Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa
merasakan indah dan manisnya iman. Shalawat dan salam tidak lupa kita ucapkan
kepada Nabi dan utusan Allah, Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallām, yang
mana melalui beliau kita mengenal Islam.
Makalah ini kami susun sebagai syarat untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok pada mata kuliah Telaah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Bahasa
Arab dengan judul “ Kurikulum 2013”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampun ustadzah
Rozaanah, M.A yang telah mengarahkan dan membimbing kami dengan sabar
dalam mata kuliah ini. Serta terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini dan kami menyadari bahwa
makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari teman-teman.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena
kesempurnaan hanya milik Allah ‘azza wa jalla semata. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun sehingga kami
dapat memperbaiki makalah kami menjadi lebih layak untuk dibaca dan dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Amiin.

Tanjung Morawa, 6 Oktober2019

Pemakalah

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

A. Pengertian dan Karakteristik K-13................................................................2

B. Latar Belakang Kurikulum 2013 dan Perbandingannya dengan KTSP........3

C. Implementasi Kurikulum 2013 dan Sistem Penataan Penilaian.................10

D. Revisi Kurikulum 2013...............................................................................19

BAB III..................................................................................................................21

A. Kesimpulan.................................................................................................21

B. Saran............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran yang baik untuk dilaksanakan dan dapat menghasilkan
tujuan yang diharapkan adalah pembelajaran yang bersifat efektif dan
bermakna hal yang ingin diwujudkan dari kurikulum 2013 adalah
keefektifan pembelajaran dari segi model, dari segi pendekatan dan strategi
yang dipilih secara tepat oleh guru dan dari segi rancangan sistem
pendidikan yang disusun pihak-pihak sekolah yang mampu mendukung
pencapaian target. Setelah itu adalah kebermaknaan pembelajaran bagi
peserta didik. Dikatakan bermakna jika pembelajaran tersebut dilalui peserta
didik dengan semangat dalam menuntut ilmu dan mereka menyadari bahwa
materi yang dipelajari berguna bagi mereka.
Kurikulum 2013 ini yang berbasiskan karakter harus dipahami dengan
baik agar dalam pelaksanaannya benar-benar tepat dalam menghasilkan
pembelajaran yang efektif dan bermakna. Untuk itu, makalah ini ditulis
mengupas hakikat krikulum 2013 beserta implementasinya agar dapat
membantu pembaca atau pihak pendidikan manapun dalam menambah
pengetahuan mengenai kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian, Sejarah dan Karakteristik K-13 Dan Perbandingannya
dengan KTSP
2. Implementasi Kurikulum 2013
3. Kurikulum 2013 Sebelum Dan Sesudah Direvisi
4. Sistem Penataan Penilaian Kurikulum 2013

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik K-13
Kurikulum 2013 ialah kurikulum yang sistem pendidikan dirancang
dengan berbasis karakter dengan harapan peserta didik dapat mencapai
berbagai macam kompetensi seimbang dan dapat memanfaatkanmya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga menjadi pribadi yang lebih baik dan berbudi
pekerti.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik
adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari,
mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.1 Oleh karena
itu dalam pelaksanaan pembelajarannya, peserta didik diorong menemukan
pengetahuan atau memecahkan masalah sendiri dan dituntut dapat
mengaplikaskannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka dalam hal ini
pembelajaran bermakna bagi peserta didik karena materi bersifat fungsional.
Selain itu, pembelajaran dalam kurikulum 2013 efektif dalam memahamkan
peserta didik, dan efektif pula dalam membantu peserta didik mencapai
kompetensi-kompetensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran.
Adapun karakteristik kurikulum 2013 yaitu sebagai berikut. 2
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tau, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar.

