0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan2 halaman
Paragraf pertama menjelaskan latar belakang mengenai keragaman etnis di Indonesia dan pentingnya toleransi antar etnis untuk mencegah konflik. Paragraf berikutnya memperkenalkan etnis Aceh dan karakteristik budaya mereka seperti sistem kepemimpinan adat dan agama. Paragraf terakhir membandingkan sistem kepemimpinan Aceh dengan Barat dan menyatakan perlunya mengenalkan kembali bentuk kepemimpinan Aceh yang ideal.
Paragraf pertama menjelaskan latar belakang mengenai keragaman etnis di Indonesia dan pentingnya toleransi antar etnis untuk mencegah konflik. Paragraf berikutnya memperkenalkan etnis Aceh dan karakteristik budaya mereka seperti sistem kepemimpinan adat dan agama. Paragraf terakhir membandingkan sistem kepemimpinan Aceh dengan Barat dan menyatakan perlunya mengenalkan kembali bentuk kepemimpinan Aceh yang ideal.
Paragraf pertama menjelaskan latar belakang mengenai keragaman etnis di Indonesia dan pentingnya toleransi antar etnis untuk mencegah konflik. Paragraf berikutnya memperkenalkan etnis Aceh dan karakteristik budaya mereka seperti sistem kepemimpinan adat dan agama. Paragraf terakhir membandingkan sistem kepemimpinan Aceh dengan Barat dan menyatakan perlunya mengenalkan kembali bentuk kepemimpinan Aceh yang ideal.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terbentuk dari beratus etnis. Etnis- etnis ini bermukim mulai dari Sabang hingga Papua. Keberadaan mereka dapat menjadi sebuah berkah karena melahirkankeberagaman budaya, tetapi juga sebaliknya dapat menjadi bencana karena menyimpan potensi konflik. Untuk menghindari konflik antaretnis di Indonesia salah satu caranya adalah dengan peningkatan tolerasi terhadap keberadaan masing-masing etnis melalui pemahaman yang benar tentang karakteristik masing-masing etnis sehingga dapat diketahui tentang sesuatu yang boleh atau tidak boleh dilakukan ketika berinteraksi dengan etnis lain.Aceh adalah nama kelompok etnis yang mempunyai karakteristik berbeda dengan kelompok etnis lain yang ada di Indonesia. Daerah asal orang-orang dari kelompok etnis Aceh adalah daerah Aceh, berada diujung utara Pulau Sumatera, terutama di bagian pesisirnya. Daerah ini sangat penting kedudukannya diIndonesia karena, seperti diketahui, dari daerah Aceh inilah hitungan nol kilometer wilayah paling baratRepublik Indonesia dimulai. Selain itu, di wilayah Aceh pula terdapat Selat Malaka, yang merupakan salahsatu jalur tersibuk dalam jaringan pelayaran internasional. Dengan demikian, Aceh memiliki nilai strategisyang tinggi dari sudut pandang ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan.Etnis Aceh seringkali menyebut dirinya sebagai ureueng Aceh (orang Aceh). Ureueng Aceh memiliki budaya tersendiri dalam bertingkah laku, bersikap, beradat, berbudaya, dan sebagainya. Ureueng Aceh,menurut sebuah sumber, berkarakter keras, tidak mau begitu saja didikte, tidak cepat menyerah hampir dalamsemua kesempatan dan teguh dalam menghadapi masalah. Kata sumber lainnya Abdullah bahwa adat tatakelakuan masyarakat Aceh identik dengan nilai-nilai budaya Islam. Pada bagian lain Sufi mengatakan bahwasalah satu karakteristik budaya masyarakat Aceh adalah suka melakukan tueng bila, maksudnya menuntut bela. Jika ia secara keluarga dimatikan sehingga tumpahnya darah (luka) atau tewas (hilangnya nyawa), makaakibatnya akan terjadi seperti yang terdapat di dalam narit maja : darah ta sukat nyawa ta dhiet (jika lukadiukur keparahannya kalau mati harus bayar diet (pampasan darah atau nyawa).Selain seperti yang telah disebutkan,ureueng Aceh juga memiliki karakteristik lain. Salah satu yangkhas adalah sistem kepemimpinan. Dalam struktur pemerintahan di Aceh pada masa dahulu dikenal adanyalapisan masyarakat yang disebut sebagai lapisan pemimpin adat, pemimpin keduniawian atau kelompok elitesekuler. Pemimpin elite sekuler dan pemimpin adat memimpin bersama-sama dalam sebuah gampong,misalnya, terdapat keuchik (yang memimpin dalam hal pemerintahan) dan imeum meunasah (yang memimpindalam hal agama). Sistem ini mempunyai kearifan lokal yang sesuai dengan budaya Aceh.Apabila dibandingkan juga dengan dunia Barat, sistem kepemimpinan dalam masyarakat Aceh berbeda. Dalam dunia Barat, kekuasaan adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak pada orang lain,untuk membuat mereka melakukan tindakan-tindakan yang dikehendaki. Kekuasan terdiri dalam hubungantertentu antara orang-orang ataupun kelompok orang dimana salah satu pihak dapat memenangkankehendaknya terhadap yang satunya. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk menampilkan kembali bentuk- bentuk kepemimpinan Aceh yang ideal agar dapat dikenal dan diketahui oleh kalangan masyarakat secara luas, baik formal maupun informal