Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK


(LKPD) BERBASIS PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
PADA MATERI STRUKTUR ATOM KELAS X SMA/MA

Oleh :
NANDA SALWA AULIA
NIM. 1605122976

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta
penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan. Dalam melakukan perencanaan
pembelajaran tentunya harus mempunyai acuan yaitu silabus.
Dalam silabus mata pelajaran kimia kurikulum 2013 revisi 2017,
terdapat sepertiga kegiatan pembelajaran dari 35 Kompetensi Dasar (KD)
berkaitan dengan tugas proyek. Salah satunya pada pokok Bahasan struktur
atom, yaitu kompetensi dasar (KD) 4.4 dimana kegiatan pembelajarannya
menuntut peserta didik membuat dan menyajikan hasil karya yang berkaitan
dengan model atom. Namun dalam proses pembelajaran di beberapa sekolah
masih jarang ditemui guru yang melaksanakan kegiatan proyek tersebut atau
bahkan belum ada yang melaksanakannya.
Seperti di sekolah MAN 1 INHIL, berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu guru MAN 1 INHIL, sekolah tersebut masih belum
menerapkan kegiatan proyek dalam setiap kegiatan pembelajaran. Penerapan
kegiatan proyek masih sebatas dalam kegiatan pembelajaran praktikum.
Namun dalam materi struktur atom khususnya perkembangan teori atom
masih belum diterapkan pembelajaran berbasis proyek seperti yang diinginkan
dalam silabus. Hal ini disebabkan kurangnya atau belum adanya bahan ajar
yang memfasilitasi untuk kegiatan pembelajaran tersebut. Pada umumnya
untuk materi struktur atom, hanya menerapkan diskusi kelompok atau
dijelaskan secara langsung oleh guru (metode ceramah).

1
Berdasarkan paparan di atas, untuk itu diperlukanlah suatu bahan ajar
yang dapat membantu terlaksananya kegiatan pembelajaran seperti yang
diharapkan dalam silabus kurikulum 2013 revisi 2017. Salah satu bahan ajar
yang dapat digunakan adalah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD). LKPD
merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik yang didalamnya berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk
mengerjakan suatu tugas.
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengembangkan LKPD berbasis
Project Based Learning (PjBL). Project Based Learning (PjBL) merupakan
salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan
pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir,
sikap dan keterampilan konkret. Diharapkan dengan adanya LKPD berbasis
PjBL ini dapat menunjang proses pembelajaran peserta didik terutama pada
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang menuntut pengerjaan suatu proyek.
Beberapa penelitian terdahulu terkait pengembangan LKPD berbasis
PjBL telah banyak dilakukan baik itu pada mata pelajaran kimia maupun pada
mata pelajaran lainnya. Penelitian pengembangan LKPD berbasis PjBL telah
dilakukan oleh Riska, dkk (2018) pada materi asam basa. Berdasarkan hasil
penelitiannya menyatakan bahwa LKPD yang dikembangkan dinyatakan
layak. Ditinjau dari segi validitas, kepraktisan dan keefektivitasan. Ilmas, dkk
(2017) juga melakukan penelitian terkait pengembangan LKPD berbasis PjBL
pada materi Koloid. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa LKPD yang
dikembangkan memenuhi kriteria baik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
diperlukan pengembangan bahan ajar berupa LKPD pada materi struktur
atom. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project
Based Learning (PjBL) pada Materi Struktur Atom Kelas X SMA”.

B. RUMUSAN MASALAH

2
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah “
1. Bagaimana Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
berbasis Project Based Learning (PjBL) pada Materi Struktur Atom kelas
X SMA yang Valid dan Layak digunakan Pembelajaran?
2. Bagaimana kevalidan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis
Project Based Learning (PjBL) pada materi struktur atom kelas X
SMA/MA?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD) berbasis Peoject Based Learning (PjBL) pada
materi struktur atom.
2. Menghasilkan LKPD berbasis Project Based Learning pada materi
struktur atom kelas X SMA yang Valid dan Layak digunakan dalam
Pembelajaran.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peserta didik
Peserta didik lebih mudah dalam memahami konsep dan
menguasai materi serta dapat meningkatkan minat terhadap mata
pelajaran kimia.
2. Bagi guru
Membantu guru dalam proses pembelajaran serta menambah
ketersediaan bahan ajar terutama pada materi struktur atom.
3. Bagi sekolah
Menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah.
4. Bagi peneliti
Peneliti mengetahui tahapan penelitian pengembangan LKPD
berbasis Project Based Learning dan menerapkan pengetahuan yang

3
telah didapatkan di bangku kuliah untuk menjadi pendidik yang paham
akan kebutuhan peserta didik.

E. DEFENISI OPERASIONAL
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning
(PjBL)
LKPD adalah lembar kegiatan yang digunakan dalam pembelajaran,
berfungsi sebagai panduan belajar dan memudahkan peserta didik dan guru
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. LKPD berbasis Project Based
Learning merupakan LKPD yang dibuat sebagai panduan bagi peserta didik
dan guru melaksanakan tugas proyek dalam kegiatan belajar mengajar.
Terdapat tiga tahapan pokok dalam pembelajaran proyek yaitu persiapan,
pelaksanaan dan hasil produk. LKPD yang valid adalah LKPD yang telah
disusun peneliti sesuai dengan kurikulum 2013 dan dinyatakan valid oleh tim
validator melalui proses validasi dilihat dari segi aspek kelayakan isi,
kebahasaan, penyajian dan kegrafisan.

4
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Penelitian Pengembangan
Penelitian merupakan kegiatan dasar ilmiah yang bertujuan untuk
menghasilkan pengetahuan suatu data dengan tujuan dan kegunaann tertentu.
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar mengenai suatu pokok permasalahan yang ada. Pengetahuan yang
didapatkan oleh peneliti dapat berupa teori, generalisasi, fakta dan konsep
(khalifah, 2015).
Penelitian dan pengembangan dikenal dengan istilah (R&D) atau
research & development. Menurut Brog & Galldalam setyoori bahwa
penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk
mengembangkan dan mevalidasi produk pendidikan (Putnaji, 2013).
Sunarto mengemukakan bahwa R&D ini digunakan untuk mengatasi
masalah pendidikan, meningkatkan eektivitas Proses Belajar Mengajar
(PBM) di kelas/laboratorium, dan bukan untuk menguji teori (Sunarto, ).

B. Model Pembelajaran Project Based Learning


Project Based Learning (PjBL) merupakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa (Student Centered) dan menempatkan guru sebagai
motivator dan fasilitator, di mana siswa diberi peluang bekerja secara otonom
mengkonstruksi belajarnya.
Menurut Yahya Muhammad Mukhlis, dkk (2010), Project Based
Learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja
proyek.
Project Based Learning adalah suatu model atau pendekatan
pembelajaran yang inovatif, menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan
yang kompleks. Project Based Learning berfokus pada konsep-konsep dan
prinsip-prinsip utama (central) dari suatu disiplin, melibatkan peserta didik

5
dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya,
memberi peluang peserta didik bekerja secara otonom mengkonstruk belajar
mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan produk karya peserta didik
bernilai dan realistik.
Paul Suparno dalam Trianto (2014), mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan Project Based Learning adalah pembelajaran di mana
peserta didik dalam kelompok diminta membuat atau melakukan suatu proyek
bersama dan mempresentasikan hasil dari proyek itu. Project Based Learning
memerlukan keterampilan merancang kegiatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik melakukan penyelidikan terhadap suatu masalah
secara mandiri (Trianto, 2014).
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning
sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational
Foundation terdiri dari :
a. Dimulai dengan pertanyaan yang esensial
Mengambil topik yang sesuai dengan ralitas dunia nyata dan dimulai
dengan suatu investigsi mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk
memancing pengetahuan, tanggapan, kritik dan ide peserta didik
mengenai tema proyek yang akan diangkat.
b. Perencanaan aturan pengerjaan proyek
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengatahui alat
dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Membuat jadwal aktivitas
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Jadwal ini disusun untuk mengetahui
berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.
d. Memonitoring perkembangan proyek peserta didik

