Anda di halaman 1dari 10

Pembuatan Modul Sistem Pengapian

PEMBUATAN MODUL SISTEM PENGAPIAN PADA KOMPETENSI KEJURUAN MEMPERBAIKI


SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Chamim
S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: chamimok@ymail.com
A. Grummy Wailanduw
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: grummy_wailanduw@yahoo.co.id

ABSTRAK
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menggunakan modul, karena modul dinilai
lebih mudah dipelajari oleh pebelajar secara mandiri dirumah dan pembelajaran dengan menggunakan modul berfokuskan
penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari pebelajar dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya,
sehingga hasil belajar diharapkan meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berupa
modul memperbaiki sistem pengapian konvensional yang disertai CD Pembelajaran sebagai pendukung yang layak digunakan
dalam kegiatan belejar mengajar. Adapun masalah yang dihadapi adalah bagaimana pembuatan modul yang disertai CD
pembelajaran pada kompetensi kejuruan memperbaiki sistem pengapian dan bagaimana penggunaan modul yang disertai CD
pembelajaran yang di aplikasikan pada siswa kelas XI TKR 2 SMK Negeri Kasiman dan siswa kelas XI TKR 3 SMK Negeri 2
Bojonegoro.
Penelitian ini merupakan salah satu penelitian dalam rangka pembuatan perangkat modul yang disertai CD
Pembelajaran dengan judul memperbaiki sistem pengapian konvensional. Jenis penelitian ini mengadopsi model pengembangan
pembelajaran 4-D (Four-D Model) yang dibuat oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel (1974)
yang terdiri dari 4 tahap, yakni pendefinisian (define), desain (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate).
Kelayakan modul ditentukan oleh hasil validasi bidang bahasa oleh satu dosen ahli dan dua guru ahli, validasi bidang desain oleh
satu dosen ahli dan dua guru ahli, validasi bidang keteknikan oleh satu dosen ahli dan dua guru ahli dan validasi evaluasi
penilaian soal oleh satu dosen ahli. Setelah modul divalidasi dan diperbaiki/direvisi dilakukan penilaian modul pada 10 siswa
kelas XII TKR SMK Negeri Kasiman untuk mengetahui respon positif siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan
modul.
Hasil yang dicapai adalah telah terselesaikannya pembuatan sebuah modul memperbaiki sistem pengapian yang disertai
CD pembelajaran serta hasil validasi yang baik dan pengambilan data uji coba langsung pada 2 sekolah yang berbeda yang
mendapatkan hasil yang baik maka perangkat modul sistem pengapian konvensional yang disertai dengan CD pembelajaran
yang baik dan layak digunakan dalam kegiatan belajar siswa selanjutnya.
Kata Kunci: Pembuatan modul, CD Pembelajaran, modul memperbaiki sistem pengapian konvensional, belajar, hasil belajar

.ABSTRACT

The one of increasing learning quality is used module, because it (module) more easier to learn by learner with
self access centre in home and learning with it (module) to be focused on mastery competence from material study by
learner be based on time surely with potential and condition until the result of study be increase. The purpose of this
research is to produce of learning instrument in the form of conventional ignition system module at following CD of
learning. Wich used on learning and teaching activities. There is a problem to be presence of how to make module a
following CD of learning on vocational competence refer to repaired ignition system and how to used it (module) with
CD of learning. Wich the implementation at Kasiman vocational high school (specially second grade/TKR 2) and
Bojonegoro vocational high school (specialy second grade/TKR3).
This research is the one of frame work research to used the module instrument and CD of learningwith the title is
“repairing conventional ignition system”. This type of research to module of adoption development learning 4-D (four
D model) by Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S, Semmel and Melvyn I. Semmel 1974 is consist of four slep that is
define, design, develop and disseminate. The advisability module to be determines of result validity language division
by professional lecture and two professional teacher. Validity of design area by one professional lecture and two
professional teacher. Validity of technique area by one. Professional lecture and two professional lecture and two
professional teacher. And validity of evaluation scoring question by one lecture professional. After the validation
module and improvement/revition. To do that about scoring module on the student at kasiman vocational high school
for to know about the positive respon from student to learning activities used the module.
The achived result is had been finished a module about repairing ignition system with following CD of learning
is good. Validation result and to take experiment data directly at two school. Difference is to get good result. So the

55
JPTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 55-64

module of conventional ignition system with following CD of learning is a good and prefer to used in the next learning
activities.
Key word : Make a module, CD of learning, conventional ignition system module, study, result of study.

