ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN”.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan
makalah ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para
pembaca.
BAB I
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Tata naskah kepegawaian adalah sistem penyimpanan dan pemeliharaan surat / keputusan di
bidang kepegawaian yang dikeluarkan / ditetapkan oleh pejabat yang berwenang yang disusun
secara teratur, tertib, dan terus menerus dalam media yang ditetapkan sesuai dengan keperluan.
• Berkas Perseorangan adalah arsip yang tercipta dalam rangka perjalanan karier orang
perseorangan, pegawai di Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah
• Arsip Dokumentasi Kepegawaian adalah informasi mengenai perkembangan karier PNS yang
disusun berdasarkan Arsip Dokumentasi Kepegawaian dari instansi yang bersangkutan.
• Pengelolaan arsip kepegawaian Dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pentingnya
dokumen/berkas tatanaskah/arsip Kepegawaian PNS sebagai salah satu sumber informasi
manajemen kepegawaian yang dapat membentuk citra positif arsip/tata naskah kepegawaian.
Fungsi ketersediaan dokumen tata naskah kepegawaian antara lain sebagai:
· Bukti fisik yang disusun secara kronologis sejak seorang PNS menjadi pegawai sampai
dengan purna tugas
· Instrumen yuridis jika terjadi sengketa pegawai
· Bukti akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
BAB III
FORMASI, PANGKAT DAN JABATAN PEGAWAI
A. FORMASI PEGAWAI
Formasi Pegawai Negeri Sipil adalah penentuan jumlah dan susunan pangkat Pegawai
Negeri Sipil yang diperlukan untuk mampu melaksanakan tugas pokok yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang. Formasi ditetapkan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis,
sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan.
Tujuan penetapan formasi adalah agar satuan-satuan organisasi Negara mempunyai jumlah dan
mutu pegawai yang memadai sesuai beban kerja dan tanggung jawab masing-masing satuan
organisasi. Formasi ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dalam jangka waktu tertentu
dengan mempertimbangkan macam-macam pekerjaan, rutinitas pekerjaan, keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dan hal-hal lain yang mempengaruhi jumlah dan sumber
daya manusia yang diperlukan.
1. Analisis Kebutuhan Pegawai
Analisis kebutuhan pegawai merupakan dasar bagi penyusunan formasi. Analisis
kebutuhan pegawai adalah suatu proses perhitungan secara logis dan teratur dari segala dasar-
dasar/faktor-faktor yang ditentukan untuk dapat menentukan jumlah dan susunan pangkat
Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi negara untuk mampu
melaksanakan tugasnya secara berdayaguna, berhasil guna dan berkelanjutan Analisis kebutuhan
dilakukan berdasarkan:
a) Jenis pekerjaan,
b) Sifat pekerjaan,
c) Analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang PNS dalam jangka waktu tertentu,
d) Prinsip pelaksanaan pekerjaan, dan
e) Peralatan yang tersedia.
2. Penetapan Formasi
Formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Menteri
yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara, setelah memperhatikan
pendapat Menteri Keuangan dan pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara Formasi
Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:
Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat
Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah.
Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat untuk masing-masing satuan organisasi Pemerintah Pusat
setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara setelah mendapat pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian
Negara atas usul Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat.
Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-masing satuan organisasi Pemerintah
Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-
masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara berdasarkan pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Persetujuan formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah berdasarkan usul dari Pejabat Pembina
Kepegawaian Daerah yang dikoordinasikan oleh Gubernur. Formasi yang telah ditetapkan
berlaku dalam tahun anggaran yang bersangkutan, sehingga lowongan formasi yang tidak diisi
pada tahun anggaran yang bersangkutan, tidak dapat digunakan untuk tahun anggaran
berikutnya. Dalam menetapkan formasi untuk setiap tahun anggaran harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
· Jumlah Pegawai Negeri Sipil (bezetting) yang ada,
· Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang naik pangkat,
· Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun, atau meninggal dunia, dan
· Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil menurut jabatan dan pendidikan/jurusannya.
