OLEH
KELOMPOK 4
Yahdini,S.Kep 190202127
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan pada penulis, dan atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Di
Poli Penyakit Dalam Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler: Hipertensi Di Rs Usu
Tahun 2020”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas keperawatan
Medikal Bedah. Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan pihak terkait. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu baik
secara moral maupun material, terutama kepada :
1. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia
2. Taruli Yohana Sinaga, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
3. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns. Jek Amidos Pardede, M.kep, Sp. Kep.J, selaku Koordinator Profesi Ners
Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Ns. Agnes Silvina Marbun, S.Kep.M.Kep selaku koordinar stase keperawatan
Medikal Bedah
6. Ns. Amila M.Kep, Sp.KMB Selaku Dosen Pembimbing sistem keperawatan Medikal
Bedah
7. Ns. Edryani Yonlavado Simanjuntak S.Kep.M.Kep Selaku Dosen Pembimbing sistem
keperawatan Medikal Bedah
8. Ns. Johansen Hutajulu S.Kep,M.Kep Selaku Dosen Pembimbing sistem keperawatan
Medikal Bedah
9. Ns. Galvani Simanjuntak, S.Kep,M.Kep Selaku Dosen Pembimbing sistem
keperawatan Medikal Bedah
10. Ns. Henny Syahfitri,S.Kep,M.Kep Selaku Dosen Pembimbing sistem keperawatan
Medikal Bedah
11. Ns.Janno Sinaga,S.Kep,M.Kep Selaku Dosen Pembimbing sistem keperawatan
Medikal Bedah
12. Ns. Lasma Rina Efrina Sinurat,S.Kep,M.Kep Selaku Dosen Pembimbing sistem
keperawatan Medikal Bedah
13. Ns. Laura Siregar,S.Kep,M.Kep Selaku Dosen Pembimbing sistem keperawatan
Medikal Bedah
14. Ns. Marthalena Simamora,S.Kep,M.Kep Selaku Dosen Pembimbing sistem
keperawatan Medikal Bedah
15. Ns. Novita Ariyani,S.Kep,M.Kep Selaku Dosen Pembimbing sistem keperawatan
Medikal Bedah
16. Seluruh Dosen Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia
17. Seluruh staff Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, dengan demikian penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka
penyempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, akhir kata
penulis mengucapkan terimah kasih.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................…. 6
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN TEORITS
2.1 Defenisi................................................................................................................ 7
2.2 Etiologi................................................................................................................ 7
2.3 Patofisiologi......................................................................................................... 8
2.4 Pathway............................................................................................................... 9
2.5 Klasifikasi............................................................................................................ 10
2.6 Manifestasi Klinis............................................................................................... 11
2.7 Faktor – Faktor Yang mempengaruhi............................................................. 11
2.8 Penatalaksanaan................................................................................................. 13
2.9 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................... 14
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian ......................................................................................................... 16
3.2 Analisa Data........................................................................................................ 20
3.3 DIagnosa Keperawatan..................................................................................... 22
3.4 Intervensi............................................................................................................ 23
3.5 Implementasi dan Evaluasi............................................................................... 25
BAB 4 PEMBAHASAN..................................................................................................... 27
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 30
5.2 Saran..................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun
2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada
program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan
jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi
keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses
keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK
dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-
preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah
dilakukan secara aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah
satunya adalah penyakit hipertensi (Sarkomo, 2016).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara
terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg
atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran
darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes
Irianto, 2014).
Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia 18 tahun di
seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan penderita
hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang hipertensi. Oleh karena itu sering ditemukan
penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan komplikasi seperti serangan jantung,
stroke. Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1
juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa
hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan
prosentasi sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada
penyakit hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi
pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai
evaluasi keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa
efektif dan komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua tatanan
puskesmas (Koes Irianto, 2014).
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan
masalah utama hipertensi pada Tn. R di RSU Sumatera Utara 2020
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah utama hipertensi pada Tn. R di RSU Univ USU
b. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan dalam melakukan
Pengkajian pada Tn.R
c. Mahasiswa mampun menerapkan asuhan keperawatan dalam menegakan
Diagnosa Keperawatan pada Tn.R
d. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan dalam melakukan intervensi
pada Tn.R
e. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan dalam memberikan
Implementasi keperawatan pada Tn.R
f. Mahasiswa mampun menerapkan asuhan keperawatan dalam melakukan Evaluasi
keperawatan pada Tn.R
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Defensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara
terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90
mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh
(Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular. Apabila
tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal
jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N
Ejournal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)
2.2 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Hipertensi Esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data penelitian telah
menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi,
faktor tersebut yaitu:
a) Faktor keturunan
b) Ciri Perorangan
c) Kebiasaan hidup (Kowalski, Robert, 2010)
b. Hipertensi Sekunder atau renal yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
lain. Merupakan 10 % dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder,
Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain:
a) Penggunaan kontrasepsi oral
b) Neurogenik ( tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris )
c) Kehamilan, peningkatan tekanan intravaskuler, luka bakar dan stress.
(Udjianti, Wajan, 2011).
2.3 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdormen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepeneprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap vasokonstriksi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin, yang merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II. Suatu vasokonstriktor
yang dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon yang
menyebabkan retensi natrium yang menyebabkan peningkatan intravaskuler. Semua
faktor yang cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
2.4 Pathway
Hiperlipidemia, merokok,
obesitas Gaya hidup, faktor
e
m saraf simpatis
o
s Ganglia simpatis,
i
o neuron
n Perganglion melepaskan
a asetikolin
l
Merangsang serabut
I saraf Ganglion ke
pembuluh darah
m
Norepineprine dilepaskan
p
Vasokonstriksi pembuluh
Resiko penurunan
l
curah jantung darah
u
Gangguan
Penurunan penglihatan Nausea, vomitus
aliran darah Resiko tinggi cidera
ke ginjal
Gangguan
Merangsang sekresi pemenuhan
aldosteron dan kortek nutrisi
adrenal
Tubuh
Retensi Na + kekurangan
kalori
H2O Oedem
Intoleransi aktivitas
Kelemahan fisik
Kelebihan volume
cairan
2.5 Klasifikasi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi
sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas,
dan diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan
antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko
menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres
sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi
jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan
faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok,
konsumsi alkohol, dan kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui,
yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit
pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang
sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan
memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
Dan bisa langsung digunakan untuk sel tubuh dlm menghasilkan
energi
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa Kategori
Sistolik mmHg
Kategori Sistol mmHg Diastolik
mmHg
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89
mmHg
Stadium 1 (HipertensiRingan) 140-159 mmHg 90-99
mmHg
Stadium 2 (HipertensiSedang) 160-179 mmHg 100-109
mmHg
Stadium 3 (HipertensiBerat) 180-209 mmHg 110-119
mmHg
Stadium 4 (Hipertensi Sangat Berat atau 201 mmHg atau 120 mmHg
Maligna) lebih atau lebih
Sumber : Heniwati, 2008
2.8 Penatalaksanaan
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dan dengan penurunan aktivitas
renni dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai kemampuan seperti
berjalan, jogging, bersepeda ataupun berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien
f) Memungkinkan penggunnaan jangka panjang
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angitensin.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
1) Nama :Tn. R
2) Usia :52 Tahun
3) Pendidikan :SMA
4) Pekerjaan :Wiraswasta
5) Alamat :
6) Agama :Islam
1. Nama :Ny. S
2. Usia :50 Tahun
3. Pendidikan :SMA
4. Pekerjaan :IRT
5. Alamat :
6. Agama :Islam
7. Hub Dengan Klien :Istri
2. Keluhan Utama
6. Genogram
7. Pemeriksaan Fisik
muka pucat
darah.
pernafasan vesikuler.
tekan.
Pola Kebiasaan
1) Nutrisi
Nutrisi klien seperti biasa 3x1 hari, makanan kesukaan
berlemak dan asin sedangkan pantangan tidak ada
2) Eliminasi
BAB :
- Klien mengatakan tidak ada maslaah dibagian eliminasi
klien tetap seperti biasanya BAB 2 x 1 hari dengan
konsistensi lembek.
BAK :
- Klien mengatakan tidak ada maslaah dibagian perkemihan
BAK 5-6 x sehari
3) Pola Istirahat
- Klien mengatakan tidur malam + 8 jam dan tidur
siang + 1-2 jam,
4) Pola Aktivitas
Klien mengatakan pola aktivitasnya terganggu dikarenakan
sakit yang dirasakan,dimana klien bekerja sebagai wiraswasta
menjadi terbatas akibat sakit yang dirasakan.
5) Personal Hygine
Klien mengatakan tetap mandi 3 x sehari, cuci rambut 2x/ hari
sekali kulit kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.
3.2 Analisa Data
DO:
Siskemik
TD :170/100 mmHg
Nadi : 84 x/m
Peningkatan afterload
Suhu : 370C
Respirasi : 20 x/m
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
DO: Nause
TD :170/100 mmHg
Nadi : 84 x/m Kelemahan Fisik
0
Suhu : 37 C
Respirasi : 20 x/m Intoleransi Aktivitas
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
3 Resiko tinggi terhadap Tujuan: Setelah a. Memantau TTV - Untuk mengetahui derajat
penurunan curang dilakukan tindakan b. Mencatat edema umum hipertensi
jantung berhubungan keperawatan diharapkan c. Pertahankan pembatasan - Menunjukkan resiko injuri
dengan perubahan Resiko tinggi terhadap aktivitas Seperti istirahat di - Lingkungan yang nyaman
afterload penurunan curang tempat tidur dan kursi dan pembatasan aktivitas
jantung dapat diatasi d. Memberikan lingkungan yang menurunkan konsumsi
dengan nyaman oksigen miokard.
kriteria hasil: e. Memberikan obat isosorbide
a. Tekanan darah dinitrate 5 mg (sesuai anjuran
menurun atau dokter)
dibatas normal f. Memberikan obat Bisoprolol
fumaret 0,5 mg (sesuai anjuran
b. Tidak terjadi dokter)
vasokontriksi
c. Tidak terjadi
iskemia miocard
d. Memenuhi
kebutuhan
perawatan dir
4 Resiko ketidakefektifan Tujuan: Setelah a. Bedrest dengan posisi kepala - untuk mengurangi tekanan
perfusi jaringan otak dilakukan tindakan terlentang atau posisi elevasi 15- nyeri dengan meningkatkan
berhubungan dengan keperawatan diharapkan 45 derajat sesuai indikasi draimage vena dan
sirkulasi darah yang Resiko ketidakefektifan b. Memonitor adanya memperbaiki sirkulasi
kurang ke otak perfusi jaringan otak diplopia,pandangan kabur,dan serebral
dapat diatasi dengan nyeri kepala - mengetahui setiap
kriteria hasil: c. Monitor level kebingungan dan perubahan terjadi pada
a. TTV Stabil orientasi klien secara dini dan untuk
d. Monitor tonus otot pergerakan penetapan tindakan yang
b. Sakit kepala e. Memonitor tekanan intra kranial tepat
berkurang dan respon naurologis
f. mencatat perubahan pasien
dalam merespon stimulus
PEMBAHASAN
Kasus asuhan keperawatan dengan masalah utama hipertensi pada Tn. R di RS Sumatera
Utara Kota Medan didapat data awal dari rekam medis di yaitu berupa nama, diagnosa
dan alamat pasien. kelompok melakukan pengkajian sesuai format asuhan keperawatan
Medikal Bedah yang telah disediakan. Proses pengkajian tidak mengalami hambatan dan
semua item bisa diperolah informasi dengan jelas karena klien dan keluarga kooperatif.
Data yang diperoleh meliputi data demografi, sosio kultural, data lingkungan, dimana
data yang berkaitan dengan individu meliputi pemeriksaan fisik, serta riwayat dan
histori klien. Tahap pengkajian keperawatan pada Tn. R tidak mengalami kesulitan,
klien dan pendamping kooperatif dan mau memberikan informasi yang dibutuhkan.
Adapun masalah dan prioritas masalah ditemukan pada klien Tn.R dengan 4 diagnosa
yaitu
perubahan afterload
Sedangkan dari teori-teori berdasarkan referensi masalah yang muncul pada pasien
penderita hipertesi bisa terjadi lebih dari diagnosa yang kami dapatkan yaitu:
perubahan afterload
dikarenakan adanya faktor pendukung yaitu, data wawancara dan pemeriksaan fisik
lengkap sesuai kebutuhan. Pada tahap perencanaan keperawatan masalah diagnosa pada
kasus Tn. R dengan masalah utama hipertensi tidak mengalami kesulitan, dengan
data obyektif dan subyektif yang ditemukan. Faktor pendukungnya adalah istri atau
keperawatan yang disusun. Klien Tn.R dan Keluarga menyatakan paham tentang
sudah disusundan keluarga serta klien bisa di ajak bekerjasama yaitu mau menerima
tindakan yang dilakukan. Keluarga dan klien Tn.R yang kooperatif merupakan faktor
pendukung
sehingga implementasi bisa dilakukan sesuai perencanaan dan mampu mengikuti
Pada tahap evaluasi, didapatkan data bahwa masalah bisa teratasi sebagian dan
bahwa mau melakukan apa yang sudah dianjurkan dan dilatihkan untuk
dengan adanya faktor pendukung yaitu pihak keluarga kooperatif dan mampu
5.1 Kesimpulan
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
5.2 Saran
1. Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang telah
diberikan dan lebih menjaga kesehatan pasien tersebut agar pasien semakin
sehat serta dengan dorongan keluarga pasien akan merasa lebih baik.
2. Perawat
Diharapkan perawat dapat menambah pengetahuan dan bagi pendidik
diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi mahasiswa
tentang pentingnya asuhan keperawatan pada klien hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA