Anda di halaman 1dari 10

BAB : PENDEKATAN TES BAHASA

Disusun Oleh:

Syazwina Puteri Sirait (17106692)


Ariani (17106662

)PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Tes Bahasa
Pendekatan tes bahasa terdiri atas dari kata pendekatan, tes, bahasa. Dalam
membahasa pengertian pendekatan tes bahasa maka perlu utuk mengetahui makna ketiga
kata tersebut. Pendekatan secara bahasa dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
proses, cara, perbuatan mendekati, metode untuk mencapai pengertian.1 Pendekatan
merupakan asumsi atau pandangan terhadap suatu hal.
Sedangkan tes adalah satu jenis alat memperoleh data numerik atau alat untuk
melakukan pengukuran yang hasilnya dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam melakukan evaluasi.2 Tes adalah sejumlah pertanyaan yang
diberikan untuk dijawab.3 Tes diberikan untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan,
kecerdasan, bakat dan minat seseorang seseorang. Adapun bahasa adalah sistem
lambing bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk
menyampaikan pikiran, tujuan atau perasaan kepada sesama. Maka dari hal ini
disapatkan bahwa tes bahasa adalah alat melkukan pengukuran dan peniaan terhadap
kemampuan bahasa seseorang setelah melakukan pembelajaran bahasa
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan tes
bahasa adalah asumsi atau pandangan seorang guru terhadap tes bahasa setelah
melakukan pembelajaran bahasa yang di dasari oleh pandangannya terhadapa
pembelajaran bahasa.

B. Pendekatan Diskrit
Pendekatan tes diskrit adalah pendekatan tes yang hanya menekankan atau
menyangkut satu aspek kebahasaan pada satu waktu (Oller, 1979: 37). 4 Tiap satu butir
soal hanya dimaksudkan untuk mengukur satu aspek kebahasaan, misalnya fonologi,

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia
PustakaUtama, 2008), h. 306
2 M. Ainin, dkk., Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 20060, h. 3
3 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). 189
4 Burhan Nurgiantono, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Sastra , (Yogyakarta: BPFE, 2001), h.20
morfologi, sintaksis, atau kosa kata. Pendekatan tes diskrit tidak hanya menyangkut
aspek kebahasaan saja, melainkan juga berbagai macam keterampilan bahasa, misalnya
menyimak, membaca, berbicara, atau menulis, tanpa mengkaitkanya dengan
keterampilan yang lain, tes keterampilan tersebut termasuk Pendekatan tes diskrit.
Istilah yang lain yang semakna dengan Pendekatan tes diskrit menurut Marrow, 1979
adalah tes atomistik, tes atomistik mengukur butir-butir spesifik, misalnya tatabahasa,
bunyi, dan kosakata yang pada dasarnya tidak ada hubunganya dengan pengunaan
bahasa nyata.5
Dasar pemikiran teori diskrit, baik dalam pengajaran maupun penilaian, berasal dari
teori strukturalisme dalam linguistik dan behaviorisme dalam psikologi, baik teori
strukturalisme maupun behaviorisme mengakui bahwa suatu bentuk kesuluruhan dapat
dipecah menjadi bagian-bagian tertentu. Tiap potongan aspek keterampilan bahasa
diajarkan dan diteskan sendiri terlepas dari konteks dan pemakaian kebahasaan yang
konkret. Tes yang terhadap aspek-aspek secara diskrit dianggap mewakili keseluruan
jika pengambilan sampel bahan yang diteskan sudah bersifat mewakili aspek kebahasaan
tertentu yang diteskan.
Berikut dicontohkan Pendekatan tes diskrit yang menyangkut komponen pengenalan
bahasa arab (fonologi), kosa kata, dan bentukan kata.
1. Tes diskrit yang menyangkut aspek fonologi (‫)األصوات‬
Tes fonologis yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan menyimak dengan
meminta siswa mengenali perbedaan bunyi pada kata-kata yang mirip.
Contoh : ( tes menyimak yang mengukur perbedaan bunyi yang mirip.
Kosa kata berikut ini yang bunyi awalnya berupa huruf ‫ ص‬adalah: ( guru
memperdengarkan kosa kata berikut ini).

‫ضمري‬ - i

‫صبري‬ - ii

‫ظاهر‬ iii
-

‫طاهر‬ - iv
5 M. Ainin, dkk., Op. Cit., h.70
2. Tes diskrit kosa kata ( ‫املفردات‬ )
Tes kosa kata ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
pembendahaan kosa kata.

Contohnya : Arti dari kata ‫ اجلامعة‬adalah


a. Masjid
b. Kantin
c. Rumah Makan
d. Perguruan Tinggi
3. Tes diskrit morfologi
Tes morfologi ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengenali,
mengidentifikasi, atau untuk membedakan bentuk-bentuk kata bahasa Arab.
Contohnya : isim fail dari kata ‫ كتب‬adalah
Pandangan teori diskrit yang memecah-mecah unsur kebahasaan dan
menghadirkannya dalam bentuk terisolasi dipandang sebagai kelemahan yang mencolok,
karena pada kenyataannya bahasa merupakan kesatuan yang padu dari berbagai
unsurnya dan tidak dapat dilepaskan dari konteks pemakaianya.

C. Pendekatan Integratif
Keterbatasan jangkauan penerapan tes diskret dalam penyelenggaraan pembelajaran
bahasa memberikan peluang kepada penerapan pendekatan integratif yang dalam banyak
hal lebih sesuai dengan kebutuhan dan praktek penyelenggaraan tes bahasa. Meskipun
pada dasarnya dilandasi oleh pandangan tehadap hakikat bahasa yang sama yaitu teori
linguistik struktural, pendekatan integratif ini lebih sesuai dengan kebutuhan nyata
dimana terdapat penggabungan dari bagian-bagian terkecil pada setiap butir tes. Dapat
dikatakan, bahwa tes integratif ini sebagai koreksi terhadap kelemahan yang terdapat
pada Pendekatan tes diskrit.6
Jika Pendekatan tes diskrit pada suatu waktu hanya mengukur satu aspek kemampuan
kebahasaan, maka pendekatan tes integratif mengukur kemampuan peserta didik dalam
menggunakan bebagai aspek kebahasaan maupun keterampila (Ollar,1997). Dalam tes

6 Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa - Dalam Pegangan Bagi Pengajar Bahasa, (Jakarta: Indeks, 2008), h.
25
integratif aspek-aspek kebahasaan tidak dipisahkan satu dengan yang lain untuk diteskan
secara sendiri, melainkan dalam wujud bahasa yang merupakan kesatuan yang padu.
Butir bahasa yang semula diskrit berubah menjadi integratif karena digunakan dalam
kaitan dengan unsur-unsur bahasa yang lain, pada tes integratif ini, peserta didik dalam
menjawab suatu butir soal dituntut mengearahkan kemampuan bahasa secara stimulan.
Menurut Nurgiyantoro, yang termasuk tes integratif menyangkut aspek kebahasaan dan
keterampilan kebahasaan berupa. 7
1. Menyusun atau merangkai kata menjadi kalimat

‫رتب الكاملات االتية لتكون مجلة كاملة‬ .1

‫ يسكون‬-‫ مجيلة‬-‫ أمحد‬- ‫ يف‬- ‫ شقة‬i


2. Menentukan kedudukan kata dalam sebuah kalimat

-‫موقع " جناح " يف اجلملة – يف معرض اهلوايات جناح مجع الطوابع‬ .1

‫ خرب يف معرض‬i

‫ مبتدأ مقدم‬ii

‫ مبتدأ مؤخر‬iii

‫ نعت موقع‬iv
3. Memahami wacana yang disimak (fahmul masmu’)

