Anda di halaman 1dari 79

SOSIALISASI PERILAKU BARU

UNTUK MENCEGAH PENULARAN COVID-19

Prof.Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp., M.App.Sc


Guru Besar Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Dewan Pakar IPKJI
SIKLUS / FASE BENCANA
Bencana/
Perencanaan
Respons
Kesiapsiagaan
dan Respons
Kegiatan Fase
Recovery &
Pra Bencana Prevention

Pra Paska
Bencana Bencana
FASE BENCANA / RESPONS
1. Periode antar-
epidemi
(kasus sporadis)

5. Periode 2. Periode
gangguan global penularan(COVID-19
dari manusia ke manusia
(Epidemi terhenti) yang terkonfirmasi

4. Periode 3. Periode penyebaran


memperlambat (COVID-19 secara
(Kasus Berkurang) internasional )
COVID - 19
“CO" berarti "CORONA", "VI" untuk "virus", dan "D" untuk
"DISEASE (penyakit)

PENULARAN : dari orang ke orang melalui percikan


(droplet) ludah saat batuk atau bersin
MASA INKUBASI : antara 1–14 hari

VAKSIN & OBAT BELUM DITEMUKAN


Isolasi
Mandiri di
Rumah Isolasi di
RS

Orang
Orang Tanpa Orang Dalam Pasien Dalam
Konfirmasi Orang
Pemantauan Pengawasan
Sehat (OS) Gejala (ODP) (PDP)
COVID-19 Rentan
(OTG)

Isolasi
Mandiri di Isolasi di
Rumah RS

COVID-19: KELOMPOK KONDISI KESEHATAN


ORANG SEHAT (OS)

INDIVIDU/ORANG/MASYARAKAT YANG

• Tidak mengalami gejala


• Tidak kontak dengan orang positif COVID-19
• Tidak berada di daerah yang terjangkit
• Tidak baru kembali dari daerah lain atau luar negeri
yang terjangkit.
PERAWATAN ORANG SEHAT

1. STAY AT HOME

2. WORK FROM HOME

3. STUDY FROM HOME


ORANG TANPA GEJALA (OTG)
KONTAK ERAT: seseoarang yang melakukan kontak
fisik/ berada dalam satu ruangan/ berkunjung
(radius satu meter dengan kasus PDP atau confirm)
Tidak
ada Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat,
gejala mengantar dan membersihkan ruangan di tempat
perawatan kasus tanpa menggunakan APD sesuai
standar

OTG Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama


dengan kasus (termasuk tempat kerja, kelas, rumah,
Ada acara besar) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala
kontak dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala
erat
Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter)
dengan segala jenis alat angkut/kendaraan dalam 2
hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari
setelah kasus timbul geja
PERAWATAN ORANG TANPA GEJALA

•STAY AT HOME
•ISOLASI MANDIRI DI RUMAH
•HINDARI BERTEMU DENGAN
KELOMPOK RENTAN
ORANG DALAM PEMANTAUAN
(ODP)
• Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam; atau gejala
gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk
DAN
Tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
DAN
Pada 14 hari terakhir sebelum muncul gejala memiliki riwayat perjalanan
atau tinggal di negara/ wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
DAN
Pada 14 hari terakhir sebelum muncul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
PERAWATAN ORANG DALAM EMANTAUAN

ISOLASI DI RUMAH ISOLASI DI RUMAH SAKIT


1. Memiliki penyakit
penyerta (co-morbid)
1. Tanpa penyakit
penyerta (co-morbid) diabetes, penyakit jantung,
kanker, penyakit paru
kronis, AIDS, dan penyakit
autoimun.
2. Pemantauan oleh
2. Rekomendasi petugas
petugas Kesehatan kesehatan
PASIEN DALAM PENGAWASAN (PDP)

Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38.0 C) atau riwayat demam; disertai salah satu
gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga
berat DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.

Orang dengan demam (≥38.0 C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.

Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
PERAWATAN
PASIEN DALAM PENGAWASAN
ISOLASI DI RUMAH ISOLASI DI RUMAH SAKIT
Infeksi Saluran 1. Memiliki penyakit
Pernapasan Akut (ISPA) penyerta (co-morbid)
diabetes, penyakit jantung,
• Demam (≥38.0 C) kanker, penyakit paru
• Atau riwayat demam, kronis, AIDS, dan penyakit
batuk, nyeri tenggorokan, autoimun.
hidung tersumbat, malaise 2. Pneumonia
• Tanpa pneumonia dan 3. Rekomendasi petugas
tanpa komorbid kesehatan
PASIEN KONFIRMASI COVID-19

Pasien dengan hasil pemeriksaan


tes positif melalui rangkaian
pemeriksaan PCR dan diumumkan
oleh pemerintah secara resmi
PERAWATAN KONFIRMASI
COVID-19
ISOLASI DI RUMAH ISOLASI DI RUMAH SAKIT
1. Memiliki penyakit penyerta (co-morbid) diabetes, penyakit
jantung, kanker, penyakit paru kronis, AIDS, dan
penyakit autoimun.
1. PCR POSITIF 2. ISPA BERAT
2. Infeksi Saluran 3. PNEUMONIA BERAT
4. Frekuensi napas >30 x/menit, distress pernapasan
Pernapasan Akut berat, atau saturasi oksigen (SpO2) <90%
pada udara kamar.
(ISPA) 5. Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas,
ditambah setidaknya satu dari berikut ini: Sianosis
sentral atau SpO2 <90%; Distres pernapasan berat
• Demam (≥38.0 C) (seperti mendengkur, tarikan dinding dada yang berat);
Tanda pneumonia berat: ketidakmampuan menyusui
• Atau riwayat demam, atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau
batuk, nyeri tenggorokan, kejang. Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan
hidung tersumbat, malaise dinding dada, takipnea :< 2 bulan, ≥ 60x/menit; 2–11
bulan, ≥ 50x/menit; 1–5 tahun, ≥ 40x/menit;> 5 tahun,
• Tanpa pneumonia dan ≥30x/menit)
tanpa komorbid 6. Rekomendasi petugas kesehatan
DAMPAK BENCANA TSUNAMI TERHADAP
KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL
(WHO, 2005)

Masalah Keswa dan Persentase


Psikososial
Gangguan jiwa berat (severe 3-4%,
mental disorder)
Gangguan jiwa sedang ke berat 15-20%
(mild to moderate mental
disorder)
60 - 90%
Distres psikososial sedang ke berat 30-50%
STRES
(mild to severe psychosocial
distres)
Distres psikososial sedang (mild 20-40%
PROSES TERJADINYA MASALAH
KESEHATAN JIWA DAN
PSIKOSOSIAL
PADA PANDEMI COVID-19
STRESOR – STRES – KOPING/KEMAMPUAN

1. COVID-19
2. MERAWAT
COVID-19
3. PERPISAHAN DG ADAPTIF
KEL

STRESOR STRES KOPING

MAL
ADAPTIF
SRQ
1. Jantung: berdebar-
debar
2. Paru: Nafas Cepat
3. Ginjal: Sering
kebelakang
4. Pencernaan: sering
BAB
5. Kepala: Pusing,
sakit kepala
RESPONS TERHADAP PANDEMI
COVID-19
Panic Buying
Cemas
Normal
Pilihan:
1. React
2. Respond
CARA MENGATASI MASALAH
KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL
PADA PANDEMI COVID-19
PROMOSI DAN PREVENSI
PADA COVID-19
1. PROMOSI KESEHATAN UNTUK ATASI
“BELUM ADA VAKSIN”
• Peningkatan Imunitas Fisik
• Peningkatan Ketahanan Jiwa
2. PREVENSI MASALAH KESEHATAN UNTUK ATASI
“BELUM ADA OBAT”
• Pencegahan penularan Virus Corona dan COVID-19
• Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan Psiko Sosial
1. PROMOSI KESEHATAN UNTUK ATASI
“BELUM ADA VAKSIN”

1.1. Peningkatan Imunitas Fisik


&
1.2. Peningkatan Ketahanan
Jiwa dan Psikososial
1.1. PENINGKATAN IMUNITAS FISIK

Makanan bergizi

Peningkatan Imunitas Fisik


Minum yang
cukup
Olah raga minimal
30 menit sehari
Berjemur di pagi
hari
Istirahat yang
cukup
MAKANAN BERGIZI DAN MINUM YANG CUKUP
OLAH RAGA MINIMAL 30 MENIT SEHARI
BERJEMUR
ISTIRAHAT
1.2. PENINGKATAN KETAHANAN
JIWA & PSIKO SOSIAL
1. FISIK RILEKS
2. EMOSI POSITIF
3. PIKIRAN POSITIF
4. PERILAKU POSITIF
5. RELASI POSITIF
6. SPIRITUAL POSITIF
1. FISIK RILEKS

TARIK NAFAS DALAM


RELAKSASI OTOT PROGRESIF
2. EMOSI POSITIF
EMOSI: Positif
Positive emotion : Happiness, Excitement, Contentment

Autonomic Nervous System Activation Better Health Behavior

Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis Activation Improve Adherence to Treatment Regiment


(Decreased Cortison)

1. Endorfin Meningkat
2. Imunitas Meningkat
3. Kepatuhan Terhadap Perawatan Meningkat
EMOSI : Negatif

Negative : Stress, Anxiety, Depression

Impaired Immun Risk Infection,


Delayed Wound Healing

1. IMUNITAS MENURUN
2. RISIKO INFEKSI/PENULARAN MENINGKAT
3. PENYEMBUHAN TERHAMBAT
EMOSI POSITIF
Gembira/senang dapat dicapai
dengan cara:
1. Lakukan kegiatan dan hobby
yang disukai, baik sendiri
maupun didalam keluarga
misalnya main musik, bernyanyi,
menari, bercakap - cakap hal hal
yang menyenangkan/ lucu dll.
2. Komunikasi dengan sanak
keluarga dan teman
dipertahankan tentang hal – hal
yang menyenangkan melalui
media daring.
BICARA POSITIF PADA DIRI SENDIRI
(POSITIVE SELF-TALK)

• Kenali diri sendiri (to recognize your self)


• Promosikan kemampuan dirimu (to promote your self)
• Pertahankan optimisme dirimu (to sustain optimism)
• Bangun harapanmu (to build hope)
• Bahagia dan gembira (to joy)

Jantz, G.L., 2016


SELF-TALK SABOTAGE
NEGATIVE YOURSELF

sama dengan
bunuh diri
3. PIKIRAN POSITIF
PROSES PENYIMPANGAN BERPIKIR
Yang menciptakan respons emosional anda bukanlah peristiwa yang negatif,
tetapi persepsi dan pikiran anda tentang peristiwa

Peristiwa external Peristiwa internal


(di luar kontrol anda) (dalam kontrol anda)

Pikiran anda:
Tindakan
“Itu tidak adil!”
orang lain
“Persetan!”
“Saya tidak terima”

Perilaku:
Anda mengusir orang itu, Emosi:
meninggalkan dengan dingin, Marah, frustasi, takut,
merencanakan balas dendam merasa bersalah
PIKIRAN POSITIF

Positif pada diri sendiri (Self-talk positive)


Positif pada keluarga
Positif pada orang lain
Hindari pikiran negatif dan berita hoax
LATIHAN PIKIRAN POSITIF

• Hipnosis Lima Jari

• Stop Berpikir
(10 ribu kali berpikir sehari)

• Berpikir Positif= afirmasi


4. PERILAKU POSITIF
PERILAKU POSITIF
Perilaku positif pada
diri sendiri
Perilaku positif bagi
keluarga
Perilaku positif bagi
orang lain
Perilaku positif bagi
lingkungan
5. RELASI POSITIF
RELASI POSITIF
• Memberi salam (greeting)
• Memberi pujian
(reinforcement)
• Memberi harapan (hope)
• Saling tolong menolong
(helping)
• Berbagi hal yang positif
(sharing)
• Menghindari diskusi hal – hal
MENYAPA POSITIF

• SALAM (Greeting) : Selamat pagi Endang

• MEMBERI PUJIAN (Appreciation) : Endang tampak sehat


sekali

• MEMBERI HARAPAN (Hope) : Saya yakin Endang


akan sehat terus
MENGIRIM HAL POSITIF

• Bagikan Pengalaman Menyenangkan

• Bagikan Cerita Yang Lucu Membuat Tertawa

• Berbagi Nyanyian Tarian Yang Membuat Gembira


6. SPIRITUAL POSITIF
SPIRITUAL POSITIF
1. Berdoa untuk diri sendiri dan keluarga
2. Berdoa untuk masyarakat
3. Berdoa untuk tenaga kesehatan
4. Berdoa untuk pemerintah .

di rumah bersama anggota keluarga


dan berjamaah secara daring.

Mengikuti HIMBAUAN PEMERINTAH terkait


pelaksanaan ibadah selama pandemic
COVID-19
2. PREVENSI MASALAH KESEHATAN
UNTUK ATASI “BELUM ADA OBAT”

2.1. Pencegahan penularan COVID-19

2.2. Pencegahan Masalah Kesehatan


Jiwa dan Psikososial
2.1. PENCEGAHAN MASALAH
KESEHATAN FISIK : PENULARAN

Jarak Sosial (Social Distancing)  2 meter

Jarak Fisik (Physical Distancing)  2 meter


Pencegahan
Penularan Cuci Tangan

Masker Kain
DROPLET
Tinggal di rumah saja (stay at home)

Membersihkan Handphone dengan Sabun


JARAK SOSIAL (Social Distancing)
Jarak sosial adalah
1. Jarak interaksi sosial minimal 2 meter
2. Tidak salaman
3. Tidak berpelukan sehingga penularan
virus dapat dicegah.

Jarak sosial sepertinya membuat interaksi


jadi jauh dan terasa sepi dan terisolasi

Dapat diatasi dengan interaksi sosial


melalui media sosial yang tidak akan ada
percikan ludah.
JARAK FISIK (Physical Distancing)
Jarak fisik adalah jarak antar orang
dimanapun berada minimal 2 meter

Walaupun tidak berinteraksi dengan


orang lain jarak harus dijaga dan
tidak bersentuhan.

Tidak ada jaminan baju dan tubuh


orang lain tidak mengandung virus
corona, sehingga jarak fisik dapat
mencegah penularan.
CUCI TANGAN
Aturan cuci tangan
1. Pakai sabun pada air yang mengalir atau
2. Menggunakan hands sanitizer sebelum dan
sesudah memegang benda.
Tangan yang memegang benda apa saja mungkin sudah
ada virus corona, sehingga cuci tangan pakai sabun dapat
menghancurkan kulit luar virus dan tangan bebas dari
virus.

Hindari menyentuh mulut, hidung dan mata karena


tangan merupakan cara penularan yang paling
berbahaya.

Setiap saat mencuci tangan sebelum dan sesudah


melakukan kegiatan.
MASKER KAIN

Aturan penggunaan masker kain:

1. Setiap orang wajib menggunakan


masker khususnya pada saat keluar
rumah untuk mencegah percikan
ludah dari orang lain

2. Diganti setiap 4 jam.


TINGGAL DI RUMAH SAJA
(STAY AT HOME)
• Tinggal di rumah saja (stay at home)
• Bekerja dari rumah
• Belajar dari rumah
• Beribadah dari rumah
• Semua aktifitas dilakukan di rumah.
• Hindari pertemuan-pertemuan: pesta
ulang tahun, pesta perkawinan, ibadah
berjamaah, dan kerumunan orang banyak

• Pada situasi yang terpaksa harus keluar


rumah
• saat pulang ke rumah upayakan
meninggalkan sepatu diluar rumah
• segera mandi dan ganti baju dan langsung
dicuci menggunakan sabun.
MEMBERSIHKAN HANDPHONE
DENGAN SABUN
• Handphone merupakan sumber penularan COVID-19,
10 kali lebih besar.
• Membersihkan handphone dengan menggunakan sabun
bukan alkohol.

• Langkah membersihkan handphone


1. Cuci tangan menggunakan sabun
2. Ambil kain micro fiber/ kain lembut, basahi ujung
kain dengan air sabun
3. Usapkan kain micro yang telah dibasahi ke layar
handphone dengan gerakan satu arah.
4. Bersihkan seluruh permukaan handphone secara
merata.
5. Keringkan handphone dengan menggunakan kain
micro fiber/ kain lembut yang kering. Untuk
mengeringkan bagian yang berlubang gunakan
cotton bath.
2.2. PENCEGAHAN MASALAH
KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL

Sikap Reaktif  reaksi yang cepat, tegang,


agresif  kecemasan, kepanikan contoh
Pencegahan memborong bahan makanan, masker, hands-
Masalah sanitizer, vitamin dll
Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
pada Individu Sikap Responsif  sikap tenang, terukur,
mencari tahu apa yang harus dilakukan dan
memberikan respons yang tepat dan wajar :
Breathe, Assess, Action, Reflect (BAAR)
SIKAP INDIVIDU YG RESPONSIF:
BAAR
• Breathe: Ambil waktu tarik nafas dalam, duduk tenang untuk berpikir
apa yang akan dilakukan, yang bermanfaat dan tidak berlebihan
• Assess: memastikan informasi yang didapat valid dan dari sumber
terpercaya. Hindari informasi yang salah, apabila akan berbagi
informasi saring dan cek kebenarannya.
• Action: Lakukan tindakan yang sesuai dengan anjuran resmi dari yang
berwenang, tetap melakukan penilaian risikonya dan tetap tenang.
• Reflect: Merefleksikan dan mengevaluasi apa yang sudah dilakukan,
menilai situasi terkini dan mempersiapkan respons berikutnya yang
akan diambil.
PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN
PSIKOSOSIAL : DALAM KELUARGA

Pencegahan Mengetahui Masalah


Masalah
Kesehatan Jiwa Mengambil keputusan
dan Psikososial
pada keluarga
Merawat anggota keluarga
MEETING
Menciptakan suasana keluarga yang kondusif
KEL
5M Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
5M DALAM KELUARGA
• Mengetahui masalah: setiap anggota keluarga dapat mengutarakan pemahaman dan
permasalahan yang dirasakan terkait COVID-19.
• Mengambil keputusan: keluarga mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
berdasarkan masukan dari anggota keluarga yang lain dan informasi resmi dari
pemerintah.
• Merawat anggota keluarga: melakukan kegiatan sehari – hari dalam keluarga yang
menguatkan ikatan emosional dan keluarga semakin harmonis. Keluarga dapat
merencanakan kegiatan 5 B (lima kegiatan bersama): belajar, beribadah, bermain,
bercakap – cakap, dan berkreasi bersama.
• Menciptakan suasana keluarga yang kondusif: saling menghormati, menghargai dan
memberi harapan satu dengan yang lain sehingga ikatan emosi dan tali kasih semakin
baik.
• Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia: Puskesmas, Dokter
keluarga, praktik perawat jiwa, Klinik, Rumah sakit dan berbagai informasi kesehatan
dari pemerintah
PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN
JIWA DAN PSIKOSOSIAL

Pencegahan
Masalah
Belajar dari rumah
Kesehatan Jiwa
dan Psikososial

STAY AT HOME
Bekerja dari rumah
TINGGAL, BELAJAR DAN BEKERJA
DARI RUMAH (5B)
Tinggal dirumah (Stay at home), belajar dari rumah (Study from
home) , bekerja dari rumah (Work from home)
1. Salam-apresiasi-harapan (greeting-appreciation-hope)
2. Saling memuji (other-reinforcement)
3. Bergembira bersama (hati yang gembira adalah obat)
4. Melakukan kegiatan 5 B (belajar, beribadah, bermain, bercakap - cakap, dan
berkreasi bersama)

Bagi pekerja yang masih harus masuk kantor  Protokol


kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan pencegahan
dan penanganan COVID-19
PENCEHAGAN MASALAH KESEHATAN
JIWA-PSIKO-SOSIAL: MASYARAKAT

BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN


•JATENG: “JOGO TONGGO”
•KARO: “SISAMPAT-SAMPATEN/ARON/ADAT”

INDONESIA: “GOTONG ROYONG”


Klik alamat
web IPKJI

Klik DKJPS

Klik tombol
download
Klik alamat
web IPKJI

Klik DKJPS

Klik tombol
download
Klik alamat
web IPKJI

Klik DKJPS

Klik tombol
download
Buku Panduan DKJPS COVID-19: Keperawatan Jiwa
http://ipkji.org/dkjps/file-buku-seri-2/

Pedoman DKJPS Pada Pandemi-Kemenkes RI


http://ipkji.org/dkjps/panduan-pdkjps-kemenkes/

Buku DKJPS: Keperawatan Jiwa (Bencana Alam)


http://ipkji.org/dkjps/file-buku-seri-1/

SIMPAN WA CENTER PP IPKJI 085772682737 LAYANAN ONLINE


INSTAL TELEGRAM DI PLAYSTORE , BERGABUNG BERSAMA RELAWAN DARING
2. Fase Pencegahan Paska Bencana (Prevention After Outbreaks)

Karakteristik
bertujuan meningkatkan kapasitas nasional dan
masyarakat untuk mengatasi risiko pandemi di kemudian
hari.

Menekankan pendekatan komprehensif, untuk mengatasi


berbagai bahaya (teknologi, biologi dan lingkungan) yang
berdampak pada skala, frekuensi, dan intensitas yang berbeda
(UNISDR, 2015)

SDG poin 3 dikhususkan untuk:


kesehatan dan kesejahteraan yang baik", dengan penekanan pada
"peringatan dini, pengurangan risiko dan manajemen risiko kesehatan
nasional dan global" (UN, 2015).
TARGET PESERTA PELATIHAN

50 juta Keluarga Binaan


1 Peserta : 20 Keluarga Binaan
2.5 Juta Peserta Pelatihan
HASIL PELATIHAN DKJPS
Sampai dengan tanggal 12 Juni 2020

• Jumlah Relawan yang Dilatih : 1.974 orang

• Jumlah Keluarga Binaan : 26.106 keluarga

• Jumlah Anggota Keluarga Yang telah discreening:


76.104 orang
BAGAIMANA ?? SEMANGAT!!
AYO DAFTAR RELAWAN

Anda mungkin juga menyukai