Dosen Pengampu:
Dr. Yuni Sufyanti Arief, S.Kp.,M.Kes
Disusun Oleh
Kelompok VI – A2/2017:
Tya Wahyun Kurniawati 131711133007
Arik Setiyani 131711133008
Nurul Khosnul Qotimah 131711133033
Mia Ayu Mulyani 131711133034
Fradhika A. R. G 131711133035
Meilinda Galih Setyowati 131711133112
I’zzatul Istiqoomah A. 131711133125
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Ajal dan Paliatif ini dalam bentuk makalah.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang telah diberikan.
Terima kasih kepada anggota kelompok yang telah berkontribusi dalam penyusunan
makalah ini. Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.
Penulis menyadari adanya kekurangan pada makalah ini. Untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini, dapat
bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat memakluminya. Sekian dan terima
kasih.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
PEMBAHASAN I PERMASALAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PICOT.....................1
PEMBAHASAN II LATAR BELAKANG..................................................................................4
PEMBAHASAN III TUJUAN......................................................................................................5
PEMBAHASAN IV HASIL PENCARIAN EVIDANCE BASED PRACTICE......................6
PEMBAHASAN V RANGKUMAN RESEARCH EVIDANCE...............................................9
PEMBAHASAN VI CRITICAL ANALYSIS...........................................................................16
6.1 Pengaruh Home Based Training (HBET) Terhadap Self Efficacy Pasien Gagal Jantung Di
RSUD Tugurejo Semarang...................................................................................................16
6.2 The Impact Of The Home Based Exercise Training To Functional Capacity Of Heart
Failure Patient)....................................................................................................................17
6.3 Pengaruh Home Based Exercise Training Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Gagal
Jantung Kongestif.................................................................................................................18
6.4 Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung.........................18
6.5 Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor Kecemasan Pada Pasien Gagal Jantung Di
Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Garut.........................................................................20
6.6 Pengaruh Latihan Sirkuit Terhadap Biomarker Inflamasi, Kapasitas Fungsional, Fungsi
Paru, dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung Kronik......................................................21
6.7 The Effect light Intensity of Activity and Exercise Model of Heart Failure Client Toward
Blood Pressure.....................................................................................................................22
PEMBAHASAN VII APLIKASI EVIDANCE BASED...........................................................23
REFERENSI................................................................................................................................25
iii
iv
PEMBAHASAN I
P I C O T
2
darah perifer, dalam 1
peningkatan ejeksi minggu
fraksi, dan perbaikan merupakan
stroke volume. Latihan kondisi
juga dapat memperbaiki minimal
pembuluh darah perifer yang mampu
yang berakibat memberikan
meningkatkan aliran efek positif
darah koroner (Hwang, terhadap
Redfern, & Alison, fungsi jantung
2008; McKelvie, 2008). (Mandic,
Riess,
Program latihan yang Haykowsky,
terintegrasi yang 2006; Myers,
dimulai saat pasien 2007).
stabil dan masih
dirawat di rumah
sakit, dilanjutkan
dengan latihan fisik
terfokus di rumah sakit
setelah pasien pulang
dan dilanjutkan secara
mandiri dengan HBET.
3
PEMBAHASAN II
LATAR BELAKANG
Gagal jantung merupakan salah satu masalah kesehatan dalam sistem kardiovaskular yang
angka kejadiannya terus meningkat. Gagal jantung juga merupakan salah satu penyebab
morbiditas dan mortalitas. Menurut Abdullah (2005) gagal jantung adalah keadaan patofisiologi
dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
jaringan. Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah pertama definisi gagal adalah relatif
terhadap kebutuhan metabolik tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa
jantung secara keseluruhan.
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,
dengan cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang
sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau
spiritual (World Health Organization (WHO), 2016). Menurut data WHO dilaporkan bahwa ada
sekitar 3000 warga Amerika Serikat menderita Congestive Heart Failure. Menurut American
Heart Association (AHA) tahun 2012 dilaporkan bahwa ada 5,7 juta penduduk Amerika Serikat
yang menderita gagal jantung (Padila, 2012). Penderita gagal jantung di Indonesia pada tahun
2012 menurut data Departemen Kesehatan mencapai 14.449 jiwa penderita yang menjalani rawat
inap di rumah sakit. Resiko kematian yang diakibatkan oleh Congestive Heart Failure adalah
skitar 5-10% per tahun pada kasus gagal jantung ringan, dan meningkat menjadi 30-40% pada
gagal jantung berat. Menurut penelitia, sebagian besar lansia yang didiagnosis menderita
Congestive Heart Failure tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Kowalak, 2011).
