RINGKASAN MATERI PPKN KELAS X BAB V
RINGKASAN MATERI PPKN KELAS X BAB V
Jika perselisihan diakibatkan masalah yang berkaitan dengan hukum, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28D Ayat (1) menerangkan bahwa ”Setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Selain itu, sikap saling menghargai antargolongan,
mengenali, dan mencintai budaya lain adalah hal yang perlu dibudayakan.
B. Pentingnya Konsep Integrasi Nasional
1. Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi
berasal dari bahasa Inggris integrate (menyatupadukan, menggabungkan,
mempersatukan). Dalam KBBI, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris, nation (bangsa).
Dalam KBBI, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
Myron Weiner : Proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam
satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional.
Integrasi biasanya mengandalkan adanya satu masyarakat yang secara etnis
majemuk dan setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat
kebudayaan yang berbeda.
Secara Umum, integrasi nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran
untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi,
dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
2. Syarat Integrasi
Syarat keberhasilan suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut.
- Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan-kebutuhan antara satu dan lainnya.
- Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan
nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
- Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan
proses integrasi sosial.
Rakyat Indonesia harus memiliki sikap untuk mempersiapkan diri jika terdapat ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) yang dapat mengganggu integrasi nasional.
Berdasarkan tantangan tersebut di atas, maka visi terwujudnya pertahanan negara yang
tangguh dengan misi menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan
bangsa harus terwujud dan ditempuh dengan tiga strata pendekatan.
Pertama, strata mutlak, dilakukan dalam menjagakedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara dan keselamatan bangsa Indonesia.
Kedua, strata penting, dilakukan dalam menjaga kehidupan demokrasi politik dan
ekonomi, keharmonisan hubungan antar suku, agama,ras dan golongan (SARA),
penghormatan hak asasi manusia dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup
dan
ketiga, strata pendukung, dilakukandalam upaya turut memelihara ketertiban dunia.
Untuk mencapai tujuan pertahanan negara tersebut diperlukan input sumber daya yang
bagus dan optimal. Input masyarakat secara intelektual, moral dan mental lemah akan
sangat kesulitan mewujudkannya.
E. Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara (Menurut UU Nomor 3 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang
Pertahanan Negara) Bukan hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga
merupakan kehormatan warga negara sebagai wujud pengabdian dan rela berkorban
kepada bangsa dan negara
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 1
Tahun 1988.
d. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
e. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30
Ayat (1) dan (2): “Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui system
pemerintahan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai
komponen utana, dan rakyat sebagai komponen pendukung”. Adapula pada Pasal
27 Ayat (3): “Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara”.
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara ayat 1: “Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”; ayat 2:
“Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dimaksud ayat 1
diselenggarakan melalui:
1) Pendidikan Kewarganegaraan
2) Pelatihan dasar kemiliteran
3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
4) Pengabdian sesuai dengan profesi.
Pembelaan Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan, kesadaran, keikhlasan dan ketulusan dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara, menjaga harkat dan martabat bangsa, mempertahankan keutuhan
NKRI serta wewujudkan cita-cita dan tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD
NRI Tahun 1945.
- Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945: “Tiap-tiapiap Warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara”.
- Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945: “Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara”.