Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MATERI :
MERAWAT DIFRENSIAL

OLEH

JUNITAR KAMISI
19192742710181/3-427-001

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA NUSANTARA RANTEPAO


TAHUN 2019
MENERAPKAN CARA MERAWAT DIFFERENSIAL

Sekolah : SMKS NUSANTARA RANTEPAO


Program Keahlian : TEKNIK OTOMOTIF
Kompetensi Keahlian : TEKNIK KENDARAAN RINGAN
Mata Pelajaran : CASIS DAN PEMINDAH TENAGA
Kelas/Semester : XI / GANJIL

A. Kompetensi Inti

KI3. Menerapkan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,


konseptual, operasional dasar,dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kerjaTeknik Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

KI4. Menerapkan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,


konseptual, operasional dasar,dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kerjaTeknik Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

B. Kompetensi Dasar

3.4 Menerapkan cara perawatan diferensial


4.4 Merawat berkala diferensial

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4.1 Menjelaskan fungsi dan komponen- komponen diferensial
3.4.2 Menjelaskan cara perawatan diferensial
4.4.1 Melakukan pemeriksaan komponen-komponen diferensial
4.4.2 Mempraktekan cara perawatan berkala diferensial

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah berdiskusi dan menggali informasi diharapkan siswa dapat:


1. Menjelaskan fungsi dan komponen- komponen diferensial
2. Menjelaskan cara perawatan diperensial
3. Melakukan pemeriksaan komponen komponen diferensial
4. Mempraktekan cara perawatan berkala diferensial

E. Uraian Materi

Pengertian Gardan (Differential)

Differential atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen


sistim pemindah daya pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga
yang dihasilkan oleh mesin diteruskan ke poros roda. Putaran roda semuanya
berasal dari proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar. Proses
pembakaran inilah yang kemudian akan menggerakkan torak untuk bergerak
naik turun.Gerakan naik turun piston ini menggerakkan poros engkol hingga
berputarl. Gerak putar poros engkol ini akan diteruskan untuk memutar roda
gila / flywheel. Putaran roda gila akan diteruskan untuk memutar kopling
kemudian diteruskan memutar transmisi ke as kopel lalu ke gardan. Gardan
akan meneruskan putaran ini ke as roda dan as roda akan memutar roda,
sehingga kendaraan dapat berjalan. Begitulah urutan perpindahan tenaga
dan putaran dari mesin sampai ke roda, sehingga kendaraan atau mobil
dapat berjalan.

Gambar 3.1
Letak Gardan pada kendaraan

Fungsi Gardan

1. Merubah arah putaran mesin


Dengan adanya gardan pada kendaraan ini, maka tenaga putar yang semula
lurus dari mesin – kopling – transmisi – poros propeller akan diubah menjadi
sebesar 90 derajat sehingga dapat memutar poros roda penggerak

2. Memperbesar momen
Momen adalah tenaga putaran dari sebuah benda yang berputar. Putaran
poros engkol mempunyai tenaga atau momen. Tenaga dari suatu benda yang
berputar dengan cepat adalah kecil, sedangkan tenaga dari benda yang
berputar lambat adalah besar. Seperti kita ketahui bahwa selambat –
lambatnya mesin berputar memiliki kecepatan minimal 600 rpm. Maksudnya
adalah dalam satu menit poros engkol berputar 600 kali. Sedangkan pada
kecepatan tinggii memiliki kecepatan hingga 12.000 rpm, berarti poros
engkol berputar 12.000 kali dalam 1 menit. Agar tenaga dari poros engkol ini
menjadi besar, maka kecepatan putaran dari poros engkol ini harus
diperlambat. Disinilah gardan memperlambat kecepatan putaran dari poros
engkol tersebut, sehingga tenaga putar atau momen menjadi besar dan
mobil dapat bergerak atau berjalan.

3. Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat membelok


Pada saat mobil berbelok, putaran roda bagian dalam cenderung lebih
lambat daripada putaran roda bagian luar. Hal ini dimaksudkan agar mobil
dapat berbelok dengan baik dan tidak slip. Jika kedua roda antara yang kiri
dan kanan selalu sama, maka mobil tak akan membelok. Di sinilah gardan
membuat putaran roda kiri dan kanan tidak sama, sehingga mobil dapat
membelok dengan baik.