.
PENDAHULUAN pada peran otonomi belajar siswa. Belajar
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mandiri adalah suatu proses di mana individu
merupakan sekolah kejuruan yang memiliki visi mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan
untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan
kreatif dan inovatif yang siap bergabung di belajarnya sendiri, merumuskan maupun
dunia usaha dan industri. Banyak upaya yang menentukan tujuan belajarnya sendiri,
telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas mengidentifikasi sumber-sumber belajar,
hasil pembelajaran antara lain dengan memilih dan melaksanakan strategi belajarnya
peningkatan dan peremajaan alat-alat praktik serta mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
kejuruan, pembuatan laboratorium komputer, Berdasarkan uraian latar belakang
penambahan ragam dan jumlah buku-buku ajar tersebut, maka peneliti mengajukan penelitian
di perpustakaan, serta penyediaan sarana dan dengan judul ”Pembuatan Modul Sistem
prasarana pembelajaran yang lain. Peningkatan Pengapian pada Kompetensi Kejuruan
sarana dan prasarana pembelajaran tersebut Memperbaiki Sistem Pengapian”.
harus diimbangi dengan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang KAJIAN PUSTAKA
terstruktur serta efektif, terutama dalam hal
penentuan dan penerapan model, media maupun Pengertian Belajar
pendekatan pembelajaran oleh tenaga pengajar. Belajar adalah suatu proses yang
Dalam kegiatan belajar mengajar di komplek yang terjadi pada semua orang dan
SMK, di samping tenaga pengajar (Guru) yang berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi
berkewajiban mengelola pembelajaran secara hingga ke liang lahat nanti. Salah satu indikator
optimal, siswa yang bertindak sebagai siswa bahwa seseorang telah belajar adalah adanya
juga dituntut dapat menguasai seluruh standar perubahan tingkah laku dalam dirinya.
kompetensi yang telah ditetapkan pada setiap Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
mata pelajaran secara maksimal, sesuai dengan beberapa aspek, yakni perubahan tingkah laku
program kejuruan yang diambil. Dalam yang bersifat pengetahuan (kognitif),
penelitian ini menggunakan sekolah menengah keterampilan (psikomotorik) dan nilai sikap
kejuruan Negri Kasiman Bojonegoro khususnya (afektif).
jurusan teknik kendaraan ringan (TKR) sebagai
tempat penelitian. Hasil Belajar
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar Hasil belajar merupakan hal yang dapat
mengajar kompetensi kejuruan memperbaiki dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari
sistem pengapian selama ini, masih sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
menggunakan metode pembelajaran merupakan tingkat perkembangan mental yang
konvensional dengan media belajar berupa lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
handout, penyampaian materi dengan ceramah belajar.
dan menulis di papan tulis.Sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk Pengertian Media
menyelesaikan kegiatan belajar/materi Kata media berasal dari bahasa latin
pelajaran, akibatnya pelajaran tidak tuntas dan medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
semua materi tidak dapat tersampaikan, “perantara” atau “pengantar” Sedangkan dalam
sehingga berdampak langsung pada penguasaan bahasa Arab, Media merupakan perantara atau
materi siswa yang pada akhirnya akan pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
berdampak pada hasil belajar/nilai KKM yang pesan. Secara lebih khusus, pengertian media
harus dicapai siswa. dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai
Dari uraian permasalahan tersebut di atas alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
maka pemakaian modul pada bahan ajar teori menangkap memproses dan menyusun kembali
dan praktik merupakan langkah yang tepat informasi visual atau verbal.
untuk meningkatkan penguasaan materi dan
ketrampilan siswa. Sistem belajar mandiri
adalah cara belajar yang lebih menitikberatkan
Pembuatan Modul Sistem Pengapian

Pengertian Modul 2. Inovasi bersifat compability (kompabilitas),


Modul adalah suatu proses CD Pembelajaran memperbaiki sistem
pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan pengapianmemiliki kesuaian dengan nilai-
tertentu yang disusun secara sistematis, nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu,
operasional dan terarah untuk digunakan oleh kebutuhan dan kondisi siswa.
peserta didik, disertai dengan pedoman 3. Inovasi bersifat complexity,
penggunaanya untuk para guru
CD Pembelajaran memperbaiki
Karakteristik Pembelajaran dengan Modul sistem pengapian ini memiliki derajat
1. Self Instructional kesulitan yang rendah, tampilan awal
Yaitu melalui modul tersebut didesain secara sederhana dengan adanya
seseorang atau peserta belajar mampu pemandu penggunaan media ini sehingga
membelajarkan diri sendiri, tidak memungkinkan siswa untuk dapat
tergantung pada pihak lain. menggunakannya dengan mudah.
2. Self Contained 4. Inovasi bersifat trialbility (kemampuan
Yaitu seluruh materi pembelajaran diujicobakan),
dari satu unit kompetensi atau sub
kompetensi yang dipelajari terdapat di CD Pembelajaranmemperbaiki sistem
dalam satu modul secara utuh. pengapian dapat diujicobakan oleh seluruh
3. Stand Alone (berdiri sendiri) siswa, sehingga siswa dapat merasakan
Yaitu modul yang dikembangkan keunggulan dari pemanfaatan CD
tidak tergantung pada media lain atau tidak Pembelajaran tersebut.
harus digunakan bersama-sama dengan
media pembelajaran lain. 5. Inovasi bersifat observability (kemampuan
4. Adaptive untuk diamati),
Modul hendaknya memiliki daya Hasil penggunaan CD Pembelajaran
adaptif yang tinggi terhadap sebagai media pembelajaran dapat diamati
perkembangan ilmu dan teknologi. oleh guru, siswa maupun pihak lainya.
5. User Friendly
Modul hendaknya bersahabat dengan Kerangka Pikir
pemakainya. Setiap instruksi dan paparan Dalam suatu proses pembelajaran harus
informasi yang tampil bersifat membantu dan menggunakan model pembelajaran dan bahan
bersahabat dengan pemakainya, termasuk ajar yang tepat supaya dapat mengaktifkan
kemudahan pemakai dalam merespon, peserta didik, karena pembelajaran yang
mengakses sesuai dengan keinginan. terpusat pada guru, menyebabkan siswa
cenderung pasif dan jarang bertanya walaupun
Pengertian CD Pembelajaran kurang mengerti tentang materi yang diajarkan.
CD pembelajaran adalah suatu media Pada kompetensi kejuruan
yang dirancang secara sistematis dengan memperbaiki sistem pengapian siswa dituntut
berpedoman kepada kurikulum yang berlaku untuk dapat memahami, menganalisa kerusakan
dan dalam pengembangannya mengaplikasikan dan memperbaiki komponen sistem pengapian,
prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program agar out put dari pembelajaran ini, siswa
tersebut memungkinkan peserta didik mencerna memiliki kemampuan (ability) yang kompeten.
materi pelajaran secara lebih mudah dan Pada proses pembelajaran di SMK
menarik. Negeri Kasiman masih menggunakan metode
ceramah dan menulis di papan tulis. Dengan
Karakteristik Pembelajaran dengan CD pembuatan modul pembelajaran disertai CD
Pembelajaran pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
motivasi dan penguasaan materi peserta didik
yang pada akhirnya meningkatnya hasil belajar
1. Inovasi bersifat relative advantage
yang merupakan tujuan proses pembelajaran.
CD Pembelajaran memperbaiki
sistem pengapian SMK Negeri Kasimanini
METODE PENELITIAN
memberikan keunggulan relatif dan
memberikan terobosan baru dalam Waktu danTempat Penelitian
pembelajaran dibanding media pembelajaran Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
yang sudah ada sebelumnya. setelah melakukan ujian seminar proposal,
mulai bulan Mei 2013 sampai dengan selesai,
(pada semester genap tahun ajaran 2012/2013).

57
JPTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 55-64

Adapun penelitian ini dilaksanakan di SMK pembelajaran. Penetapan tahap ini dilakukan
Negeri Kasiman Bojonegoro, Jl. Wonosari dengan cara menganalisis kompetensi (KD),
Sambeng. tujuan dan batasan dari materi pelajaran yang
akan dibuat perangkat pembelajarannya.
Subyek Penelitian Tahap II: Design (Perancangan)
Subyek dari penelitian ini adalah Tahap perancangan bertujuan untuk
siswakelas XI TKR 2 SMK Negeri Kasiman merancang perangkat pembelajaran pada
Bojonegoro pada semester genap tahun ajaran kompetensi kejuruan memperbaiki sistem
2012/2013 yang sedang mengikuti kompetensi pengapian,
kejuruan memperbaiki sistem pengapian dan Tahap III: Develop (Pengembangan)
kelas XI TKR 3 SMK Negeri 2 Bojonegoro Tahap pengembangan dilakukan kegiatan
pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. revisi oleh ahli materi / dosen ahli, evaluasi dan
ahli bahasa dari luar peneliti yang bertujuan
Jenis Penelitian untuk mengetahui kelayakan modul
Penelitian ini merupakan salah satu pembelajaran yang telah dibuat dengan
penelitian dalam rangka pembuatan modul memberikan lembar validasi pada ahli materi
memperbaiki sistem pengapian system pengapian dan ahli bahasa dan
konvensionalyang disertai CD Pembelajaran. selanjutnya revisi I. Sedangkan pada CD
Jenis penelitian ini mengadopsi model Pembelajaran di revisi oleh ahli/dosen
pengembangan pembelajaran 4-D (Four-D multimedia mencakup desain, isi dan produk.
Model) yang dibuat oleh Sivasailam Tahap IV: Disseminate (Penyebaran)
Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Pada tahap ini merupakan tahap
Semmel (1974) yang terdiri dari 4 tahap, yakni penggunaan perangkat modul memperbaiki
pendefinisian (define), desain (design), sistem pengapian yang telah dibuat pada skala
pengembangan (develop) dan penyebaran yang lebih luas pada instansi lain. Tujuan lain
(disseminate). Lebih jelasnya mengenai tahap- dari tahap Disseminate adalah untuk menguji
tahap prosedur penelitian ini. Rancangan efektivitas penggunaan perangkat di dalam
penelitian yang digunakan dapat dilihat pada KBM. Instansi yang di tuju adalah sekolah
gambar berikut: Menengah Kejuruan (SMK) di lain wilayah
SMK Negeri Kasiman Bojonegoro yaitu di
SMK Negeri 2 Bojonegoro.

DEFINISI OPERASIONAL

Kriteria kelayakan perangkat modul meliputi :


1. Penilaian kelayakan modul pembelajaran
dilakukan oleh dosen/pengajar ahli
dibidang sistem pengapian, meliputi
prosentase rata-rata dari indikator
penilaian ketepatan format dan kualitas
modul. “Perangkat modul dinyatakan layak
jika prosentase rata-rata mencapai 61 - 80
% dari skor kriterium dan sangat layak jika
mencapai 81 – 100 % dari skor kriterium”.
2. Penilaian kelayakan dari yang dilakukan
oleh siswa meliputi prosentase rata-rata
dari indikator penilaian format perangkat
modul, kualitas modul dan ketertarikan
siswa terhadap perangkat modul, diperkuat
dengan pengamatan aktivitas siswa yang
menunjukkan respon positif dalam
Gambar 3.1. Diagram Alur Pembuatan menggunakan perangkat modul
pembelajaran memperbaiki sistem
Modul Pembelajaran
pengapian yang dibuat.
Tahap I: Define (Pendefinisian)
Tujuan dari tahap define adalah untuk Teknik Pengumpulan Data
menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat Tenik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan
Pembuatan Modul Sistem Pengapian

menggunakan angket, lembar observasi dan tes 0 – 20 % = SangatTidakBaik.


hasil belajar. 21 – 40 % = TidakBaik
1. Angket 41 – 60 % = CukupBaik
Angket yang digunakan dalam 61 – 80 % = Baik
proses pengumpulan data adalah berupa 2 81 – 100 % = SangatBaik
macam angket yaitu untuk guru dan dosen
ahli materi sistem pengapian dan angket 2. Analisis data Observasi Respon Siswa
untuk siswa. Data yang didapat dari hasil
2. Lembar Observasi observasi akan di analisis secara deskriptif
Observasi dilakukan kepada siswa kuantitatif, karena data ini diambil
bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa berdasarkan data respon dari siswa selama
selama kegiatan uji coba kelompok kecil proses uji coba kelompok kecil
berlangsung. Kegiatan observasi akan berlangsung.
dilakukan oleh 3 orang pengamat selama 3. Analisis data Tes
uji coba kelompok kecil berlangsung, Data tes hasil belajar pada saat uji
sehingga 3-4 siswa akan diamati oleh satu coba kelompok kecil menunjukkan
orang pengamat. Hal ini dilakukan peningkatan prestasi siswa dari pada yang
bertujuan untuk mempermudah proses diperoleh dari hasil belajar 1 tahun
pengamatan. sebelumnya. siswa dinyatakan tuntas
3. Tes Hasil Belajar belajar jika memiliki nilai KKM minimal
Tes hasil belajar siswa dilakukan 73.
sebelum dan sesudah menggunakan
perangkat modul pada kelompok uji coba HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kecil yang berjumlah 10 siswa yang
diambil secara random atau secara acak 1. Kelayakan Modul Memperbaiki Sistem
berdasarkan kelompok kelas. Pengapian

Teknik Analisis Data Kelayakan modul memperbaiki sistem


1. Analisis Angket pengapian ini dinilai dari empat validasi
a. Angket I untuk guru dan dosen ahli, yaitu bidang bahasa, bidang desain, bidang
hasilnya akan di analisis secara keteknikan dan bidang evaluasi penilaian
deskriptif kuantitatif yaitu dengan soal. Pada lembar validasi modul, validator
menggunakan persentase berupa diminta untuk memvalidasi modul sistem
gambaran dan paparan terhadap media pengapian yang dibuat, dengan cara
pembelajaran berupa modul sistem mengamati seluruh bagian modul kemudian
pengapian yang dibuat. memberi penilaian sesuai aspek-aspek yang
Dalam analisis angket ini penulis terdapat pada angket lembar validasi
menggunakan presentase (%) dengan modul.
rumus:
F a. Validasi Bidang Keteknikan
P = x 100% Validasi pada bidang keteknikan
N dilakukan oleh satu dosen ahli yaitu
Keterangan : Bapak Drs. I Made Muliatna, M.Kes
P : Presentase jawaban responden (validator 1) dan dua guru ahli yaitu
F : Jumlah jawaban responden Bapak Muhtadi, S.T (validator 2) dan
N : Jumlah seluruh skor ideal untuk Bapak Ahwan Hadiwiyatno, S.T
seluruh item responden (validator 3). Data hasil dari penilaian
modul ditunjukkan pada tabel 4.1.
b. Angket II untuk siswa hasilnya akan di
analisis secara deskriptif kuantitatif
yaitu dengan menggunakan persentase
berupa gambaran dan paparan terhadap
media pembelajaran berupa modul
sistem pengapian yang dibuat.
Berdasarkan kriteria nilai tersebut
maka di dapat nilai rata-rata dan
disimpulkan dengan ketentuan
presentase sebagai berikut:

