Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“DIFERENTIAL/GARDAN & SISTEM PENGGERAK”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

 A. HANIPUL MUKHTAR  AGUS SUPRIANTO


 ABDUL GHOPAR  N. NURKHOLIPAN
 ADITIA YUSUF SETIADI  TEDI FEBRI SAPUTRA
 A. DWI MUZAKI

SMK BINA NUSANTARA MARGASARI


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. atas rahmat serta
hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“DIFFERENTIAL/GARDAN Dan SISTEM PENGGERAK”. Makalah ini berisikan tentang
pengertian, fungsi, serta komponen-komponen gardan. Makalah ini diharapkan menambah
pengetahuan tentang perbaikan dan perawatan differential.

Dikesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu bembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat kurang sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang dapat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan. Laporan ini mudah
mudahan dapat berguna bagi para pembaca, dan memperluas wawasan tentang perawatan dan
perbaikan differential/gardan.

Margasari, Mei 2018

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang .................................................................................... 1


B.Tujuan Penulisan.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Differensial/Gardan............................................................ 2
B.Fungsi Gardan...................................................................................... 2
C.Cara Kerja Gardan................................................................................ 3
D.Komponen-Komponen Gardan............................................................ 9
BAB III PEMBAHASAN
A.Sistem Penggerak ................................................................................ 11
B.Capaian Pembelajaran Khusus............................................................. 12
C.Perawatan dan Penyervisan ................................................................. 12

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan.......................................................................................... 27
B.Kritik dan Saran................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bagian dari mobil juga bernama diffrential yang oleh montir dinamai gardan.
Kerewelan pada bagian ini biasanya dikatakan “gardan bunyi” atau “gardan rontok”.
Bagian mobil ini memang termasuk paling sulit khususnya menyangkut prosedur
penyetelan gigi gardan yang terdiri dari ring gear dan drive pinion. Penyetelan pada
bagian ini harus menggunakan alat-alat pengukur seperti timbangan dan cat. Berapa berat
gesekan putaran sesuatu bagian setelah dikeraskan dengan kunci juga dalam ukuran
kekerasan berapa besar Kg/cm2. Kalau sudah menyangkut penyetelan kedua bagian ini
penulis sarankan untuk dikerjakan saja pada bengkel- bengkel dealer atau montir yang
sudah berpengalaman dengan catatan mempunyai peralatan lengkap.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah tentang sistem differensial atau gardan adalah:
- Mengetahui tentang pengertian diffrerensial/gardan
- Fungsi Gardan
- Cara kerja gardan
- Mengetahuai tentang komponen-komponen gardan
- Kerusakan-kerusakan pada garden
- Mengetahui cara kerja dan kerusakan pada Sistem Penggerak

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Differensial/Gardan
Differential atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang
berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke poros roda . Sekedar untuk mengingatkan
Anda , bahwa putaran roda semuanya berasal dari proses pembakaran yang terjadi dalam
ruang bakar. Proses pembakaran inilah yang kemudian akan menggerakkan piston untuk
bergerak naik turun . Lalu gerak naik turun piston ini akan diteruskan untuk memutar
poros engkol . Gerak putar poros engkol ini akan diteruskan untuk memutar roda gila /
flywheel. Putaran roda gila akan diteruskan untuk memutar kopling kemudian diteruskan
memutar transmisi ke as kopel lalu ke gardan . Gardan akan meneruskan putaran ini ke as
roda dan as roda akan memutar roda, sehingga kendaraan dapat berjalan. Jadi dapat Anda
ingat kembali urutan perpindahan tenaga dan putaran dari mesin sampai ke roda ,
sehingga kendaraan atau mobil dapat berjalan.

