Anda di halaman 1dari 2

Berbeda dengan orang yang mengembangkan potensinya seperti Lionel Messi yang selalu berusaha

keras mengembangkan potensinya. Alhasil apa yang dilatihnya menjadi buah manis untuk kehidupan
dengan menjadi pemain terbaik dan pemain termahal. Hal inilah yang membuat Messi bahagia dalam
menjalankan hidupnya. Ia telah berhasil mengembangkan potensinya yang ada dengan berusaha secara
terus-menerus.

Berikut kita akan membahas pengenalan dan pengukuran potensi diri. Pengenalan adalah tahu
mengenai potensi apa yang dimiliki. Sebab apabila tidak tahu apa potensi yang dimiliki, bagaimana
mungkin kita bisa mengembangkannya.

1. Self assesment atau introspeksi diri;

2. Feedback;

3. Eksperimental;

4.Non-Eksperimental;

5. Tes psikologis (tes kecerdasan, kepribadian, kepemimpinan, kreativitas, dan tes-tes lainnya); dan

6. Non-Tes (Observasi, Wawancara, Focus Group Discussion, On the Job Training, dan lain-lain).

Pengenalan dan pengukuran potensi diri sangat diperlukan bagi seorang yang ingin mengembangkan
potensi di dalam dirinya. Untuk itu, pemahaman tentang potensi dirinya sangat dianjurkan. Pengukuran
potensi diri tersebut dapat dilakukan melalui diri sendiri (introspeksi diri), melalui feedback dari orang
lain, serta tes-tes psikologis.

Teori Multiple Intelligences Gardner dapat diakui telah melakukan kritik terhadap definisi kecerdasan
manusia yang diwakili oleh angka-angka yang statis. Kecerdasan seseorang berkembang dan sangat
dipengaruhi oleh kebiasaan. Meskipun teori tersebut merupakan teori kecerdasan ranah psikologi
namun jika ditarik ke dalam dunia pendidikan menjadi sebuah strategi pembelajaran untuk materi apa
pun dalam semua rumpun bidang studi.

Metode untuk mengetahui potensi kecerdasan anak menurut teori tersebut dapat dilakukan dalam tiga
cara yaitu; (a) cara eksplorasi, dengan melakukan uji-coba terhadap semua bidang terlebih dahulu.
Semua harus dilakukan sehingga membutuhkan waktu, biaya, tenaga yang tidak sedikit, serta bersifat
trial and error. (b) cara observasi, yaitu menggunakan observasi ilmiah versi psikologi dengan alat
psikotest dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan oleh disiplin ilmu psikologi.
Selanjutnya dilakukan skoring dengan menggunakan teknik psikometri. Hasil tes dapat berubah-ubah
sesuai dengan kondisi psikologis peserta tes pada saat mengerjakan tes. (c) cara deteksi, yaitu
menggunakan tes teknologi terkini melalui media sidik jari, dimana sidik jari setiap orang berbeda dan
unik serta tidak ada yang sama.

Anda mungkin juga menyukai