KALANGAN SENDIRI
KALANGAN SENDIRI
PSP TKR
Setelah mempejari seluruh materi pembelajaran dalam modul Pemeliharaan dan perbaikan
Unit Final Drive, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Dapat memahami jenis-jenis, prinsip kerja, dan konstruksi final drive dengan baik.
2. Dapat melepas, membongkar, merakit dan memasang kembali komponen-komponen final drive
prosedur yang benar.
3. Dapat melakukan penyetelan dan pengujian final drive dengan prosedur yang benar.
4. Dapat mengganti komponen-komponen unit final drive yang rusak tanpa menyebabkan
kerusakan komponen yang lain.
5. Dapat memelihara dan merawat unit final drive.
diteruskan drive pinion gear ke ring gear, sebaliknya momen yang dihasilkan bertambah dan
arah putaran dirubah sebesar 90° terhadap arah putaran asal.
Final drive terdiri dari 2 bagian besar yaitu final gear dan differential gear.
Final Gear/Final Reduction
Final gear terdiri dari drive pinion gear dan ring gear. Drive pinion gear selalu dibuat lebih kecil
daripada ring gear, hal ini untuk memperkecil/mereduksi putaran agar diperoleh momen yang lebih
besar, karena momen yang dihasilkan oleh transmisi belum cukup mampu untuk menggerakkan
kendaraan.
Berdasarkan konstruksinya roda gigi final gear dibedakan menjadi beberapa model antara lain:
Hypoid bevel gear mempunyai permukaan gigi dengan kecepatan menggelincir yang kuat,
perbandingan persinggungan gigi besar dan bekerja sangat halus hanya saja diperlukan oli special yang
memiliki oil film yang kuat dan pembuatannya lebih sukar, memerlukan ketelitian yang tinggi.
Pelumas yang sesuai untuk roda gigi jenis ini adalah GL-5 berdasarkan API service classification.
4) Helical gear.
Dari beberapa model di atas yang sering digunakan pada kendaraan penggerak roda depan adalah
model helical gear, sedangkan pada penggerak roda belakang adalah model hypoid bevel gear.
Differential Gear
Bila beban (w) yang sama diletakkan pada setiap rack, kemudian shackle ditarik ke atas maka
kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama sejauh shackle ditarik ke atas, selama tahanan pada
kedua sisi pinion sama.
Bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack sebelah kiri dan shackle ditarik ke atas seperti
pada gambar (b), pinion akan berputar sepanjang gigi rack yang mendapat beban lebih berat disebabkan
adanya perbedaan tahanan yang diberikan pada pinion dan ini mengakibatkan rack yang mendapat
beban lebih kecil akan terangkat. Jarak rack yang terangkat sebanding dengan jumlah putaran pinion.
Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi adalah sebanding dengan
putaran ring gear.
REFERENSI
Hubungan antara rpm drive wheel dan ring gear dapat diuraikan sebagai berikut :
Bila salah satu roda berada di Lumpur maka akan terjadi slip bila pedal akselerator diinjak.
Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang sangat rendah dari permukaan Lumpur.
Keadaan ini akan menyulitkan untuk mengeluarkan roda dari Lumpur karena lebih banyak
terjadi slip dari pada bergerak.
Rangkuman
1) Final gear yang terdiri dari perkaitan antara drive pinion gear dengan ring gear, yang
fungsinya untuk memperbesar momen putar dan merubah arah putaran sebesar
90°.
2) Differential gear yang terdiri dari perkaitan antara roda gigi-roda gigi pinion gear
dengan side gear, yang berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan
saat kendaraan membelok.
B. MINYAK PELUMAS
Tujuan Pembelajaran :
Minyak pelumas mempunyai fungsi yang sangat menentukan dalam menunjang pengamanan di sektor
industri maupun transportasi. Hal ini dapat dimaklumi karena baik buruknya kualitas minyak pelumas
atau benar tidaknya penggunaan minyak pelumas secara langsung akan mempengaruhi kemampuan
opersi dan efisiensi suatu mesin, bahkan pada akhirnya akan menentukan umur (life time) mesin dan
peralatan industri.
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis dan dalam penggunaannya harus dipilih disesuaikan
dengan persyaratan mesin yang menggunakannya, karena masing-masing minyak pelumas mempunyai
fungsi dan sifat-sifat tertentu untuk dapat memberikan fungsi pelumasan yang optimal.
Mutu minyak pelumas selalu mengalami perubahan dan berkembang menurut kebutuhannya. Banyak
faktor yang telah mendoroang terjadinya perubahan mutu minyak pelumas antara lain perubahan disain
dan konstruksi mesin serta kemajuan teknologi bahan kimia tambahan (additive) dalam memenuhi
kebutuhan mesin.
Dewasa ini adanya keinginan untuk memperpanjang masa penggantian minyak pelumas motor,
kebijakan dalam penghematan energi dan peraturan-peraturan yang semakin ketat tentang pencemaran
udara akibat gas buang kendaraan bermotor, juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
perubahan mutu dan formulasi minyak pelumas.
Dengan demikian perkembangan mutu minyak pelumas motor sekarang ini masih belum
mencapai titik puncaknya, walaupun selama ini telah dicapai kemajuan-kemajuan yang sangat besar.
Bertolak dari kenyataan bahwa mutu minyak pelumas tidak dapat dinilai dengan cara melihat
bentuk fisik ataupun merasakannya dengan panca indera, maka untuk dapat mengetahui dan
memahami mutu minyak pelumas ini dirumuskan berdasarkan “spesifikasi” yang dibenarkan oleh
beberapa lembaga baik sipil maupun militer.
Yang dimaksud dengan spesifikasi adalah suatu ketentuan/persyaratan/target yang harus dicapai oleh
suatu minyak pelumas dalam uji kemampuan dengan menggunakan mesin penguji tertentu.
Contoh spesifikasi :
Angkatan Perang Amerika : - MIL-L-2104C, MIL-L-2104D, MIL-L-46152B.
- M2C153A, M2C153B.
Batas maksimum atau minimum dari persyaratan target ditentukan oleh pembuat spesifikasi.
Tinggi rendahnya mutu minyak pelumas yang telah memenuhi salah satu spesifikasi tergantung
dari berat ringannya persyaratan pengujian.Perbedaan kwalitas masih belum jelas di sini.Inilah
kelemahannya yang mana masih ada perbedaan kepentingan antara aspek komersial yang datang dari
pihak pembuat mesin dan aspek non komersial yang datang dari pihak pemakainya misalnya militer (US-
MIL).
Akhirnya API, ASTMdanSAE selaku lembaga peneliti yang netral mengembangkan suatu sistem
penggolongan minyak pelumas yang lebih praktis dan dapat menghubungkan kedua kepentingan
tersebut.
Sistem ini dikenal dengan “API Engine Oil Performance and Engine Service Classification for Crankcase
Oil”. Lihat tabel berikut ;
Klas.
Uraian tugas kerja Uraian kemampuan
API
SA Untuk mesin bensin dan diesel dengan tugas Minyak mineral murni (tanpa
umum. aditif), kecuali anti foam dan
pour point depresant.
SB Untuk mesin bensin dengan tugas ringan, tidak Hanya mengandung anti
dianjurkan untuk mesin bensin modern. oksidasi.
SE Untuk mesin bensin produksi tahun 1972, jenis Menentukan minyak pelumas
penumpang dan truk yang beroperasi dengan yang memenuhi persyaratan
jaminan pabrik. untuk kendaraan bermotor
buatan tahun 1972 dan
Dirancang untuk lebih dapat mencegah selanjutnya.
pembentukan deposit pada temperatur rendah
maupun tinggi, mencegah keausan dan Memenuhi spesifikasi : Ford
pengkaratan dibanding dengan minyak pelumas M2C 101 C, GM 6136 M.
klasifikasi SD.
SF Untuk mesin bensin produksi mulai tahun 1980 Menentukan minyak pelumas
baik kendaraan penumpang maupun truk yang yang memenuhi persyaratan
beroperasi dengan prosedur perawatan sesuai untuk kendaraan bermotor
anjuran pabrik. buatan tahun 1980 dan
selanjutnya.
Dirancang untuk lebih meningkatkan ketahanan
oksidasi , keausan, pembentukan deposit dan Memenuhi spesifikasi : Ford
pengkaratan dibanding dengan klasifikasi SC, SD M2C 153 B, GM 6048 M.
dan SE.
SG Untuk mesin bensin produksi mulai tahun 1989 Untuk mesin bensin buatan
baik kendaraan penumpang van maupun light truk mulai tahun 1989 dengan
yang beroperasi dengan prosedur perawatan layanan jaminan pemeliharaan.
sesuai anjuran pabrik.
CA Untuk mesin diesel tugas ringan berbahan bakar Memenuhi spesifikasi : MIL-L-
0,4 % w. Sulphur. 2104 A.
CB Untuk mesin diesel tugas ringan berbahan bakar MIL-L-2104 A, supplement 1
1,07 % w. Sulphur.
CD Untuk mesin diesel yang dilengkapi dengan super MIL-L- 2104 C, caterpillar series
charger yang beroperasi pada kecepatan tinggi 3, MIL-L-45199
dengan output yang tinggi.
Contoh :
Minyak pelumas mesin bensin 2 tak mempunyai sistem pelumasan yang berbeda dengan mesin bensin 4
tak, tidak ada karter.