59
JPTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 55-64

Tabel 4.1. Hasil Validasi Modul Bidang Tabel 4.2. Hasil Validasi Modul
Keteknikan
Bidang Bahasa
Validator Rata-
Skor % Krite
No Aspek yang Dinilai rata
Total Skor ria
1 2 3 (%)
Validator Rata
Karakteristik % Kri
Skor -
No Aspek yang Dinilai Sko teri
Modul bersifat self 1 2 3 Total rata
r a
instructional yaitu (%)
peserta didik dapat
mempelajari modul Bahasa
ini secara mandiri
1 4 5 5 14 93,33 Penggunaan bahasa sudah
karena tujuan
pembelajaran 1 mudah dipahami dan sesuai 4 4 4 12 80
dirumuskan dengan dengan kaidah EYD.
jelas. Susunan kalimat sesuai dengan
kaidah bahasa dan kosakata Bai
Modul bersifat self 2 4 4 4 12 80 80
sesuai dengan tuntutan keadaan k
contained yaitu
peserta didik dapat sekarang.
mempelajari materi Petunjuk dan perintah dalam
modul dengan tuntas 3 modul mudah untuk dipahami. 4 4 4 12 80
2 karena materi 4 4 5 13 86,66
pembelajaran
dikemas ke dalam 80 %
Total Prosentase Validasi Modul
satu kesatuan yang Baik
utuh.
Sanga
Modul bersifat stand 89,33
t baik
alone yaitu peserta
didik di
mengerjakan tugas
dalam c. Validasi Bidang Desain
3
dalam modul ini
tidak membutuhkan
4 4 4 12 80 Validasi pada bidang desain
pada sumber yang
lain karena materi
dilakukan oleh satu dosen ahli yaitu Bapak
dalam modul sudah
memenuhi Drs. Mochamad Yadi (validator 1) dan dua
Modul bersifat user
friendly yaitu materi guru ahli yaitu Bapak Zuli Ikhsanto,
5 dalam modul
menggunakan S.Kom (validator 2) dan Bapak Mugianto,
bahasa yang mudah 4 5 5 14 93,33
dimengerti
menggunakan
serta S.Kom (validator 3). Format penilaian ini
istilah-istilah yang
umum digunakan
sesuai dengan lembar validasi modul
dalam
industri.
dunia
(lampiran 5). Data hasil dari penilaian
Isi modul ditunjukkan pada tabel 4.3.
Isi modul tercantum
dalam Silabus Mata Tabel 4.3. Hasil Validasi Modul
6 KuliahPraktik 3 5 5 13 86,66
Kelistrikan Bidang Desain
Otomotif.
Materi modul
7 meliputi aspek 4 5 5 14 93,33 Validator Skor Rata-
N % Kriter
pengetahuan. Aspek yang Dinilai Tota rata
o 1 2 3 Skor ia
Pertanyaan dan l (%)
tugas dapat Ilustrasi
8 mendorong motivasi 4 4 5 13 86,66 Ilustrasi (gambar, tabel, dan
88 Sanga
dan keaktifan
t baik denah) dalam modul jelas
peserta didik. 1 4 4 5 13 86,66
dan teratur sehingga
Tugas dan latihan
dikemas
informasi mudah dipahami.
9 4 4 5 13 86,66
dalambentuk yang Ilustrasi dan materi saling
menarik.
2 3 4 5 12 80
terkait.
Langkah-langkah Penempatan ilustrasi sudah
pengerjaan Lembar sesuai sehingga dapat
Kerja dalam modul memudahkan peserta didik
10 4 5 4 13 86,66 Sangat
dapat menggunakan 3 3 5 5 13 86,66 88,33
media alat bantu
didalam memahami materi baik
langsung. modul.
Tata Krama
Ilustrasi dalam modul tidak
Isi, bahasa, dan 4 5 5 5 15 100
ilustrasi tidak mengandung SARA.
11 bertentangan dengan 3 5 5 13 86,66
Pancasila dan UUD
Format
1945. Modul ini menggunakan
Isi, bahasa, dan 5 jenis dan ukuran huruf yang 4 5 5 14 93,33
ilustrasi tidak sesuai.
membahayakan Sanga Format batas (margin)
12 4 5 5 14 93,33 88,88
keamanan Negara, t baik 6 dalam modul ini sudah 3 5 5 13 86,66
persatuan dan sesuai.
kesatuan bangsa.
Alinea dan spasi ditata rapi Sangat
Isi, bahasa, dan 7 4 5 4 13 86,66 88
ilustrasi terhindar dan konsisten. baik
13 dari hal-hal yang 4 4 5 13 86,66 Sistem penomoran dalam
8 4 5 5 14 93,33
dapat menimbulkan modul ini jelas dan teratur.
masalah SARA. Penggunaan iconyang
Aspek % skor berupa gambar, cetak tebal,
9 4 4 4 12 80
Karakteristik 89,33 cetak miring, garis bawah
Isi 88 sudah sesuai.
Tata Krama 88,88 Perwajahan atau Cover
88,73 % Sampul (cover) dapat
RATA RATA PERSENTASE 1
Sangat baik melindungi modul dari 4 4 4 12 80
0
kerusakan dan kekotoran.
Sampul (cover) memiliki
1 daya tarik dan
b. Validasi Bidang Bahasa 1 menimbulkan keinginan
4 5 5 14 93,33
Sangat
untuk dibaca. 88,88
Validasi pada bidang bahasa dilakukan Sampul (cover) memuat
baik
unsur judul, nama, dan logo
oleh satu dosen ahli yaitu Ibu Wiwiet 1 penerbit. Ilustrasi pada
4 5 5 14 93,33
2 sampul memberikan
Eva Safitri, M.Pd (validator 1) dan dua gambaran tentang isi
modul.
guru ahli yaitu Ibu Bahrul Ulum, S.Pd. Aspek % skor
(validator 2) dan Ibu Siti Mutmainah, Ilustrasi
Format
88,33
88
S.Pd. (validator 3). Format penilaian ini Perwajahan atau Cover 88,88
88,40 %
sesuai dengan lembar validasi modul RATA RATA PERSENTASE
Sangat baik

(lampiran 4).
Pembuatan Modul Sistem Pengapian

d. Validasi Bidang Evaluasi Penilaian Soal Tes Hasil Belajar


Validasi pada bidang evaluasi Setelah modul final dan siap
penilaian soal dilakukan oleh satu dosen digunakan, peneliti melakukan pengambilan
ahli yaitu Bapak Aris Ansori, S.Pd, M.T. data dengan melakukan uji coba pada siswa
Format penilaian ini sesuai dengan lembar kelas XI TKR 2 di SMK Negeri
validasi modul (lampiran 5). Data hasil Kasimandengan jumlah sampel sebanyak 30
dari penilaian modul ditunjukkan pada siswa dengan di dapat hasil penilaian sebagai
tabel 4.4. berikut :
Tabel 4.6. Hasil penilaian
Tabel 4.4. Hasil Validasi Bidang Eavaluasi Siswa kelas XI TKR 2 di SMK Negeri
Penilaian soal Kasiman
Rat
Sko Rata-rata Rata-rata
Val % a-
r Krite Presentase Presentase
No Aspek yang Dinilai ida
Tot
Sk rat
ria
JENIS Nilai Nilai
tor or a Ketuntasan Ketuntasan
al Pretest Posttes
(%)
Menggunakan
Materi 52,3 26,67 % Tuntas 80,48 100% Tuntas
Penerapan materi pada tes
Modul
Sang
soal subyektif/essay dalam 10
1 5 5 100 at
artian jelas atau tidaknya 0
baik
rumusan soalnya..
Konstruksi
Pada tahap selanjutnya yaitu
Konstruksi dan isi dari tes tahap ke empat disseminate
soal subyektif/essay sudah
sesuai dengan materi (penyebaran) maka peneliti
kompetensi dasar yang ingin
2
dicapai atau baik tidaknya
4 4 80 80 Baik
melakukan penyebaran pada sekolah
pengarahan soal kepada
jawaban sehingga tidak lain selain SMK Negeri Kasiman
menimbulkan salah jawab.
Bahasa yaitu di SMK Negeri 2 Bojonegoro
Penggunaan bahasa sudah
mudah dipahami dan sesuai
Sang
pada siswa Kelas XI TKR 3 dengan
dengan kaidah EYD serta 10
3
petunjuknya jelas sehingga
5 5
0
100 at
baik
jumlah sampel sebanyak 30 siswa
mudah dan cepat dikerjakan.
dengan di dapatkan hasil penilaian
Aspek % skor
Materi 100
sebagai berikut:
Konstruksi 80 Tabel 4.7. Hasil penilaian
Bahasa 100
93,33 %
Siswa kelas XI TKR 3 di SMK Negeri 2
RATA RATA PERSENTASE
Sangat baik
Bojonegoro

