Kelompok 2:
1. Ella kurnia
2. Jeniar sari
3. Bella novitasari
4. Fikri ardiansyah
5. Firman hadi ismunandar
6. Berlian ragar
X IPS 2
SMAN 1 Taliwang
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Geologi struktur adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bentuk-bentuk arsitektur
kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk
(deformasi) pada batuan yang membentuk kerak bumi.
Menurut Bagley (1965), geologi struktur adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur-struktur
individual (kerak bumi) seperti antiklin, trust (sesar sungkup), sesar-sesar liniasi dan lainnya dalam satu unit
tektonik pada kerak bumi.
Spenser (1977), berpendapat bahwa yang dipelajari dalam geologi struktur itu meliputi “primary structural
fatures” (struktur primer) dan “secondary structural fatures” (struktur sekunder). Struktur primer meliputi
struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan, misalnya struktur-struktur sedimen pada batuan
sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf. Struktur sekunder adalah
suatu struktur dimana ini terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama akibat adanya tegangan
eksternal yang bekerja selama ataupun setelah pembentukan batuan, contohnya struktur sekunder adalah
kekar, sesar, dan lipatan. Ini adalah bagian yang terbesar dari geologi struktur terutama mempelajari struktur
sekunder ini.
1.2. Rumusan Masalah
1. apakah yang dimaksud dengan geologi ?
2. apa saja yang mencangkup tentang geologi sebagai pengetahuan bumi ?
3. apakah cabang – cabang dalam ilmu geologi ?
1.3 tujuan
1. memaham i apa yang dimaksud dengan geologi
2. memahami cabang-cabang dalam ilmu geologi
1.4 manfaat
Agar siswa/siswi di kelas X IPS 2dapat mengetahui materi tentang “geologi sebagai ilmu pengetahuan
bumi”
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ilmu Geologi.
Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan Logos yang
artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang
mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Karena Bumi tersusun oleh
batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam
memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi
Macam-macam definisi geologi:
- Geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari evolusi bumi dan penghuninya sejak awal
pembentukan hingga saat ini yang dapat ditelusuri dari batuan pembentuknya.
- Geologi adalah pengetahuan tentang susunan zat serta bentuk dari bumi.
- Geologi adalah pengetahuan sejarah perkembangan dari bumi serta makhluk-makhluk yang pernah hidup
di dalam dan di atas bumi.
- Geologi adalah pengetahuan yang mempelajari evolusi anorganik serta evolusi organik dari bumi.
h.Paleantologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang jejak kehidupan kehidupan zaman purba.
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi, terjadinya bumi
sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau
pembabakan prasejarah yang terdiri dari :
1. ARKAEKUM / zaman tertua
Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada
kehidupan. Dari penjelasan ini tentu Anda ingin bertanya kapan muncul kehidupan? Untuk itu simak uraian
berikutnya.
2. PALEOZOIKUM / zaman primer atau zaman hidup tua
Zaman ini berlangsung 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro
organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung. Untuk lebih mengenal bintang-
binatang tersebut amatilah gambar berikut ini.
1. Teori Kant
Pada tahun 1755, seorang filosof Jerman yang bernama Immanuel Kant mengemukakan tata surya yang terdiri
atas matahari, bumi, bulan, planet, serta asteroida pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan bintang
yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang berat. Melalui proses pendinginan, nebula tersebut
berubah menjadi bumi, bulan, matahari, dan planet – planet.
2. Teori Buffon
Pada waktu yang hampir bersamaan muncul teori dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte
de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet
yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
3. Teori Laplace
Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796 mengemukakan
bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin – cincin.
Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin gas yang berputar akan
mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan – gumpalan bola yang menjadi planet – planet,
termasuk bumi.
4. Teori Planetisimal Hypothesis
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C
Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari
terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas
dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya
relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang
yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan
sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas
berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama
kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik –
menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
5. Teori Tidal
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal.
Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar
sehingga membentuk semacam cerutu. Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan
membentuk planet – planet, yaitu merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, plato.
6. Teori Weizsaecker
Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada
mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri
atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan
tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal.
Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi
membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
7. Teori Kuiper
Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nabula besar berbentuk piringan cakram. Pusat
piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah
protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat
piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur
ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet.
8. Teori Whipple
Fred L.Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan
kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan
terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap
ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti
sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat
jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke
permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
• Lapisan Inti : cairan kental bersuhu di atas 4.500° C dan bertekanan tinggi, mengandung mineral cairan Besi
dan Nikel (disebut juga lapisan Nife).
• Lapisan Astenosfer : merupakan lapisan kedua yang melapisi lapisan inti dengan suhu antara 2.000-4.000° C
dan tekanan terus menurun, mengandung mineral Silicium dan
Magnesium (disebut juga lapisan Sima).
• Lapisan Litosfer : merupakan lapisan lebih kental dengan suhu < 2.000° C dan tekanan terus turun. Lapisan
ini disebut juga lapisan mantel bumi.
• Kerak Bumi : padat dan keras, menempel pada mantel bumi, mengandung mineral Silicium dan Aluminium
(disebut juga lapisan Sial)
Proses alam Endogen dan Eksogen
Proses alam endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat
membangun permukaan Bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi
kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa
permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau,
sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata.
Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief Bumi.
Endogen
Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang
membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut
lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar
bahwa lapisan mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan
terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan mantel.
Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. Karena tumbukan lempeng
samudera dan lempeng benua, salah satu lempeng akan menujam ke bawah. Padahal, makin ke dalam suhu
makin panas. Akibatnya, bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang menujam ke bawah akan meleleh dan
berubah menjadi magma serta mengeluarkan energi.
Karena tumbukan terjadi terus-menerus, akan terkumpul tumpukan magma dan tumpukan energi.
Penumpukan ini akan menyebabkan terjadinya hal-hal berikut :
(1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan energi yang terkumpul akan mampu menekan lapisan
kulit bumi sehingga terjadi perubahan letak atau pergeseran kulit bumi. Akibatnya, kulit bumi bisa
melengkung (disebut lipatan) atau patah (disebut patahan). Gejala ini disebut tektonisme.
(2) Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan atau patahan dan
terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut vulkanisme.
(3) Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau
menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut gempa
bumi. Gejala ini disebut seisme
Eksogen
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga
eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung
secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan,
erosi, gerak massa batuan, dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi Bumi tempat
segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4.600 000.000 tahun lalu bersamaan
dengan planet-planet lain yang membentuk tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan di
bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu
bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. Pada
sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi.
Teori terjadinya tata surya
1. Teori Kabut Kant-Laplace
Teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796), terkenal
dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut
yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut
bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah
yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan
Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika,
matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian
matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang
meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang
padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah
satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang
bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi
pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih
bersuhu tinggi.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari
kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena
bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari,
sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu
kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut
sebagi asthenosfer.
Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
a. Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi padat terutama
batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini
disebut lempeng litosfer.
Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan aluminium) serta lapisan sima
(silisium dan magnesium).
1) Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan alumunium. Senyawa dari
kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan
sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
2) Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan magnesium. Senyawa dari
kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan
berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium
b. Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang tebalnya 100-400 km
ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).
c. Mesosfer merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya 2.400-2.700
km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
3. Inti Bumi (Core)
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar
dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat
padat yang berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.
Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam
yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi
dan nikel.
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti dibedakan menjadi 2, yaitu
lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core).
. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti . Inti luar tebalnya
sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 °C. dalam ini terdiri dari nikel dan
besi (NiFe) yang suhunya mencapai 4500 derajat celcius.
Batuan
Kerak bumi adalah bagian luar litosfer yang terbentuk dari berbagai jenis batuan. Menurut proses
terbentuknya, batuan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Batuan beku
2. Batuan sedimen
3. Batuan metamorf
Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena proses pembekuan magma bumi. Berdasarkan letak
pembekuannya, batuan beku dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Batuan beku dalam (intrusif) adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembekuan magma yang
tidak berhasil keluar atau ekspos ke permukaan bumi. Proses pembekuan lama, sehingga menghasilkan
susunan kristal pembentuknya berukuran besar atau sempurna. Contoh : granit, diorit, gabro
2. Batuan beku luar (ekstrusif) adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembekuan magma di
permukaan bumi. Proses pembekuannya berlangsung cepat sehingga menghasilkan susunan kristalnya
halus. Contoh : obsidian, basalt, andesit, rhyolit
3. Batuan beku piroklastik adalah batuan dari material hasil erupsi gunung api. Contoh: abu vulkanik,
pumis
Batuan sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan bahan terlarut dari hasil
proses mekanik dan kimia dari batuan yang telah ada sebelumnya, cangkang binatang, sisa tumbuhan.
Berdasarkan asal pembentukannya, klasifikasi batuan sedimen terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Batuan sedimen klastik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari pecahan batuan dan mineral hasil
pelapukan atau erosi (transportaasi). Contoh: breksi, konglomerat, batu pasir, lanau, lempung, serpih,
napal
2. Batuan sedimen kimiawi, yaitu batuan sedimen yang terbentuk karena proses pelarutan mineral oleh
media air, kemudian mengalami proses kristalisasi. Contoh: batu gamping, batu gipsum, halit
3. Batuan sedimen oorganik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa binatang atau tumbuhan
yang mati. Contoh: batubara, batu gamping
Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah batuan ubahan dari batuan yang telah ada sebelumnya, pada keadaan padat, akibat
pengaruh suhu (T), tekanan (P) atau keduanya dan larutan yang aktif secara kimiawi. Proses ini disebut
metamorfisme. Contoh: slate (batu sabak), sekis, fillit, marmer.
Siklus batuan
batuan mengalami siklus walaupun prosesnya sangat lama, bermula dari magma, kemudian mengalami
kristalisasi dan konsolidasi menjadi batuan beku instrusif dan ekstrusif, kemudian mengalami proses
pelapukan, transportasi, deposisi dan litifikasi menjadi batuan sedimen.
Batuan sedimen dan beku mengalami proses metamorfisme kemudian menjadi batuan metamorf. Batuan
beku, sedimen dan metamorf mengalami proses pelelehan, kembali menjadi batuan beku
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a) Geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari evolusi bumi dan penghuninya sejak awal
pembentukan hingga saat ini yang dapat ditelusuri dari batuan pembentuknya.
b) Bahwa dalam ilmu geologiterdapat cabang – cabang pengetahuanya
yaitu,Mineralogi,Petrologi,Paleontologi,Geologi sejarah,Geologi
ekonomi,Geofisika,Geomorfologi,Geologi tehnik
2. SARAN
Demikian Penyusunan Makalah ini, agar kiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi
diri penulis sendiri. Saran dan kritik dari pembaca akan selalu penulis terima untuk penulisan makalah
selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
http://tambangunp.blogspot.com/2013/05/komposisi-dan-lapisan-bumi-struktur.html
http://tambangunp.blogspot.com/2013/05/kompGeologi ekonomi
id.wikipedia.org/wiki/geologi.ekonomi.sejarah.html
http://duniabaca.com/proses-pembentukan-bumi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi
http://argakencana.blogspot.com/2010/07/proses-pembentukan-bumi.html