Pelumasan silinder dilakukan oleh minyak pelumas yang dicampurkan pada bensinnya di dalam tangki
atau diinjeksikan bersama pada waktu penyemprotan bensin.Oleh karena itu minyak pelumas mesin
bensin 2 tak dikehendaki habis terbakar (tidak meninggalkan deposit/kotoran) setelah minyak pelumas
tersebut melumasi silinder mesin.
Minyak pelumas ini dibuat dengan menambahkan aditif dari jenis ashless (tidak mengandung abu) agar
tidak meninggalkan deposit/kotoran dalam silinder sehingga tidak menyebabkan busi cepat kotor.
Contoh :
Kemampuan minyak pelumas roda gigi dan gardan kendaraan ditentukan berdasarkan API Service
Clasification atau berdasarkan US Military Specification, sedangkan kekentalannya ditentukan
berdasarkan SAE Viscosity Classification.
API Classification, membagi kemampuan kerja minyak pelumas untuk kotak roda gigi dan gardan
kendaraan sebagai berikut :
Klasifika Keterangan
Penggunaan umum
si
GL-1 Dimaksudkan untuk pelumasan spiral bevel, worm gear axle Transmisi pada
traktor dan truk.
atau transmisi manual kendaraan dengan kondisi operasi
mineral oil.
GL-3 Dimaksudkan untuk kondisi operasi yang moderate baik Transmisi manual
kecepatan maupun bebannya. dan gardan dengan
gigi spiral bevel.
GL-4 Dimaksudkan untuk pelumasan roda gigi hypoid dan lain Transmisi manual,
kendaraan yang kondisi operasinya pada kecepatan tinggi spiral bevel dan
dengan torque rendah atau kecepatan rendah dengan hypoid dengan
torque tinggi. tugas kerja sedang.
GL-5 Dimaksudkan terutama untuk pelumasan roda gigi jenis Hypoid dengan tugas
hypoid atau lain peralatan kendaraan yang kondisi kerja sedang atau
operasinya pada kecepatan tinggi dengan beban kejut atau berat. Juga untuk
kecepatan tinggi dengan torque rendah atau kecepatan transmisi manual.
rendah dengan torque tinggi.
Kekentalan minyak pelumas roda gigi digolongkan oleh SAE berdasarkan SAE J 306,81 sebagai
berikut :
SAE
Viscosity cSt. 100°C
Viscosity Keterangan
min max
Number
140 13.5 24.0 SAE 90, 140, 250 untuk daerah tropis.
41.0 -
Catatan :
Untuk pelumasan steering gear digunakan GL 4, untuk transmisi manual digunakan GL 4 atau GL 5,
sedangkan untuk final drive digunakan GL 5.
RANGKUMAN
AXLE SHAFT
Materi
1. Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan roda dan penerus putaran
mesin ke roda.
Type rigid sering digunakan pada kendaraan berskala menengah keatas dengan
muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk medan-medan
berat karena mampu menahan beban yang berat.
2.1.2 Menurut letaknya dudukan axle shaft dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Front axle yang berfungsi sebagai penerus putaran ke roda juga sebagai
tempat knuckle agar roda bisa dibelok-belokan.
Komponen-komponennya : 4
2. Rear axle yang berfungsi sebagai penerus putaran dari side gear ke roda.
3 5
1
2 4
Komponen-komponennya :
1. Axle shaft
2. Gasket
3. Axle shim
4. Axle retainer plate
5. Axle flange
Keuntungan :
Konstruksi sederhana
Biayanya murah
Kerugian :
Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan langsung dipikul oleh
poros.
Jika patah roda tidak ada yang menahan.
Kerugian :
Keuntungan :
Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle housing, sehingga axle shaft
tidak menjadi bengkok.
Gaya ke samping juga tidak diteruskan ke axle shaft.
Faktor keamanan lebih baik, dan sanggup memikul beban berat.
Kerugian :
Biayanya mahal
2.1.3 Cara kerja axle shaft type rigid
Axle rigid disamping sebagai pe-nerus putaran ke roda, seolah-olah merupakan lengan
panjang seperti poros mati, sehingga pada saat kendaraan berjalan kedudukan body
kendaraan seolah-olah mengikuti gerakan posisi axle.
Keuntungan axle shaft type rigid :
Kerugian :
Type independent sering digunakan pada kendaran kecil dan umumnya jenis-
jenis sedan, karena type ini disamping konstruksinya ringan juga mampu
membuat sudut belok lebih besar.
1 Komponen-komponennya :
23
1. Outer race
2. Ball cage
4 3. Inner race
3 4. Steel ball
2.2.5.1 Keuntungan :
Konstruksinya ringan.
Mampu membuat sudut belok lebih besar
Perawatan mudah.
Body kendaraan lebih stabil bila dibandingkan axle rigid.
Kerugian :