Anda di halaman 1dari 8

ntip Bakat Anak Lewat Analisis Sidik Jari

Senin, 8 Maret 2010 | 11:05 WIB

shutterstock

KOMPAS.com — Langkah paling awal untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak


adalah dengan mengenali bakat dan gaya belajarnya. Untuk mengetahuinya, orangtua bisa
mengajak anak melakukan analisis sidik jari (fingerprint analysis).

Analisis sidik jari adalah sebuah metode pengukuran dengan pemindaian (scanning) sidik jari
anak untuk mengetahui gaya bekerja otak yang paling dominan dalam kaitannya dengan
potensi, motivasi, karakter, dan gaya belajar anak.

"Penggunaan alat tes dimaksudkan untuk membantu para orangtua lebih mudah dalam
memahami potensi tersebut. Dengan mengenali bakat anak lebih dini, orangtua lebih mudah
dalam memberikan stimulus dan pengarahan yang tepat," kata Andrian Benny Hidayat,
Direktur PsychoBiometric Research Lab R&D Talent Spectrum.

Ia menjelaskan, saat ini banyak orangtua dan guru yang kesulitan berinteraksi dengan anak
sehingga meminta anak untuk belajar bukanlah hal yang mudah. Tidak jarang pula orangtua
memaksakan anaknya mengikuti kegiatan les yang tidak diminati anak. "Setiap anak punya
bakat, dengan mengenalinya, ini bisa bisa jadi modal awal dalam meraih cita-cita anak,"
paparnya.

Andrian menegaskan, analisis sidik jari bukanlah sebuah ramalan karena didasari oleh
penelitian dan metode alamiah. "Analisa ini juga bukan alat vonis, alat ukur kecerdasan,
maupun alat pembanding," paparnya dalam seminar bertema "Analisa Sidik Jari" yang
diadakan oleh Frisian Flag di Jakarta, Sabtu (6/3/2010).

Para ahli di bidang ilmu dermatoglyphics (ilmu yang mempelajari pola sidik jari) dan
kalangan neuro-anatomi (kedokteran anatomi tubuh) telah menemukan fakta bahwa pola
sidik jari bersifat genetis dan telah muncul ketika janin dalam kandungan.
Pola guratan-guratan kulit pada sidik jari, yang dikenal sebagai garis epidermal, ternyata
memiliki korelasi dengan sistem hormon pertumbuhan pada sel otak yang sama dengan faktor
garis epidermal.

Pada dasarnya metode analisis sidik jari hanya menginterpretasikan potensi dalam diri
seorang anak, sedangkan pencapaian hasil kemampuan kecerdasan anak lebih dipengaruhi
oleh usaha yang dilakukan oleh anak dengan dukungan dari orangtua, guru, dan
lingkungannya.

"Dengan memahami potensi bakat anak, orangtua dapat mengetahui cara terbaik yang dapat
dilakukan anak dalam belajar. Selain itu, bakat anak yang menonjol juga dapat dikembangkan
dengan tenaga dan biaya, serta dalam waktu yang lebih efisien," papar Andrian.

Selain metode analisis sidik jari, ada beberapa metode lain untuk mengukur kepribadian
seseorang, yakni metode psikometri yang mengukur kondisi psikologis seseorang dari aspek
perilaku yang dimunculkan. Misalnya, tes IQ, tes bakat minat, tes kepribadian, grafologi, dan
tes gambar.

Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tidak mungkin ada yang menyamainya. Jika di
dunia ini hidup 6 miliar orang, maka ada 6 miliar pola sidik jari yang ada dan belum
ditemukan seseorang yang memiliki sidik jari yang sama dengan lainnya. Karena
keunikannya tersebut, sidik jari digunakan delam berbagai sistem seperti oleh kepolisian
dalam penyidikan sebuah kasus kejahatan (forensik) pada saat terjadi sebuah kejahatan, dan
tempat perkara kejadian akan di clear up dan dilarang bagi siapa saja untuk masuk karena
dikhawatirkan akan merusak sidik jari penjahat yang mungkin tertinggal di barang bukti yang
ada di TKP. Atau penggunaan sidik jari lainya seperti yang digunakan untuk teknologi
pembuatan SIM, KTP, Paspor, absensi, akses kontrol, pendeteksi bakat anak-anak dan masih
banyak lagi.
Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah parennial nature yaitu
guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup, immutability yang
berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu
terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada dan individuality
yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tidak mungkin sama
dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik. Ilmu yang
mempelajari sidik jari adalah Daktiloskopi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos
yang artinya jari jemari atau garis jemari dan scopein yang artinya mengamati. Sidik jari
merupakan struktur genetika dalam bentuk rangka yang sangat detail dan tanda yang melekat
pada diri manusia yang tidak dapat dihapus atau dirubah. Sidik jari ibarat barcode diri
manusia yang menandakan tidak ada pribadi yang sama.
Penelitian sidik jari sudah dilakukan sejak masa lampau. Penelitian ini berkembang menjadi
sebuah disiplin ilmu yang disebut dengan dermatoglysphics, yakni ilmu yang mempelajari
pola guratan kulit (sidik jari) pada telapak, tangan dan kaki. Dermatoglysphics berasal dari
kata “derm” berarti kulit, dan “glyph” berarti ukuaran.
Dengan berkembangnya tekhnologi saat ini tekhnik analisis sidik jari dikembangkan secara
lebih jauh untuk menggali potensi anak sejak dini. Tekhnik yang dikenal dengan Finger Prints
Analysis (FPA) atau lebih dikenal dengan Tekhnik Sidik Jari bisa dimanfaatkan sebagai salah
satu metode untuk menganalisa kepribadian. Ini mengacu pada dispotional theories yang
dikemukakan oleh eysenck dkk, bahwa keribadian pada dasarnya sudah ditentukan dan ada
kaitannya dengan faktor biologis tubuh.
Salah satu cara untuk mengenali potensi dan bakat anak adalah melalui analisis sidik jari
(finger print analysis). Dengan menganalisa pola sidik jari yang berhubungan dengan sistem
hormon pertumbuhan pada sel otak, kini kita dapat mendeteksi potensi kecerdasan alamiah
anak sehingga para orang tua dapat menentukan metode simulasi yang tepat dalam
memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak. Analisa sidik jari juga bisa digunakan untuk
mengetahui minat, bakat, kecerdasan, bahkan gaya belajar, potensi bakat sampai analisa
karakter anak. Menurut Efnie Indrianie,M.Psi, staf pengajar salah satu Unversitas diindonesia
mengatakan bahwa Dasar untuk memaknai analisa sidik jari ini adalah neuroscience (ilmu
syaraf) yang menganalisa kerja otak. Dalam ilmu dermatoglypics (ilmu tentang pembentukan
pola sidik jari) yang diawali oleh Guard Bidloo pada tahun 1685 menemukan bahwa sejak
usia kandungan 13 minggu pola sidik jari manusia telah terbentuk dan akan lengkap pada usia
24 minggu. Pembentukan ini dipengaruhi oleh tekanan dibawah kulit dan terdapat keterkaitan
dengan hormon perkembangan serta sistem syaraf pusat. Sehingga dengan menganalisa sidik
jari, kita bisa menganalisa sistem kerja otak seseorang, karena pola sidik jari manusia tidak
ada yang sama.
Selain itu, analisa sidik jari ini juga dapat membantu mengembangkan potensi kepribadian
anak untuk dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan siapa pun dan dalam kondisi
apapun. Kita bisa menemukan potensi kekurangan atau kelemahan pada anak sehingga dapat
ditentukan solusi yang baik agar anak tetap bisa berprestasi dan produktif. Setelah mengikuti
analisa sidik jari ini, para orangtua diharapkan bisa merumuskan cita-cita yang sesuai dengan
potensi kecerdasan alamiah anak.
Aspek bakat bersifat alami dan dipengaruhi genetika, sementara perkembangan kepribadian
dan kecerdasan selain dipengaruhi serta ditentukan oleh aspek alami atau genetis juga
dipengaruhi aspek bimbingan lingkungan. Nutrisi dan stimulasi merupakan aspek bimbingan
lingkungan yang berperan besar dalam perkembangan kepribadian dan kecerdasan anak.
Keberbakatan anak dalam suatu hal tertentu tidak ditentukan oleh kecerdasan yang berasal
dari kerja salah satu otak tetapi merupakan kerja dari semua bagian otak hanya saja untuk
bakat, minat, dan hobi itu lebih diproses di dalam otak kanan sehingga yang lebih aktif adalah
otak bagian kanan. Bakat itu sesuatu kemampuan seseorang di bidang tertentu yang sudah
dimiliki sejak kecil atau mungkin sudah sejak anak lahir bakat itu sudah ada bisa dari
keturunan orang tua atau sanak saudaranya. Tapi tidak juga orang yang berbakat itu cerdas
atau sebaliknya orang cerdas itu berbakat. Perbedaaan bisa karena manifestasi genetik yang
bersifat spesifik pada proses perkembangan susunan sistem syaraf pusat, salah satunya bisa
dideteksi melalui pola garis-garis sidik jari yang memilki informasi genetik untuk
menentukan sruktur otak mana yang dominan. Juga mencerminkan gaya berpikir (style of
thinking) yang berbeda akan sejalan dengan kebutuhan gaya belajar (style of learning) yang
unik.

Cara Kerja Analisis Sidik Jari


1) Pertama dilakukan scanning sidik jari dengan alat finger print scanner biometric system-
pemindai (scanner) khusus sidik jari yang aplikasinya menggunakan software penunjang
untuk mengolah image dan data yang diperoleh.
2) Setelah pemindaian kemudian disimpan dalam format gambar kemudian para analis akan
meneliti gambar dan mengidentifikasi serta mengklasifikasikan titik-titik dan garis dalam
gambar tersebut.
3) Data yang dihasilkan dimasukan kedalam software generator assesment report yang
dianalisa dan diperiksa ulang oleh tim psikolog juga dokter.
4) Hasilnya akan diberitahukan sekitar 1-4 minggu setelah scanning.
Setelah dilakukanya proses analisa sidik jari, akan ada hasil dari analisa sidik jari tersebut.
Kita tidak boleh terbuai dengan hasil plus dari laporan analisa sidik jari tersebut, karena
metode ini bukanlah sebuah alat yang dapat
memvonis atau menentuklan takdir cerdas tidaknya seorang anak. Metode Analisa Sidik Jari
(Finger Print Analysis) hanyalah salah satu metode pembantu agar stimulasi yang diberikan
oleh para orang tua menjadi lebih terarah dan tepat sasaran sesuai dengan potensi serta
karakter anak. Sementara untuk pencapaian hasil kemapuan seorang anak ditentukan oleh
kerja keras dan usaha yang dilakukan, Metode Pinger Prints Analysis ini memang hanya
untuk membantu kita mengenali kekuatan dan kekurangan dalam diri anak karena anak
memiliki potensi dan bakat alamiah yang sudah dibawa semenjak lahir.

Daftar Pustaka
• www.google.com : http://sidik-jari.com/pengenalan/rahasia-sidik-jari/. Dibuat oleh Sidik
Jari Support pada tanggal 11 Oktober 2010, dan diunduh pada tanggal 03 April 2011.
• www.google.com :
http://webcache.googleusercontent.com/search?hl=id&q=cache:hhbytFADeU4J:http://
herrysusant.wordpress.com/2011/01/11/bagaimana-tehnik-analisis-sidik-jari-mengetahui-
bakat-anak/
+Bagaimana+Tehnik+Analisis+Sidik+Jari+Mengetahui+Bakat+Anak&ct=clnkDibuat oleh
Susant pada tanggal 11 Januari 2011, dan diunduh pada tanggal 03 April 2011.
• www.google.com : http://sidik-jari.com/teknologi/analisa-bakat-anak-dengan-sidik-jari/.
Dibuat oleh Sidik Jari Support pada tanggal 29 Oktober 2010, dan diunduh pada tanggal 03
April 2011.
• www.google.com : otak kanan dan perkembangan anak by Ernawati Pgsd, di Publish pada
tanggal 29 Desember 2010 jam 15:15, dan diunduh pada tanggal 03 April 2011.

Dulu Kita hanya tahu bahwa tehnik analisis sidik jari sering
digunakan petugas kepolisian atau detektif handal guna melacak suatu kasus. Namun
Belakangan ini tehnik analisis sidik jari dikembangkan lebih jauh untuk menggali potensi
anak sejak dini, Sebagaimana yang sering di beritakan di media massa ataupun elektronik.
Untuk itu bahasan kali ini tentang bagaimana sebenarnya dasar dan cara kerja tenhik yang
dikenal dengan fingerprints Analysis(FPA) ini sehingga bisa untuk ‘mengintip’ minat dan
bakat seorang anak.

