Anda di halaman 1dari 4

pengambilan keputusan beretika

Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah


cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-
pendapat spontan kita Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.
Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.

Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada dilema etika


dan moral. Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan menghasilkan
dampak bagi orang lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai integritas
yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan yang
diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada kepentingannya sendiri,
melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya.

Misalnya seperti kasus Enron, tentunya pengambilan keputusan dilakukan


tanpa mengacu pada nilai-nilai etika dan moral. Oleh karena itu, hasilnya
adalah kehancuran. Maka, ada baiknya sebelum Anda mengambil
keputusan mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
1. Autonomy> berkaitan dg kebebasan manusia
Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan Anda melakukan eksploitasi
terhadap orang lain dan mempengaruhi kebebasan mereka? Setiap keputusan
yang Anda ambil tentunya akan mempengaruhi banyak orang. Oleh karena itu,
Anda perlu mempertimbangkan faktor ini ke dalam setiap proses pengambilan
keputusan Anda.

Misalnya keputusan untuk merekrut pekerja dengan biaya murah. Seringkali


perusahaan mengeksploitasi buruh dengan biaya semurah mungkin padahal
sesungguhnya upah tersebut tidak layak untuk hidup.Non-malfeasance
Apakah keputusan Anda akan mencederai pihak lain? Di kepemerintahan,
nyaris setiap peraturan tentunya akan menguntungkan bagi satu pihak sementara
itu mencederai bagi pihak lain. Begitu pula halnya dengan keputusan bisnis
pada umumnya, dimana tentunya menguntungkan bagi beberapa pihak namun
tidak bagi pihak lain.

Misalnya kasus yang belakangan menghangat yaitu pemerintah dengan UU ITE


(Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang baru disahkan dan
ditentang oleh banyak pihak. Salah satunya implikasi dari UU tersebut adalah
pemblokiran situs porno. Meskipun usaha pemerintah baik, namun banyak
pihak yang menentangnya.
2. Beneficence

Apakah keputusan yang Anda ambil benar-benar membawa manfaat?


Manfaat yang Anda ambil melalui keputusan harus dapat menjadi solusi bagi
masalah dan merupakan solusi terbaik yang bisa diambil.

3. Justice
Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan, dan
termasuk implementasinya. Di dunia ini memang sulit untuk menciptakan
keadilan yang sempurnam namun tentunya kita selalu berusaha untuk
menciptakan keadilan yang ideal dimana memperlakukan tiap orang dengan
sejajar.Misalnya dalam keputusan reward, Astra Internasional mempunyai 2
filosofi dasar. Pertama adalah fair secara internal, dimana setiap orang dengan
dengan golongan yang sama dan prestasi yang sama maka pendapatannya juga
sama. Keputusan ini mencerminkan keadilan di dalam perusahaan itu sendiri.
Sementara itu, filosofi lainnya adalah kompetitif secara eksternal, atau gaji yang
bersaing dalam industri.

• Fidelity
Fidelity berkaitan dengan kesesuaian keputusan dengan definisi peran yang kita
mainkan. Seringkali ini melibatkan ‘looking at the bigger picture’ atau melihat
secara keseluruhan dan memahami peran Anda dengan baik.Misalnya
keputusan Chairman Federal Reserve, Ben S. Bernanke untuk menyelamatkan
Bear Stearns dengan cara menyokong dana bagi akuisisi JPMorgan terhadap
Bear Stearns senilai $30 miliar dan dipertanyakan oleh banyak pihak. Namun,
Bernanke berpendapat bahwa ia melakukannya demi mencegah kekacauan
finansial yang akan dialami pasar jika Bear Stearns benar-benar bangkrut.
KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
1. Pendekatan bermanfaat
Pendekatan bermanfaat(utilitarian approach), yang dudukung oleh filsafat abad
kesembilan belas ,pendekatan bermanfaat itu sendiri adalah konsep tentang
etika bahwa prilaku moral menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah terbesar.
2. Pendekatan individualisme
Pendekatan individualisme adalah konsep tentang etika bahwa suatu tindakan
dianggap pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka
panjang seorang indivudu.
3. Konsep tentang etika bahwa keputusan yang dengan sangat baik menjaga
hak-hak yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.hak
persetujuan bebas. Individu akan diperlakukan hanya jika individu tersebut
secara sadar dan tidak terpaksa setuju untuk diperlakukan.
-hak atas privasi. Individu dapat memilih untuk melakukan apa yang ia inginkan
di luar pekerjaanya.
-hak kebebasan hati nurani. Individu dapat menahan diri dari memberikan
perintah yang melanggar moral dan norma agamanya.
-hak untuk bebas berpendapat. Individu dapat secara benar mengkritik etika
atau legalitas tindakan yang dilakukan orang lain.
-hak atas proses hak. Individu berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan
berhak atas perlakuan yang adil.
-hak atas hidup dan keamanan. Individu berhak untuk hidup tanpa bahaya dan
ancaman terhadap kesehatan dankeamananya.
PILIHAN-PILIHAN ETIS SEORANG MANAJER
1. Tingkat prekonvesional =mematuhi peraturan untuk menghindari hukuman.
Bertindak dalam kepentingannya sendiri.
2. Tingkat konvensional =menghidupkan pengharapan oranglai. Memenuhi
kewajiban sistem sosial. Menjujnjung hukum.
3. Tingkat poskonvensional=mengikuti prinsip keadilan dan hak yang dipilih
sendiri. Mengetahui bahwa orang-orang menganut nilai-nilai yang berbeda dan
mencari solusi kreatif untuk mengatasi dilema etika. Menyeimbangkan
kepentingan diri dan kepentingan orang banyak.y

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM HADAPI


ETIK/MORAL
Teori-teori etika :
1. Teori Utilitariansme
(tindakan dimaksudkan untuk memberikan kebahagiaan yang maksimal);
2. Teori Deontologi
(tindakan berlaku umum & wajib dilakukan dalam situasi normal karena
menghargai:
Norma yang berlaku, Misal kewajiban melakukan pelayanan prima kepada
semua orang secara obyektif)
3. Teori Hedonisme(berdasarkan alasan kepuasan Yang ditimbulkannya):
mencari kesenangan, menghindari ketdksenangan;
4. Teori Eudemonisme (tujuan akhir untuk kebahagiaan )
Pengambilan keputusan secara etik :
• Didasarkan pertimbangan benar salah;
• Menyangkut pilihan yang sukar;
• Tidak dapat dielakan;
• Dipengaruhi norma, situasi, iman, lingkungan sosial.

Anda mungkin juga menyukai