e. Penilaian Modul Oleh Siswa Rata-rata


Presentase
Rata-rata
Presentase
JENIS Nilai Nilai
Untuk mengetahui kelayakan modul Pretest
Ketuntasan
Posttes
Ketuntasan
Menggunakan
memperbaiki sistem pengapian Modul
48,33 16,67% Tuntas 82,05 100% Tuntas
berdasarkan respon dari siswa, peneliti
memberikan modul dan angket agar siswa Respon Siswa Terhadap Kegiatan
dapat menilai kualitas modul memperbaiki Pembelajaran Menggunakan Modul
sistem pengapian konvensional, modul dan
angket ini diberikan kepada siswa Kelas Tabel 4.8. Respon Siswa Kelas XI TKR
XII TKR SMK Negeri Kasiman dengan 2 Terhadap Pembelajaran Menggunakan
jumlah sampel penelitian sebanyak 10 Modul di SMK Negeri Kasiman
siswa.. Angket penilaian modul oleh siswa Bojonegoro
sesuai dengan lampiran 1. Hasil angket
tersebut ditunjukkan pada tabel 4.5.
Skala Penilaian
Skor
No Uraian % Skor
Total
Tabel 4.5. Hasil Penilaian Modul Oleh Siswa 1 2 3 4 5
Skala Penilaian Skor
No Uraian % Skor 1.
1 2 3 4 5 Total Pendapat terhadap komponen kegiatan pembel
1. Pendapat terhadap komponen modul a. Kedalaman materi - - - 20 10 130 86,66
a. Penampilan modul - - - 9 1 54,66 82 %
b. Modul siswa - - - 15 15 135 90
b. Keterbacaan modul - - 9 1 54,66 82 %
c. Suasana kelas - - - 11 19 139 92,66
1
- - - - 53,33 80 %
c. Huruf modul 0 d. Cara Guru mengajar - - 1 9 20 139 92,66
d. Gambar di dalam modul - - 2 3 5 57,33 86 %
Manfaat yang dapat diperoleh dari KBM
e. Modul secara
- - - 6 4 58,66 88 % 2. - - - 9 21 141 94
keseluruhan
Pendapat terhadap materi
2. - - 1 8 1 53,33 80 % Minat untuk mengikuti kegiatan
pelajaran
pembelajaran berikutnya dengan modul
Pendapat pembelajaran dengan 1 3 - - - 13 17 137 91,33
3 - - - - 53,33 80 %
modul 0
82,57 %
TOTAL PERSENTASE Sangat 91,22 %
Baik TOTAL PERSENTASE
Sangat Baik

61
JPTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 55-64

Tabel 4.9. Respon Siswa Kelas XI TKR Tabel 4.12. Daftar nilai posttest SMK Negeri
3 Terhadap Pembelajaran Menggunakan
Kasiman
Modul di SMK Negeri 2 Bojonegoro
NILAI
NO NAMA KET
Sk TES
PRAKTIKUM
RATA-
Skala Penilaian or SUBMATIF RATA
%
No Uraian T 80 80
Skor 1 ABDI APRIYANTO 80 Tuntas
1 2 3 4 5 ot
al ALEX DWI
80 80
2 PURWOKO 80 Tuntas
Pendapat terhadap kompo ANDIKA
1. 80 76,5
kegiatan pembelajaran 3 RUDYANTO 73 Tuntas
2 12
a. Kedalaman materi - - 3 5 81,33 90 87,5
2 2 4 ASIDIK 85 Tuntas
1 1 13 BAYU EKO
b. Modul siswa - - 90 80 77,5
5 TANOYO 75 Tuntas
5 5 5
DONI ARIS
1 12 80 77,5
- - 6 9 82 6 ARIYANTO 75 Tuntas
c. Suasana kelas 5 3 ELY LULUS
85 86
d. Cara Guru 1 1 12 7 DIYANTO 87 Tuntas
- - 5 85,33
mengajar 2 3 8 FARIKHUL
75 75
Manfaat yang dapat 1 1 13 8 MUSTAGHFIRIN 75 Tuntas
2. - - 2 90,66 FRENDY
diperoleh dari KBM 0 8 6 80 77,5
9 SURYANEGARA 75 Tuntas
Minat untuk
mengikuti kegiatan 85 82,5
1 1 13 10 GIANTO 80 Tuntas
3 pembelajaran - - 2 88 GUSTAM NUR
4 4 2 85 80
berikutnya dengan 11 ARIFIN 75 Tuntas
modul HENDRA ADI
85 80
12 PURWANTA 75 Tuntas
86,22
% 85 80
TOTAL PERSENTASE 13 IBNU HIBBAN 75 Tuntas
Sanga INDRASWARA
t Baik 80 82,5
14 ANDRIAN RAHMA 85 Tuntas
90 86,5
15 KUSYANTO 83 Tuntas