6
Pendidik bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
e. Penilaian hasil kerja peserta didik
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pendidik dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
f. Evaluasi pengalaman belajar peserta didik
Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

C. LKPD berbasis Project Based Learning


LKPD merupakan jenis bahan ajar cetak yang sering digunakan oleh
guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. LKPD adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang
di dalamnya berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk mengerjakan suatu
tugas (Depdikans, 2008). Penggunaan LKPD sebagai bahan ajar juga dapat
mendorong atau meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
LKPD memiliki beberapa fungsi dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Prastowo (2012), fungsi LKPD diantaranya yaitu 1. Sebagai bahan
ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan
peserta didik; 2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk
memahami materi yang diberikan; 3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan
kaya akan tugas untuk berlatih; 4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran
kepada peserta didik.

7
Komponen LKPD menurut Depdiknas (2008) adalah sebagai berikut :
1. Judul, mata pelajaran, semester dan tempat; 2. Petunjuk belajar; 3.
Kompetensi yang akan dicapai; 4. Indikator; 5. Informasi pendukung; 6.
Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja; 7. Penilaian.
LKPD berbasis Project Based Learning merupakan lembaran-
lembaran berisi tugas, yang di dalamnya terdapat langkah-langkah atau
petunjuk-petunjuk untuk mengerjakan tugas tersebut. Dimana tugas tersebut
berupa tugas proyek atau pembuatan suatu produk. LKPD berbasis Project
Based Learning berisi tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh peserta didik
dalam proses pembuatan tugas proyeknya, yang terdiri dari tiga tahapan inti
yaitu persiapan, pelaksanaan dan hasil produk. LKPD berbasis Project Based
Learning digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap dan keterampilan
konkret.
Dalam hal ini akan dilakukan penelitian pengembangan LKPD pada
mata pelajaran kimia pokok bahasan Struktur Atom menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning. LKPD ini membimbing peserta didik
untuk merancang sebuah proyek yang berkaitan dengan model atom.
LKPD Struktur Atom berbasis Project Based Learning (PjBL) dibuat
dengan tujuan untuk membantu guru dan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran yang berbasis proyek. LKPD Struktur Atom berbasis Project
Based Learning (PjBL) ini dibagi menjadi 4 pertemuan. Dimana setiap
pertemuan membahas satu model atom.
Pada LKPD Struktur Atom berbasis Project Based Learning (PjBL)
terdapat dua kegiatan. Dimana pada Kegiatan 1 terdapat beberapa soal-soal
yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep pembelajaran
yang nantinya akan membantunya pada Kegiatan 2. Kegiatan 2 merupakan
lembaran kerja proyek untuk peserta didik. Pada Kegiatan 2 terdapat tahapan-
tahapan yang harus dilaksanakan saat pengerjaan kegiatan proyek. Tahapan
tersebut terdiri dari perencanaan proyek yang sebelumnya dipresentasikan
terlebih dahulu di depan kelas, menyusun jadwal kegiatan, monitoring,

8
menguji hasil dan evaluasi pengalaman. Waktu pengerjaan proyek adalah 1
minggu.
Peserta didik bersama kelompoknya akan merancang proyek model
atom yang akan mereka buat. Pada tahap perencanaan proyek peserta didik
mendiskusikan apa saja alat dan bahan yang digunakan serta membuat
gambaran seperti apa produk model atom yang akan mereka buat. Selanjutnya
perencanaan proyek yang telah didiskusikan dipresentasikan di depan kelas.
Kegiatan proyek ini akan dimonitor oleh guru. Kegiatan monitoring akan
dilaporkan setiap harinya berkaitan dengan kegiatan apa saja yang telah
dilakukan oleh peserta didik melalui grup WhatsApp. Laporan kegiatan dapat
berupa tulisan, foto atau video.
Setelah proyek selesai, produk yang dihasilkan akan dipresentasikan
di depan kelas. Bagian akhir dari kegiatan ini adalah evaluasi pengalaman,
yaitu evaluasi terkait kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dan
bagaimana pendapat peserta didik setelah mengerjakan tugas proyek ini.

9
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Riau dengan uji coba di
SMA Negeri 1 Tembilahan Kota dan MAN 1 Indragiri Hilir, pada semester
ganjil tahun ajaran 2020/2021.
B. Rancangan Penelitian
Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis
PjBL dikembangkan dengan menggunakan model 4-D. Model pengembangan
perangkat 4-D disarankan oleh Silvasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel
dan Melvya I. Semmel (dalam Trianto, 2012). Model ini terdiri dari 4 tahap
pengembangan yaitu Define, Design, Develop dan Diseminate. Penelitian ini
hanya dilakukan sampai tahap pengembangan saja mengingat tujuan
penelitian adalah pengembangan LKPD yang valid.
Adapun prosedur pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) berpedoman pada penjabaran model pengembangan 4D adalah
sebagai berikut :

10
Analisis Awal Akhir

Pengidentifikasian
Analisis Peserta Didik

Analisis Tugas Akhir Analisis Konsep


Akhir

Spesifikasi Tujuan

Penyusunan Tes

Perancangan
Pemilihan Media

Pemilihan Format

Rancangan Awal

Pengembangan
Validasi Ahli

Uji Pengembangan

Uji Validasi

Penyebaran
Pengemasan

Penyebaran & Pengadopsian

Gambar 3.1. Prosedur Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik

1. Tahap Pendefinisian (Define)


Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pembelajaran. Dalam hal ini diawali dengan menganalisis tujuan
dari batasan materi yang akan dikembangkan perangkatnya. Tahap ini
meliputi 5 langkah pokok, yaitu (a) analisis ujung depan, (b) analisis

11
peserta didik, (c) analisis tugas, (d) analisis konsep dan (e) perumusan
tujuan pembelajaran.
a. Analisis Awal Akhir
Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan
masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran Kimia sehingga
diperlukan pengembangan bahan pembelajaran. Dalam hal ini yang
menjadi permasalahan adalah masih ada dibeberapa sekolah yang
belum melaksanakan dengan keseluruhan kegiatan pembelajaran
seperti yang diinginkan dalam silabus pelajaran kimia kurikulum
2013 revisi 2017. Seperti pada materi struktur atom. Peserta didik
dituntut untuk dapat membuat dan menayajikan hasil karya berkaitan
dengan model atom.
b. Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik dilakukan dengan mengamati karakteristik
peserta didik. Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan ciri,
kemampuan dan pengalaman peserta didik, baik secara kelompok
maupun individu. Analisis peserta didik meliputi karakteristik
kemampuan akademik, usia dan motivasi terhadap mata pelajaran.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama
yang akan dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri dari
analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
terkait materi LKPD yang akan dikembangkan.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam LKPD
yang dikembangkan. Analisis konsep dibuat dalam peta konsep
pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai saranan pencapaian
kompetensi tertentu, dengan cara mengidentifikasi dan menyusun
secara sistematis bagian-bagian utama materi pembelajaran. Konsep-
konsep yang menjadi focus perhatian dibuat ke dalam bentuk peta

12
konsep untuk memudahkan pemusatan materi yang akan dijadikan
sasaran pembelajaran.
e. Analisis Tujuan Pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk menentukan indikator
pencapaian pembelajaran yang didasarkan atas analisis materi dan
analisis kurikulum. Dengan menuliskan tujuan pembelajaran,
peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan
dalam LKPD, menentukan kisi-kisi soal, dan akhirnya menentukan
seberapa besar tujuan pembelajaran yang tercapai. Dari kompetensi
dasar kemudian dibuatkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kemudian dijabarkan kembali untuk menentukan indicator-indikator
yang akan dicapai.
2. Tahap Perancangan (Design)
Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian,
selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan ini
bertujuan untuk merancang suatu LKPD yang dapat digunakan dalam
pembelajaran Kimia. Tahap perancangan ini meliputi :
a. Penyusunan Tes
Penyusunan tes berdasarkan penyusunan tujuan pembelajaran yang
menjadi tolak ukur kemampuan peserta didik berupa produk, proses,
psikomotor selama dan setelah kegiatan pembelajaran.
b. Pemilihan Media
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media
pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Berdasarkan masalah yang telah
dipaparkan, masalah tersebut terjadi dikarenakan kurangnya bahan
ajar yand dapat memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik yang
berkaitan dengan kegiatan proyek. Untuk itu, dalam hal ini, media
yang dipilih adalah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).
Diharapkan dengan adanya LKPD ini dapat menunjang kegiatan
pembelajaran peserta didik nantinya.

13
c. Pemilihan Format
Pemilihan format dilakukan pada langkah awal. Pemilihan format
dilakukan agar format yang dipilih sesuai dengan materi
pembelajaran. Pemilihan format dalam pengambangan dimaksudkan
dengan mendesain isi pembelajaran, pemilihan pendekatan dan
sumber belajar, mengorganisasikan dan merancang isi LKPD,
membuat desain LKPD. Mendesain isi pembelajaran dimaksudkan
dengan menentukan apa saja materi-materi yang nanti akan
tercantum di dalam LKPD. Pendekatan yang dipilih dalam hal ini
adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Rancangan isi dan desain LKPD diseseuaikan dengan sintak-sintak
model pembelajaran PjBL.
d. Desain Awal
Desain awal yaitu rancangan LKPD yang dibuat oleh peneliti
kemudian diberi masukan oleh dosen pembimbing. Kemudian
melakukan revisi setelah mendapatkan saran perbaikan LKPD dari
dosen pembimbing dan nantinya rancangan ini akan dilakukan tahap
validasi.

3. Tahap Pengembangan (Develop)


Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD
yang sudah direvisi berdasarkan masukan ahli dan uji coba kepada
peserta didik. Terdapat dua langkah dalam tahapan ini yaitu :
a. Validasi Ahli
Validasi ahli ini berfungsi untuk memvalidasi konten materi dalam
LKPD sebelum dilakukan uji coba dan hasil validasi akan digunakan
untuk melakukan revisi produk awal. LKPD yang telah disusun
kemudian akan dinilai oleh dosen ahli materi dan dosen ahli media,
sehingga dapat diketahui apakah LKPD tersebut layak diterapkan
atau tidak. Hasil validasi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
untuk kesempurnaan LKPD yang dikembangkan.

14
b. Uji Coba Produk
Setelah dilakukan validasi ahli kemudian dilakukan uji coba
lapangan terbatas untuk mengetahui hasil penerapan LKPD dalam
pembelajaran di kelas. Hasil yang diperoleh dari tahap ini berupa
LKPD yang sudah direvisi.

C. Objek Penelitian
Objek penelitian yaitu LKPD berbasis PjBL pada pokok bahasan
struktur atom.

D. Instrumen Penelitian
a. Lembar Validasi
Lembar validasi ini berfungsi sebagai instrumen penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui kriteria valid tidaknya LKPD yang sedang
dikembangkan oleh peneliti. Di dalam lembar validasi ini terdapat
penilaian LKPD secara umum yang menjadi acuan dalam penilaian
LKPD pembelajaran kimia.
b. Angket
Angket digunakan sebagai penunjang untuk melihat tanggapan atau
respon peserta didik terhadap pengembangan LKPD.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu validasi LKPD
oleh tim validator. Data penelitian dikumpulkan dengan pengisian lembar
validasi LKPD oleh validator. Data yang dihasilkan menjadi data yang diolah
oleh peneliti sehingga didapatkan hasil analisis data.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis menggunakan analisis statistik desktriptif.
Tujuan analisis deskriptif adalah untuk mendeskripsikan hasil valditas yang
diberikan validator setelah divalidasi. Aspek validasi yang dinilai oleh pakar
atau praktisi dibuat dalam skala penilaian. Jenis skala yang digunakan adalah

15
skala likert dengan skor 1-4. Skala ini memberikan keleluasaan kepada
validator dalam menilai perangkat pembelajaran berupa Lembar Kegiatan
Peserta Didik yang dikembangkan.
1. Validasi oleh Validator
Validasi Lembar Kegiatan Peserta Didik ditentukan oleh nilai rata-rata
skor yang diberikan validator. Kategori penilaian ditunjukkan pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1 Kategori Penilaian oleh Validator
Skor Penilaian Kategori
4 SS : Sangat Sesuai
3 S : Sesuai
2 KS : Kurang Sesuai
1 TS : Tidak Sesuai
(Sugiyono, 2013)
Hasil validasi dihitung dengan menggunakan rumus skor rata-rata yaitu :
Skor yang diperoleh
persentase= x 100 %
Skor maksimum
Keterangan :
Jumlah skor yang diperoleh = jumlah total jawaban validator
Skor maksimum = jumlah total nilai tertinggi validator
Kriteria dalam mengambil keputusan untuk validasi Lembar
Kegiatan Peserta Didik dipakai jika penilaian rata-rata validator baik.
Tabel 3.2. Kriteria Kelayakan Analisis Persentase
Persentase Kategori
80,00 – 100 Baik/Valid/Layak
60 – 79,99 Cukup Baik/Cukup Valid/Cukup
Layak
50 – 69,99 Kurang Baik/Kurang Valid/Kurang
Layak
0-49,99 Tidak Baik (Diganti)
(Riduwan, 2012)
2. Uji Coba Terbatas
Setelah dilakukan validasi LKPD maka dilakukan uji coba terbatas
terhadap LKPD. Uji coba terbatas menggunakan angket dan dilakukan

16
untuk melihat respon peserta didik dan guru terhadap LKPD yang telah
dikembangkan.
Data hasil uji coba terbatas akan dianalisis sesuai dengan pedoman
penilaian yang telah dikembangkan. Lembar tanggapan peserta didik dan
guru disusun berdasarkan skala Guttman, dimana skala ini hanya
memiliki dua interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju” atau “ya” dan
“tidak”. Jawaban positif diberi nilai 1 dan 0 untuk jawaban negatif.
Kriteria respon/tanggapan yang digunakan seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Tanggapan Peserta Didik
Persentase Keterangan
≥ 85 % Positif
≥ 70 % Cukup Positif
≥ 50 % Kurang Positif
≤ 50 % Tidak Positif
(Yamasari, 2010)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto & Sudjendro, H. 2014. Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta


: Gava Media

17
Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu SMP/MTS.
Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan. Departemen
Pendidikan Nasional : Jakarta.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jendral
Manajmen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan
Nasional : Jakarta.
Goodman. B. 2010. Project Based Learning. Education Psychology.
Ilmas, dkk. 2017. Pengembangan LKS Berbasis Project Based Learning untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia.
Vol. 05, No. 01, hal. 81-86.
Jagantara, I, M., dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran berbasis Proyek
(Project Based Learning) terhadap Hasil Belajar Biologi ditinjau dari
Gaya Belajar Siswa SMA. E-journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha 4.
Kemendikbud. 2008. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA 2018.
Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Khalifah Mustamin. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Aynat Publishing :
Yogyakarta
Nasbi, I. 2007. Manajemen Kurikulum. Jurnal Idaarah, I(2).
Putnaji Setyosari. 2013. Metode Pendidikan dan Pengembangan. Charisma Putra
Utama : Jakarta.
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta :
Bandung.
Riska Wulandari & Dian Novita. 2018. Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Project Based Learning pada Materi Asam Basa
untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis. Unesa Journal Of
Chemical Education. Vol. 7 (2). 129-135.
Soenarto. 1983. Metodologi Pengembangan untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. alfabeta :
Bandung.

18
Trianto. 2014. Mendesain Model pembelajaran Inovatif&Progresif. Kencana :
Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai