Anda di halaman 1dari 17

SUMARY WEEK 2 – HOW MARKET WORKS

2.1. Kekuatan Penawaran dan Permintaan Pasar

2.1.1. Permintaan

Jumlah permintaan (quantity demanded) adalah jumlah barang yang ingin dibeli oleh
konsumen dan ia mampu untuk membayarnya. Hukum permintaan (law of demand)
menyebutkan bahwa jumlah permintaan barang menurun ketika harga naik dan meningkat
ketika harga turun, hal ini berarti permintaan berbanding terbalik dengan harga.

Price of Ice-cream cone ($)

Quantity of cones demanded


0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
12 10 8 6 4 2 0
3.00

2.1.1.1. Kurva permintaan

Kurva permintaan (demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara
harga dengan jumlah barang yang diminta. Sesuai dengan hukum permintaan, maka bentuk
kurva permintaan melereng dari kiri atas ke kanan bawah atau dari kanan bawah ke kiri atas.

Tabel 2.1. Skedul permintaan

2.1.1.2. Pergeseran Kurva Permintaan

Dalam kurva permintaan, dikenal adanya pergeseran kurva. Setiap perubahan yang
meningkatkan jumlah permintaan barang pada berbagai tingkat harga, akan menggeser kurva
permintaan ke kanan, sebaliknya setiap perubahan yang mengurangi jumlah permintaan akan
barang pada berbagai tingkat harga menggeser kurva permintaan ke kiri. Ada beberapa faktor
yang dapat memengaruhi pergeseran kurva:

1. Pendapatan
2. Harga barang-barang terkait

3. Selera

4. Ekspektasi
5. Jumlah pembeli
Gambar 2.2. Pergeseran kurva permintaan

2.1.2. Penawaran

Jumlah penawaran (quantity supplied) adalah banyaknya barang atau jasa yang bersedia
dijual oleh penjual. Hubungan antara harga dan jumlah penawaran berhubungan positif, yakni
penawaran naik jika harga tinggi dan turun ketika harga rendah.

Hubungan antara jumlah penawaran dan harga ini disebut dengan hukum penawaran (law of
supply).

Tabel 2.3. Jumlah penawaran es krim

Price of Ice-cream cone ($)

Quantity of cones supplied


0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50
0012345
3.00

2.1.2.1. Kurva penawaran

Kurva Penawaran (supply curve) menunjukkan hubungan jumlah komoditi per satuan waktu
yang akan dihasilkan dan dijual di pasar dengan harga satuan dari komoditi tersebut. Kurva
penawaran menyatakan berapa banyak produsen bersedia menjual untuk tiap harga yang akan
diterimanya di pasar.
2.1.2.1. Kurva penawaran

Kurva Penawaran (supply curve) menunjukkan hubungan jumlah komoditi per satuan waktu
yang akan dihasilkan dan dijual di pasar dengan harga satuan dari komoditi tersebut. Kurva
penawaran menyatakan berapa banyak produsen bersedia menjual untuk tiap harga yang akan
diterimanya di pasar.

Kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah penawaran dengan harga disebut kurva
penawaran, yakni kurva ini miring ke atas sebab dengan asumsi hal-hal lain tetap, pada harga
yang lebih tinggi berarti lebih banyak barang yang dapat ditawarkan.

Hubungan antara jumlah penawaran dan harga dapat dituliskan sebagai : Qs = Qs(P)

2.1.2.2. Pergeseran pada kurva penawaran


Pergeseran pada kurva penawaran disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Harga input / bahan baku


2. Teknologi
3. Perkiraan
4. Jumlah penjual
Gambar 2.3. Kurva Penawaran

Secara grafis, pergeseran kurva penawaran dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Pergeseran kurva penawaran

2.1.3. Keseimbangan
Titik keseimbangan atau equilibrium adalah situasi ketika harga telah mencapai tingkat saat
jumlah permintaan barang sama dengan jumlah penawaran. Harga pada titik ini disebut
dengan harga keseimbangan.

Gambar 2.5. Keseimbangan permintaan dan penawaran

Gambar 2.5 menunjukkan keseimbangan permintaan dan penawaran ice cream cone, yaitu
dengan jumlah ice cream 7 cone dan harga $2.