3. PANGKAT PEGAWAI
Pangkat adalah kedudukan yang Menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil
(PNS)berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai
dasar penggajian. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan
pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara, serta sebagai dorongan kepada Pegawai
Negeri Sipil untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya. Agar kenaikan pangkat
dapat dirasakan sebagai penghargaan, maka kenaikan pangkat harus diberikan tepat pada
waktunya dan tepat kepada orangnya. Susunan Pangkat dan Golongan Ruang Pegawai Negeri
Sipil Susunan pangkat serta golongan ruang Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut:
Golongan Ia = Pangkat Juru Muda
Golongan Ib = Pangkat Juru Muda Tingkat 1
Golongan Ic = Pangkat Juru
Golongan Id = Pangkat Juru Tingkat 1
Golongan IIa = Pangkat Pengatur Muda
Golongan IIb = Pangkat Pengatur Muda Tingat 1
Golongan IIc = Pangkat Pengatur
Golongan IId = Pangkat Pengatur Tingkat 1
Golongan IIIa = Pangkat Penata Muda
Golongan IIIb = Pangkat Penata Muda Tingkat 1
Golongan IIIc = Pangkat Penata
Golongan IIId = Pangkat Penata Tingkat 1
Golongan IVa = Pangkat Pembina
Golongan IVb = Pangkat Pembina Tingkat 1
Golongan IVc = Pangkat Pembina Utama Muda
Golongan IVd = Pangkat Pembina Utama Madya
Golongan IVe = Pangkat Pembina Utama
Setiap pegawai baru yang dilantik atau diputuskan sebagai Pegawai Negri Sipil / PNS baik di
pemerintah pusat maupun daerah akan diberikan Nomor Induk Pegawai atau NIP, golongan dan
pangkat sesuai dengan tingkat pendidikan yang diakui sebagai berikut di bawah ini.
Pegawai baru lulusan SD atau sederajat = I/a
Pegawai baru lulusan SMP atau sederajat = I/b
Pegawai baru lulusan SMA atau sederajat = II/a
Pegawai baru lulusan D1/D2 atau sederajat = II/b
Pegawai baru lulusan D3 atau sederajat = II/c
Pegawai baru lulusan S1 atau sederajat = III/a
Pegawai baru lulusan S2 sederajad/S1 Kedokteran/S1 Apoteker = III/b
Pegawai baru lulusan S3 atau sederajat = III/c
Sumber : bkn.go.id
Pada tahun 2013 ada perubahan Jabatan Fungsional guru yang hanya 4 tingkatan, yaitu :
1) Golongan III/a – III/b dengan sebutan Guru Pertama
2) Golongan III/c – III/d dengan sebutan Guru Muda
3) Golongan IV/a – IV/c dengan sebutan Guru Madya
4) Golongan IV/d – IV/e dengan sebutan Guru Utama
BAB IV
DAFTAR PENILAIAN PRESTASI PEGAWAI (DP3)
A. PENGERTIAN
DP3 adalah penilaian yang diberikan atasan bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan
pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan PNS, dan dilaksanakan dalam kurun waktu sekali
setahun oleh pejabat penilai, yang dituangkan dalam daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3). Tujuan dari membuat DP-3 adalah untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan
seorang PNS, dan untuk mengetahui kekurangan serta kelebihan yang dimiliki oleh PNS yang
bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya.
DP-3 juga bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam
pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja.
B. DASAR HUKUM
· Undang-undang Nomor Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor Nomor 43 Tahun 1999;
· Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000.
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil;
· Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan
dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
· Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 11 Tahun 2001 tanggal 11 April 2001
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000;
· Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2002 tanggal 17 Juni 2002
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002;
· Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2003 tanggal 21 April 2003
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003;
· Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 03/SE/1976 tanggal 1
Maret 1976 tentang Pegawai Negeri Sipil yang menjadi Pejabat Negara.
D. PEJABAT PENILAI
Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yang dinilai, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Serendah-rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain yangsetingkat dengan itu, kecuali
ditentukan lain oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur dalam lingkungan masing-masing.
2) Pejabat penilai dapat memberikan penilaian apabila ia telah membawahi PNS yang bersangkutan
sekurang-kurangnya 6 bulan, kecuali untuk suatu mutasi
kepegawaian maka pejabat penilai dapat melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan
menggunakan bahan-bahan yang ditinggalkan leh pejabat yang lama.
3) Pejabat peniaia berkewajiban melakukan penilaian terhadap PNS yang secara langsung berada
dibawahnya.
4) Penilaian dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap tahun, jangka waktupenilaian mulai bul
an Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang bersangkutan.
F. PENYAMPAIAN DP 3
DP-3 yang dibuat dan telah ditandatangani oleh pejabat penilai diberikan secara langsung kepada
PNS yang dinilai oleh pejabat penilai. Apabila tempat bekerja antara pejabat penilai dengan PNS
yang dinilai berjauhan, maka DP-3 dikirimkan kepada PNS yang dinilai. PNS yang dinilai wajib
mencantumkan tanggal penerimaan DP-3 yang dikirimkan kepadanya pada ruangan
yangdisediakan. Apabila PNS yang dinilai menyetujui penilaian terhadap dirinya, ia
menendatangani DP-3 tersebut pada tempat yang disediakan, kemudian mengembalikan DP-3
tersebut kepada pejabat penilai selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai ia
menerima DP-3 itu. DP-3 yang telah ditandatangani oleh PNS yang dinilai diteruskan oleh
pejabat penilai kepada atasan pejabat penilai dalam waktu sesingkat mungkin untuk
mendapatkan pengesahan.
G. PENYIMPANAN DP 3
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan disimpan dan dipelihara dengan baik oleh pejabat yang
diserahi menangani urusan kepegawaian selama kurun waktu 5(lima) tahun, umpamanya Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang dibuat pada akhir tahun :
1) 1981 disimpan sampai dengan akhir tahun 1986
2) 1982 disimpan sampai dengan akhir tahun 1987
3) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah lebih dari 5 tahun tidak dugunakan lagi
4) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bagi PNS ;
5) Yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a keatas dibuat dalam 2 (dua) rangkap yaitu ;
a) 1 rangkap untuk arsip instansi yang bersangkutan
b) 1 rangkap dikirim kepada Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
6) Yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d kebawah dibuat 1 rangkap.
7) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dapat dibuat melebihi jumlah rangkap sebagai tersebut
diatas sesuai dengan ketentuan dari menteri, jaksa Agung, pimpinan Kesekretariatan Lembaga
tertinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non departemen, dan Gubernur kepala Daerah
Tingkat I yang bersangkutan.
BAB V
PENUTUP
Demikianlah makalah Kepegawaian ini kami buat dengan maksud agar dapat berguna
sebagai referensi pembelajaran seluruh siswa dan siswi SMK Negeri 2 Pacitan pada umumnya
dan sebagai referensi jurusan Administrasi Perkantoran pada Khususnya.
Kesimpulan yang dapat kita serap dari artikel yang telah dibaca adalah bahwa
Administrasi perkantoran merupakan sesuatu yang berperan penting dalam kelancaran sebuah
manajemen kantor, begitupun dengan tata naskah dokumen. Formasi pangkat dan jabatan sangat
vital bagi para pekerja dalam hal ini khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil, hal ini adalah
pengetahuan mendasar bagi pegawai negeri sebagai acuan kesejahteraan selama menjadi
Pegawai Negeri Sipil.
DAFTAR PUSTAKA
Sondang P. Siagian, 1996, Filsafat Administrasi, PT. Gunung Agung, Jakarta, hal 10.
Frederick W. Taylor dalam H. Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik
Indonesia (SANRI), Jakarta, Bumi Aksara, 2004, hal. 117-118.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di era serba modern ini administrasi yang baik adalah kunci utama untuk mencapai tujuan suatu
lembaga, jika suatu lembaga tersebut memiliki pengadministrasian yang baik maka sudah tentu lembaga
tersebut dapat dikatakan sukses dalam mengatur rumah tangganya. Demikian pula seluruh birokrasi
pemerintahan dan terutama segi kepegawaian. Karena merekalah yang pada akhirnya menjadi
pelaksana dari kegiatan-kegiatan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Namun memang harus diakui bahwa pada sebagian besar negara-negara berkembang, terdapat
diantaranya adalah orientasi dan kondisi kepegawaian yang diwarisi dari jaman penjajahan yang lebih
ditujukan untuk kepentingan negara jajahannya dan kepentingan pemeliharaan keamanan dan
ketertiban belaka. Itulah ciri-ciri tradisionil masyarakat negara –negara yang belum maju seringkali
feodal atau masih bersifat feodal, selain itu sifat kepegawaian lebih legalitas dari pada inovatif ataupun
Dewasa ini, Pegawai negeri sipil sebagai alat / aparatur pemerintah dengan keberadaannya
jelas membawa kebijaksanaan atau peraturan pemerintah guna mewujudkan tujuan nasional. Hal ini
terakumulasi dari pendistribusian tugas,fungsi,dan kewajiban Pegawai Negeri sipil juga spesifikasi per
departemen.
Didalam tugas penyelenggaraan negara memerlukan pegawai negeri sipil yang profesional,
bertanggung jawab, jujur, adil, melalui pembinaan, yang dilaksanakan berdasarkan pada sistem prestasi
kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
B. Landasan Teori
efisiensi, efektifitas, dan derajat profesionalime yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan
kualitas, penempatan, promosi, dan penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian pegawai negeri sipil.
Manajemen pegawai negeri sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
Administrasi kepegawian adalah suatu tatacara didalam mengorganisasi dari pada manusia-
manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan birokrasi khususnya Pemerintah, Edward H. Litcfield “
study of public administration” . Dan disini sudah jelas mengapa administrasi kepegawaian perlu
dilakukan, yaitu :
- Adanya satu badan yang menyelenggarakan administrasi kepegawaian, dan yang bersangkutan
bertanggungjawab langsung kepada pimpinan yang ditunjuk oleh pemerintah didalam sebuah birokrasi
- Untuk mengetahui dan mempermudah pengevaluasi terhadap kinerja, prestasi kerja, kedisiplinan,
- Untuk mempermudah sistem gaji yang diterima berdasarkan ketentuan-ketentuan tertentu yang bersifat
obyektif sesuai dengan pekerjaan dan hal ini berkaitan langsung dengan kesejahteraan dan masa
pensiun
Manajemen kepegawaian adalah perpaduan kata manajemen dan kepegawaian, oleh karenanya
manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
Dalam penyelenggaraan negara diperlukan pegawai negeri sipil yang profesional, bertanggung
jawab, jujur, adil, melalui pembinaan, yang dilaksanakan berdasarkan pada sistem prestasi kerja dan
sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Oleh karena itu perlu pelajari lebih dalam
mengenai:
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi
Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang secara garis besar telah ditentukan oleh
- Memelihara dan mengembangkan kecepatan serta kemampuan pegawai untuk mendapatkan prestasi
kerja yang sebaik-baiknya.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen kepegawaian adalah segala aktivitas yang berkenaan
dengan pemberdayaan sumber daya pegawai dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Selanjutnya dengan adanya menajemen kepegawaian yang diselenggarakan oleh Bagian Kepegawaian,
pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil secara efektif dan efisien dapat terwujud dan mampu menghasilkan
Berkaitan dengan hal tersebut maka manajemen kepegawaian yang dalam pelaksanaannya
harus dipenuhi syarat-syarat sebagau suatu ciri yang seharusnya ada dalam melaksanakan aktivitas-
Pelaksanaan manajemen kepegawaian harus dilandasi suatu manajemen yang berdasarkan ilmiah, yaitu
Pembinaan pegawai diarahkan ke produktifitas kerja yang dapat menimbulkan efektifitas dan efisiensi
kerja.
Pembinaan efektifitas dan efisiensi kerja ke arah pengaturan dan pengusahaan secara maksimal dilakukan
dengan jalan memberikan pendidikan dan latihan kerja. Hal ini dilakukan baik pada permulaan maupun
dalam rangka tugasnya untuk pemupukan dan perkembangan technical skill dan mangerial skill untuk
mewujudkan mental equipment rasa kesatuan dan keutuhan. Dimana perlu diadakan pembinaan
kesejahteraan sosial para pegawai dan keluarga serta jaminan keamanan bekerja dengan baik selama
Penempatan pegawai berdasarkan prinsip ‘The right man on the right place’. Dengan adanya prinsip
tersebut diharapkan Bagian Kepegawaian dapat menciptakan suasana kerja yang mendukung bagi para
Pengambilan tindakan disiplin terhadap pegawai yang tidak menjalankan tugasnya sebagaiamana
Bagi masing-masing pegawai diusahakan adanya pemeliharaan kesehatan fisik dan mental.
