POLIFARMASI
Pembimbing:
dr. Alyya Siddiqa, Sp.FK
dr. Nursyahida, Sp.FK
Oleh:
Nihayatul Kamila
41161096100079
ILUSTRASI KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny.N
Usia : 61 tahun
Agama : Islam
B. Resume
Ny. N, 61 tahun datang dengan riwayat keluhan penurunan kesadaran sejak 4 jam
SMRS. Pasien tidak sadarkan diri setelah sebelumnya lemas, gemetar, dada berdebar, dan
keringat dingin. Riwayat kejang, trauma, parese disangkal. Sejak 1 minggu SMRS, pasien
tidak nafsu makan. Riwayat DM sejak 15 tahun dan mendapat obat sulfonilurea dan biguanid,
serta riwayat hipertensi sejak 10 tahun, tidak rutin minum obat. Terdapat keluhan pandangan
buram dan baal pada ujung-ujung jari. Riwayat nyeri kepala dan tengkuk, lebih cepat lelah
dan berdebar-debar saat beraktivitas. Saat pemeriksaan, kesadaran baik dan nyambung kerika
diajak bicara. Keluhan lemas sudah berkurang
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, compos
mentis, tekanan darah 155/100 mmHg, batas jantung melebar. Pada Comprehensive Geriatric
Assessment didapatkan GDS normal, AMT normal, MMSE tidak ada gangguan kognitif,
ADL ketergantungan ringan, MNA risiko malnutrisi.
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 11,9 g/dL, GDS 24 mg/dL, Ureum 39
mg/dL, Kreatinin 1,0 mg/dL, natrium 144 mmol/L, kalium 4,1 mmol/L, klorida 104 mmol/L.
Pemeriksaan EKG didapatkan LVH. Pemeriksaan X-ray kardiomegali.
C. Daftar Masalah
Riwayat penurunan kesadaran
Diabetes mellitus tipe 2
Hipertensi
Kardiomegali
Sindrom geriatri: impairment of vision, iatrogenesis, inanition
D. Diagnosis
- Diagnosis Medik:
- Riwayat hipoglikemi pada DM
- DM tipe 2 normoweight dengan komplikasi susp. neuropati perifer dan katarak
diabetic
- Hipertensi grade I
- Hypertensive Heart Disease
- Diagnosis Psikiatri:
Tidak ada
- Diagnosis Fungsional:
- Impairment: endocrine impairment, cardiovacular impairment
- Diasability: gangguan sekresi insulin.
- Handicap: ketergantungan ringan
- Sindrom Geriatri:
impairment of vision
iatrogenesis
inanition
E. Anjuran Pemeriksaan
Pemeriksaan GDP, GD2PP, HbA1C
Pemeriksaan profil lipid
Pemeriksaan albumin urin 24 jam
USG ginjal
Funduskopi
Echocardiography
F. Tatalaksana
- Non-medikamentosa
- Edukasi pasien dan keluarga untuk mengenali gejala, penyebab, dan faktor pencetus
agar selanjutnya hipoglikemi dapat dihindari
- Mengatur pola makan sesuai dengan diet DM
- Edukasi mengenai pentingnya latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu
selama sekitar 30-45 menit.
- Anjurkan untuk memiliki alat gluco test di rumah, agar dapat memantau gula darah
mandiri
- Memakai alas kaki yang tidak longgar dan tidak ketat ketika berada di luar rumah
- Menjaga kaki dalam keadaan bersih dan tidak basah serta memotong kuku secara
teratur
- Mengurangi asupan garam 2 g/hari
Medikamentosa
- IVFD Ringer Laktat 500 cc/12 jam
- Lantus1x8 U
- Novorapid 3x10 U
- Amlodipin 1x10 mg
- Valsartan 1x80 mg
- Omeprazol 1x40 mg
G. Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
BAB II
KAJIAN FARMAKOLOGI
(a) hipoglikemi,
Oleh karena itu, lebih disarankan penggunaan obat golongan AH2 (anti-histamin) sebagai
terapi pengganti omeprazole, seperti ranitidine. Obat golonga AH2 menurunkan sekresi asam
lambung dengan daya blokade yang lebih ringan dibandingkan golongan PPI melalui mekanisme
menghambat reseptor histamine-2. Disarankan pemberian ranitidine 2x50 mg.
Lantus1x8 U s.c
1. Gunawan SG. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta, 2007
2. Katzung, Bertram G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology 10th Ed. USA: McGraw-
Hill.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Praktik Klinis dan
Critical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta, 2015
4. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Terapi Insulin. Jakarta, 2015