4. Sebagai penerus tenaga putar mesin menuju poros penggerak


Gardan selain memiliki fungsi sebagai pembeda gerak antara poros roda
bagian kiri dan kanan juga memiliki fungsi lainnya yakni sebagai penerus
tenaga putar yang dihasilkan oleh mesin menuju poros roda penggerak,
dalam hal ini adalah ban kendaraan.
Nama dan fungsi Komponen Gardan
1. Pinion Penggerak ( Drive Pinion ), berfungsi untuk meneruskan
putaran dari proppeler shaft ke ring gear
2. Roda Gigi Ring ( Ring Gear ), berfungsi untuk meneruskan
putaran dari drive pinion ke differential case
3. Bak Differential ( Differential Case ), berfungsi sebagai dudukan
tempat berdiamnya pinion gear, pin pinion dan side gear
4. Roda Gigi Pinion ( Pinion Gear ), berfungsi untuk membedakan
putaran roda kiri dan kanan pada saat kendaraan berbelok
5. Pin Pinion, berfungsi untuk mengunci pinion gear pada
differential case
6. Roda Gigi Samping ( Side Gear ), berfungsi untuk meneruskan
putaran dari differential ke as roda
7. Bearing, berfungsi sebagai bantalan
8. Tutup Bantalan ( Bearing Cap ), berfungsi untuk mengunci
bantalan, dan untuk mengunci differential case ke differential
carier
9. Mur penetel ( Adjusting Nut ), berfungsi untuk menyetel
keregangan antara gear drive pinion dengan ring gear
10. Plate Pengunci, berfungsi sebagai palte pengunci baud ring
gear pada differential case
11. Differential Carier ( Rumah Gardan ) berfungsi untuk
berddiamnya semua komponen gardan

Cara Kerja Gardan adalah sebagai berikut :


1. Pada saat mobil berjalan lurus
Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama – sama dalam
kecepatan putaran yang sama. Dan juga beban yang ditanggung roda kiri dan roda kanan adalah
sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive
pinion. Drive pinion akan memutar ring gear, dan ring gear bersama-sama dengan differential
case akan berputar. Dengan berputarnya differential case, maka pinion gear akan terbawa
berputar bersama dengan differential case karena antara differential case
dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda kanan
adalah sama saat jalan lurus, maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan side gear kiri
untuk berputar dalam satu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya pinion gear tidak
berputar, pinion gear hanaya membawa side gear untuk berputar bersama-sama dengan
differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case berputar satu kali,
maka side gear juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya dalam keadaan lurus. Putaran
side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan asroda dan kemudian
menggerakkan roda.
2. Pada saat kendaraan membelok :
a. Belok kanan
Pada saat kendaraan berbelok kanan maka akan ada tahanan pada roda kanan dan
kemudian poros axle sebelah kanan juga tertahan sehingga side gear kanan pada
differential case juga tertahan. Akibatnya side gear sebelah kiri akan berputar lebih cepat
sehingga roda kiri RPMnya lebih besar dibanding RPM roda kanan (RPM A > RPM B).

b. Belok kiri
Pada saat kendaraan berbelok kiri maka akan ada tahanan pada roda kiri dan kemudian
poros axle sebelah kiri juga tertahan sehingga side gear kiri pada differential case juga
tertahan. Akibatnya side gear sebelah kanan akan berputar lebih cepat sehingga roda
kanan RPMnya lebih besar dibanding RPM roda kanan (RPM A < RPM B).
3. Salah satu roda masuk Lumpur.
Jika kendaraan terjebak dijalan yang berlumpur dan saat salah satu roda masuk lumpur, maka
bagian roda yang masuk kedalam lumpur tersebut akan memiliki tahanan yang lebih besar
dibanding bagian roda yang tidak terjebak kedalam lumpur. Maka kecepatan putar roda yang
terjebak didalam lumpur akan lebih lampat dibanding roda yang tidak terjebak kedalam lumpur.

Cara perawatan Difrensial / Gardan


Merawat gardan sebenarnya sangat mudah, yaitu dengan mengganti oli gardan/differential secara
rutin tiap 10.000 Km. Namun banyak orang yang menyepelekan, lupa atau bahkan tidak tahu
bahwa didalam gardan ada olinya. Kita harus mengusahakan mengganti oli gardan dengan segera
jika sudah waktunya mengganti oli gardan sebelum gardan mengalami kerusakan yang akhirnya
juga membuat kita mengalami kerugian karena harus melakukan servis ke bengkel.

Oli gardan berfungsi sebagai pelumas gear yang ada di dalam gardan, gear yang terus bergesekan
dan rentan aus dilindungi oleh oli. Oli juga memiliki banyak fungsi yaitu untuk mendinginkan
gardan dan penyekat.