Menciptakan dan memelihara hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, maupun antara para
mengandung arti melayani, pimpinan, atau memimpin yang akhirnya berarti manajemen. Sementara
manajemen itu sendiri merupaka inti dari administrasi, sehingga pembicaraan maslah manajemen
“The art of management is defined as knowing exactly what you want to do, and than seeing that they
do it in the best and cheapest way” (maksudnya ilmu manajemen itu dapat diterjemahkan sebagai ilmu
pengetahuan yang mandiri yang sebenarnya akan anda kerjakan, selanjutnya mengkaji apakah sesuatu
performance to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other
resources”( maksudnya manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber lainnya).
meliputi latian jabatan, promosi, dan pemberhentian. Batasan manajemen kepegawaian sebagai
kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemberhentia. Dalam batasan ini terdapat dua fungsi pokok
yaitu:
- Pengadaan dan seleksi tenaga kerja/pegawai, yang diketahui dari rangkaian kegiatan tentang
pengadaan, seleksi, dan pengangkatan melalui ujian calon pelamar menjadi pegawai.
- Penempatan dan penunjukan, diketahui melalui rangkaian ditempatkannya calon pegawai pada jabatan
atau fungsi tertentu yang telah ditetapkan.
- Pengembangan, yang diketahui dari segenap proses latian baik sebelum maupun sesudah menduduki
jabatan dikaitkan promosi pegawai.
- Pemberhentian, yang diketahui melalui proses diberhentikannya tenaga kerja/pegawai baik sebelum
manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
Fungsi-fungsi manajemen merupakan kerangka dasar dari peran kegiatan manajerial secara
- Perencanaan
- Pengorganisasian
Pengisian staf
Mengarahkan
- Pengawasan
- Penilaian
Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat
menggunakan sistem sentralisasi seperti dalam pelaksanaan manajemen pegawai negeri sipil era UU No
8 Tahun 1974.
Kebijaksanaan pegawai negeri sipil mencakup penetapan norma, standar, prosedur, formasi,
pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya pegawai negeri sipil, pemindahan, gaji, tunjangan,
berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang mengenai hal-hal
yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan merupakan fungsi organik pertama karena tanpa adanya rencana, tidak ada dasar untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Dalam mencari perencanaan
yang baik, diperlukan penelitian sebagai awal proses dalam menganalisa situasi yang ada berupa data
dan fakta relevan guna menunjang pelaksanaan administrasi, khususnya dalam pelaksanaan fungsi
manajemen kepegawaian.[10]
Perencanaan adalah unsur yang mengawali seluruh kegiatan administrasi kepegawaian. Kegiatan
perencanaan meliputi pula kebutuhan dana yang dibutuhkan sehingga pada pada akhirnya diperoleh
gambaran menyeluruh tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang.[11]
kepegawaian yang seragam dengan penetapan norma, standar, dan prosedur yang jelas dalam
diciptakan kualitas pegeawai negeri sipil yang seragam di seluruh Indonesia. Untuk menciptakan
keseragaman dalam pelaksanaan norma, standar, dan prosedur administrasi kepegawaian diperlukan
Berdasarkan UU No 43 Tahun 1999 ada 3 hal pokok tentang perencanaan administrasi kepegawaian
yaitu:
a. Jumlah dan susunan pangkat pegawai negeri sipil yang diperlukan diteteapkan dalam formasi
b. Formasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetepakan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
Berdasarkan ketentuan pasal 16 UU No 43 Tahun 1999 bahwa pengadaan pegawai negeri sipil adalah
untuk mengisi formasi. Kekosongan formasi disebabkan oleh dua hak yaitu, adanya pegawai negeri sipil
yang berhenti dan adanya perluasan organisasi. Dengan demikian pengadaan dan proses tersebut
meliputi perencanaan, pengmumuman lamaran, penyaringan dan penerimaan menjadi pegawai negeri
sipil.
Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat dari calon pegawai diberikan jabatan dan pangkat tertentu dan
ditempatkan pada unit kerja yang direncanakan menerima tambahan tenaga baru. Penempatan dapat
dilakukan di lembaga pemerintahan tingkat pusat, sedangkan bagi lembaga pemerintah di daerah,
2. Pengadaan
Pengadaan pegawai negeri sipil dimulai dari tahap perencanaan, pengumuman, pelamaran,
penyaringan, pengangkatan calon pegawai negeri sipil sampai dengan pengangkatan menjadi pegawai
negeri sipil dan pengadaan dilaksanakan oleh pejabat pembina kepegawaian. Instansi yang menetapkan
jumlah pegawai yang akan direkrut, yaitu Badan Kepegawaian Negara dan Menpan dengan
memperhatikan pertimbangan dari Menteri Keuangan, karena terkait dengan anggaran yang masih
Salah satu permasalahan yang muncul pada rekruitmen biasanya terkait dengan kecilnya anggaran
yang tersedia untuk dapat merekrut pegawai secara optimal. Dan berakibat dalam proses ini tidak dapat
3. Pengembangan Kualitas
Pengembangan kualitas diperlukan untuk meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil. Untuk
mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian,
mutu keahlian, kemampuan, dan keterampilan.[13] Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka (1) PP No. 101
Tahun 2000 disebutkan bahwa”Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang disebut
Diklat merupakn proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan
Dalam usaha pendidikan dan pelatihan pegawai itu harus mempunyai dua macam orientasi, yaitu:
Pertimbangan instansi dalam melaksanakan diklat untuk para pegawainya adalah pembinaan dan
pengembangan karier pegawai yang bersangkutan, kepentingan promosi, tersedianya anggaran, dan
syarat-syarat yang dipenuhi oleh pegawai untuk mengikuti diklat. Para pegawai yang mengikuti diklat
akan mengalami perubahan dalam kegiatan kerjanya pada umumnya wawasan dan pengetahuan
mereka bertambah dan sudah memiliki kerangka kerja di masa mendatang walaupun harus diakui tidak
semua hasil keikutsertaan dalam diklat itu dapat secara efektif mempengaruhi kenerja pegawai.
4. Penempatan
Setelah pengadaan pegawai, pegwai yang sudah diangkat ditempatkan pada suatu unit organisasi
tertentu yang membutuhkan tenaga baru dan mengacu pada formasi yang ada. Pada dasarnya
pengangkatan pegawai negeri sipil didasarkan formasi yang ada sehingga tidak ada seorangpun pegawai
yang tidak mempunyai jabatan apapun jenis jabatannya. Prinsip penempatan adalah the right man in
the right place ( penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat). Untuk dapat melaksanakan
Adanya Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dari masing-masing pegawai yang terpelihara dengan baik dan
terus-menerus.[15]
Penempatan pegawai negeri sipil tidak selalu berarti penempatan pegawai baru, tetapi bisa pula
berarti sebagai pengangkatan dalam jabatan, promosi, dan mutasi. Pengangkatan pegawai negeri dalam
jabatan dilaksanakan berdasrkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan
jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainya tanpa membedakan jenis
Mutasi adalah perpindahan atau alih tugas dari suatu unit organisasi ke unit organisasi lainnya.
Dasar yang digunakan untuk menentukan mutasi pegawai adalah lama masa kerja pegawai di suatu
bidang pekerjaan, kebutuhan organisasi, penyegaran organisasi, pengetahuan, dan keterampilan serta
alasan khusus.
Promosi merupakan penghargaan yang diberikan kepada pegawai yang berprestasi untuk
memangku tanggung jawab yang lebih besar, berupa kenaikan pangkat atau jabatan. Kenaikan pangkat
memiliki maksud sebagai pendorong/motivasi bagi pegawai negeri sipil untuk lebih meningkatkan
Kenaikan pangkat reguler, yaitu penghargaan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang telah
Kenaikan pangkat pilihan, yaitu keprcayaan dan penghargaan yang diberikan kepada pegawai negeri
Selain kenaikan pangkat reguler dan pilihan, juga mengatur tentang kenaikan pangkat lainnya yaitu:
Kenaikan pangkat anumerta, yang diberikan kepada pehawai negeri sipil yang tewas dan diberikan
Kenaikan pangkat pengabdian, yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang akan diberhentikan
dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai batas usia pensiun dan diberikan kenaikan
Pegawai negeri yang akan dipromosikan harus memenuhi persyaratan pendidikan dan prestasi kerja
6. Penggajian
Upah atau gaji merupakan balas jasa dan penghargaan atas prestasi kerja pegawai negeri yang
Alat untuk memelihara agar karyawan tetep betah bekerja dalam organisasi[17]
Setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan
Sistem skala tunggal adalah sistem penggajian yang memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang
berpangkat sama dengan tidak atau kurang memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya
Sistem skala ganda adalah sistem penggajian yang menentukan besarnya gaji yang tidak saja didasarkan
pada pangkat, teteapi juga didasarkan pada sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai
dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.
Sistem skala gabungan adalah sistem perpaduan skala tunggal dan skala ganda, dalam sistem skala
gabungan gaji pokok ditentukan sama bagi pegawai negeri yang berpangkat sama, disamping itu
diberikan tunjangan kepada pegawai negeri yang memikul tanggun jawab yang lebih berat, prestasi yang
tinggi atau melakukan pekerjaan tertentu yang sifatnya memerlukan pemusatan perhatian dan
7. Kesejahteraan
jabatan/pekerjaan pegawai negeri sipil dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil.
Usaha kesejahteraan itu meliputi program pensiun dan tabungan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan
Jenis kesejahteraan yang dapat diperoleh antara lain cuti, perawatan, tunjangan, dan uang duka.
Cuti adalah tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu
Perawatan, setiap pegawai negeri sipil yang ditimpa oleh sesuatu kecelakaan dalam dan karena
Tunjangan, setiap pegawai negeri sipil yang menderita cacat jasmani atau cacat rohani dalam dan
karena menjalankan tugas kewajibannya mengakibatkannya tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan
Uang duka, setiap pegawai negeri sipil yang tewas, keluarganya memperoleh uang duka, pemberian
uang duka tidak mengurangi hak pensiun dan hak-hak lainnya yang berhak diterimanya berdasarkan
8. Pemberhentian
Pemberhentian merupakan proses akhir dalam manajemen kepagawaian yang mana seluruh
kegiatan berakhir disini. Berdasarkan Pasal 23 UU No 43 Tahun 1999, Pemberhentian Pegawai Negeri
Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak
dengan hormat
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat berhak menerima hak-hak kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain hak pensiun dan tabungan hari
tua. Dalam menentukan besarnya pensiun adalah gaji pokok terakhir sebulan yang berhak diterima oleh
Prinsip profesionalisme dalam manajemen kepegawaian, guna membangun Pegawai Negeri Sipil
yang bertanggung jawab, jujur, adil. Untuk mencapai prinsip profesionalisme Pegawai Negeri Sipil
diperlukan pembinaan yang berdasarkan pada sistem prestasi kerja dan sistem karier yang
Penggajian, Uang duka, dan Pemberhentian. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi kualitas
Pegawai Negeri Sipil dalam mengemban tugasnya sebagai Pegawai Negeri Sipil dan guna meningkatkan
profesionalisme Pegawai Negeri Sipil untuk itu perlu mendapat perhatian lebih sumber daya manusia
Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil juga perlu diperhatikan guna mencapai profesionalime
Pegawai Negeri Sipil sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
Pelatihan-pelatiahan kerja dirasa perlu untuk meninhkatkan kinerja Pegawa Negeri Sipil sesuai
dengan bidangnya, diadakannya diklat/pelatihan akan lebih memantabkan kinerja Pegawai Negeri Sipil.
pembangunan secara berdaya guna dan dan berhasil guna sehingga dapat menhasilkan Pegawai Negeri
Negara Republik Indonesia (SANRI), Jakarta, Bumi Aksara, 2004, hal. 117-
118.
Pokok Kepegawaian
Pokok Kepegawaian
Kepegawaian.
Pokok Kepegawaian.
Kepegawaian
Pokok Kepegawaian
Kepegawaian