ABSTRAK
Longsor dapat terjadi pada hampir setiap kasus lereng alami atau lereng buatan secara
pelan atau tiba-tiba dengan atau tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya. Penyebab utama
terjadinya keruntuhan lereng adalah meningkatnya tegangan geser, menurunnya kuat geser
pada bidang longsor atau keduanya secara simultan.
Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor yang
potensial, yaitu dengan menghitung besarnya kekuatan geser untuk mempertahankan
kestabilan lereng dan menghitung kekuatan geser yang menyebabkan kelongsoran kemudian
keduanya dibandingkan. Dari perbandingan yang ada didapat nilai Faktor Keamanan yang
merupakan nilai kestabilan lereng yang dinyatakan dalam angka.
Dari analisis yang dilakukan di Kawasan Citraland Manado didapat nilai Faktor Keamanan
yaitu 0,193 yang menunjukkan bahwa keadaan lereng tersebut tidak stabil. Kemudian
dilakukan perbaikan dengan menggunakan soil nail. Soil nail adalah salah satu cara
perbaikan lereng dengan cara memperkecil gaya penggerak atau momen penyebab longsor.
Sehingga dapat diperoleh nilai Faktor Keamanan 1,926 yang menunjukkan kondisi lereng
dalam keadaan stabil.
massa tanah dari elevasi lebih tinggi ke elevasi Kuat Geser Tanah dan Keruntuhan Tanah
yang lebih rendah. Keruntuhan lereng dapat saja terjadi
Pada tempat dimana terdapat dua pada hampir setiap kasus lereng alami atau
permukaan tanah yang berbeda lereng buatan secara pelan atau tiba-tiba
ketinggiannya, maka akan ada gaya-gaya dengan atau tanpa adanya tanda-tanda
yang bekerja mendorong sehingga tanah sebelumnya. Penyebab utama terjadinya
yang lebih tinggi kedudukannya cenderung keruntuhan lereng adalah meningkatnya
bergerak kearah bawah. tegangan geser, menurunnya kuat geser
Disamping gaya yang mendorong ke pada bidang longsor atau keduanya secara
bawah terdapat pula gaya-gaya dalam tanah simultan.
yang bekerja menahan/melawan sehingga Suatu beban yang dikerjakan pada suatu
kedudukan tanah tersebut tetap stabil. massa tanah akan selalu menghasilkan
Gayagaya pendorong berupa gaya berat, tegangan-tegangan dengan intensitas yang
gaya tiris/muatan dan gaya-gaya inilah yang berbeda-beda di dalam zona berbentuk bola
menyebabkan kelongsoran. Gaya-gaya lampu (bulb) di bawah beban tersebut. Hal
penahan berupa gaya gesekan/geseran, yang pertama yang harus dilakukan adalah
lekatan (dari kohesi), kekuatan geser tanah. meninjau kekuatan tanah. Ini dikarenakan
Jika gaya-gaya pendorong lebih besar dari beban yang bekerja pada massa tanah
gaya-gaya penahan, maka tanah akan mulai memerlukan dua pertimbangan (Das, 1994): 1.
runtuh dan akhirnya terjadi keruntuhan Besarnya penurunan total
tanah sepanjang bidang yang menerus dan 2. Kemungkinan keruntuhan tanah. Ini dapat
massa tanah diatas bidang yang menerus ini berupa suatu gerakan rotasi tanah di bawah
akan longsor. Peristiwa ini disebut sebagai areal yang mengalami pembebanan atau
keruntuhan lereng dan bidang yang menerus kadang-kadang berupa suatu “keruntuhan
ini disebut bidang gelincir. pons” (punching failure). Yang belakangan
ini biasanya merupakan gerakan yang
Pola Pergerakan Lereng terbatas; walaupun demikian, besarnya
Bentuk bidang gelincir yang umum dan mungkin cukup untuk menyebabkan
sering dijumpai adalah bentuk bidang gangguan struktural yang cukup berarti
gelincir yang mendekati bentuk busur pada struktur atas.
lingkaran. Tanah yang longsor demikian
disebut rotational slide yang bersifat Pengujian Tanah untuk Menentukan
berputar. Parameter Kuat Geser
Ada juga tanah longsor yang terjadi pada Pengujian tanah yang biasa dipakai untuk
bidang gelincir yang hampir lurus dan mendapatkan parameter-parameter kekuatan
sejajar dengan muka tanah. Longsor yang antara lain adalah :
demikian disebut translational slide, yaitu 1. Uji tekan tak terkekang (unconfined
bersifat bergerak pada satu jurusan. Biasa compression) atau uji qu. Kekuatan tekan
terjadi bilamana terdapat lapisan agak keras yang didapat dari pengujian ini selalu
yang sejajar dengan permukaan lereng. diidentifikasikan sebagai qu. Pengujian ini
Ada juga longsoran yang terjadi akibat juga disebut uji tak terkonsolidasi-tak
adanya aksi dari dekat. Biasa terjadi pada terdrainase (unconsolidated-undrained)
lereng alam atau buatan dimana lapisan atau uji UU. Kuat geser tak terdrainase
tanah yang longsor pada bidang tanah yang biasanya diidentifikasikan sebagai su.
jelek. Longsor ini disebut longsor blok atau 2. Uji geser langsung (direct shear) dan
baji. uji geser sederhana langsung (direct simple
Ada juga bentuk longsor mengalir shear, DSS)
karena adanya pergerakan lateral pada 3. Uji tekan terkekang (confined
semua arah atau karena perbedaan compression) atau uji triaksial.
kekentalan
(viskositas) massa tanah. Konsep Kestabilan Lereng
Gerakan tanah merupakan suatu gerakan
menuruni lereng oleh massa tanah dan atau
bantuan penyusun lereng akibat terganggunya
39
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
kestabilan tanah atau bantuan penyusun lereng 3. Penambahan kadar air pada tanah
tersebut. Definisi diatas menunjukkan bahwa (misalnya terdapat rembesan air atau
massa yang bergerak dapat berupa massa infiltrasi hujan)
tanah, massa batuan atau pencampuran antara 4. Berat dan distribusi beban
massa tanah dan batuan penyusun lereng. 5. Getaran atau gempa
Apabila massa yang bergerak ini didominasi Faktor-faktor yang mempengaruhi
oleh massa tanah dan gerakannya melalui kestabilan lereng dapat menghasilkan
suatu bidang pada lereng, baik berupa bidang tegangan geser pada seluruh massa tanah,
miring ataupun lengkung, maka proses dan suatu gerakan akan terjadi kecuali
pergerakan tersebut disebut sebagai longsoran tahanan geser pada setiap permukaan runtuh
tanah. Analisis stabilitas tanah pada yang mungkin terjadi lebih besar dari
permukaan tanah ini disebut dengan analisis tegangan geser yang bekerja. (Bowles,
stabilitas lereng. 1991) Cara Cara Menstabilkan Lereng
Analisis stabilitas lereng meliputi Penanggulangan longsor yang dilakukan
konsep kemantapan lereng yaitu penerapan bersifat pencegahan sebelum longsor terjadi
pengetahuan mengenai kekuatan geser pada daerah potensial dan stabilisasi, setelah
tanah. Keruntuhan geser pada tanah dapat longsor terjadi jika belum runtuh total.
terjadi akibat gerak relatif antar butirnya. Penanggulangan yang tepat pada kedua
Karena itu kekuatannya tergantung pada kondisi diatas dengan memperhatikan
gaya yang bekerja antar butirnya, sehingga penyebab utama longsor, kondisi pelapisan
dapat disimpulkan bahwa kekuatan geser tanah dan juga aspek geologinya.
terdiri atas: Sedang langkah yang umum dalam
1. Bagian yang bersifat kohesif,
menangani longsor antara lain: pemetaan
tergantung pada macam tanah dan ikatan geologi topografi daerah yang longsor,
butirnya. pemboran untuk mengetahui bentuk pelapisan
2. Bagian yang bersifat gesekan, yang tanah/batuan dan bidang gelincirnya,
sebanding dengan tegangan efektif yang pemasangan piezometer untuk mengetahui
bekerja pada bidang geser. (DAS, 1994) muka air atau tekanan air porinya, dan
pemasangan slope indicator untuk mencari
Faktor-faktor yang Mempengaruhi bidang geser yang terjadi.
Kestabilan Lereng Selain itu dilakukan pula pengambilan
Keruntuhan pada lereng alami atau tanah tidak terganggu, terutama pada bidang
buatan disebabkan karena adanya geser untuk dipelajari besar kekuatan tahanan
perubahan antara lain topografi, seismik, gesernya.
aliran air tanah, kehilangan kekuatan, Ada beberapa cara untuk menstabilkan
perubahan tegangan, dan lereng yang berpotensi terjadi kelongsoran.
musim/iklim/cuaca. Pada prinsipnya ada dua cara yang dapat
Akibat adanya gaya-gaya luar yang digunakan untuk menstabilkan suatu lereng,
bekerja pada material pembentuk lereng yaitu:
menyebabkan material pembentuk lereng 1. Memperkecil gaya penggerak atau
mempunyai kecende-rungan untuk momen penyebab longsor.
menggelincir. Kecenderungan menggelincir Gaya atau momen penyebab longsor dapat
ini ditahan oleh kekuatan geser material diperkecil dengan cara merubah bentuk
sendiri. Meskipun suatu lereng telah stabil lereng, yaitu dengan cara:
dalam jangka waktu yang lama, lereng a. Merubah lereng lebih datar atau
tersebut dapat menjadi tidak stabil karena memperkecil sudut kemiringan
beberapa faktor seperti : b. Memperkecil ketinggian lereng
1. Jenis dan keadaan lapisan tanah / c. Merubah lereng menjadi lereng
batuan pembentuk lereng bertingkat (multi slope)
2. Bentuk geometris penampang 2. Memperbesar gaya lawan atau momen
lereng (misalnya tinggi dan kemiringan penahan longsor.
lereng) Gaya lawan atau momen penahan longosr
dapat diperbesar dengan beberapa cara
yaitu:
40
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
41
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
s = c’ + (σ – u) tan Ø’ (4)
s = c’ + ( – u ) tan Ø (5)
Gambar 1. Lereng dengan busur lingkaran bidang Agar supaya lereng menjadi stabil maka
longsor gaya-gaya yang diperlukan untuk
mengakibatkan longsor haruslah lebih kecil
Pada Gambar 1. diperlihatkan suatu lereng dari pada gaya-gaya yang ada sehingga
dengan sistem irisan untuk berat sendiri massa faktor keamanan akan menjadi lebih besar
tanah (W) serta analisis komponen gaya-gaya atau sama dengan satu.
yang timbul dari berat massa tanah tersebut, Dengan kata lain:
yang terdiri dari gayagaya antar irisan yang
FK
bekerja di samping kanan irisan (Er dan Xt).
Pada bagian alas irisan, gaya berat (W)
dengan:
diuraikan menjadi gaya reaksi normal Pw yang
FK > 1,5 menunjukkan lereng stabil FK
bekerja tegak lurus alas irisan dan gaya
= 1,5 kemungkinan lereng tidak
tangensial Tw yang bekerja sejajar irisan.
stabil
Besarnya lengan gaya (W) adalah x = R sin α,
FK < 1,5 menunjukkan lereng tidak
dimana R adalah jari-jari lingkaran longsor
stabil
dan sudut α adalah sudut pada titik O yang
Atau dalam bentuk rumus dinyatakan
dibentuk antara garis vertikal dengan jari-jari
sebagai:
lingkaran longsor.
