Anda di halaman 1dari 9

KEJADIAN VARISELA PADA WANITA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

UNDATA PALU

*Agung Ricky Renaldi1, Seniwaty Ismail2, Muhammad Nasir3


1. Medical Profession Program, Faculty of Medicine, Tadulako University- Palu, Indonesia
94118
2. Department of Research on Tropical Disease and Traumatology, Faculty of Medicine,
Tadulako University- Palu, Indonesia 94118
3. Department of Skin and Genitals center, Undata General Hospital – Palu, Indonesia 94111
* Correspondent Author :agung.ricky91@gmail.com

ABSTRACT
Background: Varicella (chickenpox) is an infectious disease caused by the varicella zoster
virus which is characterized by the presence of generalized pruritus vesicular rash. Varicella
(chickenpox) infection is generally caused by a primary infection of the varicella zoster virus.
In this case the diagnosis of varicella is based on history taking, physical examination and
investigation. Case. Mrs.N, 35 years old, came to the Undata General Hospital with
complaints of itching and the appearance of fluid-filled bumps on the abdomen, neck, back of
the neck, hands and feet. On the back and abdomen appear small reddish spots since 5 days
ago. Recently the patient was treating her child who has the same symptoms as the patient
Conclusion. The patient was diagnosed with varicella. The possible factors that the patient
was contracted with varicella from her children who suffer from the same disease are the
factors causing varicella in this case. Proposed supporting examinations are Tzanck
examination, PCR, and serology test.
Keywords: Varicella, Varicella Zoster Virus
ABSTRAK
Latar belakang: Varisela (cacar air) merupakan penyakit yang menular yang disebabkan
oleh virus varicella zoster yang ditandai dengan adanya ciri-ciri adanya ruam vesikular
pruritus generalisata. Infeksi varisela (cacar air) umumnya disebabkan oleh infeksi primer
dari virus varicella zoster. Dalam kasus ini diagnosis varisela ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan investigasi. Kasus. Mrs.N, 35 tahun, datang ke Rumah
Sakit Umum Undata dengan keluhan gatal serta munculnya bentol berisi cairan pada area
perut, leher, punggung leher, tangan dan kaki. Pada bagian punggung dan perut muncul
bintik-bintik kecil berwarna kemerahan sejak 5 hari yang lalu. Belum lama ini pasien sedang
merawat anaknya yang memiliki riwayat yang sama seperti pasien. Kesimpulan. Pasien
didiagnosis sebagai varisela. Faktor kemungkinan pasien tertular dari anaknya yang sempat
menderita penyakit yang sama menjadi faktor penyebab terjadinya penyakit varisela dalam
kasus ini. Usulan pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan Tzanck, PCR, dan Uji serologi.
Kata kunci: Varisela, Varicella Zooster Virus
PENDAHULUAN paling umum dari varisela dan dapat
Varisela merupakan penyakit berkisar 2% hingga 5% dari semua kasus.
infeksi akut primer yang menular, dengan Manifestasi klinis dari cacar air terdiri dari
ciri khas timbulnya gejala adanya vesikel, dua stadium yaitu stadium prodormal dan
area yang sering terkena yaitu kulit dan stadium erupsi. Pada stadium prodormal
mukosa. Di Indonesia virus ini sering seseorang akan mengalami demam yang
terjadi pada musim peralihan antara musim selama satu hingga tiga hari, mengigil,
panas ke musim hujan atau sebaliknya. nyeri kepala anoreksia, dan malaise. Lalu
Populasi padat penduduk akan dilanjutkan dengan stadium erupsi ditandai
memudahkan penyebaran virus ini dari timbulnya ruam-ruam kulit “dew drops on
satu orang (penderita) ke orang lain.(1) rose petals” yang tersebar pada area
Virus varisela zoster termasuk wajah, leher, kulit kepala, badan hingga
kedalam keluarga herpes viridae. Infeksi area ekstremitas. Makula lalu berubah
primer menyebabkan cacar air dan menjadi papula, vesikel, pustula, dan
reaktivasi menimbulkan herpes zoster. krusta disertai rasa gatal. Berlangsungnya
Virus varisela tetap laten di ganglia perubahan ini dalam 8-12 jam, sehingga
sensoris dari akar dorsal dan saraf kranial, varisela secara khas dalam perjalanan
dapat menunjukkan periode reaktivasi penyakitnya didapatkan bentuk papula,
intermiten yang meningkat seiiring dengan vesikel, dan krusta dalam waktu yang
pertambahan usia.(2) bersamaan atau yang disebut polimorf.
Etiologi varisela adalah Varicella Dengan penanganan dan memperhatikan
Zooster Virus (VZV). Virus varisela zoster kebersihan diri, prognosis dari penyakit ini
adalah virus DNA beruntai ganda dengan baik, dan dapat mencegah timbulnya
genom dibawah 125.000 pasangan yang jaringan parut akibat varisela tersebut.(1,5)
mengandung 68 kerangka, pemicu Varisela tetap menjadi masalah
reaktivasi virus termasuk imunosupresi kesehatan masyarakat global sebagian
dari suatu penyakit, penggunaan obat, besar karena beberapa kesalahpahaman
trauma, dan keganasan. Virus varisela tentang risiko pajanan virus, penularan dan
zoster dapat menyebabkan dua penyakit pilihan pengobatan saat ini. Seiring dengan
yaitu varisela (cacar air) dan herpes zoster. bertambahnya usia dan kekebalan bawaan,
(3,4)
seseorang yang telah terkena varisela
Pada umumnya varisela bersifat dengan imun yang menurun dapat
jinak, infeksi bakteri sekunder pada mengakibatkan virus ini aktif kembali
jaringan lunak merupakan komplikasi yang menyebabkan herpes zoster.(6)
Sekitar 75% penyakit varisela dengan keluhan gatal serta munculnya
umumnya menyerang anak-anak dengan bentol berisi cairan pada area perut, leher,
umur dibawah 10 tahun dengan rentang punggung leher, tangan dan kaki. Pada
usia 5-9 tahun namun virus ini juga bisa bagian punggung dan perut muncul bintik-
menyerang orang dewasa dan lansia.(7) bintik kecil berwarna kemerahan sejak 5
Varisela diperkirakan 25 kali lebih hari yang lalu. Pasien juga menderita
parah terjadi pada orang dewasa daripada lemas, mual, rasa ngilu pada persendian
anak-anak. Varisela dapat menyebabkan dan disertai demam. Awalnya pasien
kematian pada 25 orang/tahun di Inggris merasa gatal dan perih pada area perut dan
dan Wales dan 75% kematian ini terjadi muncul bintik-bintik kecil kemudian
pada orang dewasa.(7) menjalar ke bagian leher. Kemudian
Infeksi varisela cenderung terjadi setelah beberapa hari bintik-bintik kecil
di daerah tropis daripada di daerah mulai membesar dan pecah sendiri, dan
beriklim sedang. Berdasarkan data dari mengeluarkan cairan. Belum lama ini
poliklinik umum Rumah Sakit Cipto pasien sedang merawat anaknya yang
Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2005 memiliki riwayat yang sama seperti pasien.
sampai 2010 tercatat 77 kasus varisela Pasien saat ini hanya mengkonsumsi
tanpa penyulit. Pada penelitian di RSUP paracetamol untuk penurun panasnya.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Pada pemeriksaan fisik status
Januari 2006 sampai Desember 2008 generalis ditemukan keadaan umum
menunjukkan varisela pada anak tampak sakit sedang, tanda-tanda vital
menempati urutan pertama dengan jumlah didapatkan tekanan darah : 120/90 mmHg,
penderita 44 orang dan persentase 37,93% nadi 76 kali/menit, respirasi 20 kali/menit
diantara penyakit-penyakit infeksi virus dan suhu 36,8 ºC. Pembesaran kalenjar
lainnya. Penelitian varisela pada anak getah bening (-), pembesaran kalenjar
tahun 2009-2011 di RSUP Prof. Dr. R. D. tiroid (-), paru-paru dan jantung dalam
Kandou yang dilakukan oleh Harahap J batas normal.
ditemukan 16 penderita (27,12%) varisela Pada kasus ini tidak dilakukan
diantara 59 penderita penyakit infeksi pemeriksaan penunjang dikarenakan
virus lainnya.(8,9) varisela umumnya didiagnosis berdasarkan
gambaran klinis yakni penampilan dan
LAPORAN KASUS perubahan karakter ruam yang muncul,
Pasien umur 35 tahun datang ke varisela juga memiliki ciri khas yakni
Poli kulit dan Kelamin RSUD Undata Palu timbulnya vesikel seperti tetesan embun
dan apabila ada riwayat kontak dengan reaktivasi terkait penurunan imun tubuh
penderita varisela dua hingga tiga minggu terkait usia dan status imunosupresif.(10,11)
sebelumnya. Usulan pemeriksaan Dari anamnesis pasien yakni pasien
penunjang adalah pemeriksaan Tzanck, memiliki riwayat kontak dengan anak nya
PCR, dan Uji serologi untuk fluorescent- yang mengalami penyakit varisela juga hal
antibody to membrane antigen of VVZ. ini sesuai teori dikarenakan penyebaran
Berdasarkan anamnesis dan virus varicella zoster ditularkan dari
pemeriksaan fisik maka pada pasien ini seseorang yang sudah terinfeksi dan
dapat ditegakkan didiagnosis Varisela. memiliki imun tubuh yang kurang, jalur
Terapi yang diberikan yaitu acyclovir 5 x transmisi virus ini yaitu melalui
800 mg per hari selama 7 hari, bedak atau pernapasan (udara) dan kontak langsung
losio calamin dan tirah baring yang cukup. dengan penderita. Ciri-ciri dari varisela
yaitu munculnya ruam dan demam, hingga
rawat inap jika terjadi komplikasi,
komplikasi yang terburuk yakni penderita
terkena pneumonia mengakibatkan gagal
pernapasan, ensefalitis, dan sangat jarang
hepatitis. Jika ibu hamil yang terkena
varisela maka selama kehamilan
mengalami risiko terkena sindrom varisela
Gambar 1. Terdapat papul eritema kongenital dan varisela neonatal, dan juga
dan vesikel berisi cairan jernih hilangnya imun tubuh yang dimediasi sel
virus varisela zoster di kemudian hari atau
DISKUSI selama kondisi imunosupresif
Pada kasus ini, pasien diduga memungkinkan varisela virus zoster yang
varisela dengan usia 35 tahun datang ke aktif kembali yang bisa menyebabkan
RSUD Undata Palu. Dari anamnesis pasien herpes zoster. Gejala dari herpes zoster ini
mengeluhkan timbul bentol berisi cairan yakni ruam yang terlokalisir pada area
awalnya hanya area perut, lalu menyebar dermatom dan diawali dengan rasa sakit,
hingga leher, tangan dan kaki. pasien juga penyakit ini dapat terjadi pada orang
merasa gatal pada bentol tersebut. Infeksi dewasa dan pasien dengan
varisela zoster dapat disebabkan oleh imunokompromise dengan herpes zoster.
(12,13)
infeksi primer atau reaktivasi, risiko
Pasien tidak menunjukkan adanya memberikan uji in vitro kuantitatif untuk
komplikasi. Hal ini dilihat dari hasil antibodi manusia terhadap virus varisela
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dalam serum atau plasma, hasil kuantitatif
meliputi keadaan umum serta tanda vital dari ELISA digolongkan sebagai non-
yang masih dalam batas normal. Pada reaktif (VZV IgG antibodi <80 mIU/ml),
orang yang immunocompromised tidak ditentukan (80 mIU/ml hingga <110
(leukemia, pemberian kortikosteroid mIU/ml), atau reaktif (>110 mIU/ml). Tes
dengan dosis tinggi dan lama, atau pasien non-reaktif dikategorikan rentan varisela,
AIDS) bila terinfeksi VZV maka tes reaktif dan tak tentu dikategorikan
manifestasi varisela lebih berat (lesi lebih sebagai varisela tidak rentan. Selama
lebar, lebih dalam, berlangsung lebih lama, pengembangan klinis vaksin zoster
dan sering terjadi komplikasi).(1) rekombinan yang mengandung
Pemberian acyclovir pada pasien glikoprotein E rekombinan yang
ini bertujuan untuk memperpendek masa disesuaikan, ELISA internal, mengukur
varisela dengan menghambat replikasi dari antibodi IgG anti-gE spesifik yang
virus varisela zoster dan migrasi digunakan untuk mengukur respon imun
transplasenta virus ini selama viraemia. pada orang dewasa diatas 50 tahun.(15,16)
Dosis acyclovir yang diberikan 800 mg Pencegahan dapat dilakukan
lima kali sehari selama 7 hari dapat vaksisnasi. Vaksin varisela berasal dari
mengurangi durasi demam dan gejala galur yang telah dilemahkan. Vaksin
varisela pada pasien imunokompeten jika varisela dirancang untuk pemberian dua
obat diminum dalam 24 jam setelah dosis, pertama diberikan pada usia 12-18
munculnya ruam jika dibandingkan dengan bulan dan yang kedua satu hingga tiga
plasebo. Pemberian calamine lotion lokal bulan setelah pemberian dosis pertama.
pada lesi kulit untuk mengurangi rasa gatal Jika seseorang telah terinfeksi varicella
dapat diberikan kompres dingin, mandi zoster virus (VZV) maka tubuh
secara teratur atau pemberian antihistamin. menghasilkan kekebalan secara permanen
(7,14)
terhadap varisela melalui reseptor
Pemerikasaan penunjang yang proliferasi sel-T dan induksi sel-B dari
disarankan yakni tes serologi digunakan antibodi anti-VZV, sedangkan vaksinasi
adalah tes varisella-zoster virus (VZV) igG dapat menyebabkan tingkat antibodi
yang dilakukan menggunakan ELISA penetral yang kurang kuat.(17,18)
dengan mengambil sampel darah diambil Vaksinasi dengan vaksin varisela
pada hari yang sama, tes ELISA ini diasumsikan menghasilkan tiga hasil yang
berbeda, pertama proporsi individu penyebab terjadinya penyakit varisela
menderita kegagalan vaksin awal dan tetap dalam kasus ini. Pemberian acyclovir serta
rentan, kedua proporsi individu yang calamine lotion merupakan terapi yang
merespon dilindungi dari varisela infeksi, bisa mengurangi rasa gatal serta
ketiga sebagian individu merespon namun menghambat replikasi virus varisela
cenderung terinfeksi jika terpapar zoster.
langsung. Tujuan dari program vaksinasi
varisela bersama dengan penyakit dan PERSETUJUAN
keterjangkauan harus mepertimbangkan Penulis telah menerima persetujuan dari
adopsi suatu dosis kedua vaksin dalam pasien dalam bentuk informed consent.
program imunisasi nasional.(19,20)
Prognosis ditegakkan berdasarkan UCAPAN TERIMA KASIH
dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang Penulis mengucapkan terima kasih kepada
dilakukan. Berdasarkan klinis prognosis seluruh unit terkait dalam proses
pasien baik, pada pasien ini prognosis Quo penyusunan laporan kasus ini hingga
ad vitam adalah bonam karena penyakit ini selesai.
tidak mengancam jiwa, sebab dari
pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda- KONFLIK KEPENTINGAN
tanda komplikasi. Prognosis Quo ad Penulis menyatakan bahwa tidak terdapat
functionam adalah bonam karena fungsi konflik kepentingan yang terdapat pada
bagian tubuh yang terkena tidak terganggu. tulisan ini.
Prognosis Quo ad sanationam adalah
bonam karena varisela merupakan DAFTAR PUSTAKA
penyakit yang bersifat self-limiting disease 1. AP P. VARICELLA PADA WANITA
DEWASA USIA 28 TAHUN. 2013.
dan tidak mengganggu kehidupan sosial
1(3).
penderita, (1)
2. Ladino M, Gasitulli A, Muñoz F.
Evolución de pacientes con artritis
KESIMPULAN idiopática juvenil en terapia biológica
que cursan infección por virus varicela
Berdasarkan dari hasil anamnesis dan zoster. A propósito de 4 casos. Rev
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, Chil Pediatría. 2016
Aug;S0370410616300675.
pasien ini didiagnosis sebagai varisela.
Faktor kemungkinan adalah pasien tertular 3. Apriasari, ML, Rizky Pramitha S.
MANAGEMENT OF VARICELLA
dari anaknya yang sempat menderita ZOSTER IN ADULT PATIENT. J
penyakit yang sama menjadi faktor
Kedokt GIGI. 2019 Mar 1;IV(1):101– cutaneous vasculitis. IDCases.
5. 2020;19:e00667.

4. Lachiewicz AM, Srinivas ML. 12. Morino S, Tanaka-Taya K, Satoh H,


Varicella-zoster virus post-exposure Arai S, Takahashi T, Sunagawa T, et
management and prophylaxis: A al. Descriptive epidemiology of
review. Prev Med Rep. 2019 varicella based on national
Dec;16:101016. surveillance data before and after the
introduction of routine varicella
5. Dharmshaktu G, Pangtey T. Secondary vaccination with two doses in Japan,
Infection of Preaxial Polydactyly 2000–2017. Vaccine. 2018
Following Varicella Infection. Ann Sep;36(40):5977–82.
Afr Med. 2018;17(2):96.
13. Premužić V, Santini M, Laganović M,
6. Newman AM, Jhaveri R. Myths and Ćorić M, Jelaković B. Acute Kidney
Misconceptions: Varicella-Zoster Failure as a Single Complication of
Virus Exposure, Infection Risks, Varicella Virus Infection in an Adult
Complications, and Treatments. Clin Patient. Case Rep Nephrol Dial. 2018
Ther. 2019 Sep;41(9):1816–22. Aug 3;8(2):130–7.

7. Nabila Aninditya, Irawati NAV. 14. Theresia, Rezeki S. Hadinegoro S.


Infeksi Varisela Zoster pada Terapi Asiklovir pada Anak dengan
Kehamilan. Majority. 7(3). Varisela Tanpa Penyulit. Sari Pediatri.
11(6).
8. C. Sondakh C, T. Kandou R, M.
Kapantow G. PROFIL VARISELA DI 15. Cadieux G, Redditt V, Graziano D,
POLIKLINIK KULIT DAN Rashid M. Risk Factors for Varicella
KELAMIN RSUP PROF. DR. R.D Susceptibility Among Refugees to
KANDOU MANADO PERIODE Toronto, Canada. J Immigr Minor
JANUARI – DESEMBER 2012. J E- Health. 2017 Feb;19(1):6–14.
Clin ECl. 3(1).
16. Feyssaguet M, Berthold V, Helle L,
9. Christiansen D, Barnett ED. Povey M, Ravault S, Carryn S, et al.
Comparison of varicella history with Comparison of a glycoprotein E-based
presence of varicella antibody in ELISA with a varicella-zoster whole-
refugees. Vaccine. 2004 Oct;22(31– virus ELISA for the quantification of
32):4233–7. varicella vaccine immune responses in
young children. Vaccine. 2020
10. Suo L, Lu L, Wang Q, Yang F, Wang Apr;38(17):3300–4.
X, Pang X, et al. Varicella outbreak in
a highly-vaccinated school population 17. Dipasquale V, Romano C. Vaccination
in Beijing, China during the voluntary strategies in pediatric inflammatory
two-dose era. Vaccine. 2017 bowel disease. Vaccine. 2017
Aug;35(34):4368–73. Oct;35(45):6070–5.

11. Lin W-C, Chang C, Ko M-C, Lin S-M. 18. Duncan JR, Witkop CT, Webber BJ,
A fatal case of severe systemic Costello AA. Varicella
varicella zoster infection in a patient seroepidemiology in United States air
with chronic use of force recruits: A retrospective cohort
immunosuppressive agents for study comparing immunogenicity of
varicella vaccination and natural
infection. Vaccine. 2017
Apr;35(18):2351–7.

19. van Hoek AJ, Melegaro A, Zagheni E,


Edmunds WJ, Gay N. Modelling the
impact of a combined varicella and
zoster vaccination programme on the
epidemiology of varicella zoster virus
in England. Vaccine. 2011 Mar
16;29(13):2411–20.

20. Andrade AL, da Silva Vieira MA,


Minamisava R, Toscano CM, de Lima
Souza MB, Fiaccadori F, et al. Single-
dose varicella vaccine effectiveness in
Brazil: A case-control study. Vaccine.
2018 Jan;36(4):479–83.

Anda mungkin juga menyukai