1 Lampiran IV, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman Umum Pembelajaran, Konsep dan
Strategi Pembelajaran.
2 Mara Samin Lubis, Telaah ‘Kurikulum, (Medan: Perdana Publishing, 2016) h. 164-165

2
3. Kompetensi dinyatakan dalam kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
4. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan.
Selain itu karakteristik kurikulum 2013 yang lainnya adalah :3
1. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta
menerapkannya dlam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat
2. Memberi waktu yang cukup, leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan dan keterampilan
3. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
element) kompetensi dasar di mana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencpai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensisi inti.
B. Latar Belakang Kurikulum 2013 dan Perbandingannya dengan KTSP
1. Latar Belakang Kurikulum 2013
Sistem pendidikan yang telah berlangsung saat ini [sebelum
kurikulum 2013] masih cenderung mengeksploitasi peserta didik,
indikator yang digunakan cenderung mengunakan indikator
pengetahuan kognitif.4 KTSP memuat sejumlah permasalahan di
antaranya:5
a. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai
dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
b. Kompetensi belum menggambarkan secara holistic domain
sikap, keterampilan dan pengetahuan
c. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter,

3 Ahmad Nizar Rangkuti, Telaah Kurikulum Pendidikan Menengah Umum/ Sederajat,


(Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 165.
4 Ibid., h. 158
5 Pita H. D. Silitonga, Telaah kurikulum, (Medan,: Unimed Press, 2015), h. 157-158

3
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skill dan hard
skill, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum
d. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial
yang terjadi pada tingkat local, nasional maupun global
e. Standar proses pembelajaran belum mengagmbarkan urutan
pembelajaran yang rinci sehinga pmembuka peluang penafsiran
yang beraneka rangam dan berujung pada pembelajaran yang
berpusat pada guru
f. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut
adanya remedial scara berkala
g. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci
agar tidak menimbulkan multi tafsir
Dalam hal ini sistem pendidikan nampak sekali kurang
memperhatikan pembinaan peserta didik menjadi manusia yang
budiman dan peka terhadap kebutuhan sosial masyarakat dan
kemajuannya. Permasalah dalamkurikulumsebelumnya menyebabkan
munculnya ide perubahan rancangan sistem pendidikan yang berbasis
karakter dan berorientasi pada peningkatan kompetensi-kompetensi
dasar dan penyeimbangannya sehingga peserta didik yang lahir dari
suatu lembaga pendidikan diharapkan menjadi anggota masyarakat
yang berperan aktif dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan
berkompetensi dlam memajukan bangsa.
Selain itu Pita H. D. Silitonga (2015) menyatakan sejumlah
alasan pengembangan kurikulum 2013 secara terperinci adalah: 6
a. Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi
siswa menjadi tahu) dan proses penilaian dari berbasis ouput
menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan
jam pelajaran.

6 Ibid.., h. 157

4
b. Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam
pelajaran (KIPP dan MELT di AS, Korea Selatan).
c. Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam
pelajaran di indonesia relative lebih singkat tetapi didukung
dengan pembelajaran tutorial.
Latar belakang kurikulum 2013 dirincikan dalam sejumlah
landasan, yaitu:
a. Landasan filosofis
Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk
membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehiduoan masa kini dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik dimasa depan.
b. Landasan teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan
berdasarkan standar (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Kurikulum 2013 menganut : (1) pembelajaran yang dilakukan
(taught curriculum) guru dalam bentuk proses yang
dikembangkan berupa kegitan pembelajaran di sekolah, kelas,
dan masyarakat, (2) pengalaman beajar langsung peserta didik
(learned curriculum) sesuai dengan latar belakang, karateristik,
dan kemampuan awal peserta didik.
c. Landasan sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya
kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan
dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional.
d. Landasan psikopedagogis

5
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan
perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada
perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya
sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogic transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai
dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan
perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya.
e. Landasan yuridis
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,
beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
2. Perbandingan KTSP dan Kurikulum 2013
Menurut Pita H.D. Silitonga (2015) terdapat perbedaan pokok
antara KTSP dan Kurikulum 2013 yang berkaitan dengan perencanaan
pembelajaran. Penyusunan silabus ada pada wewenang pemerintah
dan RPP dalam kewenangan guru. Selain itu terdapat perbedaan
esensial lain di antara keduanya yang dirincikan sebagai berikut.7
N KTSP K-13
O
1 Mata pelajaran tertentu Tiap mata pelajaran

7 Ibid., h. 161-162

6
mendukung kompetensi mendukung semua
tertentu kompetensi
2 Mata pelajaran dirancang Mata pelajaran dirancang
berdiri sendiri dan terkait satu dengan yanga
memiliki kompetensi dasar lain dan memiliki
sendiri kompetensi dasar yang diikat
oleh kompetensi inti tiap
kelas
3 Bahasa Indoneseia sejajar Bahasa /Indonesia sebagai
dengan mata pelajaran lain penghela mata pelajaran lain
(sikap ndan keterampilan
berbahasa)
4 Tiap mata pelajaran Semua mata pelajaran
diajarkan dengan diajarkan dengan pendekatan
pendekatan berbeda yang sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya,
mencoba, menalar
5 Tiap jenis konten Bermacam jenis konten
pembelajaran diajarkan pembelajaran diajarkan
terpisah terkait dan terpadu satu sama
lain. Konten ilmu
pengetahuan diintegrasikan
dan dijadikan penggerak
konten pembelajaran lainnya
6 Tematik untuk kelas I-III Tematik integratif untuk
(belum integratif) kelas I-III
7 TIK mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana
pembelajaran, dipergunakan
sebagi media embelajaran
mata pelajaran lain [telah
terintegrasikan kesemua mata
pelajaran]
8 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia sebagai

7
pengetahuan alat komunikasi dan carrier
of knowledge
9 Untuk SMA ada Tidak ada penjurusan SMA.
penjurusan sejak kelas XI Ada amta pelajaran wajib,
peminatan, antar minat, dan
pendalaman minat.
10 SMA dan SMK tanpa SMA dan SMK memiliki
kesamaan komptensi mata pelajaran wajib yang
sama terkait dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan
dan sikap
11 Penjurusan di SMK sangat Penjurusan di SMK tidak
mendetail terlalu detail sampai bidang
studi didalamnya terdapat
pengelompokan peminatan
dan pendalaman

Adapun perbandingan tata kelola pelaksanaan kurikulum


yaitu:8
Ukuran Tata Kurikulum
Elemen KTSP 2006
Kelola 2013
Guru Kewenangan Hampir Terbatas
mutlak
Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya
tinggi. Bagi
yang rendah
masih terbantu
dengan adanya
buku.
Efektifitas Rendah Tinggi
waktu untuk (banyaknya
kegiatan waktu

8 E.Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2017), h. 167

8
pembelajaran persiapan)
Peran penerbit Besar Kecil
Variasi materi Tinggi Rendah
Buku dan proses
Variasi harga/ Tinggi Rendah
bebas biaya
Hasil Tergantung Tidak
pembelajaran seluruhnya tergantung
pada guru sepenuhnya
pada guru,
Siswa
tetapi juga
buku yang
disediakan
pemerintah
Titik Banyak Sedikit
penyimpangan
Pemantaua Besar Tinggi Rendah
n penyimpangan
Pengawasan Sulit, hampir Mudah
tidak mungkin

Proses Peran KTSP 2006 Kurikulum 2013


Guru Hampir Pengembangan dari
mutlak yang sudah
disiapkan
Penyusunan Pemerintah Hanya mutlak
Silabus sampai SK-
SD
Pemerintah Supervisi Supervisi
Daerah penyusunan pelaksanaan
Penyediaan Penerbit Kuat Lemah
Buku Guru Hampir Kecil, untuk buku
mutlak pengayaan
Pemerintah Kecil, untuk Mutlak untuk buku
kelayakan teks, kecil untuk

9
pengguna di buku pengayaan
sekolah
Guru Hampir Kecil, untuk
mutlak pengembangan dari
Penyusunan yang ada pada
Rencana buku teks
Pelaksanaan Pemerintah Supervisi Supervisi
Pembelajaran Daerah penyusunan pelaksanaan dan
dan pemantauan
pemantauan

C. Implementasi Kurikulum 2013 dan Sistem Penataan Penilaian


1. Implementasi kurikulum 2013
a. Rancangan Pembelajaran Efektif Bermakna
Aspek utama dalam upaya implementasi kurikulum 2013
adalah pelaksanaan pembelajaran yang berbasis karakter dan
pencapaian kompetensi secara seimbang yang didukung dengan
merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna.
E. Mulyasa (2017) mengungkapkan bahwa ada tiga aspek
yang harus diperhatikan agar pembelajaran menjadi efektif dan
menyenangkan, yakni pedagogis, psikologis dan didaktis9. Dari
aspek pedagogis yaitu kemampuan guru dalam membimbing
peserta didik dengan pengetahuan terhadap rancangan
pembelajran yang mendorong peserta didik aktif dan dapat
berkembang menjadi manusia yang lebih baik. Sehingga dengan
hal ini peserta didik benar-benar dibina dalam belajar, bukan
dibentuk dan diajar apalagi diperintah. Dari aspek psikologis
yaitu guru memahami taraf perkembangan peserta didik yang
berbeda, dan karakteristik dan gaya belajar masing-masing
mereka sehingga materi yang diajarkan serta metode yang
dipilih sesuai pertimbangan terhadap hal tersebut.

9 Ibid., h. 100

10
Adapun prosedur merancang pembelajaran yang efektif
5-10% E.
dan bermakna berdasarkan alokasi waktunya dipaparkan
Mulyasa sebagai berikut. 10

PEMANASAN-APERSEPSI 25-
Tanya-jawab tentang pengetahuan dan 30%
pengalaman

EKSPLORASI 35-
40%
Memperolah dan mencari informasi baru

10%
KONSOLIDASI PEMBELAJARAN
Negoisasi dalam rangka mencapai
pengetahuan baru
PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU 5-10%
Pengetahuan diproses jadi nilai, sikap, dan
perilaku

PENILAIAN FORMATIF

b. Pemilihan Model Pembelajaran


Selain prosedur tersebut, hal yang harus dilakukan guru
untuk membantu keterlaksanaan implementasi kurikulum 2013
adalah memilih model pembelajaran dan metode pembelajaran
yang mendorong peningkatan pembangunan karakter dan
keseimbangan perkembangan kompetensi-kompetensi.
Pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang
mendukung implementaasi kurikulum 2013 telah tercantum
dalam Permendikbud 81A Tahun2013 Tentang Implementasi
Kurikulum 2013 yaitu:
1) berpusat pada peserta didik,
2) mengembangkan kreativitas peserta didik,
3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,

10 Ibid. h. 101-102

11
4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika,
dan
5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran
yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan
bermakna.
Contoh model pembelajaran yang dapat dipilih adalah
pembelajaran kontekstual dan bermain peran, inkuiri, dan
lainnya. Misalnya guru memilih pembelajaran kontekstual yang
di dalamnya peserta didik terjun ke lapangan mencari
pengetahuan dan mengonsepkan pengetahuan sesuai yang
pengamatannya sendiri. Dalam hal ini peserta didik berarti
memiliki pengalaman dalam menemukan pengetahuan sendiri
yang tentu saja mendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulum
2013. Sesuai dengan pandangan kurikulum 2013 terhadap suatu
pembelajaran yang tercantum di Permendikbud 81A Tentang
Implementasi Kurikulum 2013 bahwa:
“…di dalam pembelajaran, peserta didik didorong
untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan
pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang
sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia
hidup. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru
ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang
memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari,
mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan
pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan
dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik
untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses
kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat
menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong
untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala

12
sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan
ide-idenya.”

Contoh lainnya guru menggunakan model pembelajaran


bermain peran yang di dalamnya sebagian peserta didik
memerankan suatu permasalahan sosial dan sebagian lainnya
mengamati. Pemeran memahami situasi sosial yang dihadapi
karena memerankannya langsung, dan pengamat dapat
memberikan pemecahan masalah atau solusi untuk
permasalahan tersebut. Manfaat dari melaksanakan model
pembelajaran ini terdapat pada kefektifan dalam pengasahan
pemahaman siswa terhadap suatu masalah (intelektual),
peningkatan perhatian dan kepedulian siswa terhadap suatu
masalah (afektif), dan keaktifan siswa dalam memerankan suatu
permasalahan sosial (psikomotorik). Manfaat lainnya
pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik karena
menyadari sebuah situasi sosial dan memberikan solusi dan
mampu menerapkannya dalam situasi sosial lainnya yang serupa
di kehidupan sehari-hari. Keefektifan dan kebermaknaan
pembelajaran dalam model bermain peran ini tentunya
mendukung perwujudan orientasi dari kurikulum 2013 yaitu
karakter dan keseimbangan peningkatan kompetensi-
kompetensi.
2. Sistem Penataan Nilai
Dalam kurikulum 2013 sistem penilaian tercantum dalam
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016. Prinsip penilaiannya adalah
sebagai berikut.11
a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur;
b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
11 Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan

13
c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
d. terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang
tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan;
f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai
perkembangan kemampuan peserta didik;
g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan
i. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
Dalam kurikulum 2013 terdapat penilaian terhadap kurikulum,
terhadap pembelajaran, unjuk kerja, karakter, portofolio, dan
ketuntasan belajar. Penilaian tersebut dirincikan sebagai berikut.
a. Penilaian pembelajaran.
Penilaian pembelajaran adalah penilaian terhadap proses
dan hasil pembelajaran agar mengetahui kualitas suatu
pelaksanaan pembelajaran. penilaian terhadap kualitas
pembelajaran harus dilaksanakan agar mengetahui apakah suatu
pembelajaran berkualitas dalam mendukung implementasi
kurikulum 2013.
E. Mulyasa menyatakan dalam penilaian pembelajaran :

14
“Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil
dan berkualitas apabila seruluhnya atau setidaknya
sebagian besar (80 %) peserta didik terlibat secara aktif,
baik fisik, mental, maupun social dalam proses
pembelajaran. Sedangkan dari segi hadir, proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
perilaku yang positif pada peserta didik seluruhnya atau
setidaknya sebagian besar (80 %). Dalam implementasi
kulirilum 2013, penilaian proses harus ditujukan untuk
memperbaiki program pembelajaran dan peningkatan
kualitas peserta didik. Hal tersebut dilakukan agar dapat
menumbuhkan budaya belajar untuk menjadi hari ini lebih
baik dari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari
ini.”12

b. Penilaian Unjuk Kerja


Contoh format penilaian unjuk kerja sebagai berikut.13
N Kinerja Tanggapan Tanggapan
Kesimpulan
O yang dinilai Guru Orang Tua
1. Kualitas
penyelesaian
pekerjaan
2. Keterampilan
menggunaka
n alat
3. Kemampuan
menganalisis,
dan
merencanaka
n prosedur
kerja
4. Kemampuan
mengambil
keputusan

12 Ibid., h. 143
13 Ibid.,h. 145

15
5. Kemampuan
membaca
Simpulan

Dalam penilaian pembelajaran, penilaian unjuk kerja dapat


dilakukan secara efektif dengan langkah-langkah sebagai
berikut:14
1) Tetapkan kinerja yang akan dinilai
2) Buat daftar yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan dari masing-masing mata pelajaran dan butir-
butir yang dipertimbangkan untuk menentukan apakah
pekerjaan itu memenuhi standar yang telah ditetapkan.
3) Tentukan pekerjaan untuk peserta didik
4) Buat semua daftar gambar-gambar yang diperlukan
peserta didik untuk mengerjakan pilihan
5) Siapkan penunjuk alur tertulis yang jelas untuk peserta
didik
6) Siapkan system penskoran
c. Penilaian Karakter
Sesuai dengan orientasi kurikulum 2013 yaitu
pembentukan karakter maka karakter adalah objek penilaian
yang harus diberikan perhatian lebih. Karena demngan menilai
karakterlah terjadinya perubahan kearah yang lebih baik atau
memperbaiki diri dan mengurangi serta menghilangkan karakter
yang kurang baik. Karakter dalam pendidikan dinilain
berdasarkan sikap belajar yang tampak di kelas dan usaha
peserta didik mengaplikasikan ilmu yang didapat.
Adapun contoh format penilaian karakter dapat dilihat
sebagai berikut :15
Jenis Karakter Indikator Perilaku
Bertanggung a. Melaksanakan kewajiban

14 Ibid., h. 145-146
15 Ibid., h. 147

16
Jawab b. Melaksanakan tugas sesuai kemampuan
c. Menaati tata tertib sekolah
Percaya Diri a. Pantang menyerah
b. Berani menyatakan pendapat
c. Berani bertanya
d. Mengutamakan usaha sendiri daripada
bantuan
e. Berpenampilan tenang
Saling a. Menerima perbedaan pendapat
Menghargai b. Memaklumi kekurangan orang lain
c. Dapat bekerjasama
Bersikap Santun a. Menerima nasihat guru
b. Menghindari permusuhan dengan teman
c. Menjaga perasaan orang lain
Kompetitif a. Berani bersaing
b. Menunjukkan semangat berprestasi
c. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Jujur a. Mengemukakan apa adanya
b. Berbicara secara terbuka
c. Mengakui kesalahannya

d. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio sangat penting dalam implementasi
kurikulum 2013 karena di dalamnya terdapat penjelasan
mengenai mekanisme kerja peserta didik yang membantu oranag
tua mengetahui kinerja dan keterampilannya di kelas. Peserta
didik membutuhkan portofolio ini agar mengetahui tingkat
kompetensinya dan keterampilannya.
Portofolio adalah kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan
peserta didik. Berikut contoh format penilaiannya. 16

Kompetensi : Nama :………………………..


Tanggal :

16 Ibid., h. 149

17
……………………….
Prosedur kegiatan Penilaian
Jelek/Cukup/Baik/Sangat Baik
1.
2.
3.
Dicapai Melalui : Komentar Guru
1. Diri Sendiri
2. Bantuan Guru
3. Seluruh Kelas
4. Kelompok Besar
5. Kelompok Kecil
Komentar Orang Tua Tanggapan Siswa

e. Penilaian Ketuntasan Belajar


Penilaian ketuntasan belajar ditetapkan berdasarkan kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Sekolah secara bertahap dan
berkelanjutan perlu menetapkan dan meningkatkan KKM untuk
meningkatkan ketuntasan ideal. Dalam hal ini, KKM yang
ditetapkan dalam setiap mata pelajaran akan berbeda dan
bervariasi.17
D. Revisi Kurikulum 2013
Dalam menjalankan kurikulum 2013 tentu menghadapi kendala-
kendala sehingga dilakkukan revisi. Ponit-point perubahan yang terjadi
adalah sebagai berikut. 18
1. Jika sebelumnya kurikulum 2013 hanya menggunakan pembelajaran
saintifik maka pada pembelajaran kurikulum 2013 habis Revisi akan
bebas menggunakan jenis pembelajaran.

17 h. 151
18http://sikpas.blogspot.com/2016/05/perbedaan-kurikulum-2013-kurtilas.html (September 2019)

18
2. Pada kurikulum 2013 sebelumnya menggunakan tujuan Pembelajaran.
Tetapi pada kurtilas habis revisi terbaru tidak menggunakan Tujuan.
Dalam artian bukan berarti tidak memiliki tujuan tetapi digabung
dengan Indikator.
3. Pada kurtilas Habis Revisi yang akan diterapkan pada tahun 2016
terdapat tambahan pada Kompetensi Inti (KI). Jika sebelumnya hanya
menggunakan tiga KI, maka sekarang ada penambahan pada menjadi
4 KI Spritual (Khusus PKN dan Agama).
4. Kemudian pada pada penyusunan RPP Kurikulum 2013 Habis revisi
dicantumkan mengenai Remedial dan Pengulangan pada siswa yang
tidak sesuai dengan SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
5. Pada kurikulum 2013 terbaru terdapat tambahan pada sistem
penilaiannya. Dalam hal ini dibawah tempat tandatangan ditambahkan
jenis atau kolom cara penilaian yang akan dilakukan. Sedangkan
kurtilas lama tidak ada.
Pada tahun 2018 ini pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 87
tahun 2017 menambahkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk
membekali peserta didik sebagai generasi emas tahun 2045 dengan jiwa
Pancasila dan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di
masa depan (Pasal 2). Adapun revisi tahun 2018 adalah sebagai berikut. 19
1. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional tapi tetap
“Kurikulum 2013 Edisi Revisi” yang berlaku secara Nasional.
2. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di setiap mata
pelajaran hanya agama dan ppkn namun “KI tetap dicantumkankan
dalam penulisan RPP.
3. Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD , maka yang diambil adalah nilai
yang tertinggi. Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD ditotal
(praktek, produk, portofolio) dan diambil nilai rata2. untuk