Pemeliharaan/servis gardan dan komponen-komponennya dengan menggunakan


metode dan peralatan yang tepat sesuai dengan spesifikasi.
1) Pelepasan unit rumah deferensial pada rumah poros roda belakang.
 Angkat kendaraan dan disangga dengan Jack (penyangga) pada rangka.
 Lepaskan roda.
 Keluarkan minyak/oli diferensial.
 Lepaskan poros propeler.
 Lepaskan sensor kecepatan ABS (jika ada).
 Lepaskan klip pengikat kabel rem parkir dan lepaskan bagian equalizer
 Lepaskan mur pemegang dudukan bantalan poros roda.
 Lepaskan poros-poros roda, pastikan tidak merusak seal oli.
 Lepaskan baut dan mur pengikat unit diferensial.
 Lepaskan unit diferensial

2) Pembongkaran unit deferensial.


 Menggunakan pegangan rumah deferensial, dan perbaiki diferensial
diatas bangku/meja kerja.

 Sebelum dibongkar terlebih dahulu periksa / ukur celah kebebesan kontak


gigi pinion dengan gigi krona.

 Beri tanda pada sisi penutup bantalan dan rumah diferensial kemudian lepas
tutup bantalan.
 Lepaskan baut penutup bantalan.

 Lepaskan unit diferensial.


 Lepaskan bantalan saming (jika dianggap perlu/rusak), jika tidak diberi label
pada outer race bantalan sisi kanan dan kiri agar tidak tertukar posisi pada
saat pemesanan kembali.
 Lepas bantalan samping (jika perlu/rusak) menggunakan Side bearing
puller.

 Beri tanda, lepas baut pengikat gigi korona secara bertahap dan menyilang.
 Lepas gigi korona ( Jangan memukul di satu tempat hingga lepas )

 Lepaskan pin pengunci, jaga staking pada pin pengunci, gunakan


pin diameter 5 mm (0,20 in).

 Lepaskan pin silang (poros gigi planet), gunakan batang logam lunak dan
palu.
 Lepas gigi pinion.
 Lepas roda gigi samping.
 Lepas thrust washer
Keterangan :
1. Pinion Gear
2. Thrust Washer
3. Side Gear
4. Cross Pin
5. Ring Gear
6. Bolt
7. Differential Cage
8. Lock Pin

 Lepas shim penyetel, perhatikan ketebalan dan posisi shims yang dilepas.
 Lepaskan mur flange dengan menahan flenge dengan Holder pinion flange.

 Lepaskan unit pinion drive menggunakan batang logam lunak dan diktok
dengan palu.
 Lepaskan bantalan dalam pada pinion drive jika perlu/rusak menggunakan
separator dan ditekan (pres).

 Lepas shim penyetel ketinggian pinion.


 Lepas outer race bantalan.
 lepas seal oli/minyak.
 Lepas bantalan luar.
 Lepaskan outer race bantalan dalam (1) dan bantalan luar (2) dengan
menggunakan bilah dan palu.

3) Pemeriksaan dan Perbaikan


Perbaiki atau ganti komponen yang diperlukan jika terjadi keausan, kerusakan, korosi
atau kondisi abnormal lainnya yang ditemukan saat pemeriksaan.
Periksa bagian berikut ini:
1. Ring gear, pinion gear.
2. Bearing.
3. Side gear, pinion gear, cross pin.
4. Rumah diferensial.
5. Thrust washer.
6. Seal oli.
4) Perakitan unit deferensial.
 Gunakan bilah dan palu pasang outer race depan dan belakang.
 Paasang bantalan poros pinion dengan ring pembatas lama dan perhatikan posisi
ring pembatas sisi miring menghadap ke gigi pinion.

 Pasang poros pinion dengan pengencangan sesuai spesifikasi pada buku pedoman
perbaikan, dan jangan lupa memasang pipa pembatas.

 Ukur preload bantalan dengan menggunakan torsi meter. Perhatikan pembacaan


skala yang diperlukan untuk memutar flens.

 Mengukur/kontrol tinggi pinion sesuai dengan spesifikasi pada buku pedoman


perbaikan.
 Dengan penitik, ketok mur flens pada dua titik.

 Pasang thrust washer.


 Pasang roda gigi samping.
 Pasang perlengkapan pinion dengan menghubungkannya dengan
roda gigi samping, sambil memutar kedua roda gigi pinion secara bersamaan
ke arah yang sama.

 Pasang pin silang (poros gigi planet).


o Pastikan lubang pada pin silang segaris dengan lubang pin kunci pada rumah
diferensial.

o Periksa/ukur celah antara gigi planet dengan rumah diferensial : (spesifikasi


lihat pada buku pedoman perbaikan) dan gigi-gigi harus dapat berputar tanpa
terasa ada hambatan.
o Ukur backlesh antara gigi samping dan roda gigi pinion.

 Pasang pin kunci. Setelah pemasangan pin kunci, ketok rumah transmisi untuk
mengunci pin pengunci.

 Pasang gigi korona, momen pengencangan sesuai dengan buku pedoman


perbaikan.
Perhatikan ! :
o Jangan lupa memasang pengunci baut.

o Kencangkan baut dalam urutan diagonal seperti pada gambar dan beratahap.
.

 Pasang bantalan samping pada unit diferensial dengan ketebalan shims sesuai
dengan spesifikasi pada buku pedoman perbaikan. Topang sisi yang berlawanan
dengan pilot untuk mencegah kerusakan bantalan.

 Masukkan unit diferensial dengan outer race ke sisi dudukan bantalan.

 Pasang tutup bantalan dan sejajarkan dengan tanda yang dibuat pada saat
pembongkaran.
 Kencangkan baut tutup bantalan samping dengan torsi sementara ± 2/3 dari yang
tertera pada buku pedoman perbaikan.

 Setel celah bebas (backlesh) antara gigi korona dengan gigi pinion sesuai dengan
buku pedoman perbaikan.
 Kencangkan baut tutup dudukan bantalan samping dengan momen pengencangan
sesuai dengan buku pedoman perbaikan.
 Ukur run-out ring gear.

 Periksa permukaan kontak, oleskan cairan pewarna/cat tidak permanen pada gigi
korona kemudian diputar hingga tampak bekas kontak permukaan gigi.

Contoh permukaan kontak dan penyetelannya


 Kencangkan baut tutup.
Torsi: 108 N · m (11.0kg · m)

F. Soal Latihan
1. Berikut ini adalah fungsi dari difrensial pada kendaraan ringan :
a. Sebagai penghubung sudut.
b. Sebagai peningkatan moment putar.
c. Sebagai pengatur putaran roda-roda penggerak.
d. Sebagai pengatur momen putar.
2. Sebuan deferentsial unit jika dilihat keausan gigi pinion terlihat pada bagian ujung
gigi bagian dalam seperti pada gambar, kemungkinan penyebabnya adalah :

a. backless pinion gear dengan ring gear besar.


b. Pinion gear terlalu tinggi
c. pinion gear terlalu rendah.
d. Free load pinion gear lebih besar dari spesifikasi

3. Rasio final drive dapat ditemukan dengan membagi jumlah gigi cincin (ring gear)
dengan jumlah gigi pada….
a. gigi cicing.
b. gigi pinion.
c. gigi samping.
d. gigi planet.
4. Pada deferensial planetary gear tidak beputar, sehingga kedua roda gigi samping
akan berputar pada kecepatan yang sama (terbawa bersama-sama dengan rumah
diferential), peristiwa ini terjadi ketika
a. ketika salah satu roda slip
b. ketika kendaraan belok kiri
c. ketika kendaraan belok kanan
d. ketika kendaraan bergerak lurus.
5. Jika kita merakit final drive setelah mendapatkan tinggi pinion maka berikutnya kita
menyetel ....
a. kontak gigi
b. pree load crown wheel
c. pree load pinion.
d. backless

RUBRIK PENILAIAN PENGETAHUAN MENERAPKAN CARA MERAWAT DIFERENSIAL

NO JAWABAN INDIKATOR PENILAIAN SKOR


1 B  Jika jawaban benar 1
nilainya 1 ( satu)
 jika jawabannya salah
nilainya nol. ( nol)
2 B  Jika jawaban benar 1
nilainya 1 ( satu)
 jika jawabannya salah
nilainya nol. ( nol
3 A  Jika jawaban benar 1
nilainya 1 ( satu
 jika jawabannya salah
nilainya nol. ( nol
4 D  Jika jawaban benar 1
nilainya 1 ( satu)
 jika jawabannya salah
nilainya nol. ( nol
5 C  Jika jawaban benar 1
nilainya 1 ( satu)
 jika jawabannya salah
nilainya nol. ( nol

Skor PG x100%
Mengetahui Makasar, 16 0ktober 2018
Kepala SMKS NUSANTARA Guru Mata Pelajaran,
RANTEPAO

JUNITAR KAMISI’SPd
Dra.ESTER MINNA’P. MPd NIP.19800610 2009 04 1 001

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim (1994). Training Manual Drive Train Group, Jakarta :
Penerbit PT. Toyota-Astra Motor.
2. Anonim (tt). Step 2 Materi Pelajaran Chassis Group, Jakarta :
Penerbit PT. Toyota-Astra Motor.
3. Anonim (2004). N-Step Step 2 Chasis Training Materials Text, Jakarta
Penerbit PT. NISSAN.
4. Anonim (2003). Training Textbook-Technician’s B2, Jakarta :
Penerbit PT. HINO MOTORS SALES INDONESIA.
5. Karim Nice (2000). How Differential Work, www. howstuffworks.com

Anda mungkin juga menyukai