Dalam pembahasan Empat Program Utama untuk memajukan SDM Pertanian hal-hal yang
mengemuka adalah:
1. Tujuan temu kehumasan adalah untuk menginformasikan kebijakan BPSDMP
kepada stakeholder dan beneficiery. 2. BPSDMP dibentuk berdasarkan Peraturan Mentan RI No. 299/Kpts/OT.14Q/7/2005 untuk pengembangan sumberdaya manusia (SDM) pertanian. 3. Visi BPDSMP adalah terwujudnya BPSDPM yang andal dalam rangka menghasilkan sdm pertanian yang professinal, kreatif, inovatif, kredibel dan berwawasan global. 4. Misi BPSDM adalah mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan pertanian yang kredibel, mengembangkan sistem penyuluhan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani dan mengembangkan sistem administasi dan manajemen pengembangan SDM pertanian yang sesuai dengan prinsip clean government and good governance. 5. Tugas dan fungsi BPDSMP adalah: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan SDM pertanian b. Perumusan program pengembangan SDM Pertanian c. Pelaksanaan pengembangan SDM pertanian d. Evaluasi pelaksanaan pengembangan SDM pertanian. e. Pelaksanaan administrasi Badan 6. Masalah yang dihadapi adalah: a. Kemiskinan yang masih menghantui perjalanan republik ini dimana 68% penduduk miskin berada dipedesaan yang nota bene adalah masyarakat tani. b. Second Generation Problem yang ditengarai terjadi akibat generasi muda yang kurang tertarik menjadi petani. c. Pengangguran yang masih tinggi terkait dengan penyediaan lapangan kerja yang belum memadai. d. Kualitas SDM pertanian (petani) yang masih relatif rendah terutama dalam pendidikan dan pengetahuan teknologi pertanian. e. Sistem alih teknologi lemah dan kurang tepat sasaran, mismacth dalam delivery dan aplikasinya. f. Aksessibilitas terhadap layanan usaha g. Kelembagaan petani / pelaku usaha 7. Tantangan: a. Menjadikan petani sebagai subjek utama pembangunan pertanian. b. Mewujudkan organisasi petani yang solid dan mandiri, serta kelembagaan ekonomi pedesaan yang kuat. c. Mewujudkan aparatur yang kompeten, professional dan amanah sebagai pendamping masyarakat tani. d. Mengembangkan sistem pendidikan pertanian yang mampu menghasilkan SDM pertanian yang siap kerja. e. Mengembangkan sistem pelatihan pertanian untuk menghasilkan aparatur dan non aparatur yang profesioal, kreatif, inovatif dan kredibel. f. Mengembangkan sistem penyuluhan yang berbasiskan kebeutuhan petani dan spesifikasi lokasi. g. Menumbuhkan apresiasi dan minat generasi muda kepada bidang pertanian. 8. Kebijakan Umum: a. Mewujudkan SDM yang profesional, kreatif, inovatif dan kredibel sebagai pelaku pembangunan pertanian b. Mengembangkan sistem pendidikan pertanian yang kredibel untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja. c. Mengembangkan sistem pelatihan manajemen dan teknis pertanian untuk menghasilkan aparatur yang profesional dan amanah serta petani yang mandiri dan berdaya saing d. Mengembangkan sistem penyuluhan pertanian yang tangguh untuk meningkatkan kualitas, pendapatan dan kesejahteraan petani. e. Mengembangkan sistem administrasi dan manajemen pengembangan SDM dalam rangka mewujudkan good governance dan clean government. f. Mendorong peran serta masyarakat 9. Unit Kerja Eselon II Lingkup BPSDMP: a. Pusat Pengembangan Pendidikan Pertanian b. Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian c. Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian d. Sekretariat Badan 10. Unit Pelaksana Teknis Lingkup BPSDMP: a. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) yang telah memiliki sertifikat dari LAN sebagai lisensi untuk menyelenggarakan yang berbagai diklat seperti prajabatan, adum, diklat kepemimpinan dll. Lembaga lain dapat menggunakan jasa PPMKP b. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) yang tersebar di 6 kota yaitu Medan, Bogor, Magelang, Malang, Goa dan Manokwari. Dengan berlakunya UU Sisdiknas No. 20/2003 Pasal 29 yang menyatakan bahwa pendidikan formal berada dibawah Depdiknas, kewenangan lembaga non Depdiknas menyelengarakan pendidikan masih dimungkinkan selama masih relevan dan dibutuhkan. Kedepan STPP akan menjalani perubahan apakah menjadi yayasan (pada Kasus STAN) pengalihtupoksian dan kerjasama dibawah pengawasan Universitas Negeri (STPP Cibalagung dibawah bimbingan IPB). c. Balai Besar Pelatihan Pertanian / Peternakan (BBPP) d. Balai Pelatihan Pertanian /Peternakan (BPP) e. Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) yang berjumlah 18 dan berada dibawah pengawasan PEMDA sesuai dengan bergulirnya OTDA. 11. Program Aksi: a. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian: - Penumbuhan dan pengaktifan POKTAN dan GAPOKTAN - Penyusunan peraturan perundangan tindak lanjut UU No. 16/2006 tentang SP3K - Penyediaan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) sebesar Rp. 250,000 per penyuluh per bulan - Penyebaran informasi dan penyuluhan pertanian - Pengembangan kelembagaan penyuluhan - Penghargaan petani dan penyuluh teladan berupa uang tunai Rp 20 juta b. Reposisi Pelatihan Pertanian: - Kebijakan program pelatihan pertanian - Pelatihan pertanian - Magang aparatur dan non aparatur - Sekolah lapang bagi petani - Penyiapan SDM pendukung program PUAP c. Reorientasi Pendidikan Pertanian: - Penyelenggaraan pendidikan di STPP - Penyelenggaraan pendidikan di SPP - Tugas belajar S2 dan S3 - Penghargaan bagi petani dan tenaga fungsional lapangan - Bantuan modal usaha bagi lulusan SPP dan STPP berprestasi d. Penyelenggaraan Administrasi dan Manajemen Pengembangan SDM Pertanian: - Perencanaan program dan anggaran - Pengelolaan asset - Penerapan akuntabilitas keuangan - Pengelolaan kepegawaian - Pengembangan sistem monitoring evaluasi dan data base e. Koordinatif: - Program Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dalam program training of trainer (TOT) apresiasi penyuluh mitra tani (PMT), pelatihan penyuklug pendamping, dan pelatihan pengurus Gapoktan. - Lembaga Mandiri dan Mengakar dalam Masyarakat (LM3) seperti Pelatihan, Pembinaan, Evaluasi, Silaturrahmi berbasis agama dan pendidikan melalui pendekatan ketokohan pimpinan pesantren. - Pembinaan PRAMUKA (Saka Taruna Bumi) untuk menggiatkan appresiasi bagi generasi muda pertanian dan sikap pandu dalam pertanian. - Pengarus Utamaan Gender (PUG) pemberdayaan jender secara integral, pelatihan kepemimpinan dan kesataraan. 12. Good Governance, Telah disepakati dua program utama untuk mendorong percepatan pertanian yaitu: 1. Farming Empowerment for Agriculture Technology Information (FEATI) yang merupakan pinjaman dari World Bank. Dana didistribusikan kepada 18 propinsi dan 71 Kabupaten. 2. Rural Empowerment And Development (READ) dana yang dijadikan sebagai pilot project untuk masyarakat petani miskin, dan akan dikucurkan untuk satu propinsi yaitu Sulawesi Tengah disalurkan ke 5 kabupaten.