Khutbah Pertama:
إن ال َح ْم َد هلل ،نَحْ َم ُده ،ونستعينُه ،ونستغف ُرهُ ،ونعو ُذ به ِمن ُشر ِ
ُور َّ
ض َّل لَهُ ،ومن يُضْ لِلْ ، أنفُ ِسنَاَ ،و ِم ْن سيئا ِ
ت أ ْع َمالِناَ ،م ْن يَ ْه ِده هللا فَال ُم ِ
فَال هَا ِدي لَهُ.
ك لَهُ ،وأشه ُد َّ
أن ُم َح َّم ًدا ع ْب ُده أَ ْشهَ ُد ْ
أن ال إلَهَ إال هللاُ َوحْ َدهُ ال َش ِري َ
و َرسُولُه.
صلِّى َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َع هُ ًدى
اَللَّهُ َّم َ
ق تُقَاتِ ِه َوال تَ ُموتُ َّن إِال َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم َ
ون يَاأَيُّهَا الَّ ِذ َ
ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ
ق ِم ْنهَا
اح َد ٍة َو َخلَ َ
س َو ِ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍ
ث ِم ْنهُ َما ِر َجاال َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُ َ
ون ِب ِه َز ْو َجهَا َوبَ َّ
ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا َواألرْ َحا َم إِ َّن هَّللا َ َك َ
ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْوال َس ِدي ًدا * يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم يَاأَيُّهَا الَّ ِذ َ
َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati
mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka),
dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-
Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang
fasik.” (al-Hadid/57:16).
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati
mereka mengingat Allah.” (al-Hadid/57:16)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal.) (al-
Anfal/8:2).
Kata (al-wajal) dan (al-khasy-yah) bermakna sama.
Sementara Syaikh Abu Bakr al-Jazairi hafizhahullah dalam Tafsirnya
mengarahkan pengertian ayat ini kepada orang-orang yang suka bercanda,
“Apakah belum tiba saatnya bagi orang-orang yang terlalu banyak bercanda untuk
khusyu’ hati mereka dengan mengingat Allah? Maksudnya, hati mereka menjadi
lunak, tenang, tunduk dan tenteram dalam mengingat Allah Azza wa Jalla, janji
dan ancaman-Nya”.
Dalam Firman Allah , yang artinya “Dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka)”, maksudnya ialah Alquran dan kandungan janji dan ancaman
yang ada di dalamnya?”. Karena, sesungguhnya kitab tersebut (Alquran) datang
dengan membawa kebenaran, maka sudah sepantasnya hati seorang Mukmin
menjadi khusyu’ ketika mengingat Allah Azza wa Jalla dan terhadap kebenaran
yang turun (kepada mereka).
dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-
Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras. (al-Hadid/57:16)
ون ْال َكلِ َمƒ ِ َوبَهُ ْم قƒƒُا قُلƒƒَاقَهُ ْم لَ َعنَّاهُ ْم َو َج َع ْلنƒƒَض ِه ْم ِميث
َ ƒُيَةً ۖ يُ َحرِّ فƒ اس ِ فَبِ َما نَ ْق
اض ِع ِه ۙ َونَسُوا َحظًّا ِم َّما ُذ ِّكرُوا بِ ِه ِ َع ْن َم َو
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami
jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari
tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang
mereka telah diperingatkan dengannya” (al-Maidah/5:13).
Maksudnya, hati mereka sudah rusak, sehingga menjadi keras. Dan merubah-rubah
perkataan (ayat-ayat Allah Azza wa Jalla ) dari pemahaman semestinya menjadi
salah satu karakter (buruk mereka). Mereka mengabaikan amalan-amalan yang
diperintahkan kepada mereka dan (sebaliknya justru) melakukan perkara-perkara
yang dilarang untuk mereka. Untuk itulah, Allah Azza wa Jalla melarang kaum
Mukminin untuk menyerupai mereka dalam perkara apapun baik perkara ushul
atau furu’.
Kondisi buruk Ahli Kitab tersebut akibat kerasnya hati-hati mereka yang
berdampak pada diabaikannya usaha saling mengingatkan dan mengarahkan di
antara mereka, sehingga kebanyakan dari mereka telah berbuat fasik, keluar dari
agama Allah Azza wa Jalla dan menolak ajaran-ajaran-Nya.
Banyaknya jumlah Ahli Kitab yang berbuat fasik, juga ditegaskan dalam ayat-ayat
lain. Di antaranya, firman Allah Azza wa Jalla,
“Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.” (Ali ‘Imran/3:110).
Berkaca pada bahaya hati yang sudah mengeras, dapat diketahui bahwa hati
manusia memang harus sering diingatkan tentang ajaran-ajaran yang telah
diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla , agar tidak lalai yang berujung pada kerasnya
hati.
ا ِم َنƒƒ َونَفَ ْعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه َم،آن َوال ُسنَّ ِةِ ْك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُر َ بَا َر
ائِ ِرƒ تَ ْغفُ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسƒ و َل؛ َوأَ ْسƒ ْ ƒَ َذا القƒ َ أَقُ ْو ُل ه،الح ْك َم ِة
ِ ت َو
ِ اآليَا
. ب فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ يَ ْغفِرْ لَ ُك ْم إِنَّهُ هُ َو ال َغفُ ْو ُر ال َر ِح ْي ُم
ٍ ال ُم ْسلِ ِمي َْن ِم ْن ُكلِّ َذ ْن
Khutbah Kedua:
َ ْا َويَرƒƒَا ي ُِحبُّ َربُّنƒƒ ِه َك َمƒا ً فِ ْيƒا ً ُمبَا َركƒاَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْمداً َكثِيْراً طَيِّب
،ىƒض
ُ ُدهƒهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمداً َع ْبƒ َوأَ ْش،ُك لَه
َ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي
.صحْ بِ ِه أَجْ َم ِعي َْن َ صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوَ َو َرس ُْولُهُ؛
أَ َّما بَ ْع ُد
Kaum muslimin rahimakumullah,
Syaikh al-‘Utsaimin berkata tentang ayat di atas, “Allah Azza wa Jalla melarang
dan memperingatkan kita semua dari meniru orang-orang ahli kitab tersebut.
Apabila kita perhatikan kondisi umat Islam, sebagian telah melakukan tindakan
yang diperbuat oleh Ahli Kitab. Pada masa-masa sekarang ini, umat Islam telah
jauh dari masa kenabian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hati kebanyakan
orang telah keras, dan sebagian yang lain berbuat kefasikan. Umat Islam dipimpin
manusia-manusia yang tidak layak memimpin mereka, penguasa yang fasik,
bahkan ada yang sudah keluar dari Islam”.
kelima: Manfaat mau’izhah hasanah (mengingatkan dengan cara yang baik) bagi
hati manusia.
َ صلَّي
ْت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم ِ ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى
َ آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ للَّهُ َّم
ِ ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى
آل َ َّ إِن،آل إِ ْب َرا ِه ْي َم
ِ َ َوب.ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ِ َو َعلَى
َ َّ إِن،آل إِ ْب َرا ِه ْي َم
.ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد َ ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك
ِ ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى
ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا َ َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوإِل ِ ْخ َوانِنَا الَّ ِذ
ِ ين َسبَقُونَا بِاإْل ِ ي َم
َّحي ٌم
ِ وف ر ٌ ك َر ُؤ َ َّين آ َمنُوا َربَّنَا إِنَ ِغاّل ً لِّلَّ ِذ
ين ِ َربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَنفُ َسنَا َوإِن لَّ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكونَ َّن ِم َن ْال َخ
َ اس ِر
ِ ّاب الن
.ار َ َربَنَا َءاتِنَا ِفي ال ّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْاألَ ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ
آخ ُر َد ْع َوانَا
ِ صحْ بِ ِه تَ ْسلِي ًما َكثِيرًا َو
َ ى هللاُ َعل َى ُم َح َّم ٍد َو َعل َى آلِ ِه َو
َّ صل
َ َو
َ أَ ِن ْال َح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ْال َعال ِم
.ين