1
Perbedaan putaran roda-roda ini disebabkan adanya bagian dari sistem pemindah
daya yang disebut dengan differential. Differenial juga disebut bagian belakang atau
disingkat secara sederhana sebagai diff. Pada differential belakang (front engine
rear drive) terdiri atas kotak sumbu belakang, differential carrier, hub belakang (rear
hub dan poros sumbu belakang.
Differential belakang ini menyangga sebagian besar berat kendaraan
termasuk beban. Momen mesin diterima melalui kopling, transmisi dan propeller
shaft, memperbesar momen pada roda gigi terakhir (finala gear) dan mengirimkan
momen tegak lurus ke poros gardan belakang. Kendaraan manapun membuat suatu
putaran, roda sebelah luar harus melalui jarak yang lebih besar dibanding roda
sebelah dalam. Lihat Gambar 1.
2
Merubah arah putaran dari propeller shaft 90o, selanjutnya putaran ini diteruskan
ke roda-roda belakang melalui rear axle shaft secara terpisah
Membedakan putaran antara roda kiri dan roda kanan pada saat kendaraan
membelok dan berada pada jalan yang tidak rata, sekaligus mencegah poros
roda-roda penggerak patah yang disebabkan oleh putaran yang sama antara roda
kiri dan roda kanan.
d) Konstruksi differential
Differential ini terbagi menjadi dua bagian utama :
Final gear
Final gear yaitu perkaitan gigi-gigi penggerak (drive pinion gear) dengan
gigi yang digerakkan (ring gear). Momen yang dihasilkan oleh transmisi tidak
cukup untuk menggerakkan kendaraan pada saat tertentu, oleh karena itu final
gear membantu menambah momen. Dengan bertambahnya momen maka putaran
poros roda belakang akan berkurang, sekaligus berfungsi untuk mengurangi
putaran roda belakang.
3
Roda kanan dan roda kiri tidak selalu berputar pada kecepatan yang sama
disebabkan oleh kondisi jalan, terutama saat kendaraan berbelok. Untuk tujuan
ini diperlukan bagian khusus yang dapat memutarkan roda-roda pada kecepatan
yang berbeda, untuk memungkinkan didapatkannya putaran yang berbeda antara
satu roda penggerak dengan roda penggerak sisi lainnya, maka dirancanglah
sebuah gigi yang disebut dengan differential gear (gigi pembeda putaran).
Gambar 3. Pertautan Pinion Gear dengan dua Buah Buah Side Gear
Pada differential, drive shaft (as gardan) menerapkan tenaga putaran
kepada pinion gear yang menghubungkannya di bawah garis pusat ring gear.
Roda gigi jenis ini disebut Hypoid Gear dan memerlukan pemberian minyak
pelumas roda gigi yang khusus dirancang untuk pelayanan jenis ini. Ring gear
dihubungkan dengan kotak atau rumah diferensial yang juga berisi Spider Gear
kecil atau Pinion Gears. Pinion Shaft lewat melalui dua pinion gear di dalam
sarangnya. Pinion gear saling bertautan dengan dua buah side gears yang
berputar kepada akhir bagian dalam poros sumbu. Lihat gambar 3.
Berikut adalah komponen-komponen yang ada pada differential :
1) Nut & washer
Berfungsi untuk mengikat campanion flange terhadap drive pinion.
2) Companion flange
4
Berfungsi untuk memindahkan tenaga putar propeller shaft ke drive pinion.
3) Oil seal
Berfungsi untuk mencegah kebocoran oli dari differential.
4) Oil slinger
Berfungsi untuk membantu oli seal dalam mencegah kebocoran oli dari
differential.
5) Drive pinion bearing
Berfungsi sebagai tempat kedudukan drive pinion shaft terhadap differential
carrier sehingga dapat berputar bebas.
6) Drive Pinion
Berfungsi sebagai gigi penggerak atau penerus putaran yang diterima dari
propeller shaft ke ring gear.
7) Ring gear
Berfungsi menghubungkan daya dari propeller shaft yang diperkecil dengan
tenaga yang diteruskan drive pinion ke ring gear.
8) Spacer
Berfungsi untuk menentukan tempat kedudukan drive pinion bearing
didalam differential carrier.
9) Lock pin dan bolt
Berfungsi untuk mengunci adjusting nut agar tidak bergerak (berubah-ubah).
10) Bearing cap & bolt
Berfungsi sebagai penutup bearing yang terdapat pada differential case
terhadap differential carrier.
5
12) Side gear
Berfungsi sebagai penghubung daya dari drive pinion ke ring gear, terus ke
differential pinion selanjutnya ke axle shaft roda belakang.
13) Differential pinion shaft
Berfungsi sebagai tempat kedudukan dari differential pinion gear dan
meneruskan tenaga putar dari propeller shaft selanjutnya dipindahkan ke ring
gear.
14) Differential carrier
Berfungsi sebagai tempat kedudukan semua komponen differential.
Differential carrier ini dipasangkan pada rear axle housing oleh beberapa
buah baut.
15) Bearing cup & adjusting nut
Berfungsi sebagai tempat kedudukan bearing dan untuk menyetel besar
kecilnya backlash antara ring gear dengan drive pinion.
16) Differential carrier cap
Berfungsi sebagai tempat kedudukan bearing.
6
Gambar 4. Prinsip Kerja Differential
Pada gambar 4 (b) beban pada rack sebelah kiri besar dari sebelah kanan. Pada
saat pinion ditarik ke atas maka pinion akan berputar pada porosnya, sedangkan rack
akan terangkat lebih tinggi dibandingkan rack sebelah kiri. Disini ditunjukkan bahwa
apabila kedua beban pada rack tidak sama besar dan pinion ditarik keatas maka akan
terlihat pinion berputar pada porosnya sekaligus mengangkat rack kiri dan kanan tidak
sama tinggi.
7
Gambar 5. Differential Saat Berjalan Lurus
http://my3dauto.com/library/Differential.gif
b) Saat Membelok
Berikut dijelaskan cara kerja differential pada saat kendaraan dalam kondisi
membelok, pada saat itu beban roda kiri lebih besar dari beban roda kanan, apabila
differential case diputar oleh ring gear akibatnya pinion gear akan berputar pada
porosnya, dalam keadaan ini hanya side gear sebelah kanan yang berputar
sedangkan side gear sebelah kiri tidak berputar, sehingga semua putaran
diteruskan pada poros roda sebelah kanan, akibatnya poros roda sebelah kanan
akan berputar lebih cepat dari pada putaran poros sebelah kiri. Pinion gear selain
berputar pada porosnya juga mengelilingi side gear sebelah kiri dan memutar side
gear sebelah kanan.
8
Gambar 7 Cara Kerja differential
Pada gambar 7(a) ditunjukkan pada saat gesekan pada roda kiri dan kanan
sama besar. Putaran propeller shaft di teruskan ke drive pinion dan ring gear yang
terdapat pada differential case. Didalam differential case terdapat pinion gear yang
dihubungkan dengan pinion shaft pada differential case sehingga pinion gear dapat
berputar bebas. Pinion gear ini berkaitan dengan side gear, dimana side gear
melalui alur-alurnya berhubungan dengan poros belakang.
Pada saat gesekan roda kiri dan kanan sama besar maka differential case,
pinion gear dan side gear merupakan satu unit (differential pinion, differential side
gear dan shaft berputar satu unit bersama-sama dengan ring gear) sehingga pada
saat differential case berputar side gear akan berputar dengan arah dan besar
putaran yang sama, pada saat ini pinion gear tidak berputar pada porosnya akan
tetapi hanya berputar bersama-sama dengan differential case. Akibatnya poros
roda belakang akan berputar (searah) putaran side gear.
Pada gambar 7(b) terlihat saat terjadi perbedaan putaran antara roda kiri
yang memiliki beban lebih besar dari roda sebelah kanan dan apabila differential
case diputar oleh ring gear akibatnya pinion gear akan berputar pada porosnya.
Dalam keadaan ini hanya side gear sebelah kanan yang berputar sedangkan side
gear sebelah kiri akan diam atau tertahan, sehingga semua putaran diberikan pada
9
poros roda sebelah kanan. Akibatnya putaran roda sebelah kanan akan lebih cepat
dari pada roda sebelah kiri. Pinion gear selain berputar pada porosnya juga
mengelilingi side gear sebelah kiri dan memutar side gear sebelah kanan.
c) Gear Ratio
Gear ratio yang dimaksud disini adalah perbandingan antara gigi drive
pinion dan ring gear pada differensial atau dapat juga dikatakan bahwa gear ratio
adalah perbandingan jumlah putaran propeller shaft dibagi dengan jumlah putaran
rear axle shaft. Gear ratio pada kendaraan penggerak belakang memiliki final gear
ratio pada gardan atau differential gearnya.
Adapun tujuan dari gear ratio ini adalah untuk memperbesar momen yang
terjadi pada roda belakang, gear ratio ini juga menentukan apakah mobil tersebut
cocok untuk offroad (yang mengutamakan tenaga), cocok untuk dalam kota (yang
mengutamakan kecepatan) atau untuk diperjalanan jauh.
Gear ratio ditentukan dengan membagi jumlah gigi drive pinion dengan
jumlah gigi pada ring gear atau membagi jumlah putaran propeller shaft dengan
jumlah putaran rear axle shaft.
Contohnya : Pada mobil Toyota Kijang LGX yang memiliki jumlah gigi
penggerak (drive pinion) suatu perkaitan roda gigi adalah 8 unit dan jumlah gigi
yang digerakkan (ring gear) adalah 41. Maka gear rationya adalah:
41
Gear ratio : = 5,125 : 1
8
Artinya, jumlah putaran gigi penggerak 5,125 kali lebih besar dari gigi yang
digerakkan, akan tetapi sebaliknya momen yang terjadi pada gigi yang digerakkan
juga 5,125 kali lebih besar dari momen gigi penggerak. Oleh karena itu gear ratio
yang terjadi adalah makin besar momen yang terdapat pada roda belakang.
Maksud lain dari gear ratio yang didapat diatas adalah untuk satu putaran roda
membutuhkan 5,125 putaran gigi pinion (drive pinion). Dengan demikian setiap
putaran mesin yang lebih banyak dikonversikan menjadi torsi dan tenaga, tetapi
hal ini membutuhkan rpm yang tinggi. Differential jenis ini cocok digunakan pada
10
kendaraan yang dipakai untuk offroad karena differential ini meiliki tenaga atau
torsi yang bagus.
4) Perawatan Pada Differential
Perawatan pada differential tidaklah serumit pada komponen-komponen lainya
pada kendaraan ringan. Perawatan yang dilakukan hanya sekedar menukar oli
differential sesuai dengan prosedur penggantian yang berlaku pada masing-masing
kendaraan.
Pada kendaraan ringan, umumnya oli gardan diganti sekitaran 10.000 sampai
dengan 20.000 km atau 2 sampai 3 kali penggantian oli mesin. SAE pada oli
differential harus diperhatikan agar tidak berpengaruh terhadap fungsi gardan.
Untuk mobil yang pemakainya lebih sering di dalam kota, maka disarankan
menggunakan oli multigrade dengan SAE 75-90 atau 80W90. Ini dikarenakan
viskositas oli tersebut lebih encer sehingga tidak memberatkan kinerja differential.
Sedangkan untuk mobil yang beban kerjanya berat atau mobil lawas dapat memilih oli
single grade dengan SAE 0 atau SAE 140.
c. Tugas 1
Buatlah gambar potongan 2 dimensi differential di kertas karton ukuran A3!
d. Tes Formatif 1
1. Jelaskanlah mengapa differential diperlukan dalam sebuah kendaraan!
2. Jelaskanlah konstruksi dari differential
3. Jelaskanlah prinsip kerja dari differential!
4. Jelaskanlah cara kerja dari differential ketika jalan lurus!
5. Jelaskanlah hal-hal yang perlu dilakukan dalam perawatan differential!
11
1) Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan pada differential dengan baik dan benar
sesuai sesuai dengan SOP.
2) Setelah dilakukanya pemeriksaan, diharapkan peserta didik dapat melakukan
perawatan secara berkala pada differential dengan baik dan benar.
b. Uraian Materi
Pemeriksaan dan perawatan pada differential dilakukan untuk tujuan mengetahui,
memeriksa, dan melakukan perawatan komponen sistem starter.
Perawatan pada differential dilakukan untuk memastikan sistem selalu berada
dalam kondisi optimal untuk bekerja. Perawatan ini harus dilakukan secara berkala agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan baik ketika berkendara dalam keseharian atau
dalam saat bepergian jauh.
Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa perawatan pada differential dilakukan
dengan cara mengganti oli secara berkala sesuai dengan buku service kendaraan. Berikut
adalah prosedur penggantian oli pada differential :
1) Sebelum melakukan penggantian oli pantikan mesin dalam keadaan mati dan
kendaraan berada pada tempat yang datar.
2) Periksa oli dan kebocoran, bila ditemukan kebocoran maka perbaiki terlebih dahulu.
3) Buang oli dan isi kembali dengan oli final drive/gardan sesuai dengan spesifikasi,
seperti tampak pada gambar :
4) Kencangkan drain dan filler plug sesuiai dengan moment speksifikasi kekencangan.
a) Fille plug = 5,0 – 7,0 kg-m
b) Drain = 4,0 – 6,0 kg-m
12
Gambar 9. Filler plug dan Drain
c. Tes Formatif 2
1. Jelaskanlah mengapa perawatan pada differential sangat diperlukan!
2. Jelaskanlah langka-langkah dalam penggantian oli differential!
3. Sebutkan kekencangan pada filler plug dan drain!
EVALUASI
A. Kognitif Skill
Jawablah pertanyaan dibawah ini dalam waktu 90 menit
1. Jelaskanlah mengapa differential diperlukan dalam sebuah kendaraan!
2. Jelaskanlah konstruksi dari differential
3. Jelaskanlah prinsip kerja dari differential!
4. Jelaskanlah cara kerja dari differential ketika jalan lurus!
5. Jelaskanlah hal-hal yang perlu dilakukan dalam perawatan differential!
6. Jelaskanlah mengapa perawatan pada differential sangat diperlukan!
7. Jelaskanlah langka-langkah dalam penggantian oli differential!
8. Sebutkan kekencangan pada filler plug dan drain!
13
14
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Toyota (Pedoman Reparasi Mesin Seri K) PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Jakarta
New Step 1 PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Jakarta
New Step 2. Fundamental of Training PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Jakarta.
15