19 https://www.wasito.info/2018/09/perbedaan-antara-ktsp-k13-dan-k13-revisi.html (November
2019)

19
pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu
sama.
4. Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu KD,
materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
5. Perubahan terminologi ulangan harian menjadi “penilaian harian”,
UAS menjadi “penilaian akhir semester” untuk semester 1 dan
“penilaian akhir tahun” untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi
UTS, langsung ke penilaian akhir semester.
6. Dalam RPP tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang
digunakan dan “materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan
rubrik penilaian” (jika ada).
7. Skala penilaian menjadi “1-100”. “Penilaian sikap” diberikan dalam
bentuk “predikat dan deskripsi”.
8. Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa
diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang
dicantumkan dalam hasil
Dari point-point di atas dapat disimpulkan bahwa revisi yang
dilakukan untuk kelancaran dan kemajuan sistem pendidikan di Indonesia.
Adanya revisi bukan untuk jadi sorotan kekurangn dari kurikulum yang ada,
namun sebagai perbaikan agar sistem pendidikan di Indonesia selalu
bergerak menjadi lebih baik. Perubahan-perubahan yang dibuat juga agar
mempermudah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan
karakter dan pengembangan kompetensi secara seimbang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Segala sesuatu akan mengalami perubahan dan perkembangan seiring
berjalannya waktu, begitu juga dengan kurikulum. Kurikulum 2013 hadir
dengan harapan terciptanya penerus bangsa yang berkarakter, bukan sekedar
meningkatkan kemampuan intelektual saja. Kurikulum 2013 dikembangkan
dari kurikulum 2006 (KTSP) yang dilandasi pemikiran tentang tantangan

20
masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
pedagogi, kompetensi masa depan, dan phenomena negative yang
mengemuka. Untuk itu, sosialisasi aktif tentang kurikulum 2013 dan
implementasinya yang tepat diharapkan mampu mengantarkan kepada
tujuan pendidikan yang diharapkan.

B. Saran
1. Kurikulum di Indonesia terus melalui perubahan. Kurikulum disaat ini
adalah kurikulum revisi 2013 yang diimplementasaikan dari segala
pihak. Guru harus memahamo dengan benar orientasi kurikulum 2013
dan dituntut mahir dalam merancang pembelajaran yang efektif dalam
pencapaian tujuan kurikulum 2013. Kepala sekolah harus dapat
meranacang sistem pendidikan di lembaga pendidikan yang
dipimpinnya sebaik mungkin. Seperti pengelolaan administrasi
pendidikan dan supervisi pendidikan serta mengatur kebijakan-
kebijakan yang mendukung implementasi kurikulum 2013.
2. Makalah ini tidaklah sempurna sehingga membutuhkan krikan dan
sarn yang membangun dari pihak pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
E.Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2017.
Lubis, Mara Samin. Telaah ‘Kurikulum. Medan: Perdana Publishing, 2016.
Rangkuti, Ahmad Nizar. Telaah Kurikulum Pendidikan Menengah Umum/
Sederajat. Medan: Perdana Publishing , 2016.
Silitonga, Pita H. D. Telaah kurikulum. Medan: Unimed Press, 2015.

21
Lampiran IV, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman
Umum Pembelajaran, Konsep dan Strategi Pembelajaran.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan

22

Anda mungkin juga menyukai