Selama periode akut pasien dengan gagal jantung disarankan untuk bed rest yang bertujuan
untuk memperbaiki status hemodinamik. Setelah fase akut terlewati, pasien berada pada fase
recovery. Pada fase ini, bed rest menjadi suatu saran yang kontroversial karena dapat memicu
4
menurunnya level toleransi aktivitas dan memperberat gejala gagal jantung seperti sesak disertai
batuk. Semua otot perlu dilatih untuk mempertahankan kekuatannya termasuk dalam hal ini
adalah otot jantung (Suharsono, 2013).
Home-based exercise training (HBET) dapat menjadi salah satu pilihan latihan fisik dan
alternatif solusi rendahnya partisipasi pasien mengikuti latihan fisik. Pasien yang stabil dan
dirawat dengan baik dapat memulai program home based exercise training setelah mengikuti tes
latihan dasar dengan bimbingan dan instruksi. Tindak lanjut yang sering dilakukan dapat
membantu menilai manfaat program latihan di rumah, menentukan masalah yang tidak terduga,
dan akan memungkinkan pasien untuk maju ke tingkat pengerahan yang lebih tinggi jika tingkat
kerja yang lebih rendah dapat ditoleransi dengan baik (Piepolli, 2011). Menurut Suharsono
(2013), intervensi yang dilakukan berupa home based exercise training berupa jalan kakiselama
30 menit, 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu dengan intensitas 40-60% heart rate reserve,
dan peningkatan kapasitas fungsional dilakukan dengan SixMinute Walk Test (6MWT).
PEMBAHASAN III
TUJUAN
1. Untuk mengetahui Dampak Home Based Exercise Training terhadap kapasitas fungsional
pasien gagal jantung
2. Untuk mengetahui pengaruh Home Based Exercise Training terhadap self efficacy pasien
gagal jantung
3. Untuk mengetahui pengaruh pijat punggung terhadap scor kelelahan pasien gagal jantung
4. Untuk mengetahui pengaruh pijat punggung terhadap skor kecemasan pasien gagal
jantung
5. Untuk mengetahui pengaruh latihan sirkuit terhadap biomarker inflamasi, kapasitas
fungsional, fungsi paru, dan kualitas hidup pasien gagal jantung
6. Untuk mengetahui pengaruh Home Based Exercise Training terhadap tingkat kecemasan
pasien gagal jantung
5
7. Untuk mengetahui pengaruh model aktivitas dan latihan intensitas ringan klien gagal
jantung terhadap tekanan darah
PEMBAHASAN IV
HASIL PENCARIAN EVIDANCE BASED PRACTICE
Pencarian literatur ini dengan melakukan encarian jurnal-jurnal baik yang ada di google
schoolar maupun jurnal yang telah terindeks internasional seperti scopus, pencarian ini dengan
menuliskan kata kunci “Pengaruh inervensi HBET (home based exercise training) dan pijat
punggung terhadap kondisi pasien gagal jantung”. Dari keseluruhan pencarian ada sebanyak 10
jurnal yang ditemukan, namun yang sesuai dengan intervensi kami hanya sebanyak 7 jurnal.
Setelah menemukan jurnal yang dimaksud kami melakukan pengkajian perjurnal atau perliteratur
review dan juga membandingkan jurnal satu dengan yang lain, sehingga total jurnal yang sesuai
dengan topik kami ada 7 jurnal.
1. Pengaruh Home Based Jurnal ini membahas tentang intervensi HBET pada
Training (HBET) Terhadap
pasien gagal jantung yang mengalami masalah psikologis
Self Efficacy Pasien Gagal
Jantung Di RSUD Tugurejo seperti penurunan self efficacy. Tujuan penelitian ini
Semarang.
untuk mengetahui pengaruh home based exercise training
(HBET) terhadap self efficacy pasien gagal jantung di
2. Dampak Home Based Jurnal ini membahas tentang HBET yang akan dinilai
Exercise Training Terhadap
dampaknya pada kapasitas fungsional pasien gagal
Kapasitas Fungsional Pasien
6
Gagal Jantung jantung. Seperti yang kita tahu Penurunan toleransi latihan
(The Impact Of The Home dan sesak nafas dapat menyebabkan pasien tidak dapat
Based Exercise Training To melakukan aktivitas sehari-hari yang berakibat pada
Functional Capacity Of
Heart Failure Patient) penurunan kapasitas fungsional. Tujuan dari penulisan
jurnal adalah untuk mengidentifikasi dampak HBET
terhadap kapasitas fungsional pasien gagal jantung.
(Tony Suhartono, 2013) Hasilnya didapatkan perbedaan yang signifikan kapasitas
fungsional sebelum dan setelah perlakuan intervensi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, HBET dapat
digunakan sebagai modalitas keperawatan bagi pasien
gagal jantung.
3. Pengaruh Home Based Jurnal ini membahas tentang pengaruh HBET terhadap
Exercise Training Terhadap
tingkat kecemasan pada pasien gagal jantung kongestif .
Tingkat Kecemasan Pasien
Gagal Jantung Kongestif. Kecemasan yang terjadi dikarenakan pasien mengetahui
bahwa jantungnya tidak berfungsi dengan baik, sehingga
merasa kesehatannya terancam, ketakutan akan kematian
(Annisa Rahmawati, Busjra
M.Nur, Wati Jumaiyah. serta kecacatan. Tujuan dari penulisan jurnal adalah untuk
2017) menganalisa pengaruh HBET terhadap tingkat kecemasan
pasien gagal jantung kongestif. Hasilnya yaitu
berdasarkan hasil penelitian ada pengaruh HBET terhadap
tingkat kecemasan pasien dengan gagal jantung kongestif
yaitu menurunnya score kecemasan sebelum dan setelah
intervensi.
4. Pengaruh Pijat Punggung Jurnal ini membahas tentang intervensi pijat punggung
terhadap Skor Kelelahan
yang merupakan salah satu intervensi yang berpotensi
Pasien Gagal Jantung.
efektif mengatasi kelelahan dan relatif sederhana, mudah
dan murah dalam pengaplikasiannya. Meski demikian,
(Nugraha, Bambang Aditya. belum ada studi yang membuktikan pengaruh terapi ini
Fatimah, Sari. Kurniawan,
Titis, Kurniawan. 2017) dalam mengatasi kelelahan pasien gagal jantung. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh
7
pijat punggung terhadap skor kelelahan pasien gagal
jantung di RSU dr. Slamet Garut. Hasil penelitian
menunjukan terdapat pengaruh pijat punggung terhadap
skor kelelahan pada pasien dengan gagal jantung di RSU
dr. Slamet Garut, semakin sering frekuensi pijat punggung
semakin besar
penurunan skor kelelahan.
5. Pengaruh Pijat Punggung Jurnal ini membahas tentang intervensi yang sesuai untuk
Terhadap Skor Kecemasan
menurunkan tingkat kecemasan pada pasien gagal
Pada Pasien Gagal
Jantung Di Rumah Sakit jantung, yaitu dengan tehnik relaksasi pijat punggung.
Pemerintah Kabupaten
Pijat punggung merupakan teknik relaksasi yang mudah
Garut
dilakukan, sederhana, murah dan minim resiko jika
(Bambang Aditya Nugraha, dilakukan pada pasien gagal jantung. Pijat punggung
Sulastini, Aisyah, 2018) mampu memberikan rasa relaks, menurunkan tekanan
darah dengan mempengaruhi aspek neurohormonal dan
menurunkan beban kerja jantung. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pijat punggung
terhadap skor kecemasan pada pasien dengan gagal
jantung di ruang rawat inap Rumah Sakit Pemerintah
Kabupaten Garut. Hasil penelitian menunjukan sebagian
besar responden mengalami kecemasan tingkat sedang
dengan skor yang bervariasi. Terdapat penurunan yang
bermakna antara skor kecemasan pasien Gagal jantung
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pijat punggung
6. Pengaruh Latihan Sirkuit Jurnal ini membahas tentang pengaruh dari latihan sirkuit
Terhadap Biomarker
terhadap biomarker inflamasi, kapasitas fungsional, fungsi
Inflamasi, Kapasitas
Fungsional, Fungsi Paru, paru, dan kualitas hidup pasien gagal jantung kronik.
dan Kualitas Hidup Pasien
Tujuan penilisan jurnal ini untuk menganalisis pengaruh
Gagal Jantung Kronik
latihan sirkuit terhadap biomarker inflamasi, kapasitas
fungsional, fungsi parudan kualitas hidup pasien gagal
8
(Fauzan Muttaqien, 2019) jantung kronik di RSUP Dr. Kariadi. Hasilnya yaitu
Latihan sirkuit pada pasien gagal jantung kronik dapat
meningkatkan konsumsi oksigen maksimal, fungsi paru,
dan kualitas hidup, namun tidak menyebabkan perubahan
pada biomarker inflamasi.
7. Pengaruh Model Aktivitas Jurnal ini membahas tentang pengaruh model aktivitas
Dan Latihan Intensitas dan latihan intensitas ringan terhadap tekanan darah pada
Ringan Klien Gagal Jantung
klien dengan gagal jantung. Tujuan penulisan jurnal ini
Terhadap Tekanan Darah
untuk mengidentifikasi pengaruh model aktivitas dan
latihan klien gagal jantung terhadap tekanan darah
The Effect light Intensity of (sistole, diastole dan ratarata). Hasilnya yaitu Penerapan
Activity and Exercise Model model aktivitas dan latihan gagal jantung yang
of Heart Failure Client
Toward Blood Pressure dikembangkan oleh peneliti, selama phase inpatient (6
hari), didapatkan hasil ada perbedaan rata-rata tekanan
darah sistole, sebelum dan sesudah intervensi, lalu
(Halimuddin, 2010) didapatkan hasil ada perbedaan rata-rata tekanan darah
diastole sebelum dan sesudah intervensi dan juga
didapatkan hasil ada perbedaan tekanan darah rata-rata
sebelum dan sesudah intervensi.
PEMBAHASAN V
RANGKUMAN RESEARCH EVIDANCE
Hasil Penelitian
No Judul Artikel; Metode (Desain, Sampel,
Penulis; Tahun Variabel, Instrumen, Analisis)
- Rerata nadi responden
1. Pengaruh Home Desain: pasien gagal jantung uang
Based Training diberikan intervensi HBET
(HBET) Terhadap Penelitian kuantitatif ini mengalami peningkatan
Self Efficacy Pasien menggunakan desain kuasi pada pemanasan, 5 menit
Gagal Jantung Di eksperimen dengan pre-post test setelah latihan, 15 menit
tanpa kelompok kontrol.
9
setelah latihan dan
RSUD Tugurejo memuncak setelah latihan.
Semarang. Nadi menurun saat istirahat
Sampel: sama seperti sebelum
latihan.
Terdapat 30 responden pasien
(Kurnianingtyas, gagal jantung di RSUD - Hasil analisis data
2014). Tugurejo Semarang. Sampel didapatkan bahwa rerata
diambil dengan teknik skor self efficacy responden
consecutive sampling, dimana sebelum intervensi HBET
sampel dipilih berdasarkan adalah 23,07 ±2,05, median
kriteria inklusi yaitu pasien 23,00. Kemudian rerata
gagal jantung NYHA I-III stabil, skor self efficacy responden
ditandai dengan: tidak nyeri setelah HBET adalah 26,80
dada, tidak sesak napas saat ±2,07, median 27,00.
istirahat, denyut nadi istirahat
50-90x/menit dan regular, - Sehingga hasil analisis data
tekanan darah sistolik 100-150 menunjukkan bahwa rerata
mmHg,tekanan darah diastolic perbedaan skor self efficacy
60-90 mmHg, sedangkan kriteria responden sebelum dan
eksklusinya yaitu pasien gagal setelah intervensi HBET
jantung NYHA IV dengan adalah 3,73 ±1,53, median
arithmia pada saat istirahat dan 4,00.
aktivitas.
11
pasien mengikuti latihan
fisik. HBET merupakan
latihan fisik terprogram yang
Variabel: dapat dijalankan oleh pasien
secara mandiri di rumah.
Variable Independen:
12
status kesehatannya yang
Independent : HBET mengalami gagal jantung
kongestif.
Dependent : Score kecemasan
pada pasien gagal jantung
Analisa data:
Variabel:
Instrumen:
Analisis data:
13
secara deskriptif dan uji
inferensial dilakukan
menggunakan paired t test.
Instrumen:
14
tinggi pula sehingga sangat tepat
untuk dijadikan instrument
dalam pengukuran kecemasan.
Analisis data:
menggunakan t test.
Variabel:
Variable Independen:
Latihan sirkuit
Variable Dependen:
15
jantung kronik
Instrumen: -
Analisis data:
16
mengancam kehidupan/bersifat
fatal, infark tidak luas dan non ada perbedaaan tekanan
elivasi segmen ST, usia 30 –70 darah rata-rata sebelum dan
tahun, mendapat izin dari dokter. sesudah intervensi aktivitas
Variabel : dan latihan selama 6 hari
Dependen : fase akut (inpatient).
Tekanan Darah - Penerapan model aktivitas
Independen : dan latihan gagal jantung
Pengaruh Model Aktivitas dan yang dikembangkan oleh
Latihan Intensitas Ringan Klien peneliti, selama phase
Gagal Jantung inpatient (6 hari),
Instrumen : didapatkan hasil, ada
Intensitas latihan di ukur dengan perbedaan rata-rata tekanan
skala Borg. darah (sisole dan diastole),
Analisis : sebelum dan sesudah
intervensi.
Data hasil dianalisa dengan Uji - Model aktivitas dan latihan
Statistik Korelasi Regresi linier. intensitas Ringan
berdasarkan Borgscala of
perceived exertion.klien
gagal jantung dapat
diberikan selama fase akut
di rumah sakit (inpatient).
PEMBAHASAN VI
CRITICAL ANALYSIS
6.1 Pengaruh Home Based Training (HBET) Terhadap Self Efficacy Pasien Gagal Jantung
Di RSUD Tugurejo Semarang. (Kurnianingtyas, 2014).
17
Home Based Exercise Training rendahnya partisipasi jadwal latihan dan
(HBET) terhadap self efficacy. pasien mengikuti progress klien.
Hasil analisis uji t didapatkan latihan fisik. HBET
bahwa rerata perbedaanskor merupakan latihan fisik
self efficacy responden sebelum terpogram yang
dan sesudah intervensi HBET dijalankan oleh pasien
pada perempuan lebih tinggi secara mandiri di
yaitu 3.82 dibandingkan dengan rumah.
laki-laki 3,68. Hasil analisis
juga didapatkan tidak ada
perbedaan bermakna antara
rerata perbedaan skor self
efficacy respondenn sebelum
dan sesudah intervensi HBET
antara laki-laki dan perempuan.
Uji ANAVA didapatkan tidak
ada pengaruh umur secara
bermakna terhadap perbedaan
skor self efficacy responden
sebelum dan setelah intervensi
HBET.
6.2 The Impact Of The Home Based Exercise Training To Functional Capacity Of Heart
Failure Patient). (Tony Suhartono, 2013)
18
kedua kelompok. Hasil analisis fisik. HBET dapat kapasitas fungsional
kapasitas fungsional setelah menjadi salah satu setelah HBET, hal ini
perlakukan antara kelompok pilihann latihan fisik terjadi karena
control dan kelompok dan alternative. HBET beberapa factor yang
intervensi tidak didapatkan merupakan latihan fisik berkontribusi
perbedaan yang signifikan terpogram yang dapat diantarannya intensitas
walaupun kelompok intervensi dijalankan oleh pasien latihan, durasi latihan,
mempunyai mean kapasitas secara mandiri di dan perbedaan usia.
fungsional. Berdasarkan hasil rumah. (Hwang, Redfern,
penelitian tersebut, HBET dapat Alison,2008).
digunakan sebagai modalitas
keperawatan bagi pasien gagal
jantung. HBET hendaknya
dijadikan bagian integral dari
management gagal jantung
setelah keluar dari RS.
6.3 Pengaruh Home Based Exercise Training Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Gagal
Jantung Kongestif. (Annisa Rahmawati, Busjra M.Nur, Wati Jumaiyah. 2017)
Hasil analisa data menunjukkan Aktifitas fisik yang Hasil dari penelitian
bahwa ada perbedaan bermakna bertahap dapat juga mengidentfkasi
rata-rata skor kecemasan antara menurukan tingkat karakteristik, umur,
sebelum dan sesudah setelah kecemasan pasien yang jenis kelamin,
intervensi HBET. Hasil ini dirawat dengan PJK pendidikan, pekerjaan
mendukung validasi hasil secara signifikan. dan klasifikasi dan
intervensi HBET pada pasien fungsional NYHA
19
gagal jantung kongestif untuk yang dapat
menurukan kecemasan pasien. mempenaruhi hasil
Penurunan skor kecemasan dari intervensi.
pada responden memberi
makna adanya perbaikan respon
psikologis pasien terhadap
perubahan status kesehatannya
yang mengalami gagal jantung
kongestif.
Stuart (2013) menjelaskan
latihan fisik yang dilakukan
dengan santai dan rileks dapat
menurunkan ketegangan otot
dan ansietas.
6.4 Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung. (Nugraha,
Bambang Aditya. Fatimah, Sari. Kurniawan, Titis, Kurniawan. 2017)
21
6.5 Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor Kecemasan Pada Pasien Gagal
Jantung Di Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Garut
(Bambang Aditya Nugraha, Sulastini, Aisyah, 2018)
22
6.6 Pengaruh Latihan Sirkuit Terhadap Biomarker Inflamasi, Kapasitas Fungsional,
Fungsi Paru, dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung Kronik
Penurunan kadar TNF-α pada Latihan sirkuit adalah Penelitian ini hanya
pasien gagal jantung melakukan metode latihan fisik dilakukan pada
latihan fisik membuktikan yang melibatkan penderita gagal
adanya peranan latihan fisik serangkaian latihan jantung NYHA II
sebagai anti inflamasi. Latihan yang berbeda yang dengan frkasi ejeksi
yang dilakukan secara dilakukan secara ventrikel kiri yang
regular/kronis ditemukan berurutan dan terus lebih tinggi
mampu memperbaiki status menerus selama satu dibandingkan pada
inflamasi atau memberikan putaran/sirkuit. Pilihan penelitian-penelitian
proteksi terhadap inflamasi gerakan latihan yang sebelumnya. Intervensi
yang sedang terjadi. spesifik dan bergerak ini membutuhkan
cepat dari sat ups k pengawasan yang tepat
epos lainnya ditujukan dan juga pemeriksaan
untuk memaksimalkan lab untuk kadar TNF-
efektivitas dan efisiensi α.
waktu. Beberapa
peneliti menyebutkan
bahwa latihan sirkuit
sesuai diberikan pada
pasien-pasien gagal
jantung, karena terbukti
mampu memperbaiki
kebugaran
kardiorespirasi dan
kekuatan otot
23
sekaligus.
6.7 The Effect light Intensity of Activity and Exercise Model of Heart Failure Client Toward
Blood Pressure.(Halimuddin, 2010)
PEMBAHASAN VII
APLIKASI EVIDANCE BASED
24
Rekomendasi Penggunaan Terapi Home Based Exervise Training (HBET)
Home based exercise training merupakan alternatif pilihan latihan fisik yang dapat
dilakukan oleh pasien gagal jantung (Nicholson, 2007). The Commitee on Exercise,
Rehabilitation, and Prevention of the American Heart Association Council on Clinical Cardiologi
American Heart Association telah mengumumkan pernyataan ilmiah tentang peran latihan fisik
pada gagal jantung (Pina et al, 2003). Komite ini menyimpulkan latihan fisik aman dan efektif
untuk meningkatkan kapasitas latihan, dan durasi latihan. Kualitas hidup juga akan meningkat
positif dengan peningkatan kapasitas latihan.
Keuntungan latihan fisik termasuk mengurangi gejala dan toleransi aktivitas yang lebih
baik (Lloyd-Williams et al, 2002). Penelitian yang dilakukan Sullivan et al (1989) tentang latihan
fisik pada gagal jantung didapatkan hasil setelah melakukan latihan fisik, rata-rata kategori
NYHA pasien turun dari 2,4 menjadi 1,3. Ini berarti, rata-rata pasien terlibat dalam penelitian ini
mengalami perubahan dari simtomatik ke asimtomatik.
Seiring dengan peningkatan jumlah pasien gagal jantung yang mengalami penurunan
toleransi latihan bermakna, latihan fisik terpusat di rumah sakit tidak memungkinkan untuk
dilakukan. Home based exercise training menawarkan alternatif latihan fisik untuk
mempertahankan dan meningkatkan toleransi latihan pasien gagal jantung. HBET terbukti dapat
meningkatkan kapasitas latihan, meningkatkan self efficacy dan menurunkan angka di rawat
ulang (Hwang, Redfern, & Alison, 2008). Selain itu, HBET juga dapat dapat menurunkan tingkat
kecemasan pasien gagal jantung.
Beberapa pasien tidak boleh dilakukan latihan fisik. Terdapat kontra indikasi yang harus
dipelajari dan dikaji dari riwayat kesehatan pasien. Working Group on Cardiac Rehabilitation
and Exercise Physiology and Working Group on Heart Failure of the European Society of
Cardiology (2001) memberikan pedoman pasien yang tidak boleh melakukan latihan fisik
sebagai berikut :
Kontra indikasi relatif : peningkatan berat badan ≥1,8 Kg dalam 1-3 hari, sedang
menggunakan terapi dobutamin secara kontinyu atau intermitten, penurunan tekanan darah
sistolik saat latihan fisik, NYHA kelas fungsional IV, arithmia ventrikel pada saat istirahat atau
muncul saat latihan fisik, denyut jantung istirahat ≥100x/menit. Selama melakukan HBET di
25
rumah, boleh tidak melakukan latihan fisik bila sedang mengalami sakit, baru sembuh dari sakit,
sedang mengalami nyeri dada, atau kurang istirahat (Kusmana, 2006).
Hasil penelitian lain yang mengungkapkan keamanan latihan fisik dilakukan oleh Tristani
et al (1987) terhadap 607 pasien gagal jantung yang melakukan uji latihan jantung secara terbatas
tidak ditemukan adanya komplikasi mayor atau aritmia yang sering terjadi selama proses uji
berlangsung. Hasil review sistematis yang dilakukan oleh Smart and Marwick (2004)
mengatakan tidak ditemukan adanya kematian akibat latihan fisik pada pasien yang menjalani
60.000 jam latihan fisik di rumah sakit. McKelvie (2002) mengungkapkan tidak terdapat efek
negatif terhadap fungsi jantung dan kondisi klinis yang ditemukan sebagai akibat dari latihan
fisik.
26
REFERENSI
Asmoro, D. A. (2017). Asuhan Keperawatan pada Pasien Congestive Heart Failure (CHF)
dengan Penurunan Curah Jantung Melalui Pemberian Terapi Oksigen di Ruang ICU PKU
Muhammadiyah Gombong.
Dickstein K, et al. 2008. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic
heart failure. Europian Society of Cardiology.: 29;2388-442.
Hwang R, Redfern J, Alison J. (2008). A narrative review on home based exercise training for
patient with chronic heart failure. Phisical Therapy Review. 13: 227-234.
Kurnianingtyas, Maulidta. 2014. Pengaruh Home Based Training (HBET) Terhadap Self
Efficacy Pasien Gagal Jantung Di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Tek Kesehatan.
Vol 5 No. 2. ISSN 2086-8510
Mandic S, Riess K, Haykowsky MJ. (2006). Exercise training for individuals with coronary
McKelvie RS. (2008). Exercise training in patient with heart failure: Clinical outcome, safety,
Muttaqien, Fauzan. 2019. Pengaruh Latihan Sirkuit Terhadap Biomarker Inflamasi, Kapasitas
Fungsional, Fungsi Paru, dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung Kronik. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Myers J. (2008). Principles of exercise prescription for patient with chronic heart failure. Heart
Fail Rev. 13: 61- 68.
Rich MW. Heart Failure. 2009. In: Halter JB et al [edt.]. Hazzard’s Geriatric Medicine and
27
Wang J, Nagueh SF. Current perspectives on cardiac function in patients with diastolic heart
failure. Circulation. 2009;119:1146–1157.
28