Anda di halaman 1dari 27

DIGUNAKAN UNTUK

KALANGAN SENDIRI
KALANGAN SENDIRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SMK CIPTA KARYA PREMBUN

PSP TKR

YAYASAN PENDIDIKAN CIPTA KARYA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK) CIPTA KARYA PREMBUN
2018 / 2019
Alamat : Jln. Kutoarjo KM 17. Tersobo, Prembun, Kebumen
Telp / Fax (0287) 662363 Kode Pos 54394
TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN

Setelah mempejari seluruh materi pembelajaran dalam modul Pemeliharaan dan perbaikan
Unit Final Drive, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Dapat memahami jenis-jenis, prinsip kerja, dan konstruksi final drive dengan baik.
2. Dapat melepas, membongkar, merakit dan memasang kembali komponen-komponen final drive
prosedur yang benar.
3. Dapat melakukan penyetelan dan pengujian final drive dengan prosedur yang benar.
4. Dapat mengganti komponen-komponen unit final drive yang rusak tanpa menyebabkan
kerusakan komponen yang lain.
5. Dapat memelihara dan merawat unit final drive.

A. FINAL DRIVE (GARDAN)

Final drive/gardan pada


kendaraan bermotor lebih dikenal
dengan istilah differensial yang
artinya berbeda. Hal ini berkaitan
dengan salah satu fungsinya yaitu
membedakan putaran roda kiri dan
kanan saat kendaraan membelok.

Putaran mesin yang diterus-kan


oleh poros propeller akan direduksi
atau diperkecil sesuai tenaga yang

diteruskan drive pinion gear ke ring gear, sebaliknya momen yang dihasilkan bertambah dan
arah putaran dirubah sebesar 90° terhadap arah putaran asal.

Final drive terdiri dari 2 bagian besar yaitu final gear dan differential gear.
Final Gear/Final Reduction
Final gear terdiri dari drive pinion gear dan ring gear. Drive pinion gear selalu dibuat lebih kecil
daripada ring gear, hal ini untuk memperkecil/mereduksi putaran agar diperoleh momen yang lebih
besar, karena momen yang dihasilkan oleh transmisi belum cukup mampu untuk menggerakkan
kendaraan.

Berdasarkan konstruksinya roda gigi final gear dibedakan menjadi beberapa model antara lain:

1) Model bevel gear.

Pada konstruksi ini perkaitan drive pinion dengan


ring gear berada di tengah-tengah garis pusat (garis
tengah) ring gear.

2) Model hypoid bevel gear.


Konstruksi model ini perkaitan drive pinion
dengan ring gear berada di bawah garis pusat ring gear,
sehingga membentuk offset. Kedudukan poros propeller
bisa diperendah tanpa mengurangi jarak minimum ke
tanah.Dengan rendahnya kedudukan propeller maka letak
transmisi bisa lebih rendah maka titik berat mobil juga
lebih rendah sehingga faktor keamanan lebih terjamin.

Hypoid bevel gear mempunyai permukaan gigi dengan kecepatan menggelincir yang kuat,
perbandingan persinggungan gigi besar dan bekerja sangat halus hanya saja diperlukan oli special yang
memiliki oil film yang kuat dan pembuatannya lebih sukar, memerlukan ketelitian yang tinggi.

Pelumas yang sesuai untuk roda gigi jenis ini adalah GL-5 berdasarkan API service classification.

3) Model spiral bevel gear.


Konstruksi model ini drive pinion berbentuk gigi
spiral, perkaitannya dengan ring gear berada di tengah-
tengah garis pusat ring gear. Putarannya halus namun
proses pembuatannya memerlukan kepresisian/ketelitian
yang tinggi.

4) Helical gear.

Pada model ini drive pinion selalu bersinggungan


dengan ring gear pada lokasi yang sama tanpa ada celah
antara kedua gigi tersebut. Oleh sebab itu bunyi dan
getaran yang timbul sangat kecil.

Dari beberapa model di atas yang sering digunakan pada kendaraan penggerak roda depan adalah
model helical gear, sedangkan pada penggerak roda belakang adalah model hypoid bevel gear.

Differential Gear

Bila kendaraan sedang


membelok maka roda kanan dan kiri
berputar harus dengan kecepatan
berbeda, karena pada saat membelok
jarak tempuh roda roda bagian luar
lebih panjang dari pada bagian dalam.
Bila salah satu roda berada pada
jalan datar dan yang lainnya pada jalan
bergelombang seperti pada gambar, roda
(A) pada permukaan jalan bergelom-bang
dan roda (B) pada permukaan jalan datar
maka roda (A) akan berputar lebih cepat
dari pada roda (B).

Prinsip dasar cara kerja differential gear

Bila beban (w) yang sama diletakkan pada setiap rack, kemudian shackle ditarik ke atas maka
kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama sejauh shackle ditarik ke atas, selama tahanan pada
kedua sisi pinion sama.

Bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack sebelah kiri dan shackle ditarik ke atas seperti
pada gambar (b), pinion akan berputar sepanjang gigi rack yang mendapat beban lebih berat disebabkan
adanya perbedaan tahanan yang diberikan pada pinion dan ini mengakibatkan rack yang mendapat
beban lebih kecil akan terangkat. Jarak rack yang terangkat sebanding dengan jumlah putaran pinion.

Cara kerja differential gear

a. Pada saat jalan lurus.

Pada saat kendaraan jalan lurus


pada jalan datar tahanan gelinding
(rolling resistance) pada kedua roda
penggerak (drive gear) relatif sama.

Bila tahanan kedua poros axle


belakang sama (A dan B) , pinion tidak
berputar sendiri tetapi ring gear, differential
case dan poros pinion berputar bersama
dalam satu unit. Dengan demikian pinion
hanya berfungsi untuk menghubung-kan
side gear bagian kiri dan kanan, sehingga
menyebabkan kedua drive wheel berputar
pada rpm yang sama.

b. Pada saat membelok.


Pada saat kendaraan membelok ke kiri tahanan roda kiri lebih besar dari pada roda kanan.
Apabila differensial case berputar bersama ring gear maka pinion akan berputar pada porosnya dan juga
pergerak mengelilingi side gear sebelah kiri, sehingga putaran side gear sebelah kanan bertambah, yang
mana jumlah putaran side gear satunya adalah 2 kali putaran ring gear.

Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi adalah sebanding dengan
putaran ring gear.

REFERENSI

Hubungan antara rpm drive wheel dan ring gear dapat diuraikan sebagai berikut :

Rpm drive wheel kanan + Rpm drive wheel kiri

Rpm ring gear =

c. Satu roda pada permukaan jalan yang berlumpur.

Bila salah satu roda berada di Lumpur maka akan terjadi slip bila pedal akselerator diinjak.
Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang sangat rendah dari permukaan Lumpur.

Keadaan ini akan menyulitkan untuk mengeluarkan roda dari Lumpur karena lebih banyak
terjadi slip dari pada bergerak.

Rangkuman

Final drive terdiri dari 2 bagian besar yaitu:

1) Final gear yang terdiri dari perkaitan antara drive pinion gear dengan ring gear, yang
fungsinya untuk memperbesar momen putar dan merubah arah putaran sebesar
90°.
2) Differential gear yang terdiri dari perkaitan antara roda gigi-roda gigi pinion gear
dengan side gear, yang berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan
saat kendaraan membelok.
B. MINYAK PELUMAS
Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :

1. Menjelaskan jenis-jenis minyak pelumas.


2. Menjelaskan fungsi minyak pelumas.
3. Menjelaskan klasifikasi/penggolongan minyak berdasarkan mutu dan kekentalannya

Minyak pelumas mempunyai fungsi yang sangat menentukan dalam menunjang pengamanan di sektor
industri maupun transportasi. Hal ini dapat dimaklumi karena baik buruknya kualitas minyak pelumas
atau benar tidaknya penggunaan minyak pelumas secara langsung akan mempengaruhi kemampuan
opersi dan efisiensi suatu mesin, bahkan pada akhirnya akan menentukan umur (life time) mesin dan
peralatan industri.

Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis dan dalam penggunaannya harus dipilih disesuaikan
dengan persyaratan mesin yang menggunakannya, karena masing-masing minyak pelumas mempunyai
fungsi dan sifat-sifat tertentu untuk dapat memberikan fungsi pelumasan yang optimal.

Pada industri otomotif, minyak pelumas dibedakan menjadi 2 kategori yaitu;

1. Minyak pelumas mesin.


a. Minyak pelumas mesin bensin.
 Minyak pelumas mesin 4 tak.
 Minyak pelumas mesin 2 tak.
b. Minyak pelumas mesin diesel.

2. Minyak pelumas roda gigi.

MINYAK PELUMAS MESIN 4 TAK

Mutu minyak pelumas selalu mengalami perubahan dan berkembang menurut kebutuhannya. Banyak
faktor yang telah mendoroang terjadinya perubahan mutu minyak pelumas antara lain perubahan disain
dan konstruksi mesin serta kemajuan teknologi bahan kimia tambahan (additive) dalam memenuhi
kebutuhan mesin.

Dewasa ini adanya keinginan untuk memperpanjang masa penggantian minyak pelumas motor,
kebijakan dalam penghematan energi dan peraturan-peraturan yang semakin ketat tentang pencemaran
udara akibat gas buang kendaraan bermotor, juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
perubahan mutu dan formulasi minyak pelumas.
Dengan demikian perkembangan mutu minyak pelumas motor sekarang ini masih belum
mencapai titik puncaknya, walaupun selama ini telah dicapai kemajuan-kemajuan yang sangat besar.

Bertolak dari kenyataan bahwa mutu minyak pelumas tidak dapat dinilai dengan cara melihat
bentuk fisik ataupun merasakannya dengan panca indera, maka untuk dapat mengetahui dan
memahami mutu minyak pelumas ini dirumuskan berdasarkan “spesifikasi” yang dibenarkan oleh
beberapa lembaga baik sipil maupun militer.

Yang dimaksud dengan spesifikasi adalah suatu ketentuan/persyaratan/target yang harus dicapai oleh
suatu minyak pelumas dalam uji kemampuan dengan menggunakan mesin penguji tertentu.

Contoh spesifikasi :
Angkatan Perang Amerika : - MIL-L-2104C, MIL-L-2104D, MIL-L-46152B.

Pihak Komersial : - Caterpillar Series 3.

- Ford M2C101A, M2C101B,

- M2C153A, M2C153B.

- GM 6041M, GM 6136M, GM 6048M.

API : -SF, CD, CD/SF.

Batas maksimum atau minimum dari persyaratan target ditentukan oleh pembuat spesifikasi.

Tinggi rendahnya mutu minyak pelumas yang telah memenuhi salah satu spesifikasi tergantung
dari berat ringannya persyaratan pengujian.Perbedaan kwalitas masih belum jelas di sini.Inilah
kelemahannya yang mana masih ada perbedaan kepentingan antara aspek komersial yang datang dari
pihak pembuat mesin dan aspek non komersial yang datang dari pihak pemakainya misalnya militer (US-
MIL).

Masing-masing pihak mengembangkan spesifikasi sendiri sesuai dengan kepentingannya, sehingga


dikenal ada spesifikasi militer dan ada pula spesifikasi komersial.Kedua spesifikasi ini belum
mencerminkan penggolongan mutu minyak pelumas secara jelas.

Akhirnya API, ASTMdanSAE selaku lembaga peneliti yang netral mengembangkan suatu sistem
penggolongan minyak pelumas yang lebih praktis dan dapat menghubungkan kedua kepentingan
tersebut.

Sistem ini dikenal dengan “API Engine Oil Performance and Engine Service Classification for Crankcase
Oil”. Lihat tabel berikut ;
Klas.
Uraian tugas kerja Uraian kemampuan
API

Klasifikasi untuk mesin bensin.

SA Untuk mesin bensin dan diesel dengan tugas Minyak mineral murni (tanpa
umum. aditif), kecuali anti foam dan
pour point depresant.

Tidak memerlukan pengujian.

SB Untuk mesin bensin dengan tugas ringan, tidak Hanya mengandung anti
dianjurkan untuk mesin bensin modern. oksidasi.

SC Untuk mesin bensin produksi tahun 1964-1967, Menentukan minyak pelumas


jenis penumpang dan truk yang beroperasi yang memenuhi persyaratan
dengan jaminan pabrik. jaminan pabrik kendaraan
bermotor buatan 1964-1967.
Dirancang untuk mencegah pembentukan deposit
pada temperatur rendah maupun tinggi, Memenuhi spesifikasi : Ford
mencegah keausan dan pengkaratan. M2C 101 A, GM 6041 H.