‫استمع النص االيت جيدا مث أجب عن األسئلة األتية‬ .1

‫ و‬,‫ع‬II I‫ات مجع الطواب‬II I‫رض اهلواي‬II I‫دة ز يف مع‬II I‫ات يف ج‬II I‫رض اهلواي‬II I‫ل و أمحد مع‬II I‫زار مجي‬

.‫ و جناح الرياضة‬,‫ و جناح الصحافة‬,‫جناح اجلط العريب‬

‫ من زار معرض اهلوايات ؟‬i

7 Burhan Nurgianto, Op. Cit., h. 74


‫ أين معرض اهلوايات ؟‬ii
4. Menafsirkan wacana singkat yang dibaca atau didengar
Tes integratif bukan hanya mengukur satu aspek kemampuan, melainkan mengukur
lebih dari satu kemampuan secara integratif, seorang siswa tidak akan mampu menjawab
butir soal yng disediakan secara integratif jika dia hanya bermodalkan kos kata,
melainkan ia juga harus memiliki kemampuan struktur, memahami teks secara cermat,
menghubungkan antara informasi yang satu dengan yang lainya dalam suatu wacana.

D. Pendekatan Pragmatik
1. Sejarah Pendekatan Tes Pragmatik
Pendekatan pragmatik sama seperti pendekatan integratif kemunculannya.
Pendekatan ini muncul sebagai alternative dari kekurangan-kekurangan yang ada di
pendekatan diskrit. Pendekatan diskrit cenderung pada asumsi bahwa pemahaman
bahasa terdapat pada pemahaman unsur linguistic, sehingga tes bahasa berdasarkan
pendekatan ini hanya berfokus pada ketelitian tata bahasa saja.
Salah satu tokoh yang mengkritik ppendekatan tes diskrit ialah Oller (Language Test
at School, A Pragmatic Approach: 1979). Sebagai gantinya ia menawarkan teori
pendekatan tes pragmatik yang menurutnya, lebih mudah disiapkan daripada pendekatan
tes diskrit dan dapat memberikan hasil yang bermakna (meaning ful) serta mudah
ditafsirkan.8 Maksudnya adalah bahwa pendekatan tes pragmatik memandang luas
aspek pengujian kemampuan bahasa terhadap seseorang. Aspek yang diperhatikan dalam
tes yang berdasarkan pendekatan ini tidak dicukupkan oleh kemahiran tata bahasa atau
strukturnya saja, namun juga memperhatikan aspek pemahaman bahasa sesuai konteks
yang dimaksud. Sehingga hasil yang di dapat lebih nyata dan bermakna.
2. Pengertian Pendekatan Tes Pragmatik
Pendekatan tes pragmatik diartikan sebagai suatu prosedur atau tugas yang menuntut
siswa untuk menghasilkan urut-urutan unsur bahasa sesuai dengan pemakaian bahasa
secara nyata dan sekaligus menuntut siswa untuk menghubungkan unsur-unsur bahasa
tersebut dengan konteks ekstralinguistik. 9 Dari pengertian ini didapatkan bahwa asumsi
pendekatan tes pragmatik sangat kompleks dan luas karena memperhatikan unsur

8 Burhan Nurgiantono, Op. Cit., h. 177


9 Burhan Nurgiantono, Op. Cit., h. 178
ekstralinguistik dalam memahami suatu bahasa yang secara linguistik. Memahami
bahasa dengan unsur esktralinguitik yaitu berarti mengaitkan bahasa yang ingin diterima
atau yang ingin disampaikan kepada aspek kehidupan nyata berketerikatan dengan
tempat, suasana, maksud, dan bahkan budaya. Semua hal ini dipandang memengaruhi
konsep pemahaman terhadap suatu bahasa (wacana aatau pembicaraan), dan ia disebut
dengan pemahaman sesuai konteks. Tentunya melalui pendekatan ini menjadikan tes
yang dilakukan menekankan pada tes kemampuan berbahasa yang sesungguhnya.
3. Jenis-jenis Tes dalam Pendekatan Pragmatik
Pendekatan tes bahasa pragmatik memandang bahwa sebuah tes bahasa harus
menguji kemampuan bahasa secara menyeluruh yaitu menggabungkan pemahaman
unsur ekstralinguistik dan linguisti. Maka dari itu jenis-jenis tes yang dapat digunakan
dalam pendekatan tes pragmatik haruslah dapat mengukur kedua kemampuan tersebut.
Beberapa jenis tes yang dapat digunakan adalah : tes dikte, tes cloze, pemahaman
parafrase, jawaban pertanyaan, berbicara/wawancara, menulis, bercerita dan
terjemahan.10
a. Tes dikte
Contoh wacana yang diperdengarkan kepada testee untuk ditulis berikut ini:11
‫قصّة اليتيمان‬/
‫ها‬R‫ شخص‬/‫د‬RR‫يلة أح‬RR‫ بوص‬/‫ربى‬R‫الم الع‬R‫ فى الع‬/‫تيم‬R‫كلة الي‬R‫ مش‬/‫ عن‬/‫يرة‬RR‫ان القص‬RR‫ة اليتيم‬RR‫ت قص‬RR‫قص‬ .I
‫اة‬R‫ عن حي‬/‫يرا جميال‬RR‫بر تعب‬RR‫ا تع‬RR‫ لكنه‬/‫يرة‬RR‫ة قص‬RR‫ تكون قص‬/‫ مهما‬./‫ و أخته‬/‫ و هو ما جد‬/‫األساسى‬
/‫ إنهم‬./‫رة‬RR‫ى األب و األس‬/‫ أن كل المشكالت ترجع إل‬/‫ ألن الناس يرون‬/‫ ال مكان للشكوى‬./‫األيتام‬
)menggunakan harokat( ./‫ أن يشاركوا المشكالت أو يفوضوا المساعدة‬/‫ال يريدون‬

‫ى‬RR‫ سيقض‬.‫ده‬RR‫د إلى بل‬RR‫ سيسافر أحم‬.‫ و يسافر الطالب إلى األهل‬,‫عطلة الصيف بعد أسبوع‬.۱ ‫ستبدأ‬ .II
‫ى‬RR‫عودية ليقض‬RR‫افر إلى الس‬RR‫ و علي سيس‬.‫فى المزرعة‬.۳ ‫ه‬RR‫ده و ع ّم‬RR‫فى القرية ليساعد وال‬.۲ ‫العطلة‬
‫ و‬,‫رام‬RR‫الح‬.۵ ‫جد‬RR‫القرب من المس‬RR‫ة ب‬RR‫هرا فى مك‬RR‫ و يبقى ش‬,‫يعتمر‬RR‫المدينة و س‬.۶ ‫العطلة بين م ّكة و‬
)menggunakan harokat (.‫النبوي‬.٦ ‫سيبقى شهرا فى المدينة بالقرب من المسجد‬

Contoh pertama merupakan dikte standar, artinya siswa menulis semua wacana yang
didiktekan dengan tehnik sebagai berikut:

10 Soenardi Djiwandono, Op. Cit., h. 77


11 Bintang Rosyadah, https://www.academia.edu/30973286/PENDEKATAN_DALAM_TES_BAHASA,
(14 Mei 2020).
1) Teks dibacakan secara keseluruhan oleh guru
2) Kemudian teks dibaca bagian perbagian dan ditulis oleh siswa
3) Teks dibaca ulang secara keseluruhan oleh guru agar siswa dapat memeriksa kembali
tulisannya
Sedangkan, contoh kedua adalah dikte sebagian. Dengan kata lain terdapat kata-kata
yang dihilangkan dalam wacana guna diisi oleh siswa melalui tulisan. Tehnik dikte
sebagian sama halnya dengan tehnik dikte standar, akan tetapi pada dikte sebagian siswa
hanya menulis bagian kata yang dihilangkan.
b. Tes cloze
Contoh tes cloze berikut ini:12
1) Melengkapi sebuah paragraph dengan kata-kata yang telah disediakan
‫ات‬RR‫ا بالكلم‬RR‫ع إكماله‬RR‫ة م‬RR‫ة البطاق‬RR‫د كتاب‬RR‫ أع‬.‫ة‬RR‫ فيها عشر كلمات ناقص‬,‫البطاقة األتية من عبد المنعم إلى والده‬
:‫المناسبة من القائمة التى تحتها‬
.‫والدي العزيز‬
.‫م‬.‫ول ص‬.‫جد الرس‬.‫ا بمس‬..‫ فيه‬.... ‫تى‬.‫ ال‬.... ‫ة‬.‫ا من المدين‬.‫لت إليه‬..‫د أن وص‬..‫اض بع‬..‫ من الري‬..... ‫أكتب هذه‬
‫دة‬..‫لت ج‬..‫ الرياض كلها و كنت قد وص‬.... ‫ الرياض الذى شاهدت من فوقه‬.... ‫الصورة التى على البطاقة ل‬
.‫ الجميل‬... ‫ ذلك‬,‫ ثم ذهبت إلى الطائف‬,‫ و الحمد هلل‬.... ‫ و أديت‬.... ‫ و منها سافرت إلى مكة‬.... ‫يوم‬
.‫ و السالم عليكم و رحمة هللا و بركاته‬.‫ الكريمة و إلى أخى أحمد‬... ‫تحياتى لك و إلى‬
.‫ عبد المنعم‬,‫ابنكم‬
)‫ المنورة‬,‫ برج‬,‫ المكرمة‬,‫ العمرة‬,‫ المصيف‬,‫ البطاقة‬,‫ السبت‬,‫ الوالدة‬,‫( منظر‬
2) Melengkapi sebuah paragraph dengan kata-kata yang sesuai
!‫إمأل كل من الفراغات األتية بكلمة مناسبة‬
‫بيتي‬
:‫رف‬..‫ غ‬..... .‫ة‬..‫ار متنوع‬..‫ا أزه‬..‫ فيه‬,...... ‫ة‬.‫تي حديق‬.‫ام بي‬..‫ أم‬.‫ريح‬..‫ف و م‬..‫ و لكنه نظي‬,‫ هو بسيط‬,‫هذا بيتى‬
.‫ و غرف النوم و غرفة الطعام‬.... ‫ الجلوس و غرفة‬..... ‫غرفة اإلستقبال و‬
‫ فى‬.‫غيرة‬..‫ ص‬.... ‫دة‬..‫ على المنض‬.‫ى‬..‫ و كراس‬.... ‫تقبال‬..‫ة اإلس‬..‫ فى غرف‬.‫اض‬..‫ام و مرح‬..‫تي مطبخ و حم‬..‫لبي‬
‫تي‬..‫ بي‬.‫د‬..‫ و جرائ‬.... ‫ذاكرة كتب و‬..‫ة الم‬..‫ غرف‬.... .‫اك‬..‫ي هن‬..‫ر دروس‬..‫ أذاك‬, .... ‫ة‬..‫ أنظر تلك غرف‬.... ‫الزهرية‬
.‫مجهز بالكهرباء‬

Perlu diketahui, bahwa ada dua macam tehnik penilaian dalam tes cloze, yaitu
penilaian kata secara eksak dan penilaian kelayakan konteks (Oller, 1979: 367-68).

12 Ibid.
Pada contoh pertama merupakan penilaian kata secara eksak. Artinya pengisian kata
harus sama persis dengan jawaban yang disediakan. Sebaliknya pada contoh kedua,
bahwa pengisian kata tidak harus sama persis. Selain itu pengisian dapat menggunakan
kata sinonim atau layak sesuai konteks. Contoh pada kata : ‫تي حديقة‬.‫ أمام بي‬......, testee
dapat mengisi dengan kata jamilah, wasia’h, nadzifah, dll. Sesuai konteksnya.
c. Pemahaman parafrase
Contoh tes pemahaman parafrase sebagai berikut.13
‫يتبادل المسلمون التهانى فى األعياد‬

‫يهنئ المسلمون كل منهم األخر‬.I


‫يساعد المسلم أخاه المسلم‬.II
‫يلقى المسلم على أخيه المسلم التحية‬.III

Contoh diatas merupakan tes dengan tujuan melihat pemahaman paraphrase teste.
Contoh tersebut sering kita jumpai dalam tes toefl dan toafl, sering kali, tes ini
mengecoh pemahaman teste. Adapun tehnik dalam pelaksanaan teste ini yaitu: soal
diperdengarkan oleh guru, selanjutnya teste diminta untuk memilih salah satu jawaban
yang paling sesuai dengan wacana yang disajikan dalam lembar jawaban yang telah
dibagikan.
d. Jawaban pertanyaan
Contoh tes jawaban pertanyaan yaitu berikut ini:
‫متى تخرجت فى كلية العلوم؟‬.I
‫ سأخرج اليوم‬.)۱
‫ منذ أربع سنوات‬.)۲
‫ تخرجت فى كلية العلوم‬.)۳
‫ أريد ثالثة مقاعد فى البلكون من فضلك‬:۱ ‫ صوت‬.II
‫ فى أي حفلة؟‬:۲ ‫صوت‬
‫ حفلة السادسة و النصف هذا المساء‬:۳ ‫صوت‬
‫ كل المقاعد مشغولة‬.‫ اسفة‬:۶ ‫صوت‬
‫ أين يجري الحوار؟‬:۵ ‫صوت‬
‫ فى المسجد يوم الجمعة‬.)۱
‫ فى الكنيسة يوم األحد‬.)۲

13 Ibid.
‫ عند شباك التذاكر‬.)۳
‫ فى السوق المركزي‬.)۶
Sama halnya dengan pemahaman paraphrase, tes jawaban pertanyaan pun mempunyai
tujuan untuk melihat pemahaman siswa yang meliputi kosa kata, merangkai kata-
perkata, mendengar, menghubungkan kata dengan kata lainnya.
e. Berbicara/wawancara
f. Menulis
g. Bercerita
h. Terjemahan
Tes berbicara, menulis, bercerita dan terjemahan mendukung penilaian menyeluruh
karena tiap tes tersebut dilaksanakan dengan mengutamakan pengukuran dan penilaian
terhadap pemahaman wacana atau pembicaraan secara global dan kompleks menurut
konteks. Adapun kaidah bahasa telah terintegrasi dalam jawaban seseorang ketika
menjawab tes tersebut.
KESIMPULAN
Pendekatan tes bahasa adalah asumsi atau pandangan seseorang terhadap tes bahasa
yang didasarkan atas asumsinya terhadap pengajaran bahasa. Pemilihan pendekatan tes
bahasa mempengaruhi dan menentukan bentuk pelaksanaan evaluasi terhadap
pembelajaran bahasa. Pemilihan tersebut tergantung pula pada kebutuhan, yakni aspek
apakah yang ingin dievaluasi dalam pembelajaran bahasa yang dilaksanakan serta
tergantung pula pada pendekatan pengajaran bahasa. Jika ingin membedakan
kemampuan setiap peserta didik dalam memahami tata bahasa maka guru hendaknya
memilih pendekatan tata bahasa. Jika memandang pengajaran bahasa adalah pemahaman
dan penggunaan bahasa harus berotoritas pada konteks maka guru memilih pendekatan
lainnya yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
Djiwandono, Soenardi. Tes Bahasa - Dalam Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta:
Indeks, 2008.
M. Ainin, dkk. Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat, 2006.
Nasional, Departemen Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia PustakaUtama, 2008.
Nurgiantono, Burhan. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Sastra. Yogyakarta: BPFE,
2001.
Rosyadah,Bintang.2020
https://www.academia.edu/30973286/PENDEKATAN_DALAM_TES_BAHAS
A (diakses Mei 14, 2020).
Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi. Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.

Anda mungkin juga menyukai