Anda di halaman 1dari 4

Ramadhan yang Membekas

dakwatuna.com – Ramadhan telah berlalu meninggalkan kita. Sebagai


seorang muslim, kita patut merasa sedih dan berat hati berpisah dengan bulan
Ramadhan. Karena ia merupakan bulan penuh keberkahan, rahmat, maghfirah
dan keutamaan lainnya. Momen yang selalu dirindukan kehadirannya. Namun
demikian, kita harus ikhlas merelakan kepergiannya. Kita berharap dan berdoa
kepada Allah Swt agar amal ibadah kita padanya diterima oleh Allah Swt,
istiqamah dalam ibadah dan amal shalih, dan dipertemukan kembali dengan
Ramadhan yang akan datang.

Pada bulan Ramadhan, umat Islam berlomba-lomba melakukan berbagai


aktivitas ibadah dan amal shalih. Berbagai kelebihan dan keutamaan yang
dimiliki oleh bulan Ramadhan telah memberikan motivasi dan semangat bagi
kita untuk meraihnya. Maka, tidak mengherankan bila pada bulan Ramadhan
masjid dan mushalla penuh dengan jamaah shalat lima waktu, tarawih, witir
dan tadarus Al-Quran. Umat Islam berlomba-lomba berinfak, bersedekah dan
sebagainya.

Kini Ramadhan telah pergi meninggalkan kita. Lantas, bagaimana status


ibadah dan amal shalih kita pasca Ramadhan? Apakah kita istiqamah
beribadah dan beramal shalih seperti yang kita lakukan selama Ramadhan?
Lalu, sejauh mana Ramadhan memberi kesan dan pengaruh terhadap perilaku
kita sepeninggalnya? Dan bagaimana sepatutnya mengisi hari-hari pasca
kepergian Ramadhan? Beberapa pertanyaan ini patut mendapat perhatian kita,
dalam rangka muhasabah dan meningkatkan keimanan kita, agar semangat
Ramadhan terus hidup di jiwa kita dan membekas dalam perilaku kita sehari-
hari.
Sejatinya pasca Ramadhan kita diharapkan istiqamah dan mampu serta terbiasa sebagainya. Dengan demikian, pasca Ramadhan ini kita diharapkan menjadi
dengan melakukan berbagai ibadah dan amal shalih selama sebelas bulan ke seorang muslim yang shalih dan berakhlak mulia.
depan. Semangat Ramadhan membekas dalam diri kita. Inilah tanda
kesuksesan Ramadhan kita. Bulan Ramadhan kita telah mentraining kita secara Ketiga, suka membantu dan mencintai saudara seiman. Ramadhan
fulltime 30 hari berturut-turut untuk melakukan berbagai aktivitas ibadah dan mengajarkan kita untuk bersolidaritas dan peduli terhadap saudara kita yang
amal shalih. Tujuannya, agar kita menjadi orang yang bertaqwa menderita hidupnya yaitu orang-orang fakir dan miskin melalui perintah
sepeninggalnya Ramadhan. berinfak, shadaqah dan zakat.  Maka, pasca Ramadhan kita diharapkan selalu
bersolidaritas dan membantu saudara-saudara kita yang menderita hidupnya,
Ramadhan telah memberikan pembelajaran yang banyak terhadap kepribadian baik saudara kita seiman di tanah air maupun di berbagai belahan dunia seperti
seorang muslim dalam rangka melahirkan insan yang bertakwa. Di antaranya di Palestina, Suriah, Rohingya (Burma) dan lainnya. Rasul saw juga bersabda,
yaitu: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sebelum ia mencintai
saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pertama, semangat beribadah dan beramal shalih. Ramadhan mengajarkan Rasul Saw juga bersabda: “Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling
kita untuk semangat beribadah dan beramal shalih. Maka, pasca Ramadhan ini cinta, kasih sayang dan simpati di antara mereka seperti satu tubuh; jika
diharapkan kita mampu mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah dan salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh demam dan tidak bisa
amal shalih seperti yang kita lakukan di bulan Ramadhan. Ibadah dan amal tidur.” (HR. Muslim dan Ahmad)
shalih itu tidak hanya disyariatkan untuk bulan Ramadhan saja, namun juga
diperintahkan sepanjang masa selama kita hidup di dunia yang fana ini. Inilah Mengenai keutamaan berinfak, Allah Swt berfirman, “Dan apa pun harta
tujuan kita hidup di dunia sebagai makhluk Allah Swt sesuai dengan firman- yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri…” (Al-
Nya, “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah Baqarah: 272). Rasulullah saw bersabda, “Setiap hari, dua malaikat turun
kepada-Ku.” (Az-Zariyat: 56). Bahkan kita diperintahkan untuk berlomba kepada seorang hamba. Salah satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah
berbuat beribadah dan berbuat amal shalih (kebaikan) setiap saat, bukan hanya pengganti kepada orang yang berinfak. Dan yang lain berdoa, “Ya Allah,
pada bulan Ramadhan. Allah Swt berfirman, “Maka berlomba-lombalah kamu hilangkan harta orang yang menolak infak.” (HR. Bukhari dan Muslim). Jadi
dalam kebaikan..” (Al-Baqarah: 148). infak itu pada hakikatnya untuk kita diri sendiri. Mengenai keutamaan
menolong saudara seiman, Rasulullah saw bersabda, “Allah menolong hamba-
Kedua, senantiasa menjaga diri dari maksiat. Ramadhan mengajarkan Nya selama ia menolong saudaranya”. (HR. Muslim).
kepada kita bagaimana mengendalikan diri dari hawa nafsu dan menjaga diri
maksiat lewat ibadah puasa. Nabi Saw bersabda: “Puasa itu penahan Keempat, senantiasa menjaga shalat berjamaah. Ramadhan mengajarkan
maksiat” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Pada waktu berpuasa, kita dituntut kita untuk selalu menjaga shalat berjamaah melalui shalat tarawih.  Pada saat
untuk menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, shalat tarawih, masjid-masjid dan mushalla-mushalla penuh dengan jamaah.
minum dan hubungan suami istri, dan dari hal-hal diharamkan oleh syariat. Maka, diharapkan pasca Ramadhan kita terbiasa melakukan shalat fardhu
Jika hal-hal yang mubah seperti makan, minum dan hubungan istri dilarang berjamaah di masjid atau mushalla. Semangat shalat berjamaah ini harus
pada waktu berpuasa, maka terlebih lagi hal-hal yang diharamkan. Maka, dipertahankan dan dilanjutkan pada shalat lima waktu setelah Ramadhan.
sudah sepatutnya setelah Ramadhan ini kita mampu menjaga diri dari maksiat, Shalat fardhu secara berjamaah sangat digalakkan dalam Islam. Menurut
baik berupa perkataan yang haram seperti ghibah, mencaci maki, menghina, sebahagian ulama hukumnya sunnat muakkad. Bahkan menurut sebahagian
menipu, memfitnah dan sebagainya, maupun perbuatan yang haram seperti ulama lainnya hukumnya wajib berdasarkan hadits-hadits yang mengancam
mencuri, merampok, mencopet, korupsi, menzhalimi, memukul, membunuh, orang yang meninggalkan shalat berjamaah. Meskipun demikian, para ulama
pamer aurat, pacaran, pergaulan bebas laki dan perempuan non mahram dan sepakat bahwa shalat berjamaah sangat digalakkan dalam Islam dan tidak
boleh disepelekan atau dianggap hal biasa dengan meninggalkannya tanpa uzur
syar’i (halangan yang dibenarkan syariat) seperti hujan, cuaca panas atau Keutamaan puasa yaitu; Pertama, orang yang berpuasa dimasukkan dalam
dingin, banjir, binatang buas dan sebagainya. surga (HR. Ahmad, an-Nasa’i dan Hakim). Kedua, orang yang berpuasa
dijauhkan dari api neraka (HR. Al-Jama’ah kecuali Abu Daud). Ketiga, orang
Banyak keutamaan shalat berjamaah. Di antaranya yaitu pertama, orang yang yang berpuasa diberi syafaat pada hari Kiamat. Adapun keutamaan puasa enam
shalat berjamaah mendapatkan 27 kali lipat pahala dibandingkan shalat hari bulan Syawal pahalanya seperti puasa setahun (HR. Muslim). Keutamaan
sendirian (HR. Bukhari dan Muslim). Kedua, setiap langkah orang yang shalat puasa Arafah adalah diampuni dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan
berjamaah dicatat satu pahala sekali gus dihapus satu kesalahan (HR. Bukhari datang (HR. Al-Jama’ah kecuali Al-Bukhari dan At-Tirmizi). Keutamaan
dan Muslim). Ketiga, orang yang shalat berjamaah akan tetap di doakan oleh puasa ‘asyura adalah diampuni dosa setahun yang lalu. (HR. Al-Jama’ah
para malaikat setelah shalatnya sampai shalat berikutnya selama ia masih di kecuali Al-Bukhari dan At-Tirmizi). Adapun puasa ‘Asyura, puasa nabi Daud
tempat shalatnya (HR.Bukhari dan Muslim). Keempat, makmum yang dan puasa sepuluh pertama bulan Zulhijjah adalah puasa yang paling dicintai
berbarengan ucapan aminnya dengan para malaikat, maka diampuni dosa- Allah Swt setelah puasa Ramadhan.
dosanya (HR. Bukhari). Dan lainnya.
Ketujuh, suka membaca Al-Quran. Ramadhan menggalakkan kita untuk
Kelima, senantiasa menjaga shalat sunnat. Ramadhan menggalakkan kepada tadarus Al-Quran dengan membaca Al-Quran, memahaminya,
kita untuk semangat melakukan ibadah sunnah. Pahala amalan sunnat pada mengkhatamkannya, mentadabburinya, menghafalnya dan mempelajarinya.
bulan Ramadhan dihitung seperti pahala wajib di bulan selainnya (HR. Pada bulan Ramadhan, Umat Islam dengan semangat dan antusias bertadarus
Baihaqi). Oleh karena itu, orang berlomba-lomba melakukan amalan sunnat Al-Quran. Bacaan Al-Quran menggema di mana-mana, di masjid, mushalla,
seperti shalat tarawih, witir, tahajud, dan lainnya. Maka, pasca Ramadhan kita rumah, dan di tempat lainnya. Maka, sepeninggal Ramadhan kita diharapkan
diharapkan kita untuk tetap istiqamah menjaga shalat-shalat sunnat baik terbiasa dengan tadarus al-Quran pada setiap saat. Tadarus Al-Quran itu tidak
Rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, syuruq, setelah wudhu’, tahajud, witir, dan hanya diperintahkan pada bulan Ramadhan saja, namun juga diperintahkan
shalat sunnat fajar. setiap saat pada bulan-bulan lainnya.

Adapun keutamaan shalat Rawatib yaitu dibangunkan rumah di surga (HR. Banyak sekali keutamaan orang yang membaca Al-Quran, di antaranya yaitu;
Muslim). Keutamaan shalat Dhuha yaitu pahalanya sama seperti bersedekah Pertama: mendapatkan syafaat pada hari Kiamat (HR. Muslim). Kedua, orang
(HR. Muslim). Keutamaan shalat sunnat syuruq yaitu pahalanya seperti haji. yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya adalah orang yang terbaik.
Keutamaan shalat sunat setelah wudhu adalah memasukkan ke dalam surga (HR. Bukhari). Ketiga, orang yang pandai membaca Al-Quran dimasukkan ke
sebagaimana disebutkan dalam hadits nabi saw yang bertanya kepadanya dalam surga bersama para malaikat yang suci. (HR. Bukhari & Muslim).
penyebab ia masuk surga. (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun keutamaan Keempat, orang yang membaca Al-Quran akan mendapatkan sakinah, rahmat,
shalat sunnat fajar  adalah pahalanya lebih baik dari dunia dan isinya (HR. doa malaikat dan pujian dari Allah. (HR. Muslim). Kelima, mendapat pahala
Muslim) yang berlipat ganda, setiap huruf  dibaca mendapat sepuluh pahala (HR. At-
Tirmizi), dan sebagainya.
Keenam, senantiasa menjaga puasa sunnat. Ramadhan melatih dan
mendidik kita untuk terbiasa berpuasa melalui puasa wajib Ramadhan, agar Demikianlah hendaknya kita mengisi hari-hari pasca Ramadhan selama sebelas
kita menjadi orang bertakwa. Maka pasca Ramadhan kita diharapkan mampu bulan ke depan yaitu dengan istiqamah melakukan berbagai ibadah dan amal
melakukan puasa-puasa sunnat seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa shalih seperti pada bulan Ramadhan. Indikator kesuksesan Ramadhan kita akan
Senin dan kamis, puasa pertengahan bulan hijriah (hari ke 13, 14 dan 15), terlihat pada kuantitas dan kualitas ibadah kita pada hari-hari setelah
puasa Nabi Daud (sehari berpuasa dan sehari berbuka), puasa sepuluh hari Ramadhan sebelas bulan ke depan ini. Jika ibadah dan amal shalih yang kita
pertama bulan Zulhijjah khususnya puasa Arafah (hari ke 9 Zulhijjah), dan lakukan pada waktu Ramadhan membekas pada diri kita dengan ditandai
puasa Muharram khususnya tasu’a (9 Muharam) dan ‘Asyura (10 Muharram). semakin baik perilaku, ibadah dan amal shalih kita berarti kita telah sukses di
bulan Ramadhan yaitu menjadi orang yang bertakwa. Semoga ibadah dan amal
shalih kita di bulan Ramadhan diterima oleh Allah Swt. Dan semoga kita
termasuk kita termasuk orang-orang yang sukses dalam Ramadhan dengan
meraih berbagai keutamaan Ramadhan dan mendapat gelar taqwa. Aamiin..!

Anda mungkin juga menyukai