Dispotional theories
Tehnik sidik jari/ finger prints analysis bisa dimanfaatkan sebagai salah satu metode untuk
menganalisa kepribadian. Ini mengacu pada dispotional theories yang dikemukakan oleh
eysenck dkk, bahwa keribadian padadasarnya sudah ditentukan dan ada kaitannya dengan
faktor biologis tubuh
Sidik jari dan sistem kerja otak
Menurut Efnie Indrianie,M.Psi, staf pengajar salah satu Unversitas diindonesia mengatakan
Dasar untuk memaknai analisa sidik jari ini adalah neuroscience (ilmu syaraf) yang
menganalisa kerja otak. Dalam ilmu dermatoglypics-ilmu tentang pembentukan pola sidik
jari yang diawali oleh Guard Bidloo pada tahun 1685 menemukan bahwa sejak usia
kandungan 13 minggu pola sidik jari manusia telah terbentuk dan akan lengkap pada usia 24
minggu. Pembentukan ini dipengaruhi oleh tekanan dibawah kulit dan terdapat keterkaitan
dengan hormon perkembangan serta sistem syaraf pusat. Sehingga dengan menganalisa sidik
jari, kita bisa menganalisa sistem kerja otak seseorang. karena pola sidik jari manusia tidak
ada yang sama atau dengan opini kemungkinan kesamaanya 1 : 64 milyar.
Berdasarkan penemuan Howard Gardber , ahli medis dan pendidikan harvard University,
terdapat 8 kemampuan otak berkaitan dengan spesifikasi struktur kecerdasan dan bakat
seseorang sehingga membedakan dirinya dengan orang lain. Perbedaaan bisa karena
manifestasi genetik yang bersifat spesifik pada proses perkembangan susunan sistem syaraf
pusat, salah satunya bisa dideteksi melalui pola garis-garis sidik jari yang memilki informasi
genetik untuk menentukan sruktur otak mana yang dominan. Juga mencerminkan gaya
berpikir (style of thinking) yang berbeda akan sejalan dengan kebutuhan gaya belajar (style
of learning) yang unik.

Cara Kerja Analisis Sidik Jari

 Pertama dilakukan scanning sidik jari dengan alat fingerprint scanner biometric
system-pemindai (scanner) khusus sidik jari yang aplikasinya menggunakan software
penunjang untuk mengolah image dan data yang diperoleh.

 Setelah pemindaian kemudian disimpan dalam format gambar kemudian para analis
akan meneliuti gambar dan mengidentifikasi serta mengklasifikasikan titik-titik dan
garis dalam gambar tersebut.

 Data yang dihasilkan dimasukan kedalam software generator assesment report yang
dianalisa dan diperiksa ulang oleh tim psikolog juga dokter.

 Hasilnya akan diberitahukan kepada anda kira-kira 1-4 minggu setelah scanning.

Ya, metode fingerPrints Analysis ini memang hanya untuk membantu kita mengenali
kekuatan dan kekurangan dalam diri anak. Namun begitu kita sebagai orang tua dilarang
membatasi eksplorasi dan minat belajar anak selama itu baik untuk perkembanganya.
Sehingga bagaimanapun juga untuk pencapaian yang lebih optimal tetap dipengaruhi oleh
pemenuhan nutrisi seimbang, disertai stimulasi yang tepat dari orang tua, guru serta
lingkungan disekitanya. (m&k)
Artikel Sebelumnya;
anak dilarang pakai ponsel sebelum 12 tahun
Bahaya pemanis buatan pada jajanan anak

Kenali Gaya Asuh Anda dengan Analisis


Sidik Jari
 Redaksi Go4HealthyLife.com
 25 Februari 2011
 Parenting
 Belum ada Rating

Go4HealthyLife.com, Jakarta - Secara psikologis, ibu merupakan figur yang paling dekat
dengan anak dan selalu ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Tanpa mengesampingkan peran ayah, ibu juga memiliki peran yang besar pada tumbuh
kembang anak dalam pemberian nutrisi maupun stimulasi. Setiap anak merupakan individu
unik yang berbeda, yang membutuhkan stimulasi tepat disesuaikan dengan gaya belajar dan
potensi alamiahnya.

Dalam mengasuh anak-anaknya, terkadang ibu memberikan stimulasi dan pendekatan yang
belum tentu sesuai dengan kondisi anak, meskipun sudah mengetahui potensi dan gaya
belajar anak.

Hal ini terjadi karena ibu belum mengetahui gaya asuh diri mereka sendiri. Misalnya ibu
dengan gaya asuh responsif cenderung mengikuti apa yang sedang menjadi tren di sekitarnya,
padahal bisa jadi tren tersebut tidak sesuai dengan potensi dan gaya belajar anak.

Selama ini analisis sidik jari digunakan untuk mengetahui bagaimana tipe gaya belajar
seorang anak. Kini sidik jari juga bisa digunakan untuk menganalisis tipe gaya asuh dari
orangtua.

“Dengan mengetahui seperti apa gaya asuh yang dimiliki, seorang ibu bisa lebih mudah
dalam mengkombinasikan diri dengan sang anak sehingga pengembangan potensi anak bisa
lebih optimal,” kata Efnie Indrianie M.Psi, psikolog anak dari Psychobiometric dalam acara
Inovasi Analisis Sidik Jari Cerdas Frisian Flag 2011, baru-baru ini.

Berdasarkan penelitian, sidik jari ini mulai muncul pada saat janin berusia 13 minggu dan
tidak akan berubah hingga pribadi tersebut meninggal dunia. Karena data yang diolah
merupakan data biometrik (sumbernya adalah faktor biologis tubuh) maka sidik jari
seseorang bersifat permanen, spesifik dan klasifikatif.

Secara empiris, dari 100% subjek penelitian, 75% menyatakan gambaran hasil analisa sidik
jari relevan dengan kondisi anak yang sebenarnya. Dalam pengolahan validitas analisa sidik
jari memang tidak bisa dibandingkan dengan psikometri karena sumber datanya berbeda
yaitu faktor biologis dan psikologis.

Selain itu, dapat dimaklumi terdapat 25% yang menyatakan hasilnya ada sedikit perbedaan
dengan perilaku sehari-hari karena perilaku sehari-hari sudah dipengaruhi oleh lingkungan,
sedangkan analisa sidik jari adalah potret gambaran asli seorang anak ketika ia terlahir ke
dunia.

Analisis gaya asuh melalui sidik jari ini tidak hanya berlaku bagi ibu, namun juga ayah.
Hasil guratan sidik jari tersebut bisa terlihat tipe gaya asuh ayah atau ibu terhadap anak-
anaknya.

Efnie mengungkapkan ada 4 tipe gaya asuh dari orangtua berdasarkan sidik jari yaitu:

Gaya asuh alamiah


Tipe ini cenderung lebih banyak memberikan kebebasan pada anak dan mengikuti alur
perkembangan si kecil tanpa memberikan batasan-batasan yang tegas, misalnya anak mau
sekolah musik ibunya selalu menuruti. Tapi kelemahan dari gaya asuh ini anak cenderung
memiliki manajemen batas yang rendah, misalnya sulit untuk memanage waktu.

Gaya asuh membimbing


Tipe ini cenderung memiliki pola pengasuhan tertentu dan batasan-batasan yang jelas
terhadap anak, mislanya kapan anak harus mandi, kapan waktunya mengerjakan PR atau
berapa nilai yang harus dimiliki oleh anak di sekolah. Namun gaya asuh ini berbeda atau
tidak sampai menjadi otoriter, karena orangtua cenderung mengarahkan anaknya.

Gaya asuh responsif


Tipe ini cenderung mudah mengambil keputusan yang berhubungan dengan anak dan
biasanya mengikuti tren atau sesuatu yang baru, misalnya lagi tren les aritmatika maka
anaknya diikutsertakan. Jika anaknya memang suka matematika maka hal ini akan
bermanfaat untuk anak, tapi jika tidak sesuai dengan potensi atau gaya belajar anak maka bisa
saja memicu stres anak.
Gaya asuh analitis
Tipe ini cenderung memiliki banyak pertimbangan atau lama mikir dalam memutuskan segala
sesuatu yang berhubungan dengan anak, karena ia tidak mudah mengambil keputusan.
Misalnya saat anak mau masuk sekolah maka ia mensurvei beberapa sekolah sendiri untuk
tahu kelebihan dan kekurangan sekolah itu, teliti dalam memberikan cemilan atau makanan
untuk anak, serta tidak mudah terpengaruh dengan pendapat orang lain.

Anda termasuk jenis orangtua yang mana dalam mengasuh anak? Yuk, analisis sidik jari dulu

Anda mungkin juga menyukai