B. Fungsi Gardan
Fungsi dari garden antara lain:
- Merubah arah putaran mesin : Sebagaimana Anda ketahui bahwa posisi mesin
pada mobil untuk truck atau khusunya mobil yang menggunakan as kopel, memiliki
posisi mesin yang memanjang ke depan . Sehingga arah putaran dari roda gila jelas
tidak searah dengan arah putaran roda. Maka gardan inilah yang membuat arah dari
putaran mesin menjadi searah dengan arah putaran roda ( yaitu maju ke depan )
- Memperbesar momen : Momen adalah tenaga putaran dari sebuah benda yang
berputar. Putaran poros engkol mempunyai tenaga atau momen . Tenaga dari suatu
benda yang berputar dengan cepat adalah kecil , sedangkan tenaga dari benda yang
berputar lambat adalah besar. Seperti kita ketahui bahwa selambat – lambatnya mesin
berputar memiliki kecepatan minimal 600 rpm. Maksudnya adalah dalam satu menit
poros engkol berputar 600 kali. Sedangkan pada kecepatan tinggii memiliki
kecepatan hingga 12.000 rpm , berarti poros engkol berputar 12.000 kali dalam 1
menit. Agar tenaga dari poros engkol ini menjadi besar , maka kecepatan putaran dari
poros engkol ini harus diperlambat. Di sisnlah gardan memperlambat kecepatan
putaran dari poros engkol tersebut, sehingga tenaga putar atau momen menjadi besar
dan mobil dapat bergerak atau berjalan.
- Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat membelok : Pada saat mobil
berbelok , putaran roda bagian dalam cenderung lebih lambat daripada putaran roda
bagian luar. Hal ini dimaksudkan agar mobil dapat berbelok dengan baik dan tidak
slip. Jika kedua roda antara yang kiri dan kanan selalu sama, maka mobil tak akan
membelok. Di sinilah gardan membuat putaran roda kiri dan kanan tidak sama ,
sehingga mobil dapat membelok dengan baik.
2
Jadi jelaslah bahwa gardan memiliki fungsi yang sangat penting pada mobil , sehingga
mobil tersebut dapat berjalan dengan baik. Adapun komponen – komponen utama gardan
adalah sebagai berikut :

- Final gear : terdiri atas ring gear dan drive pinion .


- Differential gear : terdiri atas pinion gear , side gear dan differential carrier.

C. Cara Kerja Gardan


Fungsi utama gardan adalah membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat mobil
sedang membelok.Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat membelok dengan baik tanpa
membuat kedua ban menjadi slip atau tergelincir. Untuk mempelajari cara kerja gardan
berikut ini.
Adapun cara kerja gardan adalah sebagai berikut :

1. Pada saat mobil berjalan lurus


Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama - sama
dalam kecepatan putaran yang sama.Dan juga beban yang ditanggung roda kiri dan
roda kanan adalah sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel akan
diteruskan untuk memutar drive pinion . Drive pinion akan memutar ring gear , dan
ring gear bersama - sama dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya
differential case , maka pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan

3
differential case karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan
pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan
lurus , maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan side gear kiri untuk
berputar dalam satu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya pinion gear
tidak berputar , pinion gear hanaya membawa side gear untuk berputar bersama -
sama dengan differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential
case berputar satu kali , maka side gear juga berputar satu kali juga , demikian
seterusnya dalam keadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan
untuk menggerakkan as roda dan kemudian menggerakkan roda.

2. Pada saat kendaraan membelok


Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian dalam
adalah lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar . Misalkan
sebuah mobil sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar
daripada beban roda kanan. Dengan demikian urutan perpindahan tenaganya adalah
sebagai berikut ; P:utaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive pinion .
Drive pinion akan memutar ring gear . Dengan berputarnya ring gear maka
differential case akan terbawa juga untuk berputar. Karena beban roda kiri lebih besar
dari roda kanan saat belok ke kiri , maka side gear sebelah kiri akan memberi
perlawanan terhadap pinion gear untuk tidak berputar . Gaya perlawanan dari side
gear kiri ini akan membuat pinion gear menjadi berputar mengitari side gear kiri.
Dengan berputarnya pininon gear , maka side gear kanan akan diputar oleh pinion
gear. Sehingga side gear kanan akan berputar lebih cepat dari side gear kiri. Gerakan
side gear ini akan diteruskan ke as roda kemudian ke roda. Untuk roda kanan akan
berputar lebih cepat daripada roda kiri karena side gear kanan berputar lebih cepat.