Dengan menggunakan prinsip dasar serta
asumsi-asumsi yang telah dikemukakan di F= (7)
atas, maka selanjutnya dapat diuraikan
analisis Faktor Keamanannya sebagai Dan tegangan geser adalah:
berikut:
Kriteria Keruntuhan Mohr–Coulomb:
(8)
s = c’ + σ’ tan Ø’ (1)
Gaya geser yang diperlukan adalah:
dengan: s = Kuat geser tanah c’ = Kohesi
tanah efektif σ’ = Tegangan normal efektif S=τ.l.1 (9)
Ø’ = sudut geser dalam tanah efektif dengan:
Tegangan Normal Efektif dinyatakan s = Tegangan geser S
sebagai: = Gaya geser
σ’ = σ - u (2) Jika persamaan (8) disubstitusikan pada
dengan: persamaan (9), maka diperoleh:
σ = Tegangan normal total
u = Tekanan air pori
S= (10)
42
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
Atau:
Tw =
S = (s . l) (11)
Dengan memasukkan nilai lw dan Tw ke
Dengan mensubstitusi persamaan (4) ke dalam dalam persamaan (22) diperoleh:
persamaan (10), diperoleh:
=0
(24)
S= (12)
S= (25)
S= (26)
Komponen gaya tangensial atau gaya yang F pada ruas kanan ditukarkan dengan
bekerja sejajar irisan (Tw) adalah: komponen momen l gaya penggerak longsor
yaitu ∑ W sin α maka diperoleh suatu
Tw = τ . l . 1 (15) persamaan Faktor Keamanan sebagai
berikut:
Substitusi persamaan (7) pada persamaan (15)
menghasilkan:
FK (27)
Tw = l.1 (16) Selanjutnya dengan mensubstitusikan
besarnya nilai komponen gaya normal
Persamaan (15) identik dengan persamaan (9)
akibat berat tanah (W) pada persamaan (19)
sehingga Tw dapat dinyatakan sebagai:
ke dalam persamaan (27) maka diperoleh
Tw = S (17) Persamaan Faktor Keamanan akibat berat
tanah (W) sebagai berikut:
Dengan memasukkan harga s dari persamaan
(14) maka persamaan (17) dapat dinyatakan FMw=
kembali menjadi:
Ini merupakan rumus dasar Faktor
Tw = Keamanan akibat berat sendiri tanah (W)
Komponen gaya normal (Pw) yang bekerja yang dirumuskan oleh Fellenius yang
pada pusat alas irisan akibat berat sendiri didapat dengan cara meninjau
tanah (W) adalah: kesetimbangan momen seluruh irisan
terhadap titik pusat rotasi O.
Pw = W . cos α (19) Nilai Faktor Keamanan ini adalah sama
dengan perbandingan antara seluruh
Komponen gaya tangensial (Tw) akibat berat komponen momen penahan longsor dengan
massa tanah adalah: momen penyebab longsor untuk seluruh irisan
yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
Tw = W . sin α (20)
FMw =
Selanjutnya dengan menguji kesetimbangan
momen dari seluruh irisan terhadap titik (Anderson dan Richard, 1987)
pusat rotasi yaitu titik O maka diperoleh
suatu bentuk persamaan: Program Komputer
Dalam analisis kestabilan lereng akan
∑M=0 (21) dilakukan perhitungan yang cukup panjang
dan berulang-ulang, sehingga apabila
∑ W . lw - ∑ Tw . R = 0 (22) dilakukan perhitungan secara manual akan
dengan: lw = x = R. sin α membutuhkan waktu yang cukup lama; maka
untuk memudahkan perhitungan tersebut
43
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
44
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
10 0.228
13 0.202
16 0.182
19 0.153
21 0.138
46
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
47
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (37-46) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M.G., Richard K.S., 1987. Slope Stability, Geotechnical Engineering and
Geomorphology, John Wiley and Sons.
Bowles, Joseph E., Hainim Johan K., 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika
Tanah), Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta,
Das Bradja M., Endah Noor. 1985. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis),
Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Das, Bradja M., Endah Noor., 1994. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis),
Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.
48