Anda di halaman 1dari 11

Tugas Perpajakan

Dosen : Dr.Dra. WIDHY SETYOWATI,MM.


Nama : Fajar Febrianto

Fungsi Pajak
Fungsi dari pajak adalah sebagai berikut:
Fungsi Anggaran
Dalam fungsi anggaran pajak berfungsi sebagai anggaran atau budgetair
yang mana pajak digunakan sebagai sistem untuk menginput dana secara
optimal ke kas negara yang didasarkan pada undang-undang yang
berlaku.
Fungsi Pengatur
Dalam fungsi pengatur (Regulerend) ekonomi negara, hal ini untuk
kepentingan dan kemajuan negara. Fungsi pengatur dilaksanakan dengan
cara memanfaatkan dana pajak dengan semaksimal mungkin.
Fungsi Pemerataan
Dengan mengutip pajak akan terjadi pemerataan pendapatan penduduk,
karena hasi dari pengutipan tersebut dapat dipakai untuk berbagai kegiatan
pembangunan.
Fungsi Stabilitas
Dalam fungsi stabilitas. Pajak berfungsi untuk menstabilkan negara.
Misalnya dalam pengendalian terhadap inflasi harga atau peningkatan
harga.
Fungsi Redstribusi Pendapatan
Pajak yang telah dipungut oleh negara akan dipakai untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk untuk membiayai pembangunan agar
dapat membuka lapangan kerja, yang akhirnya bisa meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Asas Pemungutan Pajak
Dalam pajak terdapat asas pemungutan yang harus diperhatikan, yaitu:
Keadilan (Equality)
Proses pemungutan pajak haruslah adil, yang artinya semua wajib pajak
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam perpajakan, tidak ada
deskriminasi. Tetapi pemungutan pajak harus tetap sesuai dengan
kemampuan wajib pajak. Oleh karena itu, dalam konsep ini ada dua
keadilan:

 Keadilan Horizontal: Adalah wajib pajak yang mempunyai


penghasilna dan tanggugan yang sama harus mempunyai hak dan
kewajiban yang sama juga tanpa adanya diskriminasi dan tidak ada
pertimbangan jenis dan sumber penghasilan.
 Keadilan Vertikal: adalah pemungutan pajak dilakukan secara adil
dan sesuai dengan kondisi ekonomi dan kemampuan subjek pajak.

Kejelasan (Certainty)
Sesuatau didalam kegiatan perpajakan harus detai, wajib pajak wajib
mengetahui berapa pajaka yang harus dibayar oleh mereka, kapan waktu
pembayarannya dan batas waktu pembayaran pajak terutan terebut secara
jelas. Kejelasan ini akan membuat wajib pajak tahu kepastian hukum, hak
dan kewajiban yang dimilikinya dalam kegiatan perpajakan.
Kenyamanan (Convenience)
Kenyamanan wajib pajak haruslah diperhatikan dalam pelaksanaan
pemungutan pajak agar tidak mempersulit mereka dalam memenuhi
kewajibannya. Yang intinya wajib pajak tidak dipersulit dalam membayar
pajak. Misalnya pajak dibayar ketika wajib pajak baru mendapatkan
penghasilan, bukan pada saaat kondisi sulit. Asas ini mempunyai tujuan
supaya pembayaran pajak dilaksanakan sesuai dengan aturan.
Economics
Dalam pemungutan pajak, biaya yang harus dikeluarkan seminin mungkin,
tetapi dapat menghasilkan kas yang maksimal. Asas ini mempunyai tujuan
agar pemerintah dapat menyesuaikan sistem pajak dengan pendapatan
pemungutan.

Unsur Pajak
Dalam pajak, ada beberapa unsur yang harus diketahui, yaitu:

 WajibPajak
Wajib pajak atau subjek pajak merupakan pribadi atau badan yang
dengan dasar peraturan perundang-undangan perpajakan
diharuskan membayar pajak. Setiap wajib pajak wajib memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai identitas dalam kegiatan
yang mempunyai hak dan kewajiban tertentu.
 Objek Pajak
Objek pajak yaitu sesuatu yang menjadi target atau sasaran
pembayaran pajak. Misalnya gaji, kendaraan, dan lain sebagainya.
 Tarif Pajak
Tarif pajak merupakan besarnya pajak yang sudah ditetapkan
terhadap wajib pajak dengan pertimbangan asas keadilan. Tarif
pajak dibedakan menjadi tiga, yaitu:
o Tarif Tetap: Adalah tarif pajak yang jumlahnya tetap tanpa
mempertimbangkan besar kecilnya objek pajak.
o Tarif Proporsional: Adalah tarif pajak yang memakai
persentase dari objek pajak. Persentase ini sifatnya tetap,
berapapun jumlah yang dikenakan pajak.
o Tarif Progresif: Adalah tarif pajak yang disesuaikan dengan
nilai objek pajak yang artinya apabila nilai objek pajak semakin
tinggi, maka tarif pajaknya akan semakin tinggi juga.
Pengertian dan Manfaat Nomor Pokok
Wajib Pajak – NPWP

A. Pengertian
1. Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan
kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib
Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
B. Orang Pribadi Yang wajib Memiliki NPWP
1. Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
2. Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas, yang memperoleh penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP).
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun adalah :
a. Wajib Pajak sendiri : Rp 15.840.000,-;
b. Wajib Pajak kawin : Rp 17.160.000,-;
c. Wajib Pajak kawin & Memiliki 1 tanggungan : Rp 18.480.000,-;
d. Wajib Pajak kawin & Memiliki 2 tanggungan : Rp 19.800.000,-;
e. Wajib Pajak kawin & Memiliki 3 tanggungan : Rp 21.120.000,-.
Misalnya, Budi (statusnya sendiri) karyawan di PT A memiliki
penghasilan setiap bulannya Rp 2 juta atau setahun Rp 24 juta,
dengan demikian Budi wajib memiliki NPWP.
C. Cara Mendapatkan NPWP
Pendaftaran NPWP dapat dilakukan dengan membuka situs
Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id).
Langkah-langkahnya adalah :
1. Cari situs Direktorat Jenderal Pajak di Internet dengan alamat
www.pajak.go.id.
2. Selanjutnya anda memilih menu e-Registration (ereg.pajak.go.id).
3. Pilih menu “buat account baru” dan isilah kolom sesuai yang
diminta.
4. Setelah itu anda akan masuk ke menu “Formulir Registrasi Wajib
Pajak Orang Pribadi”. Isilah sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) yang anda miliki.
5. Anda akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
Sementara yang berlaku selama 30 (tiga puluh) hari sejak
pendaftaran dilakukan. Cetak SKT Sementara tersebut sebagai bukti
anda sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak.
6. Tanda tangani formulir registrasi, kemudian dapat
dikirimkan/disampaikan langsung bersama SKT Sementara ke Kantor
Pelayanan Pajak seperti yang tertera pada SKT Sementara tersebut.
Setelah itu Wajib Pajak akan menerima kartu NPWP dan SKT asli.
Pendaftaran NPWP juga dapat dilakukan dengan cara langsung
mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal dari Wajib Pajak serta mendatangi
Pojok Pajak yang terdapat di tempat keramaian (mall, gedung
perkantoran).
D. Persyaratan Untuk Memiliki NPWP
Cukup hanya mengisi formulir pendaftaran dan menunjukkan Kartu
Tanda Penduduk (KTP), atau paspor bagi orang asing
E. Biaya Pembuatan NPWP
Pembuatan NPWP dan semua pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak
tanpa dipungut biaya atau gratis.
F. Manfaat Memiliki NPWP
1. Kemudahan Pengurusan Administrasi, dalam :
a. Pengajuan Kredit Bank;
b. Pembuatan Rekening Koran di Bank;
c. Pengajuan SIUP/TDP;
d. Pembayaran Pajak Final (PPh Final, PPN dan BPHTB, dll);
e. Pembuatan Paspor;
f. Mengikuti lelang di instansi Pemerintah, BUMN dan BUMD.
2. Kemudahan pelayanan perpajakan :
a. Pengembalian pajak;
b. Pengurangan pembayaran pajak;
c. Penyetoran dan pelaporan pajak

G. Penghapusan NPWP
NPWP dapat dihapuskan, hanya apabila Wajib Pajak tersebut sudah
tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Misalnya Wajib
Pajak meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan atau
meninggalkan warisan tetapi sudah terbagi habis kepada ahli
warisnya.
Contoh lain adalah Wajib Pajak tidak lagi memperoleh penghasilan
atau memperoleh penghasilan tetapi di bawah PTKP.
H. Sanksi Tidak Memiliki NPWP
Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk
memiliki NPWP dan atas perbuatannya tersebut menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Pengertian Wajib Pajak Pribadi

Pengertian wajib pajak secara umum adalah orang pribadi maupun badan sebagai
pembayar pajak, pemotong pajak serta pemungut pajak yang memiliki hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Perlu Anda ketahui, sebagai subjek pajak, orang pribadi bebas bertempat tinggal di
Indonesia maupun di luar Indonesia. Seseorang baru disebut sebagai Wajib Pajak
Orang Pribadi (WPOP) ketika telah menerima dan/atau memperoleh penghasilan
yang bersumber dari Indonesia atau melalui Badan Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.

Menurut kriterianya, Wajib Pajak Orang Pribadi atau WPOP terbagi menjadi dua,
yaitu Wajib Pajak subjek Dalam Negeri (WPDN) dan Wajib Pajak subjek Luar Negeri
(WPLN). Lalu, apa perbedaan antara kedua jenis Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)
ini? Mari simak uraian di bawah ini.

Wajib Pajak subjek Dalam Negeri (WPDN)


Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai subjek pajak dalam negeri diatur dalam Undang-
Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Nomor 36 Tahun 2008. Kriteria Wajib Pajak
subjek Dalam Negeri adalah sebagai berikut:

 Orang Pribadi yang bertempat tinggal atau menetap di Indonesia


 Orang Pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu
12 bulan, atau
 Orang Pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai
niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

Wajib Pajak subjek Luar Negeri (WPLN)


Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai subjek pajak luar negeri menurut Undang-
Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Nomor 36 Tahun 2008. Kriteria disebut Wajib
Pajak subjek Luar Negeri adalah sebagai berikut ini:

 Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang
tidak tinggal di Indonesia lebih 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha tetap (BUT) di Indonesia.
 Orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang tidak
tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang dapat
menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia, tidak dari menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan melalui kegiatan melalui Bentuk Usaha tetap (BUT) di
Indonesia.

Apa Saja Kewajiban Wajib Pajak Orang Pribadi?

1. Melakukan Pendaftaran Nomor Pokok


Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan sebuah nomor yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalam segala urusan administrasi perpajakan. Apa tujuan
dari penggunaan NPWP? Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan. Peneribitan Nomor Pokok Wajib Pajak bukan bertujuan untuk
mendapatkan pekerjaan, mendapatkan pinjaman Bank maupun mendapatkan KPR
atau Leasing.

Wajib Pajak Orang Pribadi yang menerima atau mendapatkan penghasilan atau
pendapatan melebihi batasan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib
mendaftarakan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ke kantor
pajak. Pendaftaran untuk memiliki NPWP dapat Anda lakukan secara langsung
dengan mengajukan permohonan secara tertulis ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP),
KP2KP atau Mobile Tax  Unit dimana wilayahnya meliputi tempat tinggal wajib pajak,
atau lebih mudah secara elektronik (online).
2. Hitung Besar Pajak yang Terutang
Penghitungan besaran pajak terutang atau Penghasilan Kena Pajak yang dikenakan
kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri, telah ditetapkan berdasarkan tarif
Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Pasal 17.

Berikut ini adalah uraian mengenai besaran tarif PPh Pasal 17.

a. Tarif Pajak berdasarkan Penghasilan Kena Pajak (PKP) bagi:

 Wajib Pajak Pribadi Dalam Negeri

Lapisan Penghasilan Kena Pajak (PKP) Tarif Pajak


Sampai dengan Rp50.000.000 5%
Rp50.000.001 s.d. Rp250.000.000 15%
Rp250.000.001 s.d. Rp500.000.000 25%
Di atas Rp500.000.001 30%
 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
(BUT) sebesar 28%

a. Tarif tertinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a, dapat diturunkan


menjadi paling rendah 25% yang diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP)

b. Besarnya lapisan Penghasilan Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1


huruf a dapat diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK).

c. Untuk keperluan penerapan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1, jumlah
Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.

d. Besarnya pajak yang terutang bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri yang
terutang pajak dalam bagian tahun pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat 4 dihitung sebanyak jumlah hari dalam bagian tahun pajak tersebut dibagi 360
dikalikan dengan pajak yang terutang untuk satu tahun pajak.
e. Untuk keperluan penghitungan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 5, tiap
bulan yang penuh dihitung 30 hari.

f. Dengan PP, dapat ditetapkan tarif pajak tersendiri atas penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2, sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggi
sebagaimana tersebut pada ayat 1.

3. Membayar Pajak
Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) wajib membayar pajak sesuai dengan besaran
pajak yang terutang setelah dihitung. Tahapan pembayaran pajaknya adalah sebagai
berikut:

1. Wajib pajak harus membuat kode billing atau ID


Billing terlebih dahulu. Membuat kode billing dapat
dilakukan dengan mengakses website  DJP Online
atau ASP resmi seperti Klikpajak.
2. Lakukan pembayaran yang dapat dilakukan
melalui Bank, Kantor Pos, Mesin ATM, SMS Banking,
Internet Banking, dan Mesin EDC. Artinya, membayar
pajak tidak harus dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

4. Laporkan SPT Pajak Tahunan


Selain wajib menghitung dan membayar pajak, Wajib Pajak Pribadi juga diwajibkan
untuk melaporkan penghasilannya melalui Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan yang
menggunakan sistem self-assessment. Apa itu sistem self-assessment?  Sistem self-
assessment  merupakan sebuah aktivitas pemungutan pajak yang memberikan
kewenangan, kepercayaan dan tanggung jawab penuh kepada wajib pajak untuk
menghitung, membayar, dan melaporkan besarnya pajak yang terutang ke kantor
pajak secara langsung dan mandiri. Kini pelaporan pajak dapat dilakukan secara
online melalui aplikasi e-Filing Klikpajak.

Anda mungkin juga menyukai