Pembahasan 16 LASMINTO 85
85 85
Tuntas
1. Validasi Modul Memperbaiki Sistem 17 M. NUR HAFID 80
85 82,5
Tuntas
Pengapian Konvensional 18
M. KHOIRUL
NASIQIN 87
85 86
Tuntas
Dari data hasil penilaian seluruh 19
MASTUR ADI
PRASONGKO 85
85 85
Tuntas
validasi modul, diketahui bahwa persentase MOCH. MUSLIM
80 77,5
20 NUR ROMADHON 75 Tuntas
rata-rata modul Memperbaiki Sistem MUCH. ABDUL
85 80
21 ROCHIM 75 Tuntas
Pengapian Konvensional pada Ahli Bahasa MUHAMAD
DAMIRUL 85 85
modul sebesar 80 %, Ahli Desain modul 22 SAMSUDIN 85 Tuntas
MUHAMMAD
sebesar 88,40 %, Ahli Keteknikan modul 23 DIAN MUSDAFID 75
85 80
Tuntas
sebesar 88,73 % dan Ahli Evaluasi Penilaian 24
MUHAMMAD NUR
CHAIRUDDIN 75
80 77,5
Tuntas
sebesar 93,33 %. Sehingga rata-rata persentase MUHAMMAD
TAUFIK 85 80
validasi modul memperbaiki sistem pengapian 25 RACHMAN
MUKTI PONCO
75 Tuntas
75 75
konvensional adalah 87,61 %. Hasil ini 26 WIDODO 75 Tuntas

menunjukkan bahwa modul yang dibuat dalam 27 NYOMANTOKO 73


80 76,5
Tuntas

kategori sangat layak, kategori ini ditunjukkan 28 RIZKI NURJALI 80


80 80
Tuntas

dari hasil validasi yang mencapai kriteria 29 TEGUH SETIAWAN 73


73 73
Tuntas
antara 75 % - 100 % sesuai pada halaman 60. 30 WAHYU PUSPITO 75
90 82,5
Tuntas
Sehingga modul siap digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Karena dalam pembuatan modul
memperbaiki sistem pengapian konvensional
2. Tes Hasil belajar penulis menggunakan model 4D (four D
Uji coba kelas terbatas yang peneliti models), dimana pada langkah akhir pada model
lakukan pada siswa Kelas XI TKR 2 yang ini dilakukan penyebaran (disseminate) seperti
di ampu oleh bapak suwandi guru SMK pada halaman 58. Maka dilakukan penyebaran
Negeri Kasiman dengan sampel sejumlah pada SMK Negeri 2 Bojonegoro
30 siswa. Pengambilan data ini dilakukan
pada akhir semester ganjil tahun ajaran
2013/2014 tepatnya sebelum ujian akhir
semester (UAS) ganjil dilaksanakan
sehingga siswa sudah banyak mendapatkan
materi pelajaran khususnya memperbaiki
sistem pengapian
Pembuatan Modul Sistem Pengapian

Tabel 4.14. Daftar nilai posttest SMK perkotaan sedangkan SMK Negeri Kasiman
Negeri 2 Bojonegoro berada di wilayah pelosok/perdesaan.
NILAI Walaupun ada perbedaan hasil data,
NO NAMA KET
TES
PRAKTIKUM
RATA- peneliti merasa bangga karena hasil yang di
SUBMATIF RATA
M. RIZAL dapatkan semuanya bagus dan ini membuktikan
75 75
1 FAHRUDIN 75 tuntas bahwa modul yang peneliti buat layak untuk
MOCHAMAD
2 ROBI HIDAYAT 100
75 87,5
tuntas digunakan pada kegiatan belajar mengajar
MOHAMMAD
3 SOLIKHIN 85
80 82,5
tuntas
khususnya untuk siswa SMK.
MOHAMMAD
75 75
4 ZAENAL ABIDIN 75 tuntas
MOKHAMAD SIMPULAN DAN SARAN
IBNU 80 80
5 PURWANANTA 80 tuntas
MOKHAMAD
73 79
Simpulan
6 SAYFUR RISZA 85 tuntas
MUCHAMMAD
Berdasarkan serangkaian kegiatan yang
90 95
7 ARIYADI 100 tuntas telah peneliti lakukan, serta mengacu pada hasil
MUHAMMAD
8 FAISOL HILMI 75
75 75
tuntas penelitian dan pembahasan, maka dapat
9
MUHAMMAD
JEFRI 80
73 76,5
tuntas
disimpulkan bahwa:
NOVA KHOIRUL
73 86,5
1. Prosedur pembuatan modul memperbaiki
10 ANAM 100 tuntas
sistem pengapian yang disertai CD
11 NUJIONO 80 75 77,5 tuntas pembelajaran dibuat dengan beberapa
75 87,5
12 NURHADI 100 tuntas tahapan. Pertama, penulis menentukan arah
OKTA ADI
13 PRATAMA 75
75 75
tuntas model pembuatan modul, dalam modul ini
PIPIT OVITA AL menggunakan model 4-D (Four-D
73 76,5
14 MUTTAQIN 80 tuntas
85 80 Model)yang dikembangkan oleh Sivasailam
15 PURWANTO 75 tuntas
RENDRA
73
Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan
74
16 TAMARA 75 tuntas
Melvyn I. Semmel (1974). Model ini terdiri
80 85
17 RIDHO FADILAH 90 tuntas dari 4 tahap, yakni pendefinisian (define),
85 92,5
18 RIO ADI TRISNA 100 tuntas desain (design), pengembangan (develop)
RIZKY AHMAD
19 SYAIFUDIN 100
75 87,5
tuntas dan penyebaran (disseminate). Kedua,
RIZQI FIRDAUS
73 79 penulis melakukan pembuatan modul sesuai
20 PRATAMA 85 tuntas
RONDY DWI
85 92,5
dengan tahapan dalam model 4-D. Ketiga,
21 TURSILO 100 tuntas
modul yang sudah jadi kemudian divalidasi
75 77,5
22 RUDI BACHTIAR 80 tuntas oleh dosen dan guru ahli supaya modul
SEPDIANTO ADI
23 NUGROHO 100
75 87,5
tuntas yang penulis buat benar-benar valid.
SONY SETIA
24 BUDI 100
75 87,5
tuntas
Penulis juga membuat CD pembelajaran
85 82,5 praktikum sebagai pendukung dengan
25 SURYADI 80 tuntas
TAMAM
85 87,5
menggunkan fasilitas di SMK Negeri
26 KHOIRUDDIN 90 tuntas
Kasiman Bojonegoro. Selanjutnya modul
75 77,5
27 TRI PUJIONO 80 tuntas ini dilakukan penilaian terhadap respon
WAHYU RAHMA
ADYT 85 85 positif siswa dalam penggunaan modul
28 PURNOMO 85 tuntas
WIRA
dalam kegiatan pembelajaran. Setelah
75 75
29 ARDIANTO 75 tuntas direvisi dan sudah valid maka modul siap
YOKI CANDRA
30 GUFITA 80
85 82,5
tuntas digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
2. Dalam penggunaan modul memperbaiki
Terdapat perbedaan ketika peneliti sistem pengapian yang disertai CD
mengambil data pertama pada SMK Negeri pembelajaran dilakukan uji coba tahap
Kasiman dan pada tahap penyebaran pertama pada kelas XI TKR 2 di SMK
(disseminate) pada SMK Negeri 2 Bojonegoro Negeri Kasiman Bojonegoro dengan
dimana hasil akhir SMK Negeri 2 Bojonegoro didapatkan hasil rata-rata penilaian 80,48
lebih baik di bandingkan data yang di dapatkan dengan prosentase ketuntasan 100% tuntas.
dari SMK Negeri Kasiman. Perbedaan ini Pada uji coba tahap kedua pada kelas XI
kemungkinan karena di SMK Negeri 2 TKR 3 di SMK Negeri 2 Bojonegoro
Bojonegoro sarana dan prasarana pendukung dengan didapatkan hasil rata-rata penilaian
kegiatan belajar mengajarnya lebih lengkap 82,05 dengan prosentase ketuntasan 100%
karena merupakan sekolah tua awal berdirinya tuntas. Dari hasil nilai kedua uji coba
SMK di Bojonegor. Kemungkinan lain adalah tersebut dapat disimpulkan bahwa modul
tingkat SDM siswa lebih tinggi di bandingkan memperbaiki sistem pengapian yang
siswa SMK Negeri Kasiman, mungkin karena disertai CD pembelajaran sangat layak
SMK Negeri 2 Bojonegoro berada di wilayah

63
JPTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 55-64

untuk digunakan dalam kegiatan belajar Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.
siswa. Teknik Penulisan Bahan Ajar. Jakarta:
3. Respon siswa terhadap kegiatan Departemen Pendidikan Nasional
pembelajaran menggunakan modul sistem
pengapian yang disertai CD pembelajaran Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik
pada siswa kelas XI TKR 2 di SMK Negeri Dan Tenaga Kependidikan. 2008.
Kasiman didapatkan hasil prosentase nilai Penulisan Modul. Jakarta:
rata-rata 91,22% dari 30 siswa. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional
pada siswa kelas XI TKR 3 di SMK Negeri
2 Bojonegoro didapatkan prosentase nilai Ibrahim, Muslimin. 2001. Model
rata-rata 86,22 % dari 30 siswa. Dari dua Pengembangan Perangkat
respon siswa pada sekolah yang berbeda Pembelajaran Menurut Jerold E. Kemp
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dan Thiagarajan. Surabaya: FMIPA
menggunakan modul memperbaiki sistem UNESA
pengapian yang disertai dengan CD
pembelajaran sangat efektif. Mukhtar. 2009. Bimbingan Skipsi, Tesis, dan
Artikel Ilmiah. Jakarta: Gaung Persada
Saran Pers
Berdasarkan hasil penelitian dan
simpulan serta kondisi nyata di lapangan, maka Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis
peneliti dapat memberikan saran sebagai Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
berikut: Rosdakarya
1. Modul memperbaiki sistem pengapian
konvensional yang peneliti buat dikatakan Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
layak digunakan sebagai media Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
pembelajaran kompetensi kejuruan Rosdakarya
memperbaiki sistem pengapian ditinjau dari
hasil validasi dosen/pengajar ahli, respon Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-
siswa dan ketuntasan belajar. Sehingga Variabel Penelitian. Bandung:
diharapkan modul memperbaiki sistem Alfabeta
pengapian konvensional dapat digunakan
sebagai media penunjang kompetensi Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,
kejuruan memperbaiki sistem pengapian di Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
lingkungan SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) khususnya TKR (Teknik Supriyanto. 2008. Pengembangan Modul
Kendaraan Ringan) pada tahun ajaran Muatan Lokal Perbaikan Sistem
berikutnya. Pengapian Sebagai Implementasi KTSP
2. Modul memperbaiki sistem pengapian di SMKN. Skripsi yang tidak
konvensional yang peneliti buat dalam dipublikasikan, Surabaya: Universitas
penelitian ini masih kurang sempurna Negeri Surabaya.
karena peneliti hanya menggunakan satu
validator saja pada saat melakukan validasi Tim PTM UNESA. 2010. Panduan penulisan
evaluasi sehingga hasilnya masihn sangat skripsi program S1. Surabaya:
subjektif. Sehingga bagi penelitian University Press
selanjutnya dapat melakukan validasi
modul minimal 3 validator agar hasilnya
lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar


Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai