Disusun Oleh :
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Kecamatan Muara Bangkahulu
Kota Bengkulu
Dosen Pembimbing :
1. Ns.Idramsyah,M.Kep.,Sp.Kep.M.B.
2. Darwis,S.Kp.,M.Kes
3. Yunita,SKM,M.Gizi
4. Desi Widianti,SST,M.Kes
1
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERPADU
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
DI KECAMATAN MUARA BANGKAHULU KOTA BENGKULU
PROVINSI BENGKULU
31 MEI s.d 12 JUNI 2021
Pada tanggal :
Diajukan Oleh :
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Kelompok Wilayah
Pembimbing Kecamatan Muara Bangkahulu :
No NAMA NIP Tanda Tangan
Ns.Idramsyah,M.Kep.,
1. 19810301200021001
Sp.Kep.M.B. 1.
2.
2. Darwis,S.Kp.,M.Kes 197309261997022001
3.
3. Yunita,SKM,M.Gizi 197506261999032006
4. Desi Widianti,SST,M.Keb 4.
198012172001122001
Menyetujui, Mengetahui,
Penanggung Jawab Kecamatan
2
Daftar Mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Kelompok Kecamatan Muara Bangkahulu
NO NAMA NIM PROGRAM STUDI
DIII Teknologi
1. Deby Azhar Fransisko Antory P05150118067
Laboratorium Medik
2. Shopiatun Fathona P05140317040 DIV Kebidanan
3. Dinda Lasri Winarsih P05150218012 DIII Farmasi
4. Rizky Asri Rahayu P05150218041 DIII Farmasi
5. Resti Yunita P05150218034 DIII Farmasi
6. Khofifah Herda Zavira P05150218018 DIII Farmasi
7. Dwi Teti Aznani P05130118062 DIII Gizi
8. Melinda Widianti P05120218019 DIII Keperawatan
9. Zaratul Azhari P05140118081 DIII Kebidanan
10. Veronika Simbolon P05120218043 DIII Keperawatan
11. Yayan Mely Sari P05140118119 DIII Kebidanan
12. Dwi Kurnia P05138118010 DIII Gizi
13. Prili Puspa Dewi P05140317032 DIV Kebidanan
14. Euis Sarah Juniarti P05130217018 DIV Gizi
15. Fajrul Achmad P05160018072 DIII Kesehatan Lingkungan
16. Bevi Wina Lestari P05160018059 DIII Kesehatan Lingkungan
17. Dian Meylana Syahputra P05160018066 DIII Kesehatan Lingkungan
18. Three Melenchi Oktavianti P05140317043 DIV Kebidanan
19. Nila Noviana P05130217033 DIV Gizi
20. Relisti Utari P05130118079 DIII Gizi
DIII Teknologi
21. Tri Kholik Pamungkas P05150118045
Laboratorium Medik
22. Yuriska Verina P05140317052 DIV Kebidanan
23. Welly Ayundia Sri Pratiwi P05140118077 DIII Kebidanan
24. Dina Fitriani P05140118008 DIII Kebidanan
25. Nada Afifah Amir P05140118033 DIII Kebidanan
26. Wafiq Rosahhilana Ipsa P05140118038 DIII Kebidanan
27. Bebby Sharly Juniarti P05130118054 DIII Gizi
28. Widya Ayu Febrianti P05140118078 DIII Kebidanan
29. Nabila Fitriani P05120218024 DIII Keperawatan
30. Deta Riani P05130217010 DIV Gizi
DIII Teknologi
31. Chyntia Aulia Amanda Amara P05150118065
Laboratorium Medik
32. Neny Kartini P05140317024 DIV Kebidanan
33. Giyan Ifani Ananda P05130118068 DIII Gizi
34. Arif Daryanto P05120218047 DIII Keperawatan
3
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada ALLAH SWT atas nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “ Praktik Kerja
Lapangan Terpadu Poltekkes mendukung dan Mensukseskan Pelaksanaan
Vaksinasi Covid-19 ”Sholawat serta salam untuk Nabi besar Muhammad SAW,
yang telah berjuang untuk menyampaikan ajaran Islam sehingga umat mendapat
petunjuk ke jalan yang lurus baik di dunia maupun di akhirat. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dari
dan dorongan dari berbagai pihak. Namun penulis berharap semoga laporan ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kepentingan
lainya.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu,
bapak dan ibu wakil direktur, kasubag adak, kasubag adum, ketua jurusan, ketua
prodi serta bapak dan ibu yang membimbing kami selama PKLT di Kecamatan
Muara Bangkahulu. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu,
kepada bapak camat di Kecamatan Muara Bangkahulu, bapak serta ibu lurah
Kelurahan Rawa Makmur, Rawa Makmur Permai, Beringin Raya, Kandang Limun,
Pematang Gubernur,Bentiring dan Bentiring Permai. Kepada semua pihak yang telah
berjasa, semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi ALLAH SWT
dan mendapatkan limpahan rahmat dari-Nya, Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun penyusunan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai pihak agar
penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan datang.
Penulis
4
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................i
DAFTAR MAHASISWA......................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR BAGAN.................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan .........................................................................................................3
C. Manfaat .......................................................................................................3
.....................................................................................................................
D. Waktu Pelaksanaan .....................................................................................4
E. Lokasi..........................................................................................................4
5
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Nama Kelurahan dan Nama Kepala Kelurahan di Kecamatan Muara
Bangkahulu Kota Bengkulu Tahun 2021………………………...……..6
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR BAGAN
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Poltekkes Kemenkes Bengkulu merupakan salah satu institusi Perguruan
Tinggi Kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi diantaranya adalah melaksanakan unsur Pendidikan dan pengajaran. Salah
satu proses pendidikan dan pengajaran yang dilakukan adalah praktik kerja
lapangan. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan proses pembelajaran yang
bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam
mengaplikasi ilmu yang diperoleh di kelas maupun di laboratorium kepada
masyarakat. Praktik Kerja Lapangan mendorong mahasiswa untuk melakukan
pemberdayaan masyarakat serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sektor guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) merupakan program praktik kerja
lapangan yang dilaksanakan secara terpadu dengan mengintegrasikan semua
bidang keilmuan yang ada di semua program studi Poltekkes Kemenkes
Bengkulu. PKLT merupakan wadah bagi Poltekkes kemenkes Bengkulu terutama
bagi mahasiswa dalam melakukan Inter Profesional Collaboration (IPC) dan Inter
Profesional Education (IPE) dalam upaya mengatasi masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakat. Inter Profesional Collaboration (IPC) dan Inter
Profesional Education (IPE) mendorong mahasiswa melakukan kolaborasi
interprofessional baik dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) ini dilaksanakan masih dalam
keadaan pandemi Covid-19. Corona Virus (Covid-19) merupakan masalah
kesehatan yang sedang terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Angka
penularan yang cepat dan tinggi menyebabkan masalah ini menjadi Pandemi dan
belum dapat diatasi secara optimal di seluruh dunia. Data terbaru tanggal 15 Mei
2021 tercatat 163 juta kasus terkonfirmasi positif corona di dunia dengan angka
kematian sebesar 3,37 juta, sedangkan di Indonesia ditemukan sebanyak 1,74 juta
kasus terkonfirmasi positif dengan angka kematian sebesar 47.967 jiwa.
Salah satu upaya menekan angka penularan Covid-19 adalah dengan
melakukan vaksinasi. Saat ini, vaksin COVID-19 tengah didistribusikan ke seluruh
masyarakat Indonesia. Pemberian vaksin ini merupakan solusi yang dianggap
paling tepat untuk mengurangi jumlah kasus infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab
penyakit COVID-19.Meskipun tidak 100% bisa melindungi seseorang dari infeksi
virus Corona, vaksin ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang
berat dan komplikasi akibat COVID-19. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan di
seluruh Indonesia berdasarkan kelompok prioritas yang telah di tetapkan, namun
dalam pelaksanaannya masih banyak masyarakat yang enggan dan masih ragu
untuk dilakukan vaksinasi dengan berbagai alasan. Oleh karena itu institusi
9
Pendidikan melalui kegiatan IPC dan IPE dapat memberikan edukasi kepada
masyarakat tentang pentingnya vaksinasi covid-19 selain edukasi tentang upaya-
upaya lain dalam pencegahan covid-19.
Adapun masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat kecamatan Muara
Bangkahulu yaitu masalah terkait lansia yang menderita hipertensi sebanyak
43,93% kemudian masih terdapat ibu hamil dengan resiko tinggi sebanyak
28,05% serta covid-19 baik dalam hal penularan maupun vaksinasi yaitu sebanyak
8,54% dari jumlah penduduk di kecamatan Muara Bangkahulu yang sudah
mendapatkan vaksinasi covid-19.
Berdasarkan latar belakang diatas, Poltekkes Kemenkes Bengkulu pada tahun
2021 akan melaksanakan praktik Kerja Lapangan terpadu secara online guna
menghindari kerumuman massa dengan tetap melakukan Inter Profesional
Collaboration (IPC) dan Inter Profesional Education (IPE) serta kerjasama lintas
setor guna membantu pemerintah dalam mencegah penularan COVID-19 dan
dalam mensukseskan vaksinasi covid-19. Dengan Tema PKLT “ Poltekkes
Kemenkes Bengkulu mendukung dan mensukseskan pelaksanaan vaksinasi Covid
-19 “.
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu mampu melakukan
pemberdayaan masyarakat dan komunitas dalam mengatasi masalah kesehatan
di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui masalah kesehatan di wilayah kecamatan
Muara Bangkahulu
b. Mahasiswa mampu merumuskan rencana mengatasi masalah kesehatan yang
ditemukan di wilayah kecamatan Muara Bangkahulu
c. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan di
kecamatan Muara Bangkahulu.
d. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi masalah kesehatan di kecamatan
Muara Bangkahulu.
C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Untuk mengetahui permasalahan yang muncul diwilayah Kecamatan Muara
Bangkahulu dan memberikan informasi serta masukan yang bermanfaat dari
permasalahan yang ada.
2. Bagi Mahasiswa
10
Sebagai pengalaman baru dalam melakukan pendataan dan dapat
mengaplikasikan pengetahuan yang di peroleh dari kampus dengan keadaan di
masyarakat.
3. Bagi institusi pelayanan
Laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam
memberikan asuhan dan pelayanan kesehatan secara optimal dan
berkesinambungan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan.
4. Bagi institusi pendidikan
Sebagai referensi perpustakaan bagi institusi pendidikan dan merupakan
masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan asuhan kebidanan komunitas
selanjutnya.
D. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) dilaksananakan pada
tanggal 31 Mei-12 Juni 2021.
E. Lokasi
Lokasi kegiatan dilaksanakan di kecamatan Muara Bangkahulu yang terdiri
dari 7 kelurahan yaitu : Bentiring, Bentiring Permai, Pematang Gubernur,
Kandang Limun, Rawa makmur, Rawa Makmur Permai dan Beringin Raya.
11
BAB II
HASIL PENDATAAN DATA SEKUNDER
b. Wilayah Administrasi
c. Topografi
Topografi Kecamatan Muara Bangkahulu memiliki tanah yang
bergelombang terdiri dari dataran dan daerah berbukit-bukitan serta di
beberapa tempat terdapat cekungan alur sungai kecil.
d. Iklim
Seperti wilayah Indonesia pada umumnya Kecamatan Muara
Bangkahulu beriklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi.Vegetasi
yang tumbuh di Kecamatan Muara Bangkahulu berbagai tanaman seperti
padi sawah, kelapa sawit kelapa dan perkebunan melon dan semangka. Di
12
Kecamatan ini juga tumbuh berbagai jenis buah-buahan seperti
Rambutan, Manggis, Mangga, Pisang, Kelengkeng, Alpukat dan lain-lain
Nama Kepala
No Nama Kelurahan
Kelurahan
1 Rawa Makmur Permai Mufti Natawijaya,SKM
2 Rawa Makmur Desmiwarman,S.IP
3 Beringin Raya Lena Hayati, SP
4 Kandang Limun Sulisti Arleni,S.IP
5 Pematang Gubernur Muslim,S.Sos
6 Bentiring Susila,SH
7 Bentiring Permai I.I Youliarti, SE
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkuu Tahun 2018
CAMAT
ASNANI AMRI, S.Sos
SEKCAM
BENY HARYANTO, SAG
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
MANTIS
KUPTDKB SUBBAG UMUM KEPEG SUBBAG PERENCANAAN KEUANGAN
ENIEFFENDI
SYARFAN KUSRINI, S.E
S. Sos
LUSIANA, S.E
KUSMANDI S.TP
DIDI ARJOYO AMD
YUNITA
SISKA
KA
KAs1PEMERINTA KAs I
KASI TRANTIS KASI P M K KES : OS
HAN YAN UMUM
HERINA SUBRI, S.E LILIS SURYANI,
SYAMSURI SE ROLI SANTI, S.H
S.H
YULIANSYAH P SSTP TAHURA DRS RUSLAN NIHARTI MARNIA SIP DESMI DARTI SHI
M. TAHIR, S.E SYAIFUDIN ZUHRI, S.H
EVRIANTI
Bagan 2.1
13
Struktur Organisasi Kecamatan Muara Bangkahulu Tahun 2021
14
7 Bentiring Permai 3.0
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkuu Tahun 2018
15
Sumber: Kelurahan di Kecamatan Muara Bangkahulu Tahun 2021
No Uraian Jumlah
1. Jumlah Kelurahan 7 kelurahan
2. Jumlah KK 13.972 Jiwa
3. Jumlah Penduduk 55.114 Jiwa
Sumber: Data Kelurahan di Kecamatan Muara Bangkahulu, 2021
16
Tabel 2.7 Distribusi frekuensi Data Lansia
di Wilayah Kecamatan Muara Bangkahu Tahun 2021
Frekuensi
PUSKESMA PUSKESMAS
No Variabel PUSKESMAS TOTAL
S BERINGIN MUARA
BENTIRING
RAYA BANGKAHULU
Frek % Frek % Frek %
1 Jumlah
183 3.9% 2.906 62% 1.592 34% 4.681
lansia
2 Lansia yang
menderita 129 5,8% 2.005 91,2% 63 2,8% 2.197
penyakit
Sumber: Data Puskesmasdi Kecamatan Muara Bangkahulu, 2021
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah lansia paling banyak
dialporkan di wilayah kerja Puskesmas Muara Bangakahulu yaitu sebanyak
2.906 jiwa (62%). Dan jumlah lanisa yang paling banyak menderita penyakit
degeneratif yaitu di wilayah kerja Puskesmas Muara Bangakahulu yang
berjumkah 2.005 (91,2%).
17
infeksi
Sumber: Data Puskesmasdi Kecamatan Muara Bangkahulu, 2021
TO
Frekuensi TA
No Variabel L
PUSKESMA PUSKESMAS PUSKESMA
S MUARA S
BERINGIN BANGKAHUL BENTIRIN
RAYA U G
Frek % Frek % Frek %
1 Jumlah
Penduduk
memiliki riwayat
melakukan
0 0 0 0 0 0 0
perjalanan
domestic/internas
ional dalam 14
hari terakhir
2 Jumlah Penduduk
yang pernah
bertemu dengan
orang lain dari
0 0 0 0 0 0 0
atau turis dari
zona merah
dalam waktu 14
hari terakhir
3 Jumlah Penduduk 0 0 0 0 0 0 0
yang memiliki
18
riwayat kontak
(misalnya
berjabat tangan,
mengobrol lama,
berada satu
ruangan) dengan
orang yang
dinyatakan
positif terinfeksi
COVID-19
4 Jumlah Penduduk
yang
terkonfirmasi
14 58,3 5 20,8 5 20,8 24
positif Covid-19
dalam waktu 14
hari terakhir
Sumber: Data Puskesmasdi Kecamatan Muara Bangkahulu, 2021
Frekuensi
PUSKESMAS PUSKESMAS
No Variabel PUSKESMAS TOTAL
BERINGIN MUARA
BENTIRING
RAYA BANGKAHULU
Frek % Frek % Frek %
1 Jumlah
Area yang
penduduknya
masih banyak
tidak Ada Ada Ada Ada
menggunaka
n masker
(sebutkan
nama area)
2 Jumlah Area
yang
penduduknya
masih tidak
biasa Ada Ada Ada Ada
mencuci
tangan
(sebutkan
nama area)
3 Jumlah Area Ada Ada Ada Ada
masih terjadi
19
kerumunan
massa (tidak
jaga jarak)
(sebutkan
nama area)
Sumber: Data Puskesmas di Kecamatan Muara Bangkahulu, 2021
Frekuensi
PUSKESMAS PUSKESMAS TOTA
No Variabel PUSKESMAS
BERINGIN MUARA L
BENTIRING
RAYA BANGKAHULU
Frek % Frek % Frek %
1 Jumlah
Penduduk
yang telah 1. 689 35,8 1.812 38,4 1. 208 25,6 4. 709
di vaksin
Covid-19
2 Jumlah
Area yang
telah 4
kelurah 1
dilakukan
an 2 kelura 7
28,
edukasi ( RM, 57,1 kelurahan han 14,2 kelurah
RMP , (PMT, BP) 5 (Benti an
tentang
BR, ring)
Covid-19 KL)
dan
vaksinasi
3 Jumlah
Area yang 4
kelurah 1
memiliki
an 2 kelura 7
28,
media ( RM, 57,1 kelurahan han 14,2 kelurah
RMP , (PMT, BP) 5 (Bentir an
promosi
BR, ing)
tentang KL)
vaksinasi
Sumber: Data Puskesmas di Kecamatan Muara Bangkahulu, 2021
20
media promosi tentang vaksinansi terbanyak di wilayah kerja Puskesmas
Beringin Raya sebanyak 4 Kelurahan (57,1%).
BAB III
ANALISA DATA SEKUNDER
A. Kesehatan Lansia
Tingginya jumlah penyandang penyakit degeneratif di wilayah kecamatan
Muara Bangkahulu, dimanifestasikan dengan:
1. Terdapat 4.681 lansia di kecamtaan muara bangkahulu
21
2. Terdapat 2.906 lansia diwilayah kerja puskesmas Muara Bangkahulu, dan
sebanyak 91,2% lansia menderita penyakit degeneratif
3. Terdapat 183 lansia diwilayah kerja puskesmas Beringin Raya, dan
sebanyak 5,8% lansia menderita penyakit degeneratif
4. Terdapat 1592 lansia diwilayah kerja puskesmas Bentiring, dan sebanyak
2,8% lansia menderita penyakit degeneratif
a. Pandemi Covid-19
Resiko tinggi penyebaran covid-19 di wilayah Kecamatan Muara
Bangkahulu dimasnifestasikan dengan:
1. Terdapat 24 penduduk yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam
waktu 14 hari terakhir.
2. Terdapat 14 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Beringin Raya
yang terkonfirmasi dalam waktu 14 hari terakhir (58,3%)
3. Terdapat 5 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Muara Bangkahulu
yang terkonfirmasi dalam waktu 14 hari terakhir (20,8%)
4. Terdapat 5 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bentiring yang
terkonfirmasi dalam waktu 14 hari terakhir (20,8%)
b. Vaksinasi
Jumlah penduduk yang telah divaksinasi di wilayah Kecamatan Muara
Bangkahulu dimasnifestasikan dengan:
1. Terdapat 4.709 penduduk yang telah divaksinasi.
2. Terdapat 1.812 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Muara
Bangkahulu yang telah divaksinasi (38,4%).
22
3. Terdapat 1.689 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Beringin Raya
yang telah divaksinasi (35,8%).
4. Terdapat 1.208 penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bentiring yang
telah divaksinasi (25,6%).
BAB IV
PERENCANAAN
A. Kesehatan Lansia
WAKTU
NO MASALAH BIAYA / PE
KEGIATAN TUJUAN SASARAN DAN
. KESEHATAN SUMBER
TEMPAT
23
1. Masih banyaknya Identifikasi Area Mengetahui Ibu hamil Waktu : Poltekkes Ma
Ibu hamil dengan yang banyaknya Ibu dengan resiko Senin, 7 juni kemenkes
resiko tinggi terkonfirmasi hamil dengan tinggi di 2021 tempat: Bengkulu
banyak tidak resiko tnggi wilayah PMB dan
memakai masker kecamatan puskesmas
muara
bangkahulu
Penelusuran Untuk Ibu hamil Waktu : Poltekkes Ma
sumber bahan memberikan dengan resiko selasa , 8 juni kemenkes
sumber edukasi informasi yang tinggi 2021 tempat: Bengkulu
benar dan rumah
akurat mahasiswa
terhadap
masyarakat
tersebut.
Pembuatan Untuk Ibu hamil Waktu : Poltekkes Ma
media edukasi memudahkan dengan resiko rabu , 9 juni kemenkes
dalam tinggi 2021 tempat: Bengkulu
penyampaian rumah
ke masyarakat mahasiswa
C. Pandemi Covid-19
24
dan penyebaran kesadaran muara juni 2021 Bengkulu
poster masyarakat bangkahulu tempat:
akan penting SPBU rawa
mematuhi makmur,
protokol pasar
kesehatan pematang
gubernur,
kecamatan, 7
kelurahan
dan 3
puskesmas
BAB V
25
hipertensi Hipertensi memahami
lansia c. Gejala tentang
Hipertensi hipertensi
d. Komplikasi serta
Hipertensi pentingnya
e. Cara cek
Mengendalikan kesehatan
Hipertensi secara rutin
2. Senin, 7 1. Memper Rumah Ibu - Mahasiswa Diperoleh
juni 2021 siapkan Anggota hamil Poltekkes Materi :
materi PKLT dengan Kemenkes 1. Ibu hamil
untuk resti Bengkulu dengan
membua resti
t video 2. Apa yang
edukasi dilakukan
bayi di
dalam
kandungan
menjelang
persalinan
3. Alat
kontraseps
i
26
7. Penyulu menghind whatsapp
han ari dari group
tentang kemungki 2.Evaluasi
alat nan Proses :
kontrase terjadinya a. Peserta
psi resti tidakada
c.Cara yang
mengatasi meninggal
kehamilan kan group
dengan resti selama
2. Apa yang kegiatan
dilakukan
bayi didalam
berlangs
kandungan ung
menjelang b. Peserta
persalinan berperan
3. Alat aktif
kontrasepsi selama
a.Pengertian kegiatan
alat berlangs
kontrasepsi ung
b. Jenis-jenis c. Peserta
alat dapat
kontasepsi bertanya
c. Keuntunga jawab
n dan dengan
kerugian penyaji
penggunaa 4. Evaluasi
n alat Hasil :
kontraseps Peserta
i memahami
materi
tentangibu
hamil
dengan
resti
danalat
kontrasepsi
27
3.Peserta
dapat
bertanya
jawab
dengan
penyaji
c. Evaluasi
hasil :
1.Peserta
memaha
mi materi
yang
diberikan
tentang
hiperten
4. Jumat, 11 -Pembagian -SPBU -SPBU Terlampir Mahasiswa Evaluasi
juni 2021 masker rawa rawa poltekkes proses:
- Pukul : Penyebaran makmur makmu kemenkes -Pelaksana
09.00 poster dan pasar r dan Bengkulu menyebarka
WIB tentang pematang pasar n masker di
(pembag covid gubernur pemata SPBU rawa
ian 1 ng makmur dan
masker kecamatan, gubern pasar
di SPBU 7 kelurahan ur pematang
rawa dan 3 1 gubernur
makmur) puskesmas kecama -Pelaksana
- Pukul : tan, 7 menyebarka
15.00 kelurah n poster di 1
WIB an dan kecamatan,
( pemba 3 7 kelurahan
gian puskes dan 3
masker mas puskesmas.
di pasar
pematan
g
gubernur
)
- Pukul :
09.00
WIB
( penyeb
aran
poster)
28
Selasa, 8 Penelusuran Rumah Masyar _ Mahasiswa Sebagai
juni 2021 sumber Mahasiswa akat pedoman
bahan yang untuk
edukasi masih pembuatan
banyak media
tidak edukasi
memat
uhi
protoko
l
kesehat
an
29
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT)
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu di Kecamatan Muara Bangkahulu
yang terdiri dari 7 kelurahan yaitu Bentiring, Bentiring Permai, Beringin Raya,
Kandang Limun, Pematang Gubernur, Rawa Makmur dan Rawa Makmur Permai
berlangsung dari tanggal 31 Mei-12 Juni 2021 didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan data pengkajian diperoleh beberapa masalah yaitu, masalah
terkait lansia yang menderita hipertensi sebanyak 43,93%, ibu hamil dengan
resiko tinggi sebanyak 28,05% serta covid-19 baik dalam hal penularan
maupun vaksinasi yaitu sebanyak 8,5% dari jumlah penduduk di kecamatan
Muara Bangkahulu yang sudah mendapatkan vaksinasi covid-19.
2. Perencanaan yang akan dilakukan berdasarkan analisa masalah yaitu
penyuluhan tentang hipertensi dan cek kesehatan secara rutin menggunakan
media leaflet, penyuluhan pada ibu hamil resiko tinggi mengenai tanda
bahaya kehamilan dengan video melalui Via WhatsApp Grup dan
penyuluhan mengenai kepatuhan terhadap protokol kesehatan, pentingnya
vaksinasi dengan poster dan pembagian masker.
3. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada Kamis 10 Juni 2021 pukul 14.00 WIB
untuk penyuluhan pada ibu hamil resiko tinggi mengenai tanda bahaya
kehamilan. Pada Jumat 11 Juni 2021 pukul 08.00 WIB dilakukan penyuluhan
tentang hipertensi di Puskesmas Beringin Raya dan pukul 09.00 WIB
pelaksanaan pembagian masker di SPBU, dan pukul 15.00 WIB pelaksanaan
pembagian masker di Pasar Pematang Gubernur.
4. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan evaluasi didapatkan yaitu untuk
penyuluhan pada ibu hamil resiko tinggi diikuti oleh 20 ibu hamil resiko
tinggi. Penyuluhan hipertensi diikuti oleh 17 orang lansia dan pelaksanaan
pembagian masker di SPBU Rawa Makmur sejumlah 2 kotak untuk 100
orang dan pembagian masker di Pasar Pematang Gubernur sejumlah 3 kotak
untuk 150 orang.
B. Saran
30
Dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT)
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu di Kecamatan Muara Bangkahulu
tentunya tidak terlepas dari interaksi dengan pengelola, pembimbing, tokoh
masyarakat maupun instansi-instansi terkait untuk itu kami menyimpulkan
beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
1. Bagi Masyarakat
Pada saat pelaksanaan program diharapkan peran serta masyarakat yang lebih
aktif agar tujuan bersama yang ingin dicapai terwujud sebagaimana yang
diharapkan, karena tanpa dukungan masyarakat program implementasi yang
dilakukan tidak akan berjalan dengan baik.
2. Bagi Mahasiswa
Pada pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT)
diharapkan mahasiswa dapat berperan lebih aktif agar mendapatkan
pengalaman baru dalam melakukan pendataan dan mengaplikasikan
pengetahuan yang diperoleh dari kampus dengan keadaan di masyarakat.
3. Bagi Institusi Pelayanan
Pada pelaksanaan program diharapkan dukungan sepenuhnya dari instansi
terkait dalam bentuk kerjasama yang baik sehingga program yang
dilaksanakan terlaksana dengan baik.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Pada pelaksanaan program diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan
ilmu pengetahuan dan sebagai referensi perpustakaan bagi institusi
pendidikan dan merupakan masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan
kegiatan Praktik Kerja LapanganTerpadu(PKLT) selanjutnya.
31
L
A
M
P
I
R
A
N
32
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Hipertensi
tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi
tekanan darah, makin besar resikonya.
Yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.dengan
persepsi masyarakat yang hanya mengkonsumsi obat darah tinggi hanya pada saat
hasil pemeriksaan tekanan darah diketahui tinggi atau hipertensi dan tidak
mengkonsumsi secara teratur.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya hipertensi berpengaruh
terhadap tingkat kepatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi obat darah tinggi
secara teratur.
III. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan
lansia dapat mengerti tentang bahaya hipertensi.
IV. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan lansia
yang menderita hipertensi akan dapat menjelaskan tentang:
33
1. Pengertian hipertensi
2. Fakor Resiko hipertensi
3. Gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Cara mengendalikan hipertensi
V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
Leaflet
VII. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan : Menjawab salam, mendengarkan
a. Memberi salam dan memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan
c. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang
akan disampaikan
Komplikasi hipertensi
3. 25 menit Evaluasi Menyimak dan mendengarkan
a. Menyimpulkan inti penyuluhan
b. Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan
c. Memberi kesempatan kepada responden
untuk bertanya
d. Memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab pertantanyaan yang
dilontarkan
IX. EVALUASI
34
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
X.LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah
tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi
semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi,
pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat
dikendalikan. (Infodatin, Kemenkes
.Menurut American Heart Associationatau AHA dalam Kemenkes
(2018), hipertensi merupakan silent killerdimana gejalanya sangat bermacam-
macam pada setiap individu dan hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-
gejala tersebut adalah sakit kepalaatau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung
berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdengingatau tinnitus
dan mimisan
35
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena
dalam rokok terdapat kandungan nikotin. Nikotin terserap oleh
pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan ke otak. Di
dalam otak, nikotin memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyemptkan pembuluh
darah dan memaksa jantung bekerja lebih berat karena tekanan darah
yang lebih tinggi (Murni dalam Andrea, G.Y., 2013).
b. Kurang aktifitas fisik
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh
otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas
fisik merupakan faktorrisiko independen untuk penyakit kronis dan
secara keseluruhan diperkirakan dapat menyebabkan kematian secara
global (Iswahyuni, S., 2017).
c. Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon
monoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi
lebih kental dan jantung dipaksa memompa darah lebih kuat lagi agar
darah sampai ke jaringan mencukupi (Komaling, J.K., Suba, B.,
Wongkar, D., 2013). Maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi
alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.
d. Kebiasaan minum kopi
Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner,
termasuk peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena
kopi mempunyai kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu
zat yang dikatakan meningkatkan tekanan darah adalah kafein. Kafein
didalam tubuh manusia bekerja dengan cara memicu produksi hormon
adrenalin yang berasal dari reseptor adinosa didalam sel saraf yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah, pengaruh dari konsumsi
kafein dapat dirasakan dalam 5-30 menit dan bertahan hingga 12 jam
(Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y.,2018).
e. Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam
Garam merupakan bumbu dapur yang biasa digunakan untuk
memasak. Konsumsi garam secara berlebih dapat meningkatkan
tekanan darah. Menurut Sarlina, Palimbong, S., Kurniasari, M.D.,
Kiha, R.R.(2018), natrium merupakan kation utama dalam cairan
ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan.
Natrium yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh
sehingga menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi.
f. Kebiasaan konsumsi makanan lemak
36
Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A., Rattu A.J.M., Punuh
M.I, 2016), lemak didalam makanan atau hidangan memberikan
kecenderungan meningkatkan kholesterol darah, terutama lemak
hewani yang mengandung lemak jenuh. Kolesterol yang tinggi
bertalian dengan peningkatan prevalensi penyakit hipertensi.
C. Gejala Hipertensi
a. Sakit kepala
b. Gelisah
c. Jantung berdebar-debar
d. Pusing
e. Penglihatan kabur
f. Rasa sakit di dada
g. Mudah lelah
D. Komplikasi Hipertensi
Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah :
1. Stroke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada
hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area
tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan
meningkatkan terbentuknya aneurisma.
2. Infark Miokardium
Infark miokardiumterjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik
tidak pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk
thrombus yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
Karena terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan
okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung
yang menyebabkan infark.
3. Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-
kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unti
fungsionla ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine
dan terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi
edema pada penderita hipertensi kronik.
37
4. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna
(hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang
tinggi disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler
dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf
pusat. Akibatnya neuro-neuro disekitarnya terjadi koma dan kematian
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung
pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin.
Jika ibu sehat dan didalam darahnya terdapat zatzat makanan dan bahan-
bahan organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan
perkembangan bayi dalam kandungan akan berjalan baik.
Dalam kehamilan, plasenta akan befungsi sebagai alat respiratorik,
metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari
tubuh ibu ke tubuh janin atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di
atas terganggu, maka janin seperti “tercekik”, dan pertumbuhannya akan
terganggu.
Demikian juga bila ditemukan kelainan pertumbuhan janin baik berupa
kelainan bawaan ataupun kelainan karena pengaruh lingkungan, maka
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan dapat mengalami
gangguan.
Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses
yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 510% dari kehamilan
termasuk kehamilan dengan risiko tinggi, wanita dengan kehamilan risiko
tinggi, mereka harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan
perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan risiko tinggi ini.
II. PENGANTAR
38
Bidang Studi : Praktik Kerja Lapangan Terpadu (PKLT)
Topik : Kehamilan Resiko Tinggi
Sasaran : Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi
Jam : 13.00 WIB
Hari/Tanggal : Kamis/10 Juni 2021
Waktu : 45 menit
Tempat : Whatsapp Group (Online)
VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
VII. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
39
2. 30 menit Pelaksanaan : Menyimak dan memperhatikan
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan
dan teratur.
Materi :
h. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi
i. Faktor Risiko
j. Komplikasi Kehamilan Resiko Tinggi
k. Tanda Bahaya Kehamilan Resiko Tinggi
l. Bahaya Yang Dapat Ditimbulkan
m. Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi
n. Pencegahan
IX. EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
X.LAMPIRAN MATERI
Kehamilan risiko tinggi
1. Definisi
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko
yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam
jiwa ibu dan janin
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu
maupunterhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan
dan nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan
kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa
penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya. (Ubaydillah,
2000).
40
2. Faktor Risiko
Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau
ciriciri yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap
penyakit atau kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut faktor risiko).
Faktor risiko bisa memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya
risiko.
Secara umum, kelompok ibu hamil yang tergolong resiko tinggi antara
lain:
a. Umur di bawah 20 tahun, karena rahim dan panggul ibu belum
berkembang
b. Umur diatas 35 tahun, karena kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak
sebaik umur sebelumnya
c. Pernah mengalami kesulitan dan kehamilan dalam persalinan sebelumnya
d. Jumlah anak lebih dari 4 orang, karena makin banyak anak, rahim ibu
makin lemah
e. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2
tahun, karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih
kembali dengan baik
f. Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang lebih dari 10
tahun (terlalu lama)
g. Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai
panggul sempit, sehingga sulit melahirkan
h. Kebiasaan ibu (merokok,alkohol, dan obatobatan)
a. Karakteristik ibu
Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan. Anak perempuan
berusia 15 tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya preeklamsi
(suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam
air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklamsi (kejang
akibat preeklamsi). Mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan
berat badan rendah atau bayi kurang gizi.
41
Risiko kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul karena
mereka belum siap secara psikis maupun fisik. Secara psikis, umumnya
remaja belum siap menjadi ibu. Bisa saja kehamilan terjadi karena
"kecelakaan". Akibatnya, selain tidak ada persiapan, kehamilannya pun
tidak dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang tidak sehat ini dapat
membuat kontraksi selama proses persalinan tidak berjalan lancar
sehingga kemungkinan operasi sesar jadi lebih besar.
Risiko fisiknya pun tak kalah besar karena beberapa organ reproduksi
remaja putri seperti rahim belum cukup matang untuk menanggung beban
kehamilan. Bagian panggul juga belum cukup berkembang sehingga bisa
mengakibatkan kelainan letak janin.
Kurangnya persiapan untuk hamil juga dikaitkan dengan defisiensi
asam folat dalam tubuh. Akibat kurangnya asam folat, janin dapat
menderita spina bifida (kelainan tulang belakang) atau janin tidak
memiliki batok kepala. Risiko akan berkurang pada ibu yang hamil di
usia tua karena biasanya mereka sudah mempersiapkan kehamilan
dengan baik.
Risiko kehamilan yang akan dihadapi pada primigravida tua hampir
mirip pada primigravida muda. Hanya saja, karena faktor kematangan
fisik yang dimiliki maka ada beberapa risiko yang akan berkurang pada
primigravida tua. Misalnya menurunnya risiko cacat janin yang
disebabkan kekurangan asam folat. Risiko kelainan letak janin juga
berkurang karena rahim ibu di usia ini sudah matang. Panggulnya juga
sudah berkembang baik. Bahaya yang mengancam primigravida tua
justru berkaitan dengan fungsi organ reproduksi di atas usia 35 tahun
yang sudah menurun sehingga bisa mengakibatkan perdarahan pada
proses persalinan dan preeklamsia.
Hal yang patut dipertimbangkan adalah meningkatnya risiko kelainan
sindrom down pada janin, yaitu sebuah kelainan kombinasi dari retardasi
mental dan abnormalitas bentuk fisik yang disebabkan kelainan
kromosom. "Pada kehamilan di bawah usia 30 tahun kemungkinan
adanya sindrom down hanya 1:1600, tapi di atas 35 tahun menjadi 1:600,
dan di usia 40 tahun menjadi 1:160. Peningkatan beberapa kali lipat ini
dikarenakan perubahan kromosom akibat usia ibu yang semakin tua. Pada
wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa dilakukan pemeriksaan
cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom janin.
Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap
tekanan darah tinggi, diabetes atau obesitas dan terhadap keadaan medis
lainnya
42
Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan
kurang dari 50 kg, lebih mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari
usia kehamilan (KMK, kecil untuk masa kehamilan). Jika kenaikan berat
badan selama kehamilan kurang dari 7,5 kg, maka resikonya meningkat
sampai 30%. Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih mungkin
melahirkan bayi besar. Obesitas juga menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Seorang
wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,4 meter, lebih mungkin
memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki
resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan
melahirkan bayi yang sangat kecil.
b. Riwayat Kehamilan Sebelumnya
Seorang wanita yang 3 kali berturutturut mengalami keguguran pada
trimester pertama, memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami
keguguran lagi.
Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah
melahirkan bayi yang sudah meninggal pada usia kehamilan 48 minggu
atau pernah melahirkan bayi prematur.
Sebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang pernah
mengalami keguguran menjalani pemeriksaan untuk:
43
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat
badan lebih dari 4 kg, mungkin dia menderita diabetes. Jika selama
kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka resiko terjadinya
keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayinya meningkat.
Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada wanita hamil
ketika memasuki usia kehamilan 2028 minggu. Seorang wanita yang
telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin
mengalami:
1) kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya
lemah)
2) perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah)
3) persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya
resiko perdarahan vagina yang berat
4) plasenta previa (plasenta letak rendah).
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita
penyakit hemolitik, maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita
penyakit yang sama.
Penyakit ini terjadi jika darah ibu memiliki Rhnegatif, darah janin
memiliki Rhpositif dan ibu membentuk antibodi untuk menyerang
darah janin; antibodi ini menyebabkan kerusakan pada sel darah merah
janin. Pada kasus seperti ini, dilakukan pemeriksaan darah pada ibu
dan ayah. Jika ayah memiliki 2 gen untuk Rhpositif, maka semua
anaknya akan memiliki Rhpositif; jika ayah hanya memiliki 1 gen
untuk Rhpositif, maka peluang anakanaknya untuk memiliki Rhpositif
adalah sebesar 50%. Biasanya pada kehamilan pertama, perbedaan Rh
antara ibu dengan bayinya tidak menimbulkan masalah, tetapi kontak
antara darah ibu dan bayi pada persalinan menyebabkan tubuh ibu
membentuk antibodi. Akibatnya, resiko penyakit hemolitik akan
ditemukan pada kehamilan berikutnya. Tetapi setelah melahirkan bayi
dengan Rhpositif, biasanya pada ibu yang memiliki Rhnegatif
diberikan immunoglobulin RhnolD, yang akan menghancurkan
antibodi Rh. Karena itu, penyakit hemolitik pada bayi jarang terjadi.
Seorang wanita yang pernah mengalami preeklamsi atau eklamsi,
kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya,
terutama jika diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi
menahun. Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan
genetik atau cacat bawaan, biasanya sebelum merencanakan kehamilan
berikutnya, dilakukan analisa genetik pada bayi dan kedua
orangtuanya.
c. Kelainan struktur
44
Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim
ganda atau leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya
keguguran.
Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan
pembedahan diagnostik, USG atau rontgen. Fibroid (tumor jinak) di
dalam rahim bisa meningkatkan resiko terjadinya.
1) kelahiran prematur
2) gangguan selama persalinan
3) kelainan letak janin
4) kelainan letak plasenta
5) keguguran berulang.
d. Keadaan kesehatan
Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan
ibu dan bayi yang dikandungnya. Keadaan kesehatan yang sangat penting
adalah:
1) Tekanan darah tinggi menahun
2) Penyakit ginjal
3) Diabetes
4) Penyakit jantung yang berat
5) Penyakit sel sabit
6) Penyakit tiroid
7) Lupus
8) Kelainan pembekuan darah.
e. Riwayat keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan
lainnya di keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang dikandung.
Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.
f. Keadaan kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh
kehamilan atau keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan
bisa merupakan ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus
segera diobati. Jika seorang wanita hamil pernah menderita infeksi
kandung kemih, maka dilakukan pemeriksaan air kemih pada awal
kehamilan. Jika ditemukan bakteri, segera diberikan antibiotik untuk
mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan persalinan prematur dan
ketuban pecah sebelum waktunya. Infeksi vagina oleh bakteri selama
hamil juga bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban pecah
sebelum waktunya. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan
antibiotik.
45
Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4°
Celsius) pada trimester pertama menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya keguguran dan kelainan sistem saraf pada bayi.
Demam pada trimester terakhir menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya persalinan prematur.
4. Komplikasi kehamilan
a. Inkompatibilitas Rh
Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak
sesuai. Yang paling sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa
menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir. Penyakit hemolitik
bisa terjadi jika ibu memiliki Rhnegatif, ayah memiliki Rhpositif, janin
memiliki Rhpositif dan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah
janin. Jika seorang ibu hamil memiliki Rhnegatif, maka dilakukan
pemeriksaan antibodi terhadap janin setiap 2 bulan. 12
Resiko pembentukan antibodi ini meningkat pada keadaan berikut:
1) setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin
bercampur
2) setelah pemeriksaan amniosentesis
3) dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan
Rhpositif. Pada saat ini dan pada kehamilan 28 minggu, diberikan
imunoglobulin RhnolD kepada ibu, yang akan menghancurkan
antibodi Rh.12
b. Perdarahan
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan
menekan diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan
yang berat pada ibu atau terjadinya persalinan prematur. Air ketuban yang
terlalu banyak cenderung terjadi pada:
46
1) ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol
2) kehamilan ganda
3) inkompatibilitas Rh
4) bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau
kelainan sistem saraf).
d. Kehamilan ganda
47
Demam tinggi bisa membahayakan keselamatan jiwa ibu,
menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan
c)Keluar air ketuban sebelum waktunya
Tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan
bayi dalam kandungan
d) Bayi dalam kandungan tidak bergerak
Keadaan ini tanda bahaya pada janin
e) Ibu muntah terus dan tidak mau makan
48
c. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
d. Hindari rokok, alkohol, dan lain-lain
49
Setelah mendapatkan pembagian masker dan penyebaran poster,
diharapkan masyarakat dapat mengerti tentang pentingnya kepatuhan protokol
kesehatan.
IV. TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan pembagian masker dan penyebaran poster,
diharapkan masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan:
1. Pengertian Covid-19
2. Gejala klinis Covid-19
3. Cara pencegahan Covid-19
V. EVALUASI
Metode Evaluasi : Poster
VI . LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) saat ini menjadi permasalahan dunia yang
serius dengan jumlah kasus yang terus meningkat setiap harinya. Bermula di Kota
Wuhan, Cina saat ditemukannya wabah pneumoniayang tidak diketahui penyebabnya
(Lu, Stratton and Tang, 2020). WHO menetapkan wabah ini sebagai
kegawatdaruratan kesehatan masyarakat pada tanggal 30 Januari 2020 setelah
mendapat laporan kematian dan temuan kasus baru di luar Cina.
Wabah penyakit ini kemudian dinamakan Coronavirus Disease 2019 atau
COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 atau (Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2) (World Health Organizaion, 2020). Seperti dua jenis
Coronavirus yang sudah diidentifikasi sebelumnya, yaitu Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), SARS-CoV-
2dapat menyebabkan penyakit pernafasan menular yang berat (Mei et al., 2020).
Beberapa gejala klinis umum COVID-19 adalah demam, batuk kering, dan
kelelahan, namun ditemukan bukti bahwa sebagianpasien COVID-19 tidak
menunjukkan gejala (Z. Gao et al., 2020). Sekitar 80% pasien COVID-19 sembuh
dari penyakit tanpa memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.Tingkat
keparahan penyakit meningkat pada lansia dan yang mempunyai penyakit
penyerta seperti hipertensi, penyakit jantung,diabetes,kanker, dan penyakit paru
kronis. Namun, siapapun dapat terinfeksi COVID-19 dan berkembang menjadi
penyakit yang berat (World Health Organizaion, 2020).
50
Menurut Kemenkes RI dalam Health Line (2020) pencegahan penularan
COVID-19 meliputi
1. Sering-Sering Mencuci Tangan
Sekitar 98 % penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci tangan
hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh
kuman, bakteri, dan virus, termasuk virus Corona. Pentingnya menjaga
kebersihan tangan membuat memiliki risiko rendah terjangkit berbagai
penyakit.
51
Jaga jarak fisik tidak hanya berlaku di tempat umum, di rumah pun
juga bisa diterapkan.
52
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI LANSIA
SENAM LANSIA
PEMERIKSAAN TTV
53
PENYULUHAN LANSIA HIPERTENSI
54
DOKUMENTASI IBU HAMIL RESIKO TINGGI
55
56
57
DOKUMENTASI PEMBAGIAN MASKER
58
59
PENEMPELAN POSTER
j.
60
61