Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITAIAN

PENGARUH BREAST CARE DAN AROMATERAPI JASMINE ESSENSIAL

OIL TERHADAP PRODUKSI ASI

Dosen Pembimbing:

Ns. Haifah Wahyu., S.Kep., M.Biomed

Disusun Oleh:

Vina Pandwinata 1780200032

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH BENGKULU

TAHUN AJARAN 2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

ASI eksklusif harus diberikan dalam 6 bulan pertama, dengan demikian bayi akan

mencapai tumbuh kembang yang optimal. WHO/ UNICEF merekomedasi empat hal

yang harus diperhatikan dalam mencapai tumbuh kembang optimal yaitu pemberian

ASI segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif,

pemberian MP-ASI sejak bayi berusia 6 – 24 bulan serta meneruskan pemberian ASI

sampai 24 bulan.

Di Indonesia pada tahun 2014 cakupan ASI Ekslusif masih di bawah target

nasional 80% yaitu 52,3 %, kemudian di Propinsi Jawa Tengah sebesar 60 %. (Profil

Kesehatan Indonesia, 2014 : 114). Sedangkan di kabupaten Semarang pada tahun

2014 cakupan ASI eksklusif mencapai 44,3 % dan untuk cakupan ASI Eksklusif di

kecamatan Susukan hanya mencapai 24,8%.

Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon prolaktin.

ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ketika bayi

mulai mengisap ASI, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar.

Hal ini disebut dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin yang dirangsang

oleh hormon prolakt in dan refleks pengeluaran ASI atau disebut juga “let down”

reflexs.
Pemberian ASI eksklusif diberikan kepada bayi sejak lahir sampai usia 6

bulan sangat penting karena ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman terbaik

untuk bayi. Komposisinya tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi,

melindungi dari berbagai penyakit, infeksi, mempererat hubungan batin ibu dan bayi

sehingga bayi akan lebih sehat dan cerdas. Namun pada beberapa ibu proses

pemberian air susu ibu (ASI) bisa saja mengalami hambatan dengan alasan produksi

ASI berhenti. Persoalan ini dialami oleh banyak ibu menyusui, tidak semua ibu

menyusui melakukan dengan benar, ada yang memberi makanan padat atau susu

formula sebelum bayi berusia empat atau enam bulan ataupun ibu mengalami stress

atau cemas yang berkepanjangan.

Breast care post partum adalah perawatan payudara pada ibu setelah

melahirkan sedini mungkin. Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang

dilakukan secara sadar dan teratur untuk memelihara kesehatan payudara dengan

tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum. Adapun pelaksanaan

breast care post partum ini dilakukan pada hari ke 1 – 2 setelah melahirkan minimal 2

kali dalam sehari. Manfaat breast care post partum antara lain

melancarkan refleks pengeluaran ASI atau refleks let down, cara efektif

meningkatkan volume ASI peras/perah, serta mencegah bendungan

padapayudara/payudara bengkak. (Roesli, 2008). Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui efektifitas Breastcare Postpartum terhadap produksi.

Aroma jasmine essential oil akan ditangkap oleh indera penciuman dan

diteruskan ke susunan saraf pusat, lalu pesan akan diteruskan ke seluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi darah dan limfatik. Tandanya berupa pelepasan substansi

neurokimia yang menimbulkan perasaan senang, rileks, tenang atau terangsang.

Melati merupakan salah satu jenis bunga yang berasal dari Indonesia.

Penggunaan melati dalam berbagai kegiatan kebudayaan sudah menjadi ciri khas di

negara kita, sehingga dengan terbiasanya masyarakat Indonesia dengan aroma melati,

diharapkan dapat memberikan rasa tenang dan rileksasi kepada yang menghirupnya.

Melati yang merupakan salah satu jenis bunga dapat digunakan sebagai alternatif

dalam mengurangi nyeri persalinan. Selain tanpa efek samping, aroma melati juga

merupakan wewangian yang sering dirasakan dan disukai oleh wanita. Di samping itu

aroma melati merupakan terapi nonfarmakologi yang aman dan tidak membahayakan

ibu dan janin.

1.2. Rumusan masalah

a. Bagaimana pengaruh breast care terhadap produksi ASI?

b. Bagaimana pengaruh aromaterapi jasmine essensial oil terhadap

produksi ASI?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

1. Untuk mengetahui pengaruh breast care terhadap produksi ASI

2. Untuk mengetaihui pengaruh aromaterapi jasmine essensial oil

terhadap produksi ASI


b. Tujuan khusus

Untuk mengetahui tingkat produksi ASI sebelum dan setelah dlakukan

breast care dan aromaterapi jamine essensial oil.

1.4. Manfaat Penelitian

a. amanfaat ilmiah

penelitian ini diharapakan dijadikan sebagai acuan ilmiah bagi

mahasiwa ilmu keperawatan dan peneliti selanjutnya terkait pengaruh

beast care dan aromaterapi jasmine essensial oil pada terhadap

produksi asi.

b. manfaat praktis

Penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu rekomendasi bagi ibu-

ibu menyesui tentang pengaruh beast care dan aromaterapi jasmine

essensial oil pada terhadap produksi asi.

1.5. Batasan penelitian

Penelitian ini hanya berfokus pada ibu menyusui untuk meningkatkan produksi

asi dengan cara beast care dan aromaterapi jasmine essensial oil pada terhadap

produksi asi.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1. Pengertian breast care dan aromaterapi jasmine essential oil

Breast care adalah pemeliharaan payudara yang dilakukan untuk memperlancar

ASI dan menghindari kesulitan pada saat menyusui dengan melakukan pemijatan.

Breast care adalah upaya dengan perawatan khusus lewat pemberian rangsang

terhadap otot-otot dada ibu, dengan cara pengurutan atau massase yang diharapkan

dapat memberi rangsangan kepada kelenjar ASI agar dapat memproduksi susu

tersebut. Fungsi dari masase payudara adalah untuk menstimulasi pituitari

melepaskan hormon oksitosin yang merangsang kontraksi sel mioepitel alveoli dan

berdampak pada pengeluaran ASI. Perawatan payudara bermanfaat merangsang

payudara untuk memengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin dan

prolaktin.

Breast care post partum adalah perawatan payudara pada ibu setelah

melahirkan sedini mungkin. Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang

dilakukan secara sadar dan teratur untuk memelihara kesehatan payudara dengan

tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum. Adapun pelaksanaan

breast care post partum ini dilakukan pada hari ke 1 – 2 setelah melahirkan minimal 2

kali dalam sehari. Manfaat breast care post partum antara lain
melancarkan refleks pengeluaran ASI atau refleks let down, cara efektif

meningkatkan volume ASI peras/perah, serta mencegah bendungan

padapayudara/payudara bengkak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektifitas Breastcare Postpartum terhadap

produksi

Aroma jasmine essential oil akan ditangkap oleh indera penciuman dan

diteruskan ke susunan saraf pusat, lalu pesan akan diteruskan ke seluruh tubuh

melalui sistem sirkulasi darah dan limfatik. Tandanya berupa pelepasan substansi

neurokimia yang menimbulkan perasaan senang, rileks, tenang atau terangsang.

Melati merupakan salah satu jenis bunga yang berasal dari Indonesia.

Penggunaan melati dalam berbagai kegiatan kebudayaan sudah menjadi ciri khas di

negara kita, sehingga dengan terbiasanya masyarakat Indonesia dengan aroma melati,

diharapkan dapat memberikan rasa tenang dan rileksasi kepada yang menghirupnya.

Melati yang merupakan salah satu jenis bunga dapat digunakan sebagai alternatif

dalam mengurangi nyeri persalinan. Selain tanpa efek samping, aroma melati juga

merupakan wewangian yang sering dirasakan dan disukai oleh wanita. Di samping itu

aroma melati merupakan terapi nonfarmakologi yang aman dan tidak membahayakan

ibu dan janin.

1.2. Faktor yang mempengaruhi produksi asi

Menyusui telah menjadi salah satu isu kesehatan global pada abad ke 21 ini.1

Mengingat menyusui memiliki efek yang signifikan pada kesehatan anak khususnya
Angka Kematian Bayi (AKB), maka promosi, proteksi dan dukungan terhadap

menyusui bayi telah menjadi salah satu prioritas utama dalam kebijakan kesehatan

masyarakat. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa menyusui

merupakan cara yang tidak tertandingi dalam menyediakan makanan yang ideal untuk

pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi.

Risiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% pada bayi yang tidak

diberi Air Susu Ibu (ASI). Pada bayi berusia di bawah dua bulan, angka kematian ini

meningkat menjadi 48%. Menurut World Health Report 2005, angka kematian bayi

(AKB) baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data UNICEF (2013), sebanyak 136,7 juta bayi lahir di seluruh

dunia dan hanya 32.6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan

pertama. Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif dinegara industri lebih besar meninggal

dari pada bayi yang diberi ASI Eksklusif, sementara di negara berkembang hanya

39% ibu-ibu yang memberikan ASI Eksklusif.

Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi dan ASI

mengandung antibodi yang melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Jika ASI

eksklusif dipraktekkan secara universal, maka hal tersebut dapat menyelamatkan 13%

anak dari seluruh jumlah kematian anak usia kurang dari 5 tahun. WHO tahun 2016

mengungkapkan bahwa optimalisasi praktik menyusui dapat mengurangi tingginya

angka kematian anak usia kurang dari 5 tahun.4 WHO merekomendasikan agar setiap
bayi baru lahir mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Namun, sebagian ibu

tidak memberikan ASI eksklusif karena alasan ASInya tidak keluar atau hanya keluar

sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan bayinya.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui program perbaikan gizi

masyarakat telah menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan adalah sebesar 80%.6,7

Cakupan ASI eksklusif di Kota Palu adalah 67,6% dengan wilayah yang memiliki

cakupan paling tinggi adalah wilayah kerja Puskesmas Tipo yaitu sebesar 78,49% dan

yang terendah adalah Puskesmas Kamonji yaitu 57,3%.

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui muliadari ASI diproduksi sampai

proses bayi menghisap dan menelan ASI, sedangkan manajemen laktasi adalah suatu

upaya yang di lakukan oleh ibu, ayah, dan keluarga untuk menunjang keberhasilan

menyusui.

Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan dapat disebabkan oleh

masih kurangnya pemahaman masyrakat bahkan petugas kesehatan tentang manfaat

dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.


1.3. Kerangka konsep

Ibu menyesui

Dampak breast care Dampak

 Pengeluaran asi  Kecemasan


 stress
(lancer, kurang

lancer dan tidak

lancer)
Pengaruh breast care
dan aromaterapi
jasmine essensial oil

Tingkat produksi asi


dengan cara breast
care dan
aromaterapi

1.4. Hipotesis penelitian

Ho: tidak ada perbedaan pengaruh breast care dan aromaterapi jasmine

essensial oil terhadap produksi asi pada ibu menyesui.

Ha: ada perbedaan pengaruh breast care dan aromaterapi jasmine essensial oil

terhadap produksi asi pada ibu menyesui.


1.5. Variable penelitian

Judul: pengaruh breast care dan aromaterapi jasmine essensial oil terhadap

produksi asi.

Variable independen : pengaruh breast care dan aromaterapi jasmine

essensial oil.

Variable dependen : ibu menyesui


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain dan jenis penelitian analitik
kuantitatif
3.2. populasi dan sampel
1. Populasi
penelitian ini adalah beberapa ibu-ibu yang sedang menyusui di Desa
Kertapati Kec Air Besi Keb Bengkulu Utara
2. Sempel penelitian
Ini adalah beberapa ibu-ibu yang sedang menyesui di Desa Kertapati Kec Air
Besi Keb Bengkulu Utara
3. Teknik sampling
Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dari beberapa ibu-ibu
yang sedang menyusui di Desa Kertapati Kec Air Besi Keb Bengkulu Utara
3.3. Definisi Operasional
3.4. Instrumen Penelitian
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.7. Teknik Analisa Data
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai