Anda di halaman 1dari 2

VARIASI PROFESIONAL INTI

Kerangka yang paling terkenal untuk memahami kebajikan profesional dikembangkan pada
tahun 1970an (dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1979) oleh ahli etika, Tom Beauchamp
dan James Childress, pada saat bidang etika biomedis dan etika profesional baru saja muncul
dan mulai terkenal. Beauchamp dan Childress (2001) mengidentifikasi beberapa kebajikkan inti
atau "anak kuda" yang sangat penting dalam pekerjaan yang dilakukan oleh para profesional:
kasih sayang, kearifan, kepercayaan, integritas, dan ketaatan. Penulis mendefinisikan istilah-
istilah sebagai berikut:
KASIH: Sifat yang menggabungkan sikap memperhatikan secara aktif kesejahteraan orang lain
dengan kesadaran imajinatif dan respons emosional terhadap rasa simpati, kelembutan, dan
ketidaknyamanan pada kemalangan atau penderitaan seseorang. Belas kasihan mengandaikan
simpati, memiliki kedekatan dengan belas kasihan, dan diungkapkan dalam tindakan
kemurahan hati yang berusaha meringankan nasib sumbang atau penderitaan orang lain.

KEARIFAN: Keutamaan kearifan menghadirkan wawasan yang peka, penilaian yang akut, dan
pengertian akan tindakan. Ketajaman melibatkan kemampuan untuk membuat penilaian dan
mencapai keputusan tanpa terlalu dipengaruhi oleh pertimbangan, ketakutan, keterikatan
pribadi, dan sejenisnya.
KEPERCAYAAN: Kepercayaan adalah keyakinan dan keyakinan percaya diri pada karakter moral
dan kompetensi orang lain. Kepercayaan mengandung keyakinan bahwa orang lain akan
bertindak dengan motif yang benar dan sesuai dengan norma moral yang sesuai.

INTEGRITAS: Integritas moral berarti kesehatan, keandalan, keutuhan, dan integrasi karakter
moral. Dalam pengertian yang lebih terbatas, integritas moral berarti kesetiaan dalam
mematuhi norma-norma moral. Oleh karena itu, keutamaan integritas mewakili dua aspek
karakter seseorang. Yang pertama adalah integrasi aspek koheren emosi, aspirasi,
pengetahuan, dan sebagainya, sehingga masing-masing melengkapi dan tidak membuat
frustrasi orang lain. Yang kedua adalah sifat karakter yang setia terhadap nilai moral dan berdiri
dalam pertahanan mereka bila diperlukan.
HATI NURANI: Seseorang memiliki hati nurani jika dia termotivasi untuk melakukan yang benar
karena memang benar, telah mencoba dengan tekad untuk menentukan yang benar,
bermaksud melakukan yang benar, dan memberikan usaha yang sesuai.

Kelima kebajikan utama ini terkait langsung dengan empat prinsip moral inti yang, menurut
Beauchamp dan Childress (2001), merupakan landasan moral praktik profesional: otonomi,
tidak beraturan, manfaat, dan keadilan. Prinsip-prinsip moral ini jelas memiliki penerapan yang
luas terhadap implikasi untuk praktik kerja sosial.
OTONOMI: Konsep otonomi - yang terkait erat dengan nilai pekerjaan sosial abadi dari
penentuan nasib sendiri klien - menyiratkan peraturan mandiri yang bebas dari gangguan
pengendalian oleh orang lain dan dari keterbatasan, seperti pemahaman yang tidak memadai,
yang mencegah tindakan yang berarti. Pilihan indiviadual otonom (misalnya, klien yang cacat
fisik dan ingin belajar bagaimana hidup mandiri di apartemen) bertindak bebas sesuai dengan
rencana yang dipilih sendiri. Seseorang dengan otonomi yang berkurang (misalnya, korban
kekerasan dalam rumah tangga atau penganiayaan anak) dalam beberapa hal dikendalikan oleh
orang lain atau tidak dapat melakukan pertimbangan atau tindakan berdasarkan hasrat dan
rencananya.

TIDAK BERATURAN: Prinsip-prinsip ketidakberaturan menegaskan sebuah kewajiban untuk


tidak menyakiti orang lain. Contoh: jangan membunuh; tidak menimbulkan rasa sakit atau
penderitaan; jangan melumpuhkan; jangan menyebabkan pelanggaran; dan jangan mengambil
barang-barang orang lain. Dengan demikian pekerja sosial seharusnya tidak membahayakan
klien mereka, sama seperti orang tua seharusnya tidak menyakiti anak mereka.
MANFAAT: Istilah manfaat berkonotasi akan tindakan belas kasihan, kebaikan hati, dan kasih
amal. Bentuk kemurahan hati juga biasanya mencakup altruisme, cinta, dan kemanusiaan.
Kemurahan hati mengacu pada tindakan yang dilakukan untuk menguntungkan orang lain.
Tindakan pekerja sosial, biasanya, berakar pada kegunaan.

KEADILAN: Istilah keadilan, apa yang pantas, dan hak telah digunakan oleh berbagai filsuf dalam
upaya untuk menjelaskan keadilan. Ini menafsirkan keadilan sebagai perlakuan yang adil, dan
tepat mengingat apa yang harus dimiliki orang. Standar keadilan diperlukan setiap kali orang
memperoleh manfaat atau beban karena sifat atau keadaan tertentu, seperti menjadi produktif
atau telah dirugikan oleh tindakan orang lain. Pemegang klaim yang sah berdasarkan keadilan
memiliki hak dan karena sesuatu. Oleh karena itu, sebuah keadilan juga melibatkan tindakan
atau misi yang salah yang menyangkal manfaat orang-orang yang memiliki hak atau
mendistribusikan beban secara tidak adil. Pekerja sosial sangat prihatin untuk mempromosikan
keadilan di antara orang-orang yang rentan (misalnya, orang tua atau anak terlantar), tertindas
(korban diskriminasi rasial, etnis, atau sosial), atau hidup dalam kemiskinan.

Anda mungkin juga menyukai