2.1.4. Pasar dalam kondisi tidak seimbang

Bagaimana jika harga pasar berada di atas atau di bawah harga keseimbangan? Hal ini dapat
dijelaskan melalui kurva permintaan penawaran seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6.

(a) dan 2.6 (b).

Gambar 2.6 (a) menunjukkan harga pasar di atas harga keseimbangan sehingga terjadi
surplus dan Gambar 2.6(b) menunjukkan harga pasar berada di bawah harga keseimbangan.
Gambar (a) Surplus Gambar (b) Kekurangan Gambar 2.6. Pasar dalam keadaan tidak
seimbang

- Surplus

 Ketika harga > harga Ekuilibrium, maka kuantitas yang ditawarkan> kuantitas yang
diminta

 Ada kelebihan penawaran atau surplus


- Kelebihan

Ketika harga < harga ekuilibrium, maka kuantitas yang diminta> jumlah yang ditawarkan

Ada kelebihan permintaan atau kekurangan

Pemasok akan menaikkan harga karena terlalu banyak pembeli membeli terlalu sedikit
barang, sehingga bergerak ke arah ekuilibrium.

2.2. Elastisitas dan Aplikasinya

Perangkat Analisis yang paling mendasar dalam ilmu ekonomi, yakni konsep
penawaran(supply) dan permintaan (demand). Elastisitas pada dasarnya adalah ukuran
seberapa jauh para pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan-perubahan kondisi yang
terjadi di pasar. Konsep elastisitas ini akan memungkinkan kita menganalisis penawaran dan
permintaan secara lebih tajam.

Elastisitas adalah ukuran numerik responsivitas Qd atau Qs terhadap salah satu faktor penentu.

2.2.1. Elastisitas Permintaan


Pembahasan tentang permintaan bersifat kualitatif, tidak kuantitatif. Artinya, kita hanya
membicarakan arah perubahannya saja (naik atau turun), tetapi tidak memerinci seberapa
banyak kenaikan atau penurunannya. Untuk menghitung sejauh mana permintaan bereaksi
terhadap perubahan-perubahan determinannya, para ekonom menggunakan konsep elastisitas
permintaan.

a. Elastisitas harga dari permintaan dan determinan-determinannya

Hukum permintaan menyatakan bahwa penurunan harga suatu barang akan menaikkan
kuantitas yang diminta. Elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of demand)
mengukur seberapa banyak jumlah permintaan suatu barang berubah mengikuti perubahan
harga barang tersebut. Dalam konsep yang paling sederhana, elastisitas permintaan terhadap
harga adalah persentase perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan
harga.

Secara matematis dapat ditulis dengan:

Dengan menggunakan titik tengah sebagai pembagi, yang disebut dengan elastisitas busur
(arc elasticity). Rumusnya adalah :
1. Elastis
Dikatakan elastis jika Ep > 1, artinya bila harga naik/turun sebesar 1%, maka permintaan
akan turun/naik lebih dari 1%

2. Elastis sempurna

Dikatakan elastis sempurna jika Ep = ∞ (tak terhingga)

3. Inelastis
Dikatakan inelastis jika Ep < 1, artinya bila harga naik/turun 1% maka permintaan akan
turun/naik kurang dari 1%.

4. Inelastis sempurna
Dikatakan inelastis sempurna jika Ep = 0, yaitu bila permintaan tidak tanggap terhadap
perubahan harga, jadi berapa saja harga di pasar, jumlah yang diminta tetap

5. Elastis Uniter
Dikatakan elastis uniter apabila Ep = 1, artinya bila harga naik/turun sebanyak 1% maka
permintaan akan naik atau turun sebanyak 1% pula

Faktor-faktor yang mempengaruhi Elastisitas Harga

 -  Tingkat substitusi. Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin
inelastis.
 -  Jumlai pemakai. Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatubarang
makin inelastis.
 -  Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen. Bila proporsi tersebut
besar, maka permintaan cenderung lebih elastis.
 -  Jangka waktu. Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai
pengaruh terhadap elastisitas harga. Hal ini tergantung pada apakah barangnya
durabel atau nondurable.

Elastisitas pendapatan

Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan atas suatu komoditi sebagai
akibat dari perubahan pendapatan konsumen dikenal dengan elastisitas permintaan terhadap
pendapatan. Elastisitas permintaan terhadap pendapatan merupakan suatu besaran yang
berguna untuk menunjukkan responsivitas konsumsi suatu komoditi terhadap perubahan
pendapatan (income).

Rumus Elastisitas permintaan terhadap pendapatan adalah sebagai berikut :


Acuan umum pengelompokan kategori suatu komoditi adalah sebagai berikut :

EI < 0 : komoditi inferior (komoditi bermutu rendah) EI > 0 : komoditi normal


EI > 1 : komoditi mewah
0 < EI < 1: komoditi kebutuhan pokok

c. Elastisitas silang dari permintaan

Koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan suatu komoditi apabila terjadi
perubahan harga komoditi lain

Nilai elastisitas silang antara -∞ < Ec < ∞

Jika kenaikan harga suatu komoditi mengakibatkan kenaikan permintaan komoditi


lain, maka nilai elastisitas harga silangnya adalah positif, dan kedua komoditi tersebut
bersubstitusi.

Jika kenaikan harga suatu komoditi menyebabkan penurunan permintaan komoditi


yang lain, maka nilai elastisitas harga silangnya adalah negatif, dan kedua komoditi tersebut
dikatakan memiliki hubungan komplementer.

2.2.2. Elastisitas harga dari penawaran

Elastisitas harga dari penawaran mengukur kepekaan produsen terhadap perubahan harga.
Rumusnya adalah :
Jika elastisitas penawaran kurang dari 1, maka sifat penawarannya inelastis. Jika sama
dengan 1, maka penawarannya unit-elastis. Dan jika lebih besar dari 1, maka penawarannya
elastis.

2.3. Penawaran, Permintaan, dan Kebijakan Pemerintah

2.3.1. Pengendalian Harga

Untuk melihat bagaimana pengendalian harga memengaruhi hasil pasar, kita gunakan
pembahasan tentang pasar es krim. Jika es krim dijual di pasar kompetitif yang bebas dari
peraturan pemerintah, harga es krim akan bergerak terus hingga mampu menyeimbangkan
penawaran dan permintaan. Pada harga keseimbangan jumlah es krim yang ingin dibeli sama
dengan jumlah yang ingin dijual. Harga keseimbangan pasar es krim dalam contoh adalah $2
per es krim.

Namun, tidak setiap orang merasa senang dengan hasil akhir dari proses pasar bebas ini.
Masing-masing kelompok melobi pemerintah untuk meluluskan undang-undang yang akan
mengubah hasil akhir pasar dengan secara langsung mengendalikan harga. Para pembeli
barang apapun selalu menginginkan harga yang lebih murah sementara para penjual
menginginkan harga yang lebih tinggi. Jadi, jika pecinta es krim berhasil dalam lobinya,
pemerintah memberlakukan suatu harga maksimum yang sah untuk penjualan es krim, dan
pengaturan harga maksimumnya di sebut batas harga tertinggi (price ceiling). Sebaliknya,
jika pembuat es krim berhasil dalam lobinya, pemerintah akan menetapkan harga minimum
yang sah, dan pengaturan harga minimumnya di sebut harga dasar (price floor).

2.3.1.1. Bagaimana batas harga tertinggi (price ceilings) memengaruhi hasil akhir pasar

Ketika pemerintah menetapkan batas harga tertinggi yang mengikat dalam pasar yang
kompetitif, maka akan terjadi kekurangan barang, dan para penjual harus melakukan
penjatahan terhadap sejumlah besar pembeli potensial. Mekanisme penjatahan yang
berkembang karena batas harga tertinggi sangat jarang sesuai dengan yang diharapkan.
Sebaliknya, mekanisme penjatahan dalam suatu pasar kompetitif yang bebas, berlangsung
efisien dan tidak bersifat pribadi.

