Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

BATU GINJAL

Pembimbing:

Widya Addiarto, S.Kep, Ns, M.Kep

Di susun oleh:

1. Hairun Nisaq
2. Navi Mayyoulanda
3. Wilda Al- Aluf
4. Intan Pandini
5. Hilda Amilus

PRODI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul ”Batu Ginjal” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik
yang tulus dan ihklas kepada semua pihak.

Untuk itu kami pun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan
kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik
dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-
lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di
dalam karya ilmiah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan.
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
.1 Pengertian Batu Ginjal
.2 Jenis – Jenis Batu Ginjal
.3 Tanda Dan Gejala
.4 Diagnosa Batu Ginjal
.4 Pathofisiologi Batu Ginjal
.5 Faktor-faktor Pemicu Terjadinya Batu Ginjal
.6 Pencegahan Batu Ginjal
1.3 Tujuan Dan Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

.1 Pengertian Batu Ginjal


.2 Jenis – Jenis Batu Ginjal
.3 Tanda Dan Gejala
.4 Diagnosa Batu Ginjal
.4 Pathofisiologi Batu Ginjal
.5 Faktor-faktor Pemicu Terjadinya Batu Ginjal
.6 Pencegahan Batu Ginjal

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh
manusiaterutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk
mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam
darah dan keseimbangan asam-basa darah, serta sekresi bahan buangan dan kelebihan
garam (Pearce, 1999).
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah keadaan dimana fungsi ginjal
mengalami penurunan yang progresif secara perlahan tapi pasti, yang dapat mencapai
60% dari kondisi normal menuju ketidak mampuan ginjal ditandai tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).(Pearce,
1999 : 989)
Kondisi pasien dengan penyakit ginjal kronik masih dapat melakukan aktifitas
hidup jika memperhatikan kualitas hidup yang cukup baik . Penyebab terjadinya
penyakit ginjal kronik adalah disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita
oleh tubuh yang mana perlahan lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal
dan apabila penyakit ginjal kronik tidak segera mendapatkan perawatan yang intensif
dapat menyebabkan kematian. Penyebab utama penyakit ginjal kronik adalah karena
diabetes sebesar 50%, hipertensi 27%, dan glomerulonephritis 13% .
WHO memperkirakan setiap 1 juta jiwa terdapat 23. 30 orang yang mengalami
ginjal kronik per tahun.Kasus penyakit ginjal di dunia per tahun meningkat lebih 50%.
Di negara yang sangat maju tingkat gizinya seperti Amerika Serikat, setiap tahunnya
sekitar 20 jutaorang dewasa menderita penyakit ginjal kronik, ( Santoso, 2007).
BerdasarkanProfil Kesehatan Indonesia Tahun 2008, bila dibandingkan hasil Survei
KesehatanRumah Tangga (SKRT) 1995, SKRT 2001, dan Riset Kesehatan
Dasar(Riskesdas) 2007, terlihat proporsi kematian akibat penyakit tidak
menularemakin meningkat, sedangkan penyakit proporsi penyakit menular
telah menurun.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksut dengan Pengertian Batu Ginjal?
b) Apa saja Jenis – Jenis Batu Ginjal?
c) Bagaimana Etiologi Batu Ginjal?
d) Apa saja Diagnosa Batu Ginjal?
e) Bagaimana Patofisiologi Batu Ginjal?
f) Apa saja Faktor-faktor Pemicu Terjadinya batu ginjal ?
g) Apa saja Pencegahan Batu Ginjal

1.3 Tujuan Dan Manfaat


1. Untuk mengetahui Pengertian Batu Ginjal
2. Untuk mengetahui Jenis – Jenis Batu Ginjal
3. Untuk mengetahui Etiologi Batu Ginjal
4. Untuk mengetahui Diagnosa Batu Ginjal
5. Untuk mengetahui Patofisiologi Batu Gnjal
6. Untuk mengetahui Faktor-faktor Pemicu Terjadinya batu ginjal
7. Untuk mengetahui Pencegahan Batu Ginjal
BAB II

PEMBAHASAN

.1 Pengertian
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis
atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu ginjal didalam
saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang terbentuk
disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan
aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun
di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut
urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitialis).
.2 Jenis- jenis batu ginjal
Batu ginjal mempunyai banyak jenis nama dan kandungan zat penyusunnya
yang berbeda-beda. Menurut Arimurti (2007), ada empat jenis utama dari batu ginjal
yang masing-masing cenderung memiliki penyebab yang berbeda, diantaranya:
a) Batu kalsium
Sekitar 75 sampai 85 persen dari batu ginjal adalah batu kalsium. Batu
ini biasanya kombinasi dari kalsium dan oksalat, timbul jika kandungan zat itu
terlalu banyak di dalam urin, selain itu jumlah berlebihan vitamin D,
menyebabkan tubuh terlalu banyak menyerap kalsium.
b) Batu asam uric
Batu ini terbentuk dari asam uric, produk sampingan dari metabolisme
protein.
c) Batu struvite
Mayoritas ditemukan pada wanita, batu struvite biasanya diakibatkan
infeksi saluran kencing kronis, disebabkan bakteri. Batu ini jika membesar,
akan menyebabkan kerusakan serius pada ginjal.
d) Batu cystine
Batu ini mewakili sekitar 1 persen dari batu ginjal. Ditemukan pada
orang dengan kelainan genetik, sehingga ginjal kelebihan jumlah asam amino.
.3 Tanda dan gejala (Etiologi)
Hariyanto (2008) menyatakan bahwa besar dan lokasi batu bervariasi, rasa
sakit disebabkan oleh obsruksi merupakan gejala utama. Batu yang besar dengan
permukaan kasar yang masuk ke dalam ureter akan menambah frekuensi dan
memaksa kontraksi ureter secara otomatis. Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah
menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi
dan rasa sakit yang luar biasa merupakan puncak dari kesakitan.
Handriadi (2006) menyatakan apabila batu berada di pasu ginjal dan di calix,
rasa sakit menetap dan kurang intensitasnya. Sakit pinggang terjadi bila batu yang
mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada
bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu
mengikuti rasa sakit yang berat.
Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan,
adanya darah di dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam
urine. Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam
kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang
menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan
nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang
pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala
lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan
darah di dalam air kemih.
Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati
ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air
kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang
akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi
kerusakan ginjal (jarot, 2008)
.4 Diagnosa
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak
sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Batu yang
menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai
dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah
kemaluan tanpa penyebab yang jelas (Pratomo, 2008). Analisa air kemih mikroskopik
bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak
perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa
jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu
menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan
contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang
bisa menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu
kalsium dan batu struvit. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah
urografi intravena dan urografi retrograd (Mariani, 2009).
2.5 Pathofisiologi Batu Ginjal
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran
kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine
atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat
menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan didalam saluran
kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan
ginjal permanen (gagal ginjal).
 Pathway Batu Ginjal
2.6 Faktor-faktor pemicu terjadinya batu ginjal
Penyakit batu ginjal banyak dialami oleh penduduk Indonesia, terutama kaum
pria. Adapun faktor-faktor yang berperan pada pembentukan batu ginjal / kandung
kemih meliputi ras, keturunan, jenis kelamin, bakteri, kurang minum, air minum jenuh
mineral, pekerjaan, makanan dan suhu tempat kerja Batu ginjal / kandung kemih lebih
banyak diderita penduduk dari ras Afrika dan Asia (termasuk Indonesia)
dibandingkan penduduk Amerika dan Eropa. Jika berdasarkan keturunan, peluang
terkena batu ginjal / kandung kemih lebih besar seandainya terdapat riwayat penderita
batu ginjal/kandung kemih dalam keluarga.
Sedangkan dari sisi jenis kelamin, pria lebih berisiko terkena batu
ginjal/kandung kemih dibandingkan wanita. Diperkirakan 80% dari pria berusia 70
tahun mengalami gejala tersebut (Pratomo, 2008).
Pratomo (2008) menyatakan Bakteri juga dapat menimbulkan pembentukan
batu ginjal. Saluran urine yang terinfeksi bakteri pemecah urea pada urin akan
menstimulasi pembentukan batu pada kandung kemih. Jika kurang minum, maka
kepekatan urin meningkat (konentrasi semua substansi dalam urin meningkat),
sehingga mempermudah pembentukan batu.
Lantas air minum jenuh mineral, terutama kalsium, berpengaruh besar
terhadap pembentukan batu.Pekerjaan dari pekerja keras yang banyak bergerak, misal
buruh dan petani lebih besar berisiko mengidap batu ginjal/kandung kemih
dibandingkan pekerjaan yang lebih banyak duduk. Konsumsi makanan juga
berpengaruh, seperti pada masyarakat ekonomi rendah (kurang makan putih telur)
sering menderita batu saluran kemih. Makanan dengan kadar oksalat, natrium, dan
kalsium yang tinggi dan protein hewan dengan purin tinggi memicu terbentuknya batu
ginjal/kandung kemih. Lantas suhu, yaitu tempat dengan suhu panas semisal daerah
tropis(Indonesia) dan di kamar mesin, di mana banyak mengeluarkan keringat akan
mempermudah pembentukan batu ginjal/kandung kemih. Sebisa mungkin kita harus
mencegahnya karena batu ginjal sulit untuk disembuhkan. Sering kali penyakit ini
bersifat permanen karena batu ginjal adalah penyakit kambuhan, dimana batu ginjal
bisa muncul lagi setelah penderita diobati atau dioperasi. Tidak jarang penderita
merasa frustasi untuk berobat karena seringnya penyakit ini kambuh.

.6 Pencegahan
Kesulitan dari pencegahan penyakit batu ginjal adalah gejala penyakit ini
muncul ketika keadaan sudah parah, atau ketika batu ginjal sudah terbentuk besar dan
banyak. Rasa sakit mulai timbul ketika batu ginjal sudah mencapai saluran kencing
(Alam, 2008).
Gejala awal dari batu ginjal adalah adanya rasa sakit yang biasanya dimulai
pada lambung atau di daerah samping perut dan perlahan-lahan rasa sakit bergerak
menuju daerah pangkal paha. Batu ginjal yang sudah terbentuk tersebut dapat
menyebabkan rasa nyeri yang sangat ketika batu tersebut dipaksa keluar dari saluran
kencing. Hal ini biasanya terjadi ketika batu ginjal yang cukup besar sudah masuk ke
dalam ureter, yang menyebabkan terjadinya tekanan dari air kencing yang terhambat
dan menyebabkan sensasi yang sangat menyakitkan. Dalam kasus yang ekstrim, air
kencing bisa berwarna merah karena bercampur dengan darah akibat dari kerusakan
ureter.
Hal ini bisa mengakibatkan keadaan menjadi lebih parah karena timbulnya
komplikasiseperti infeksi yang lebih lanjut. Selain itu kekurangan darah juga dapat
menjadi masalah serius karena perdarahan terus terjadi akibat kerusakan ureter. Untuk
menghindari hal ini maka perlu dilakukan pencegahan terbentuknya batu ginjal
(Alam, 2008). Adapun beberapa cara untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, yaitu:
a) Mengurangi minuman yang berkalsium tinggi atau minuman bervitamin C
tinggi. Pengkonsumsian yang terlalu sering akan mengakibatkan infeksi pada
ginjal dan mengakibatkan batu ginjal.
b) Mengurangi makanan atau minuman bersuplemen.
c) Mengurangi makanan yang bisa menyebabkan asam urat, seperti jeroan sapi,
kambing, dan lain sebagainya. Makanan ini banyak mengandung enzim yang
bisa menimbulkan endapan pada ginjal.
d) Hindari diet ketat. Pada umumnya orang menjalankan diet ketat supaya
langsing. Masalahnya, diet ketat seperti itu bisa menimbulkan kristal pada
ginjal.
e) Perbanyak minum air putih minimal 2 liter per hari.
f) Hindari menahan kencing terlalu lama.
g) Berolahraga secara teratur.
h) Mengurangi konsumsi Vitamin D secara berlebihan.
i) Hindari makanan dengan kadar oksalat, natrium, kalsium yang tinggi dan
protein hewan dengan purin tinggi, karena dapat memicu terbentuknya batu
ginjal / kandung kemih.
Deteksi dini dari batu ginjal akan membantu mencegah kerusakan saluran
kencing lebih lanjut dan lebih serius. Segera konsultasikan dengan dokter dan
segeralah melakukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi saat ini. " Setiap
Penyakit itu pasti ada obatnya, jika tepat obatnya maka Penyakit akan Sembuh dengan
izin Allah 'Azza wa Jalla”( HR. Muslim ).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras
seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam
ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses
pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis). Penyebab
terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang
masih belum terungkap (idiopatik).Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan
meliputi : Pemeriksaan faal ginjal , Pemeriksaan kultur urine , Pemeriksaan sedimen
urine , Ultrasonografi, Foto polos abdomen, Pielografi Intra Vena (PIV)

B. Saran

Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita,


menambah ilmu pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya bagi
mahasiswa, namun penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2009. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.

Baradero, Mary et al. 2008. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • SOP Refleks Fisiologis
    SOP Refleks Fisiologis
    Dokumen3 halaman
    SOP Refleks Fisiologis
    Khoiranisa
    Belum ada peringkat
  • Sop KMB 2 Rom Aktif
    Sop KMB 2 Rom Aktif
    Dokumen2 halaman
    Sop KMB 2 Rom Aktif
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Sop 2
    Sop 2
    Dokumen2 halaman
    Sop 2
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • SOP Kel. 4
    SOP Kel. 4
    Dokumen2 halaman
    SOP Kel. 4
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Sop 3
    Sop 3
    Dokumen4 halaman
    Sop 3
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Gizi
    MAKALAH Gizi
    Dokumen18 halaman
    MAKALAH Gizi
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Makalah Dokep Kel 4
    Makalah Dokep Kel 4
    Dokumen11 halaman
    Makalah Dokep Kel 4
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Askep Fraktur 2
    Askep Fraktur 2
    Dokumen20 halaman
    Askep Fraktur 2
    Dilaa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah-1
    Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah-1
    Dokumen23 halaman
    Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah-1
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi
    Lembar Konsultasi
    Dokumen7 halaman
    Lembar Konsultasi
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • LP Askep
    LP Askep
    Dokumen9 halaman
    LP Askep
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Sap Close Fraktur
    Sap Close Fraktur
    Dokumen11 halaman
    Sap Close Fraktur
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • KMB Askep
    KMB Askep
    Dokumen11 halaman
    KMB Askep
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Diabetes Miletus
    Diabetes Miletus
    Dokumen16 halaman
    Diabetes Miletus
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Bronco Pneumon I
    Bronco Pneumon I
    Dokumen14 halaman
    Bronco Pneumon I
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Agama Kel 1
    Agama Kel 1
    Dokumen7 halaman
    Agama Kel 1
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Thoharoh
    Pengertian Thoharoh
    Dokumen4 halaman
    Pengertian Thoharoh
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Akhlak Dan Budi Pekerti
    Akhlak Dan Budi Pekerti
    Dokumen1 halaman
    Akhlak Dan Budi Pekerti
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen12 halaman
    MAKALAH
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Agama Islam
    Agama Islam
    Dokumen1 halaman
    Agama Islam
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Agama Kel 4
    Agama Kel 4
    Dokumen8 halaman
    Agama Kel 4
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Tugaspancasila
    Tugaspancasila
    Dokumen15 halaman
    Tugaspancasila
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Agama Kel 3
    Agama Kel 3
    Dokumen5 halaman
    Agama Kel 3
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Agama Kel 3
    Agama Kel 3
    Dokumen12 halaman
    Agama Kel 3
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Agama Kel 1
    Agama Kel 1
    Dokumen16 halaman
    Agama Kel 1
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Askep Asma Anak
    Askep Asma Anak
    Dokumen12 halaman
    Askep Asma Anak
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gadar Kel.4
    Makalah Gadar Kel.4
    Dokumen20 halaman
    Makalah Gadar Kel.4
    Nur Qomariyah
    Belum ada peringkat
  • Pembentukan Sikap
    Pembentukan Sikap
    Dokumen2 halaman
    Pembentukan Sikap
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat
  • Form Sop
    Form Sop
    Dokumen2 halaman
    Form Sop
    Hairun Nisaq
    Belum ada peringkat