BATU GINJAL
Pembimbing:
Di susun oleh:
1. Hairun Nisaq
2. Navi Mayyoulanda
3. Wilda Al- Aluf
4. Intan Pandini
5. Hilda Amilus
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul ”Batu Ginjal” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik
yang tulus dan ihklas kepada semua pihak.
Untuk itu kami pun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan
kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik
dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-
lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di
dalam karya ilmiah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan.
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
.1 Pengertian
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis
atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu ginjal didalam
saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang terbentuk
disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan
aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun
di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut
urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitialis).
.2 Jenis- jenis batu ginjal
Batu ginjal mempunyai banyak jenis nama dan kandungan zat penyusunnya
yang berbeda-beda. Menurut Arimurti (2007), ada empat jenis utama dari batu ginjal
yang masing-masing cenderung memiliki penyebab yang berbeda, diantaranya:
a) Batu kalsium
Sekitar 75 sampai 85 persen dari batu ginjal adalah batu kalsium. Batu
ini biasanya kombinasi dari kalsium dan oksalat, timbul jika kandungan zat itu
terlalu banyak di dalam urin, selain itu jumlah berlebihan vitamin D,
menyebabkan tubuh terlalu banyak menyerap kalsium.
b) Batu asam uric
Batu ini terbentuk dari asam uric, produk sampingan dari metabolisme
protein.
c) Batu struvite
Mayoritas ditemukan pada wanita, batu struvite biasanya diakibatkan
infeksi saluran kencing kronis, disebabkan bakteri. Batu ini jika membesar,
akan menyebabkan kerusakan serius pada ginjal.
d) Batu cystine
Batu ini mewakili sekitar 1 persen dari batu ginjal. Ditemukan pada
orang dengan kelainan genetik, sehingga ginjal kelebihan jumlah asam amino.
.3 Tanda dan gejala (Etiologi)
Hariyanto (2008) menyatakan bahwa besar dan lokasi batu bervariasi, rasa
sakit disebabkan oleh obsruksi merupakan gejala utama. Batu yang besar dengan
permukaan kasar yang masuk ke dalam ureter akan menambah frekuensi dan
memaksa kontraksi ureter secara otomatis. Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah
menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi
dan rasa sakit yang luar biasa merupakan puncak dari kesakitan.
Handriadi (2006) menyatakan apabila batu berada di pasu ginjal dan di calix,
rasa sakit menetap dan kurang intensitasnya. Sakit pinggang terjadi bila batu yang
mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada
bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu
mengikuti rasa sakit yang berat.
Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan,
adanya darah di dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam
urine. Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam
kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang
menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan
nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang
pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala
lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan
darah di dalam air kemih.
Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati
ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air
kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang
akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi
kerusakan ginjal (jarot, 2008)
.4 Diagnosa
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak
sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Batu yang
menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai
dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah
kemaluan tanpa penyebab yang jelas (Pratomo, 2008). Analisa air kemih mikroskopik
bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak
perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa
jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu
menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan
contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang
bisa menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu
kalsium dan batu struvit. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah
urografi intravena dan urografi retrograd (Mariani, 2009).
2.5 Pathofisiologi Batu Ginjal
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran
kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine
atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat
menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan didalam saluran
kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan
ginjal permanen (gagal ginjal).
Pathway Batu Ginjal
2.6 Faktor-faktor pemicu terjadinya batu ginjal
Penyakit batu ginjal banyak dialami oleh penduduk Indonesia, terutama kaum
pria. Adapun faktor-faktor yang berperan pada pembentukan batu ginjal / kandung
kemih meliputi ras, keturunan, jenis kelamin, bakteri, kurang minum, air minum jenuh
mineral, pekerjaan, makanan dan suhu tempat kerja Batu ginjal / kandung kemih lebih
banyak diderita penduduk dari ras Afrika dan Asia (termasuk Indonesia)
dibandingkan penduduk Amerika dan Eropa. Jika berdasarkan keturunan, peluang
terkena batu ginjal / kandung kemih lebih besar seandainya terdapat riwayat penderita
batu ginjal/kandung kemih dalam keluarga.
Sedangkan dari sisi jenis kelamin, pria lebih berisiko terkena batu
ginjal/kandung kemih dibandingkan wanita. Diperkirakan 80% dari pria berusia 70
tahun mengalami gejala tersebut (Pratomo, 2008).
Pratomo (2008) menyatakan Bakteri juga dapat menimbulkan pembentukan
batu ginjal. Saluran urine yang terinfeksi bakteri pemecah urea pada urin akan
menstimulasi pembentukan batu pada kandung kemih. Jika kurang minum, maka
kepekatan urin meningkat (konentrasi semua substansi dalam urin meningkat),
sehingga mempermudah pembentukan batu.
Lantas air minum jenuh mineral, terutama kalsium, berpengaruh besar
terhadap pembentukan batu.Pekerjaan dari pekerja keras yang banyak bergerak, misal
buruh dan petani lebih besar berisiko mengidap batu ginjal/kandung kemih
dibandingkan pekerjaan yang lebih banyak duduk. Konsumsi makanan juga
berpengaruh, seperti pada masyarakat ekonomi rendah (kurang makan putih telur)
sering menderita batu saluran kemih. Makanan dengan kadar oksalat, natrium, dan
kalsium yang tinggi dan protein hewan dengan purin tinggi memicu terbentuknya batu
ginjal/kandung kemih. Lantas suhu, yaitu tempat dengan suhu panas semisal daerah
tropis(Indonesia) dan di kamar mesin, di mana banyak mengeluarkan keringat akan
mempermudah pembentukan batu ginjal/kandung kemih. Sebisa mungkin kita harus
mencegahnya karena batu ginjal sulit untuk disembuhkan. Sering kali penyakit ini
bersifat permanen karena batu ginjal adalah penyakit kambuhan, dimana batu ginjal
bisa muncul lagi setelah penderita diobati atau dioperasi. Tidak jarang penderita
merasa frustasi untuk berobat karena seringnya penyakit ini kambuh.
.6 Pencegahan
Kesulitan dari pencegahan penyakit batu ginjal adalah gejala penyakit ini
muncul ketika keadaan sudah parah, atau ketika batu ginjal sudah terbentuk besar dan
banyak. Rasa sakit mulai timbul ketika batu ginjal sudah mencapai saluran kencing
(Alam, 2008).
Gejala awal dari batu ginjal adalah adanya rasa sakit yang biasanya dimulai
pada lambung atau di daerah samping perut dan perlahan-lahan rasa sakit bergerak
menuju daerah pangkal paha. Batu ginjal yang sudah terbentuk tersebut dapat
menyebabkan rasa nyeri yang sangat ketika batu tersebut dipaksa keluar dari saluran
kencing. Hal ini biasanya terjadi ketika batu ginjal yang cukup besar sudah masuk ke
dalam ureter, yang menyebabkan terjadinya tekanan dari air kencing yang terhambat
dan menyebabkan sensasi yang sangat menyakitkan. Dalam kasus yang ekstrim, air
kencing bisa berwarna merah karena bercampur dengan darah akibat dari kerusakan
ureter.
Hal ini bisa mengakibatkan keadaan menjadi lebih parah karena timbulnya
komplikasiseperti infeksi yang lebih lanjut. Selain itu kekurangan darah juga dapat
menjadi masalah serius karena perdarahan terus terjadi akibat kerusakan ureter. Untuk
menghindari hal ini maka perlu dilakukan pencegahan terbentuknya batu ginjal
(Alam, 2008). Adapun beberapa cara untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, yaitu:
a) Mengurangi minuman yang berkalsium tinggi atau minuman bervitamin C
tinggi. Pengkonsumsian yang terlalu sering akan mengakibatkan infeksi pada
ginjal dan mengakibatkan batu ginjal.
b) Mengurangi makanan atau minuman bersuplemen.
c) Mengurangi makanan yang bisa menyebabkan asam urat, seperti jeroan sapi,
kambing, dan lain sebagainya. Makanan ini banyak mengandung enzim yang
bisa menimbulkan endapan pada ginjal.
d) Hindari diet ketat. Pada umumnya orang menjalankan diet ketat supaya
langsing. Masalahnya, diet ketat seperti itu bisa menimbulkan kristal pada
ginjal.
e) Perbanyak minum air putih minimal 2 liter per hari.
f) Hindari menahan kencing terlalu lama.
g) Berolahraga secara teratur.
h) Mengurangi konsumsi Vitamin D secara berlebihan.
i) Hindari makanan dengan kadar oksalat, natrium, kalsium yang tinggi dan
protein hewan dengan purin tinggi, karena dapat memicu terbentuknya batu
ginjal / kandung kemih.
Deteksi dini dari batu ginjal akan membantu mencegah kerusakan saluran
kencing lebih lanjut dan lebih serius. Segera konsultasikan dengan dokter dan
segeralah melakukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi saat ini. " Setiap
Penyakit itu pasti ada obatnya, jika tepat obatnya maka Penyakit akan Sembuh dengan
izin Allah 'Azza wa Jalla”( HR. Muslim ).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras
seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam
ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses
pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Penyebab
terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang
masih belum terungkap (idiopatik).Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan
meliputi : Pemeriksaan faal ginjal , Pemeriksaan kultur urine , Pemeriksaan sedimen
urine , Ultrasonografi, Foto polos abdomen, Pielografi Intra Vena (PIV)
B. Saran