenta
terganggu. Sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Bisa terjadi
karena hipertensi menahun.
3. Faktor ibu:
 Penyakit pada ibu: adanya penyakit mendadak seperti pneumonia, malaria, tifus
abdominalis bisa menyebabkan abortus, karena toksin, bakteri, virus dan plasmodium
bisa melalui plasenta masuk ke janin. Penyakit menahun, seperti toksoplasmosis juga
bisa menyebabkan kematian janin.
 Faktor psikologis: adanya syok fisik dan emosional mendadak dapat menyebabkan
abortus.
 Kelainan traktus genitalis: inkompetensi servik, retroversi uteri, dan kelainan bawaan
pada uterus.

C. MACAM- MACAM ABORTUS


1. Abortus imminens : peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu, di mana hasil konsepsi masih di uterus, dan tanpa adanya
dilatasi serviks
2. Abortus insipien : peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu, di mana hasil konsepsi masih di uterus, dan dengan
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat
3. Abortus incomplete : pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
4. Abortus complete : semua hasil konsepsi sudah keluar dari uterus
5. Missed abortus : kematian janin sebelum 20 minggu, tetapi janin tidak dikeluarkan
selama 8 minggu atau lebih.
1. Abortus imminens (keguguran mengancam)
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens
ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum,
disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan,
serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi
perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal
ini disebabkan oleh penembusan villi koreales ke dalam desidua, pada saat implantasi ovum.
Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, cepat berhenti, dan tidak disertai
mules-mules.

2. Abortus incipiene (keguguran berlangsung)


Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi
serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa
mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah.
3. Abortus incompletus (keguguran tidak lengkap)
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada
sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang - kadang sudah menonjol dari ostium
uteri eksternum.
4. Abortus complet (keguguran lengkap)
Perdarahan pada kehamilan muda di mana seluruh hasil konsepsi telah di keluarkan dari
kavum uteri. Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap. Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak
mengecil. Diagnosis dapat di permudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat
dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
5. Missed abortion (retensi janin mati)
Kematian janin sebelum berusia 20 minggu, tetapi janin yang mati tertahan di dalam kavum
uteri tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih. Missed abortion biasanya didahului
oleh tanda-tanda abortus imminens yang kemudian menghilang secara spontan atau setelah
pengobatan. Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae agak mengendor lagi, uterus
tidak membesar lagi malah mengecil, dan tes kehamilan menjadi 12 negatif. Dengan
ultrasonografi dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besarnya sesuai dengan
usia kehamilan.
6. Abortus habitualis
Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut - turut tiga kali atau lebih.

D. PATOGENESIS
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, Villi korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi
hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8- 14 minggu, penembusan sudah
lebih dalam lagi, sehingga plasenta tidak dapat dilepaskan seluruhnya, dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada ke Pada kehamilan diatas 14 minggu, setelah ketubah pecah janin yang telah
mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnion kosong dan kemudian plasenta.

E. MANIFESTASI KLINIK ABORTUS IMMINENS

 Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu


 Perdarahan uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu, hasil konsepsi masih
berada dalam uterus, tanpa dilaatsi serviks

 Perdarahan melalui OUE

 Uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, tes


kehamilan positif

 Perdarahan implitasi biasanya sedikit warnanya merah dan cepat berhenti dan
tidak disertai mules-mules

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ultrasonografi (USG) Transvaginal dan Observasi Denyut Jantung Janin

G. PENATALAKSANAAN
1. Bedrest/ istirahat baring
Tidur berbaring bertujuan menambah aliran darah uterus dan berkurangnya rangsang
mekanis
2. Abstinensia/Coitus dilarang selama 2 minggu setelah perdarahan berhenti
3. hCG
4. Antibiotik

H. PROGNOSIS
Abortus imminens merupakan salah satu faktor risiko keguguran, kelahiran prematur, BBLR, perdarahan
antepartum, KPD dan kematian perinatal. Namun, tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat.2
Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis kehamilan. Prognosis menjadi kurang baik bila
perdarahan berlangsung lama, nyeri perut yang disertai pendataran serta pembukaan serviks.

Anda mungkin juga menyukai