4
Penggerak Sudut
1) Bagian – bagian poros penggerak aksel

- Rumah Penggerak Aksel


- Gigi Pinion
- Gigi Korona
- Gigi Kerucut Samping/Matahari
- Rumah Differensial
- Poros Gigi Kerucut Antara
- Gigi Kerucut Antara/Planet
- Mounting Rumah Penggerak aksel
- Tutup Debu
- Poros Aksel
- Penghubung Bola/Penghubung CV
- Bantalan Rumah Diferensial
- Bantalan Poros Pinion
- Sil Oli

2) Penggunaan
Kendaraan dengan motor memanjang, untuk meneruskan putaran ke roda-roda
diperlukan penggerak sudut. Karena arah putaran motor berbeda dengan arah putaran
roda – roda

3) Fungsi :

 Merubah arah putaran dari arah putaran mesin ke kanan ( a ) menjadi arah
putaran maju ( b ) ke roda – roda
4) Jenis Penggerak Sudut
Pada saat sekarang penggerak aksel hanya menggunakan penggerak sudut roda
korona. Tetapi pada sistem lama, misalnya merek PEUGEOT menggunakan
penggerak roda cacing.

5
Perbandingan gigi pada : • Sedan station antara 3,5 : 1 s/d 4,5 : 1
- Truk antara 5 : 1 s/d 12 : 1

Jenis biasa:
Sumbu poros pinion segaris dengan aksis roda korona Konstruksi ini hanya
digunakan pada truk
Kerugian :
- Suara tidak halus
- Gaya pada gigi besar ( Konstruksi Berat )

Jenis Hypoid
Sumbu poros pinion tidak segaris dengan aksis roda korona
Konstruksi ini : Digunakan pada sedan, station dan truk
Keuntungan :
- Suara halus
- Permukaan gigi yang memindahkan gaya lebih besar
- Poros penggerak ( Gardan ) lebih rendah
Kerugian :
- Perlu oli khusus GL 4 atau GL 5
- Gesekan antara gigi lebih besar

6
5) Bentuk Gigi

Dari bentuk giginya, roda korona ada 2 macam


• Klingenberg
• Gleason

Klingenberg
• Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar sama (A=B)
• Disebut gigi spiral karena bentuk gigi sebagian dari busur spiral
• Kebanyakan digunakan pada mobil Eropa dan Jepang

Gleason
• Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar tidak sama (a?b)
• Disebut gigi lingkar karena bentuk – bentuk gigi sebagian dari busur lingkaran
• Kebanyakan digunakan pada mobil Amerika

6) Penyetelan Penggerak Aksel

a. Tinggi pinion
Untuk mendapatkan posisi gigi pinion yang tepat terhadap gigi roda korona
b. Pre – load pinion
Agar keausan bantalan tidak menyebabkan
kebebasan bantalan
c. Celah bebas gigi roda korona ( Back Lash )
Roda korona dapat berputar dengan baik/halus
dan tidak menimbulkan suara persentuhan gigi
atau suara dengung
d. Pre – load bantalan rumah diferensial
( Keseluruhan )
Agar keausan bantalan tidak menimbulkan
kebebasan bantalan / gerak aksial roda korona
e. Memeriksa Persinggungan gigi

7
Untuk menempatkan posisi permukaan kontak gigi pinion dan roda korona benar
( di tengah – tengah ) sehinggga suara halus dan keausan merata

7) Bentuk Rumah Aksel ( Penggerak Aksel )


Dari bentuk rumah penggerak aksel dapat dibedakan tiga macam:

a. Aksel Banjo

Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona kurang
kuat, biasa digunakan pada kendaraan sedan, Station dan Jep

b. Aksel Spicer

Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona jenis
ini sering digunakan pada jeep dan truk
c. Aksel Terompet

Rumah bantalan merupakan satu kesatuan yang kokoh dengan rumah aksel, jenis
ini paling kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona biasanya
digunakan pada jenis kendaraaan berat jarang lagi digunakan pada kendaraan,
karena :
• Konstruksi rumit
• Penyetelan sulit
• Harga mahal

D. Komponen-Komponen Gardan

Pada mobil dengan mesin di depan dan penggeraknya roda belakang, tenaga putar dari
poros output transmisi dipindahkan ke poros roda belakang dengan bantuan poros gardan
(propeller shaft).

