Anda di halaman 1dari 3

Annisa Walidatus Sholihah

NIM. P1337420920027
Profesi Ners Angkatan V Tahun 2020
Tugas Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu: Nina Indriyawati, MNS

Judul Skripsi: Pengaruh Kompres Hangat dan Aroma Terapi Lavender Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Pondok Pesantren As
Salafiyyah dan Pondok Pesantren Ash-Sholihah Sleman (Esti Yunianingrum, 2018)

Uraian Singkat
Menstruasi adalah peluruhan lapisan jaringan endometrium bersama dengan darah, terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi dapat menimbulkan
gangguan yang cukup berarti bagi perempuan. Gangguan menstruasi yang terjadi pada
kebanyakan perempuan adalah dismenore. Dismenore terbagi menjadi dua yaitu primer dan
sekunder. Fokus pada penelitian ini adalah penurunan nyeri pada dismenore primer yang umum
terjadi. Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche tanpa ditemukan
keadaan patologi pada panggul yang menyebabkan gangguan aktifitas sehari-hari dan
menurunkan kualitas hidup. Angka kejadian dismenore primer pada remaja yang berusia 14-19
tahun di Indonesia sekitar 54,89% dan hal ini yang menyebabkan mereka tidak dapat melakukan
kegiatan apapun dan menurunkan produktifitasnya.
Oleh karena itu, diperlukan penanganan non farmakologis atau terapi komplementer yang
memiliki efek samping minimal. Cara alternatif pertama menggunakan kompres hangat.
Kompres hangat adalah pengompresan menggunakan buli-buli panas atau botol air panas yang
dibungkus kain dan efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Cara alternatif kedua adalah
penggunaan aromaterapi lavender. Aromaterapi ini mempunyai salah satu manfaat yaitu untuk
mengurangi nyeri otot dan sakit kepala.

Manfaat
1. Kompres Hangat
Pemindahan panas dari buli-buli panas atau botol air panas yang dilapisi kain
secara konduksi akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi
penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau
hilang. Hal ini akan memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman,
Annisa Walidatus Sholihah
NIM. P1337420920027
Profesi Ners Angkatan V Tahun 2020
Tugas Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu: Nina Indriyawati, MNS
mengurangi atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada lokasi
tertentu.
2. Aromaterapi Lavender
Pengobatan alternatif ini menggunakan bau-bauan atau wangi-wangian yang
berasal dari senyawa-senyawa aromatik. Respon bau yang dihasilkan dari aromaterapi
akan merangsang kerja sel neurokimia otak. Oleh karena itu, bau yang menyenangkan
akan menstimulasi thalamus untuk menyeluarkan enfekalin yang berfungsi sebagai
penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan perasaan tenang. Khusus lavender,
lavender merupakan bunga berwarna ungu kebiruan yang memiliki aroma khas dan
lembut sehingga menjadikan rileks saat menghirup aroma jenis ini. Lavender memiliki
kandungan linalool yang berfungsi sebagai efek sedatif dan mempunyai efek anestesi
lokal , linalyl mempunyai efek anti fungi dan anti bacterial dan cinole sebagai anti fungi
dan anti spasme. Kesemua manfaat itu yang membantu menstimulasi enfekalin yang
berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami.

Aspek Efisiensi
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata nyeri dismenore sebelum
diberikan kompres hangat mempunyai skala nyeri 6,05 dan setelah diberi kompres hangat rata-
rata mempunyai skala nyeri 3,09. Kemudian, rata-rata nyeri dismenore sebelum diberikan
aromaterapi lavender mempunyai skala nyeri 5,95 dan setelah diberi aromaterapi lavender rata-
rata mempunyai skala nyeri 4,77. Dari hasil kedua analisis data tersebut dapat disimpulkan
bahwa penurunan yang signifikan skala nyeri disminore primer pada remaja putri dapat diatasi
dengan pemberian kompres hangat dan aromaterapi.
Dari segi lain, alat dan bahan yang digunakan mudah ditemukan dan murah sehingga bisa
digunakan oleh remaja putri yang sudah mengalami menstruasi dan disminore primer. Alat dan
bahan yang digunakan untuk melakukan kompres hangat, yaitu: (1) botol kaca, (2) buli buli
karet, (3) kain pengalas, (4) heater (pemanas air), (5) thermometer air, (6) corong air dan (7) lap
kerja. Kemudian, alat dan bahan yang digunakan untuk pemberian aromaterapi lavender, yaitu:
(1) lilin aromaterapi lavender, (2) korek api, dan (3) tempat datar untuk meletakkan lilin.
Annisa Walidatus Sholihah
NIM. P1337420920027
Profesi Ners Angkatan V Tahun 2020
Tugas Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu: Nina Indriyawati, MNS
Penggunaan Saat Ini
Terapi non farmakologis atau alternatif berupa pemberian kompres hangat dan
aromaterapi lavender ini pada saat dilakukan penelitian di kedua pondok pesantren sebelumnya
belum diterapkan oleh pihak pondok pesantren. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terbukti
memiliki hasil yang positif dan bermanfaat untuk remaja putri yang sudah mengalami disminore
primer. Peneliti berharap pihak pondok pesantren dan remaja putri disana dapat menerapkan
terapi ini secara rutin sehingga tidak mengganggu proses belajar mereka.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan melihat keefektifitasnya,
bisa digunakan pada remaja putri selain di pondok pesantren tersebut, yaitu di pondok pesantren
lainnya dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dengan bekerja sama lintas sektor dan lintas
program (Kesehatan Reproduksi pada Remaja) di puskesmas khususnya SMP atau pondok
pesantren yang berada di wilayah kerja puskesmas. Programmer Kesehatan Reproduksi pada
Remaja di puskesmas dapat membantu untuk mengedukasi pemberian terapi non farmakologi ini
di SMP atau pondok pesantren. Lalu, kepala sekolah atau pemilik pondok memberikan
keputusan apakah diperbolehkan melakukan terapi tersebut pada anak didiknya khususnya putri
dan disesuaikan dengan usianya. Jika disetujui, programmer dan peneliti dapat memulai
penerapan terapi tersebut dengan harapan akan digunakan secara terus menerus dan disertai
evaluasi setelah diberikan terapi.

Anda mungkin juga menyukai