SD Untuk mesin bensin produksi tahun 1968-1970, Menentukan minyak pelumas


jenis penumpang dan truk yang beroperasi yang memenuhi persyaratan
dengan jaminan pabrik. jaminan pabrik kendaraan
bermotor buatan 1968-1970.
Dirancang untuk lebih dapat mencegah
pembentukan deposit pada temperatur rendah Memenuhi spesifikasi : Ford
maupun tinggi, mencegah keausan dan M2C 101 B, GM 6041 M.
pengkaratan dibanding dengan minyak pelumas
klasifikasi SC.

Dapat dipakai untuk mesin yang menganjurkan


klasifikasi SC.

SE Untuk mesin bensin produksi tahun 1972, jenis Menentukan minyak pelumas
penumpang dan truk yang beroperasi dengan yang memenuhi persyaratan
jaminan pabrik. untuk kendaraan bermotor
buatan tahun 1972 dan
Dirancang untuk lebih dapat mencegah selanjutnya.
pembentukan deposit pada temperatur rendah
maupun tinggi, mencegah keausan dan Memenuhi spesifikasi : Ford
pengkaratan dibanding dengan minyak pelumas M2C 101 C, GM 6136 M.
klasifikasi SD.

Dapat dipakai untuk mesin yang menganjurkan


klasifikasi SC dan SD.

SF Untuk mesin bensin produksi mulai tahun 1980 Menentukan minyak pelumas
baik kendaraan penumpang maupun truk yang yang memenuhi persyaratan
beroperasi dengan prosedur perawatan sesuai untuk kendaraan bermotor
anjuran pabrik. buatan tahun 1980 dan
selanjutnya.
Dirancang untuk lebih meningkatkan ketahanan
oksidasi , keausan, pembentukan deposit dan Memenuhi spesifikasi : Ford
pengkaratan dibanding dengan klasifikasi SC, SD M2C 153 B, GM 6048 M.
dan SE.

Dapat dipakai untuk mesin yang menganjurkan


klasifikasi SC, SD dan SE.

SG Untuk mesin bensin produksi mulai tahun 1989 Untuk mesin bensin buatan
baik kendaraan penumpang van maupun light truk mulai tahun 1989 dengan
yang beroperasi dengan prosedur perawatan layanan jaminan pemeliharaan.
sesuai anjuran pabrik.

Dirancang untuk lebih meningkatkan ketahanan


oksidasi , keausan, pembentukan deposit dan
pengkaratan dibanding dengan klasifikasi SC, SD,
SE dan SF.

Dapat dipakai untuk mesin yang menganjurkan


klasifikasi SC, SD, SE dan SF.

Klasifikasi untuk mesin diesel.

CA Untuk mesin diesel tugas ringan berbahan bakar Memenuhi spesifikasi : MIL-L-
0,4 % w. Sulphur. 2104 A.
CB Untuk mesin diesel tugas ringan berbahan bakar MIL-L-2104 A, supplement 1
1,07 % w. Sulphur.

CC Untuk mesin diesel yang dilengkapi dengan super MIL-L- 2104 B


charger.

Dirancang untuk mengatasi pembentukan lumpur


pada temperatur rendah dan mencegah
pengkaratan.

CD Untuk mesin diesel yang dilengkapi dengan super MIL-L- 2104 C, caterpillar series
charger yang beroperasi pada kecepatan tinggi 3, MIL-L-45199
dengan output yang tinggi.

Dirancang untuk mengatasi pembentukan deposit


temperatur tinggi dan mencegah oksidasi, keausan
dan pengkaratan.

CF Untuk mesin diesel tugas berat dengan turbo


charger atau super charger buatan tahun 1983 dan
seterusnya yang beroperasi pada kecepatan
rendah-beban berat maupun kecepatan tinggi –
beban berat.

Dapat digunakan untuk mesin diesel yang


mensyaratkan klasifikasi CD dan sebelumnya.

Contoh :

Mesran Super 20w-50.

Mesran Super : Merk dagang.

20w-50 : Kekentalan minyak dengan grade ganda


(multi grade).
Angka 20 diikuti huruf w (20w) menun-jukkan
indek kekentalan pada -20°C.

Angka 50 tanpa diikuti huruf w menunjukkan


indek kekentalan pada 100°C.

Klasifikasi API : SF : Mesin bensin.


Meditran S Series (SAE 30, 40 dan 50).

Meditran : Merk dagang.

SAE 30 : Kekentalan single grade.

Klasifikasi API : CD : Mesin diesel.

MINYAK PELUMAS MESIN 2 TAK

Minyak pelumas mesin bensin 2 tak mempunyai sistem pelumasan yang berbeda dengan mesin bensin 4
tak, tidak ada karter.

Pelumasan silinder dilakukan oleh minyak pelumas yang dicampurkan pada bensinnya di dalam tangki
atau diinjeksikan bersama pada waktu penyemprotan bensin.Oleh karena itu minyak pelumas mesin
bensin 2 tak dikehendaki habis terbakar (tidak meninggalkan deposit/kotoran) setelah minyak pelumas
tersebut melumasi silinder mesin.

Minyak pelumas ini dibuat dengan menambahkan aditif dari jenis ashless (tidak mengandung abu) agar
tidak meninggalkan deposit/kotoran dalam silinder sehingga tidak menyebabkan busi cepat kotor.

Contoh :

Mesrania 2T Super, mesrania 2T Sport TC-A, mesrania 2T Outboard, mesrania 2T Self-mixing.

MINYAK PELUMAS RODA GIGI

Kemampuan minyak pelumas roda gigi dan gardan kendaraan ditentukan berdasarkan API Service
Clasification atau berdasarkan US Military Specification, sedangkan kekentalannya ditentukan
berdasarkan SAE Viscosity Classification.

API Classification, membagi kemampuan kerja minyak pelumas untuk kotak roda gigi dan gardan
kendaraan sebagai berikut :

Klasifika Keterangan
Penggunaan umum
si
GL-1 Dimaksudkan untuk pelumasan spiral bevel, worm gear axle Transmisi pada
traktor dan truk.
atau transmisi manual kendaraan dengan kondisi operasi

ringan yang memerlukan pelumasan cukup dengan straight

mineral oil.

GL-2 Transmisi gigi ulir dan


Dimaksudkan untuk kondisi operasi yang lebih berat roda gigi industri.
dari API GL-1.

GL-3 Dimaksudkan untuk kondisi operasi yang moderate baik Transmisi manual
kecepatan maupun bebannya. dan gardan dengan
gigi spiral bevel.

GL-4 Dimaksudkan untuk pelumasan roda gigi hypoid dan lain Transmisi manual,
kendaraan yang kondisi operasinya pada kecepatan tinggi spiral bevel dan
dengan torque rendah atau kecepatan rendah dengan hypoid dengan
torque tinggi. tugas kerja sedang.

GL-5 Dimaksudkan terutama untuk pelumasan roda gigi jenis Hypoid dengan tugas
hypoid atau lain peralatan kendaraan yang kondisi kerja sedang atau
operasinya pada kecepatan tinggi dengan beban kejut atau berat. Juga untuk
kecepatan tinggi dengan torque rendah atau kecepatan transmisi manual.
rendah dengan torque tinggi.

Kekentalan minyak pelumas roda gigi digolongkan oleh SAE berdasarkan SAE J 306,81 sebagai
berikut :

SAE
Viscosity cSt. 100°C
Viscosity Keterangan
min max
Number

75 W 4.1 - SAE 75 w, 80 w, dan 85 w diperuntukkan daerah


80 W
7.0 - dingin.
85 W
90 11.0 -

140 13.5 24.0 SAE 90, 140, 250 untuk daerah tropis.

250 24.0 41.0

41.0 -

Catatan :

SAE : The Society of Automotive Engineers.

API : American Petroleum Institute.

Untuk pelumasan steering gear digunakan GL 4, untuk transmisi manual digunakan GL 4 atau GL 5,
sedangkan untuk final drive digunakan GL 5.

RANGKUMAN

Jenis minyak pelumas dibedakan dalam beberapa kategori:

1. Berdasarkan klasifikasi API (mutu/kwalitas) :


a. Untuk mesin bensin : SA, SB, SC, SD, SE, SF dan seterusnya.
Huruf depan S untuk mesin bensin, huruf belakang semakin ke belakang
semakin baik kwalitasnya, karena merupakan penyempurnaan dari minyak
pelumas sebelumnya.

b. Untuk mesin diesel : CA, CB, CC, CD dan seterusnya.


Huruf depan C untuk mesin diesel, huruf belakang semakin ke belakang semakin
baik kwalitasnya, karena merupakan penyempurnaan dari minyak pelumas
sebelumnya.

2. Berdasarkan viskositas (kekentalannya) :


a. Single grade, contoh SAE 30, SAE 40 dan seterusnya.
Semakin besar SAE nya semakin tinggi kekentalannya.

b. Multi grade, contoh SAE 15w-40, SAE 20w-40, SAE 20w-50.


3. Berdasarkan penggunaannya :
a. Minyak pelumas mesin.
 Mesin bensin.
o Minyak pelumas mesin 4 tak.
o Minyak pelumas mesin 2 tak.
 Minyak pelumas mesin diesel.
b. Minyak pelumas roda gigi, contoh untuk roda gigi hypoid digunakan API service
GL 5 dengan kekentalan SAE 90.
EVELUASI

Jawabblah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan singkat !

1. Sebutkan bagian-bagian dari unit final drive dan jelaskan fungsinya!


2. Sebutkan nama-nama komponen unit final drive!
3. Jelaskan fungsi final drive!
4. Jelaskan cara kerja final drive!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. pre load
b. backlash
c. run out
6. Jelaskan bagai mana cara penyetelan backlash!
7. Jelaskan fungsi minyak pelumas pada unit final drive (gardan)!
8. Sebutkan model-model (jenis-jenis) final gear ditinjau dari konstruksinya!
9. Jelaskan bagaimana membedakan pelumas untuk mesin bensin dengan mosin diesel !
10. Jelaskan arti darikode SAE 20W-40
11. Sebutkan jenis-jenis (Kode) minyak pelumas yang digunakan pada gardan tenpat anda
Prakerin dan jelaskan arti kode pada minyak pelumas tersebut!

AXLE SHAFT

Materi
1. Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan roda dan penerus putaran
mesin ke roda.

2. Axle shaft diklasifikasikan menjadi :

1. Axle shaft rigid


2. Axle shaft independent

2.1 Rigid Axle Shaft

Type rigid sering digunakan pada kendaraan berskala menengah keatas dengan
muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk medan-medan
berat karena mampu menahan beban yang berat.

2.1.1 Fungsi axle shaft pada type rigid


Penerus putaran ke roda.
Pendukung beban roda

2.1.2 Menurut letaknya dudukan axle shaft dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1. Front axle yang berfungsi sebagai penerus putaran ke roda juga sebagai
tempat knuckle agar roda bisa dibelok-belokan.

Komponen-komponennya : 4

1. Front axle housing


2. Front axle inner shaft
3. Front axle outer shaft
4. Tappered roller bearing

2. Rear axle yang berfungsi sebagai penerus putaran dari side gear ke roda.
3 5

1
2 4

Komponen-komponennya :

1. Axle shaft
2. Gasket
3. Axle shim
4. Axle retainer plate
5. Axle flange

Berdasarkan sistem penopangnya axle shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

1. Half floating type (setengah bebas memikul).


2. ¾ floating type (3/4 bebas memikul).
3. Full floating type (bebas memikul).
a. Half floating type (setengah bebas memikul).

Pada type ini bantalan dipasang antara


axle housing dengan axle shaft dan
roda langsung dipasang pada ujung
poros.

Jenis ini biasa digunakan pada


kendaraan jenis sedan, station wagon
dan jeep.

Keuntungan :

 Konstruksi sederhana
 Biayanya murah

Kerugian :

 Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan langsung dipikul oleh
poros.
 Jika patah roda tidak ada yang menahan.

b. ¾ Floating type (¾ bebas memikul).

Bantalan dipasang antara axle housing


dengan wheel hub dan axle shaft,
secara tidak langsung axle shaft ikut
memikul beban kendaraan.

Jenis ini biasa digunakan pada


truck ringan.
Keuntungan :

 Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft, sehing-ga axle


shaft tidak bengkok.
 Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan.

Kerugian :

 Akibat gaya ke samping tetap menimbulkan kebengkokan.

c. Full floating type (bebas memikul)

Pada type ini wheel hub ter-pasang


kokoh pada axle housing melalui dua
buah bantalan dan axle shaft hanya
berfungsi untuk menggerakkan roda.
Type ini banyak digunakan pada kendaraan berat.

Keuntungan :

 Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle housing, sehingga axle shaft
tidak menjadi bengkok.
 Gaya ke samping juga tidak diteruskan ke axle shaft.
 Faktor keamanan lebih baik, dan sanggup memikul beban berat.

Kerugian :

 Biayanya mahal
2.1.3 Cara kerja axle shaft type rigid

Axle rigid disamping sebagai pe-nerus putaran ke roda, seolah-olah merupakan lengan
panjang seperti poros mati, sehingga pada saat kendaraan berjalan kedudukan body
kendaraan seolah-olah mengikuti gerakan posisi axle.
Keuntungan axle shaft type rigid :

 Konstruksi lebih kuat.


 Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas.
 Sanggup menahan beban berat.
 Moment yang dihasilkan besar.

Kerugian :

 Suspensi kendaraan keras


 Pada saat kendaraan berjalan di medan yang berat body kendaraan tidak stabil.
 Sudut beloknya kecil.
2.2 Independent Axle Shaft

Type independent sering digunakan pada kendaran kecil dan umumnya jenis-
jenis sedan, karena type ini disamping konstruksinya ringan juga mampu
membuat sudut belok lebih besar.

2.2.1 Fungsi axle shaft pada tipe independent

 Sebagai penerus putaran ke roda


 Sebagai pendukung beban roda
 Sebagai penstabil body kendaraan, karena dilengkapi CV joint.
2.2.2 Tipe-tipe axle shaft independent (drive shaft)

2.2.3 Cara kerja axle shaft independent


Dengan dilengkapi CV joint ma-ka pada
saat kendaraan melaju dijalan yang
bergelombang ma-ka posisi body
kendaraan se-akan akan tidak
terpengaruh oleh keadaan jalan,
karena dengan dilengkapi CV Joint pa-
da setiap gerakan disamping bi-sa
bergerak putar juga bisa ber-gerak
memanjang, memendek dan membuat
sudut.

2.2.4 Constant Velocity Joint

2.2.4.1 Fungsi CV Joint :


Sebagai penstabil posisi kendaraan terutama di jalan-jalan yang ber-
gelombang.

2.2.4.2 Komponen –komponen CV Joint

1 Komponen-komponennya :

23
1. Outer race
2. Ball cage
4 3. Inner race
3 4. Steel ball

2.2.4.3 Cara kerja CV Joint

a. Pada saat jalan lurus dan rata tena-ga


putar dari differential diteruskan oleh axle
shaft melalui inner race housing  steel ball
 intermediate axle shaft  steel ball  outer
race housing  roda. Pada saat itu steel ball
diam sehingga CV joint tidak membentuk
sudut.

b. Sedangkan pada saat belok atau ja-lan


tidak rata tenaga putar dari differential
diteruskan oleh inner race housing  steel
ball  intermediate axle shaft  steel ball 
outer race housing  roda, dimana pada
saat itu disamping sebagai penerus putaran
dari intermediate shaft steel ball juga
bergerak pada inner race, sehingga CV
joint mampu membuat sudut yang
memungkinkan keduduk-an kendaraan
menjadi stabil.

2.2.5 Keuntungan dan kerugian axle shaft independent

2.2.5.1 Keuntungan :

 Konstruksinya ringan.
 Mampu membuat sudut belok lebih besar
 Perawatan mudah.
 Body kendaraan lebih stabil bila dibandingkan axle rigid.

Kerugian :

 Tidak mampu menahan beban besar


 Pada bagian inner housing maupun outer housing mudah aus.
 Harganya lebih mahal.
 Memerlukan perawatan rutin.
Test Kompetensi

1. Sebutkan fungsi axle shaft ?


2. Sebutkan perbedaan antara axle shaft rigid dan independent ?
3. Sebutkan 3 macam axle shaft rigid berdasarkan penopang ?
4. Jelaskan masing masing tipe di atas ?
5. Jelaskan keuntungan dan kerugian axle shaft rigid ?
6. Jelaskan cara kerja axle shaft independent ?
7. Jelaskan keuntungan dan kerugian axle shaft independent ?

Anda mungkin juga menyukai