8
Poros gardan dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga putar dari transmisi ke
diferensial (gardan) dengan lembut tanpa dipengaruhi perubahan-perubahan sudut(naik-turun)
diferencial akibat ketidak rataan permukaan jalan dan besarnya beban. Bagian poros gardan yang
menyerap perubahan-perubahan sudut tersebut. adalah universal joint

DIFERENSIAL
Diferensial (gardan) berfungsi membagi dan memindahkan
tenaga ke roda roda kiri dan kanan.

memperlihatkan
konstruksi dasar sebuah diferensial.

Ketika kendaraan membelok, kedua. roda gigi pinion turut berputar dengan tempatnya dan juga
berputar pada porosnya, sehingga memberi lebih banyak putaran pada roda sebelah luar.

9
Tetapi ketika kendaraan berjalan lurus, kedua roda gigi pinion tidak berputar pada porosnya,
walaupun ia turut berputar dangan rumahnya (case), sehingga kedua. roda berputar dengan
kecepatan sama

10
BAB III

SISTEM PENGGERAK

A. Sistem Penggerak

 Jenis-jenis Sistem Penggerak Kendaraan

Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena ada sistem yang memindahkan tenaga/
momen/ putarandari mesin ke roda - roda. Kendaraan ditinjau dari sistem pemindah
tenaganya dikelompokkan menjadi beberapa tipe/ jenis, yaitu :

a) Front Engine Rear Drive (FR)

Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda belakang dinamakan tipe
Front Engine Rear Drive (FR). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi:
kopling (clutch), transmisi (transmission), drive shaft/propeller shaft, differential, rear axle
dan roda (wheel)

Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FR

b) Front Engine Front Drive(FF)

Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda depan dinamakan tipe
Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi:
kopling (clutch), transmisi (transmission), differential, front axle dan roda (wheel).

Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FF

11
c) Rear Engine Rear Drive (RR)

Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan roda belakang dinamakan


tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah tenaga kendaraan tipe ini sama dengan tipe
Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi:
kopling (clutch), transmisi (transmissions), differential, rear axle dan roda (wheel).

d) Four Wheel Drive (FWD)

Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan roda belakang dinam akan
tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD atau AWD ). Komponen-
komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission),
transfer, dan terbagi menjadi dua. Pertama ke front drive shaft (front propeller shaft),
front differential , front axle dan roda depan (front wheel), sedangkan yang kedua ke rear
drive shaft, rear differential, rear axle dan roda belakang (rear wheel).

Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FWD

B. Capaian Pembelajaran Khusus

Dengan mempelajari tentang poros proppeler diharapkan:

 Siswa mampu memelihara/servis unit poros proppeler dan komponen-komponennya.

 Siswa mampu memperbaiki unit poros proppeler dan komponen-komponennya.

 Siswa mampu melakukan Overhoul unit poros proppeler dan komponen-


komponennya.

C. Perawatan dan Penyervisan

Pembelajaran poros proppeler mudah dimengerti jika mahasiswa belajar sambil menghadapi
unit poros proppeler yang dipelajari. Untuk hal ini sebaiknya pembelajaran dilakukan diruang
teori bengkel atau setelah selesai teori mahasiswa dihadapkan ke unit poros proppeler yang
dipelajari.
12
Memelihara unit poros penggerak roda/proppeler dan komponen-komponennya

1. Propeller Shaft

Pada kendaraan tipe FR (front engine rear drive) dan FWD/AWD (four wheel drive),
untuk memindahkan tenaga mesin dari transmisi ke differential, diperlukan propeller shaft
atau sering juga disebut sebagai drive shaft. Panjang pendeknya propeller shaft tergantung
dari panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeller dibagi menjadi beberapa
bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik. Suspensi kendaraan
mengakibatkan posisi differential selalu berubah-ubah terhadap transmisi, sehingga
propeller harus dapat menyesuaikan perubahan sudut dan perubahan jarak, agar tetap
mampu meneruskan putaran dengan lancar. Mekanisme atau komponen tersebut adalah
universal joint atau sering disebut U-joint.

Bentuk-bentuk propeller shaft

2. Universal joint

Kondisi jalan mempengaruhi kerja suspensi dan berakibat pada posisi differential
selalu berubah-ubah terhadap transmisi. Universal joint dipakai untuk mengatasi kondisi
tersebut agar poros selalu dapat berputar dengan lancar, sehingga universal joint harus
mempunyai syarat: dapat mengurangi resiko kerusakan propeller saat poros bergerak naik/
turun, tidak berisik atau berputar dengan lembut, konstruksinya sederhana dan tidak mudah
rusak. Dilihat dari konstruksinya, universal joint dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:

13
a) Hook Joint

Konstruksi Hook Joint

Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena selain
konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan konstan.
Konstruksi hook joint adalah seperti gambar di atas. Ada dua tipe hook joint yaitu shell
bearing cup type dan solid bearing cup type. Pada tipe shell bearing cup universal
joint tidak bisa dibongkar sedangkan pada tipe solid bearing cup bisa dibongkar.
Ilustrasi konstruksi kedua tipe universal joint tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut :

Konstruksi hook joint tipe shell bearing cup

Konstruksi hook joint tipe solid bearing cup

14
b) Flexible Joint

Konstruksi Flexible Joint

Konstruksi dari universal joint model flexible joint dapat dilihat pada gambar di atas.
Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik dan tidak memerlukan
minyak/ grease.

c) Trunion Joint

Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan slip joint, namun hasilnya
masih dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan. Konstruksinya dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Konstruksi Trunion Joint

d) Uniform Velocity Joint

Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baik, sehingga dapat
mengurangi getaran dan suara bising. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

Konstruksi Uniform Velocity Joint

15
e) Slip Joint

Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros out-put transmisi terdapat
alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft
sesuai dengan jarak output transmisi dengan differential. Konstruksinya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Konstruksi Slip Joint

3. Center Bearing

Merupakan unit yang dipasang pada ujung propeller shaft depan (intermediate shaft)
dan menempel pada body melalui bracket. Center bearing berfungsi sebagai tumpuan
antara pada poros propeller yang panjang (3-joint type) untuk mengurangi kemungkinan
poros propeller melengkung/bengkok, untuk meredam bunyi dan getaran pada saat
propeller shaft bekerja.

Konstruksi Center Bearing

 Memperbaiki unit proros proppeler dan komponen-komponennya

 3.3.2.1 Diagnosa dan perbaikan kerusakan unit proros proppeler

Perawatan yang dilakukan pada propeller shaft adalah memberikan pelumasan


dengan grease pada universal joint. Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah suatu
kerusakan atau untuk memastikan penyebab suatu keusakan. Pemeriksaan pencegahan
atau perawatan dilaksanakan secara berkala dan rutin untuk memeriksa/menjaga kondisi
komponen dan kerjanya. Sedang pemeriksaan guna memastikan penyebab kerusakan
harus dilakukan dengan betul-betul cermat dan perlu analisa kasus dan perlu pemeriksaan

16
komponen dengan urutan yang cepat, tepat dan benar. Berikut dicontohkan, diagram
analisa dan urutan pemeriksaan:

a) Bunyi dari propeller shaft

Bagan alir diagnosis

Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukan pendengaran yang baik, ketelitian dan


kecermatan yang tinggi, karena pada kendaraan akan terdapat sumber bunyi yang komplek
sehingga kalau tidak cermat sering terkecoh pada bunyi-bunyi yang lain.

b) Getaran dari propeller shaft

Bagan alir diagnosis

17
 Prosedur perbaikan dan pemeriksaan pada unit proros proppeler

Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada propeller shaft harus dilaksanakan
secara teliti dan cermat, dengan mengangkat roda penggerak, dan menghidupkan mesin
pada posisi gigi transmisi masuk. Naikkan putaran mesin secara bertahap dan amati
getaran dan bunyi dari propeller shaft. Jika ditemukan adanya getaran atau bunyi dari
propeller shaft maka lakukan pemeriksaan baut –baut pengikat dan atau lepaskan unit
propeller dan lakukan pemeriksaan komponen.

Bagian–bagian poros propeller

Pemeriksaan komponen dilakukan dengan melepas unit propeller, yakni dengan


melepas baut pengikat flange yoke ke differential dan melepaskan center bearing (pada
propeller 3 joint). Setelah propeller terlepas lakukan pemeriksaan :

(1). Kebengkokan poros propeller depan dan belakang.

Dengan menggunakan V-blok dan dial tester indicator ukurlah run-out


poros(kebengkokan). Run-out max. = 0.8 mm

Pemeriksaan kebengkokan poros propeller

18
(2). Keausan dan kekocakan bantalan spider.

Putar spider dan pastikan bahwa tidak ada hambatan saat berputar. Periksa juga
kebebasan aksial spider bearing oleh putaran yoke ketika tertahan poros dengan kuat.
Kebebasan axial maximum. 0,05 mm.

Pemeriksaan keausan dan kekocakan bantalan spider

(3). Periksa clearance antara universal joint spider dan needle roller bearing

Pengukuran clearance spider bearing

(4). Keausan dan kerusakan center support bearing

Periksalah bahwa bearing dapat berputar dengan bebas tanpa hambatan namun
tidak longgar/ goyang/ kocak.

Pemeriksaan keausan center support bearing

(5). Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke

Lakukan pengamatan secara visual terhadap kondisi spline. Lakukan pengujian


dengan memasangkan sleeve yoke ke poros lalu putar bolak-balik sleeve yoke dan

19
gerakkan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi kekocakan yang berlebihan
tetapi bisa bergerak maju mundur dengan lancar.

Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke

(6). Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke
propeller belakang.

Menggunakan metode yang sama dengan di atas lakukan pengecekan alur-alur


ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller belakang

Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller

(7). Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center bearing.

Lakukan pengamatan terhadap kondisi karet bushing maupun karet penutup


debu pada center bearing.

(8). Pemeriksaan keseimbangan poros propeller.

Menggunakan alat khusus (roller instrument) lakukan pengecekan ketidak


seimbangan poros propeller. Bila ditemukan tidak seimbang (unbalance) maka
lakukan balancing dengan memasang bobot pemberat tertentu.

20
 Overhoul unit poros proppeler

1. Gambar komponen-komponen Poros Propeller.

Komponen poros propeller

2. Pemeriksaan Poros Propeller.

a. Periksa poros propeller dari kerusakan atau kebengkokan.

- Kebengkokan maksimum : 0,8 mm.

- Hasil pengukuran : ………….. mm.

- Kesimpulan : ……………………………………………

Bila kebengkokan poros lebih besar dari nilai maksimum gantilah poros.

Pemeriksaan kebengkokan poros proppeler

b. Periksa bantalan spider.

1) Periksa bantalan spider dari keausan atau kerusakan.

2) Periksa gerak bebas aksial bantalan spider dengan memutar yoke sambil menahan
kuat poros propeller.

- Gerak bebas aksial bantalan: > dari 0,05 mm.

- Hasil pengukuran:…………….mm.
21
- Kesimpulan:………………………………………………………………

Bila gerak bebas aksial bantalan lebih besar dari nilai maksimum, gantilah bantalan
spider.

Pemeriksaan gerak bebas aksial

3. Penggantian Bantalan Spider.

a. Buatlah tanda pada poros dan flens atau yoke.

Penggantian bantalan spider

b. Lepas snap ring.

1) Pukul sedikit luncuran luar bantalan masuk.

2) Menggunakan dua obeng, lepas empat snap ring dari alurnya.

Melepas snap ring dari alurnya

c. Lepas bantalan spider.

1) Menggunakan SST, tekan bantalan keluar dari poros propeller.


22
CATATAN: Naikkan bagian yang bertanda A secukupnya, sehingga tidak
menyentuh bantalan.

Melepas bantalan spider

2) Jepitlah luncuran luar bantalan pada ragum dan pukul poros propeller dengan palu.

CATATAN: Lepas bantalan pada sisi yang berlawanan dengan prosedur yang sama.

Melepas bantalan dengan palu

3) Pasang dua luncuran luar bantalan pada spider.

4) Menggunakan SST, tekan bantalan keluar dari yoke.

Melepas bantalan dari yoke

5) Jepitlah luncuran luar bantalan pada ragum dan pukul-lah yoke dengan palu.

CATATAN: Lepas bantalan pada sisi yang berlawanan, dengan prosedur yang
sama.

23
Melepas bantalan dari yoke dengan arah berlawanan

d. Pasang bantalan spider.

1) Oleskan gemuk pada spider dan bantalan.

CATATAN: Lepas bantalan pada sisi yang berlawanan, dengan prosedur yang
sama.

Mengoleskan gemuk pada spider dan bantalan

2) Tepatkan tanda pada yoke dan poros.

Memberi tanda pada yoke dan poros

3) Pasang spider baru pada yoke.

4) Menggunakan SST, pasang bantalan baru pada spider.

24
Memasang spidel baru pada yoke

5) Menggunakan SST, setel kedua bantalan, sehingga alur snap ring pada posisi
maksimum dan sama lebar.

Menyetel bantalan agar snap ring pada posisi maksimum

e. Pasang snap ring.

1) Pasang dua snap ring dengan ketebalan yang sama yang memberikan gerak bebas
0 - 0,05 mm.

CATATAN: Jangan menggunakan kembali snap ring bekas.

4. Pemasangan Poros Propeller.

a. Pasang poros propeller pada transmisi.

1) Lepas SST dari transmisi.

2) Masukkan yoke poros propeller ke dalam transmisi.

b. Pasang poros propeller pada defferential.

1) Tepatkan tanda pada flens dan pasangkan poros propeller dengan empat baut,
cincin pegas dan mur.

2) Kencang baut dan mur.

Momen: 430 kg-cm (31 ft-lb, 42 Nm).

25
Mengencangkan baut dan mur poros penggerak roda

26
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Differential atau gardan adalah pemindah tenaga mesin setelah propeller shaft pada mesin
tipe FR. Differential mempunyai prinsip, bahwa laju roda kanan dan kiri tidak selalu
berputar pada kecepatan yang sama disebabkan karena permukaan jalan dan pada saat
membelok. Jadi salah satu fungsi dari differential adalah memutar roda roda kendaraan
pada kecepatan yang berbeda dan yang melakukan itu adalah Side Gear dan Differential
Pinion.

Jadi kesimpulannya, bahwa komponen differential itu berfungsi sebagai

 Pemindah daya yang diterima dari propeller shaft ( Pada tipe FR / Front Engine Rear
Drive)

 Untuk mengubah kecepatan kedua roda yang digerakkan pada saat membelok

Fungsi utama gardan adalah membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat mobil
sedang membelok.Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat membelok dengan baik tanpa
membuat kedua ban menjadi slip atau tergelincir.

B. Kritik dan Saran

Saran saya adalah bagi semua siswa, tekunlah dalam belajar, karena itu merupakan bekal
yang akan kita gunakan untuk masa depan. Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

27
DAFTAR PUSTAKA

 http://tyospidermenk.blogspot.com/2011/05/sistem-differensialgardan.html, diakses
pada tanggal 14 Januari 2013.

 http://id.scribd.com/doc/76195068/Cara-kerja-gardan, diakses pada tanggal 14


Januari 2013.

 http://gethukdjawa.blogspot.com/2011/10/laporan-prakerin-differential.html, diakses
pada tanggal 14 Januari 2013.

28

Anda mungkin juga menyukai