Anda di halaman 1dari 5

Nama : Friska Juanda Putri

Kelas : XI ips 3

Mata pelajaran : Seni Budaya

Tugas keterampilan 2

Naskah Drama

Jenis drama : cerita legenda

Judul : Batu Menangis

Pemeran/tokoh: Darmi dan ibunya serta tokoh pendukung yaitu  pemuda 1, pemuda 2, perempuan
1, dan perempuan 2

Prolog

Alkisah, disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan
seorang anak gadisnya.

Anak gadis janda itu bernama Darmi, rupanya sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai
perilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan
pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.

Dialog Drama

Darmi : “Ibuuuu…!”

Darmi : Bukankah sudah berulang kali aku bilang bahwa setiap aku bangun ibu harus sudah

menata kamar ini hingga rapi, menyediakan lulur, air hangat, dan membuatkan minuman

sari buah untukku…?!

Ibu : kamu itu sudah besar, nak. Kamu bisa mengerjakan semua itu sendiri.

Darmi : Ibu kan tahu, aku lagi sibuk,

Ibu. : Darmi . . .Ayo Bantu ibu bekerja di sawah

Darmi : Tidak bu . . ., nanti kalo kuku dan kulit ku kotor gimana?

Ibu : apa kamu tidak kasihan sama ibu nak ?

Darmi : saya lagi dandan bu ..

Ibu. : ibu pulang . .

Darmi : Upahnya mana ?


Darmi : nahh ini dia. .

Ibu. : Jangan, Nak! Uang itu untuk membeli beras

Darmi : Bedak ku habis bu, mesti beli yang baru

Ibu : kamu itu jadi anak bisanya cuma minta aja, tapi tidak pernah mau bekerja

Darmi : bu, mana uangnya?

ibu : nak.. Coba kamu bantu ibu di sawah.

Darmi : apa sih bu?

Ibu : Ibu kan sudah tua, jika ibu dipanggil oleh Tuhan maka Ibu tak khawatir lagi engkau bisa

mengurusi dirimu sendiri.Kita itu orang miskin,kita harus tetap bekerja untuk bisa makan.

Darmi : siapa suruh jadi orang miskin. Lagi pula Aku tidak pernah minta kamu jadi ibuku.

Ibu : Baiklah, Anakku. Ibu hanya memohon agar kamu tidak mengurung diri di rumah.

Kenalilah lingkunganmu agar ibu tenang jika suatu saat dipanggil Tuhan.

Pemuda 1 : eeh eeh , coba liat wanita itu , cantik sekali kan?

Pemuda 2 : iyaiya benar. wanita itu bagai bidadari surga, elok parasnya, tak sanggup aku menahan

untuk menatap keindahannya.

Pemuda 1 : iya , bahkan wanita itu lebih cantik daripada bunga mawar

Pemuda 2 : rasanya aku tertarik untuk mengenalnya. .

Pemuda 1: eeh , tapi yang di belakangnya itu siapa ?

Pemuda 2: entahlah, siapa ya dia itu?

Pemuda 1 : heh heh, kamu mau kemana?

Pemuda 2 : mau kenalanlah.

Pemuda 1 : eh aku ikut, ikut ikut

Perempuan 1 : Murti, kamu liat tidak wanita tua yang di belakang gadis cantik itu ?

Perempuan 2 : iya kak aku melihatnya, kasian yaa ….

Perempuan 1 : sungguh sangat kasian ya , siapakah dia sambil membawa keranjang belanjaan di

belakang wanita cantik itu?

Perempuan 2 : apakah mungkin dia itu . .

Perempuan 1 : ssstt!! Jangan berfikir yang macam-macam, gak boleh. menduga itu tidak baik!

Perempuan 2 : eehm , iya baiklah kak

Pemuda 1 : hay cantik , Siapa yang berjalan dibelakangmu itu? Apakah itu ibumu?

Darmi : Bukan, bukan,Dia itu budak!


Pemuda 2 : Hai, manis. Yakin dia itu bukan ibumu?

Darmi : bukan! Sudah ku bilang dia itu budak! Pergi sana!

Perempuan 1 : astaga, jangan begitu

Perempuan 2 : iya! Hargai orang lainlah. Walaupun dia itu budakmu, tapi dia juga manusia!

Ibu : Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya

memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, Tuhan hukumlah anak durhaka ini !

Hukumlah dia

Darmi : Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini.

Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..

Ibu : maafkan ibu nak..

Darmi : Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!

Ciri Ciri Naskah :

1) kramagung : Darmi : bukan! Sudah ku bilang dia itu budak! Pergi sana! (Darmi menendang ibu)

2) wawancang : Pemuda 1 : hay cantik , Siapa yang berjalan dibelakangmu itu? Apakah itu ibumu?
(penasaran)

Darmi : Bukan, bukan,(mendongakan kepalanya) Dia itu budak!( dengan nada lembut

kemudian kencang)

Elemen/ Isi Drama :

1) Tema Naskah : Legenda,Religi,Keluarga

2) Tokoh dan Penokohan

-Tokoh 1 : Darmi

-Penokohan :

*Dimensi fisiologis : cantik jelita

*Dimensi sosiologis : orang miskin

*Dimensi psikologis : angkuh,pemalas


Bentuk/Penyajian Drama:

1) Berdasarkan Jenis Bahasa : naskah drama "Batu Menangis" menggunakan bahasa sehari-hari.

2) Berdasarkan Jenis Alirannya : "Klasisme" karena cerita Batu Menangis ini berkisah tentang
kutukan yang jatuh kemanusia bebal sprti Darmi

3) Berdasarkan Jenis Sajian : Tragedi karena kisah "Batu Menangis" ini mengandung unsur kesedihan
dan diakhiri dengan peristiwa menyedihkan

Kerangka Drama :

1) Alur Lakon Dramatik : Alkisah, disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah
seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya. Anak gadis janda itu bernama Darmi, rupanya
sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai perilaku yang amat buruk. Gadis itu amat
pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya
bersolek setiap hari.

Bagian complication :

Pemuda 2 : Hai, manis. Yakin dia itu bukan ibumu? (penasaran)

Darmi : bukan! Sudah ku bilang dia itu budak! Pergi sana! (Darmi menendang ibu)

Perempuan 1 : astaga, jangan begitu (perempuan membantu si ibu untuk berdiri)

Perempuan 2 : iya! Hargai orang lainlah. Walaupun dia itu budakmu, tapi dia juga manusia!

Bagian Climax :

Ibu : Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya

memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, Tuhan hukumlah anak durhaka ini!

Hukumlah dia...(sambil menangis dan menjerit )

Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi
batu.

Bagian Reversal :

Darmi : Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini.

Ibu…Ibu…ampunilah anakmu.. (merintih dan menangis )

Ibu : maafkan ibu nak..


Bagian Denouement :

Darmi : Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!

Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah
terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. 

2) Sumber/alamat URL : https://duniapendidikan.co.id/cerita-dongeng-batu-menangis

Anda mungkin juga menyukai