2.3.1.2. Bagaimana harga dasar (price floors) memengaruhi hasil akhir pasar
Harga dasar yang mengikat dapat menyebabkan timbulnya suatu surplus. Harga dasar dan
surplus juga dapat membawa pada mekanisme penjatahan yang tidak diinginkan. Mengenai
harga dasar, sebagian penjual tidak dapat menjual semua yang diinginkannya pada harga
pasar. Para penjual yang tertarik berpihak secara pribadi kepada pembeli, mungkin
didasarkan pada etnis atau ikatan kekeluargaan, lebih memilih untuk menjual barang mereka
disbanding mereka yang tidak. Sebaliknya, dalam suatu pasar bebas, harga-harga berperan
sebagai mekanisme penjatahan, dan penjual dapat menjual semua yang mereka inginkan pada
harga ekuilibrium.

Studi kasus: Upah minimum

2.3.1.3. Evaluasi pengendalian harga

Satu dari sepuluh prinsip ekonomi yang telah dibahas pada topic 1, menyatakan bahwa pasar
merupakan suatu cara yang baik untuk mengatur kegiatan ekonomi.

Harga adalah hasil dari jutaan keputusan bisnis dan konsumen yang berada di balik kurva-
kurva penawaran dan permintaan. Harga memiliki tugas penting dalam menyeimbangkan
penawaran dan permintaan, dan karenanya mengkoordinasikan aktivitas ekonomi.
Pengendalian harga sering ditujukan untuk membantu penduduk miskin. Namun,
pengendalian harga sering menambah penderitaan mereka yang akan ditolong.

Menolong mereka yang membutuhkan dapat dicapai melalui cara lain di luar pengendalian
harga. Contohnya, pemerintah dapat membuat perumahan lebih terjangkau dengan memungut
sebagian hasil sewa bagi keluarga miskin. Namun, kebijakan tersebut tidak sempurna.
Subsidi pada sewa dan upah membebani keuangan pemerintah sehingga menuntut pajak yang
lebih besar.

2.3.2. Pajak

Semua pemerintahan menggunakan pajak untuk meningkatkan penerimaan dalam membiayai


berbagai fasilitas publik seperti jalan raya, sekolah, dan pertahanan nasional. Karena pajak
merupakan suatu perangkat kebijakan yang penting, dan karena pajak memengaruhi
kehidupan kita di berbagai segi.

2.3.2.1. Bagaimana pajak pada pembeli mempengaruhi hasil akhir pasar

Pajak pembeli adalah pajak yang besarannya telah ditetapkan pemerintah, yang dibebankan
kepada pembeli akibat pembelian suatu barang oleh konsumen. Dengan menggunakan contoh

kasus pasar es krim pada topik 2, maka dapat dijelaskan bagaimana bekerjanya pajak yang
diatur oleh pemerintah memengaruhi pembeli melalui gambar 2.9
Pengenaan pajak sebesar $0.50 akan menaikkan harga efektif es krim menjadi lebih tinggi
dari harga pasar (berapapun harga pasar itu). Ketika harga pasar es krim adalah $2.00, maka
harga efektif untuk pembeli menjadi $2,50. Untuk membuat permintaan pembeli memenuhi
jumlah penawaran, harga pasarnya harus diturunkan sebesar $0.50 untuk menutup dampak
dari pajak tersebut.

Untuk melihat pengaruh pajak kita bandingkan keseimbangan lama dan keseimbangan baru.
Dalam gambar 2.9 diperlihatkan bahwa pengenaan pajak $0.50 membuat harga
keseimbangan es krim turun dari $3.00 menjadi $2.80 dan jumlah keseimbangan turun dari
100 ke 90. Mengapa demikian?

Meskipun pembeli membayar pajak sepenuhnya kepada pemerintah, pembeli dan penjual
sama-sama berbagi beban pajak tersebut. Pembeli membayar penjual suatu harga yang lebih
rendah yaitu $2.80 tetapi harga efektif termasuk pajak naik dari $3.00 menjadi $3.30
termasuk pajak ($2.80 + 0.50 = 3.30). Maka pajak juga menambah pembelanjaan pembeli.

Analisis di atas memberikan 2 kesimpulan:

1. Pajak menurunkan aktivitas pasar. Ketika suatu barang dikenakan pajak, kuantitas barang
dijual lebih kecil dalam ekuilibrium baru.

2. Pembeli dan penjual berbagi beban pajak. Dalam ekuilibrium baru, pembeli membayar
barang lebih mahal, dan penjual menerima lebih sedikit.
2.3.2.2. Bagaimana pajak pada penjual mempengaruhi hasil akhir pasar

Pajak yang harus dibayar penjual meningkatkan biaya penjualan sehingga jumlah
penawarannya menjadi berkurang. Maka kurva penawarannya naik. Pada kasus es krim,
dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 2.10

Pada saat pajak sebesar $0.50 dipungut dari penjual, kurva penawaran bergeser naik sebesar
$0.50 dari S1 ke S2. Jumlah keseimbangan turun dari 100 ke 90. Harga yang dibayar pembeli
naik dari $3.00 ke $3.30. Harga yang diterima penjual (setelah dipotong pajak) turun dari
$3.00 ke $2.80. Walaupun pajak dikenakan penjual, para pembeli dan penjual sama-sama
menanggung beban pajak tersebut.

Membandingkan antara Gambar 2.9. dan 2.10 dapat disimpulkan bahwa pajak pada pembeli
dan pajak pada penjual adalah sama. Pada kedua kasus, pajak menempatkan suatu irisan
(wedge) antara harga yang dibayarkan pembeli dan harga yang diterima penjual. Irisan antara
harga pembeli dan harga penjual adalah sama, tanpa memperhatikan apakah pajak
dibebankan pada penjual atau pembeli. Perbedaan antara pajak pada pembeli dan pajak pada
penjual hanya mengenai siapa yang mengirim uang ke pemerintah.

2.3.2.3. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan, adalah suatu pajak atas penghasilan (upah) yang dibayarkan perusahaan
kepada pekerjanya. Menurut undang-undang, setengah dari pajak dibayar perusahaan dan
setengah dibayar pekerja. Namun demikian, analisis kita mengenaitax incidence,
menunjukkan bahwa pembuat undang-undang tidak dapat dengan mudah mendistribusikan
beban pajak. Namun, pembagian beban pajak antara pekerja dan perusahaan tidak berkaitan
dengan pembagian yang diatur: pembagian beban tidak harus dibagi dua, dan hasil yang sama
akan berlaku jika undang-undang menarik seluruh pajak pada pekerja atau jika seluruh pajak
ditarik dari perusahaan. Pembuat undang-undang dapat memutuskan apakah suatu pajak
berasal dari saku pembayar atau dari penjual, tetapi mereka tidak dapat mengatur beban pajak
sebenarnya. Sebaliknya, tax incidence tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan.

Gambar 2.11 menunjukkan pembagian beban pajak penghasilan.

Suatu pajak penghasilan membuat irisan antara upah yang diterima pekerja dan upah yang
dibayar perusahaan. Membandingkan upah dengan atau tanpa pajak, akan dapat dilihat bahwa
pekerja dan perusahaan tidak tergantung pada apakah pemerintah memungut pajak dari
pekerja, perusahaan atau dari keduanya dengan pembagian yang sama.

2.3.2.4. Elastisitas dan tax incidence

Elastisitas mengukur kemauan pembeli atau penjual untuk meninggalkan pasar di saat
kondisi menjadi tidak menguntungkan. Elastisitas permintaan yang kecil berarti pembeli
tidak memiliki alternative yang baik untuk mengkonsumsi barang tertentu. Elastisitas
penawaran yang kecil berarti penjual tidak memiliki alternative yang baik untuk
memproduksi barang tertentu. Ketika suatu barang dikenakan pajak, sisi pasar dengan
alternative yang lebih sedikit tidak dapat dengan mudah meninggalkan pasar sehingga harus
menanggung beban pajak lebih banyak.

Gambar 2.12 menggambarkan bagaimana beban pajak dibagi.


Pada gambar 2.12 (a) menunjukkan bahwa kurva penawarannya dalam keadaan elastis dan
kurva permintannya inelastis. Dalam keadaan ini harga yang diterima penjual turun sedikit,
sementara harga yang dibayar pembeli meningkat tajam. Jadi pembeli menanggung beban

pajak lebih banyak. Pada bagian (b) kurva penawannya inelastic dan kurva permintaannya
elastis. Dalam keadaan ini harga yang diterima penjual turun tajam sementara harga yang
dibayar pembeli hanya naik sedikit. Jadi penjual menanggung beban pajak lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai