Yang perlu diperhatikan dari menjamurnya toko modern di Kab. Majene yakni mengenai
PENATAANnya yang sangat semrawut dan tidak mengindahkan peraturan perundangan
yang telah ditetapkan dan diundangkan oleh Pemerintah daerah sendiri. bukan mengenai
apakah pemiliknya merupakan pelaku usaha lokal ataupun bukan, tetapi penekanannya
yakni mengenai PENATAANnya. Jika kita meninjau peraturan yang ada. berdasarkan
Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern sangat jelas mengatakan pada pasal 3
ayat (1) yakni Lokasi Pendirian pusat perbelanjaan dan Toko Modern wajib mengacu
pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota, termasuk peraturan zonasinya. Kemudian diperkuat kembali melalui
aturan pelaksananya yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Perdagangan No. 70/M-
DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan, dan Toko Modern. Pasal 2 ayat (1) yakni pendirian pasar tradisional, pusat
perbelanjaan, dan toko modern wajib berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi/Kabupaten/Kota, termasuk peraturan zonasi. dan pada pasal 3 ayat (1) dan (2),
berbunyi ayat (1) Jumlah pasar tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, serta
jarak antara pusat perbelanjaan dan toko modern dengan pasar tradisional atau toko
eceran tradisional ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat. dan di ayat (2) Pendirian
pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern wajib mematuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Dari kedua regulasi tersebut dan berdasarkan acuan dari RTRW Kab. Majene yakni Perda
No. 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. maka diterbitkanlah Peraturan
Bupati (Perbup) No. 2 Tahun 2015 tentang Penataan, Pembinaan dan Pengawasan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern Kabupaten Majene. Pada pasal 1
Ketentuan Umum Perbup tersebut dijelaskan bahwa Toko Modern adalah Toko dengan
sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk
minimarket, supermarket, departement store, hypermarket ataupun grosir yang berbentuk
perkulakan. (dapat juga dilihat di Perpres No. 112 Tahun 2007). Jadi, ketika kita melihat
unsur dari definisi toko modern ketiga toko yang hampir saling berdampingan satu sama
lainnya di Kecamatan Banggae Timur tersebut memenuhi unsur sebagai Toko Modern.
Ada beberapa poin yang perlu menjadi perhatian dari Perbup No. 2 Tahun 2015 tersebut,
yakni :
secara eksplisit yakni toko modern harus memenuhi jarak minimal 1000 meter
antara satu toko modern dengan toko modern lainnya. sementara realitas yang terjadi
di lapangan tidak sesuai dengan Perbup tersebut.
Pada Perbup tersebut, juga dicantumkan mengenai batas jam operasional toko-
toko modern tersebut. Namun, realitas yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan
kondisi sebagaimana yang diamanahkan Perbup tersebut.
pada pasal 12 ayat (4) huruf d, ditentukan mengenai lokasi pendirian toko
swalayan yang diantaranya minimarket dapat berlokasi pada setiap jaringan jalan,
termasuk sistem jaringan jalan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan
dengan syarat dalam satu lingkungan pemukiman. PALING BANYAK 2 (dua)
minimarket dengan jarak paling dekat 5 (lima) Kilometer.
dan pada ayat (5) secara eksplisit berbunyi pelarangan pendirian toko swalayan.
yakni pendirian baru toko swalayan hanya dapat dilakukan setelah 10 (sepuluh) tahun
ditetapkannya Perda tersebut (perda ini ditetapkan pada tahun 2015. jadi, pasar
swalayan dapat didirikan pada tahun 2025).
dan pada perda ini juga sudah diatur secara eksplisit mengenai waktu pelayanan
toko swalayan tersebut. toko swalayan hanya dapat melakukan pelayanan pada pukul
10.00 wita sampai dengan 22.00 wita pada hari senin-jumat. Dan pada pukul 10.00
wita sampai dengan 23.00 wita pada hari sabtu dan minggu.
jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh toko swalayan (toko modern), maka langkah
yang harusnya dilakukan pemerintah yakni,
2. teguran tertulis
3. pembekuan izin
Hal yang dapat dilakukan untuk proses penuntutan isu tersebut yakni (berdasarkan UU
No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan). Karena Izin merupakan bagian
dari (keputusan), maka izin dapat dicabut atau dilakukan oleh :