Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK Ms.

DENGAN DIABETES MELITUS

Disusun oleh :

DZULHIDAYATI AS P1337420920007

YUSTINA DWI CAHYANTI P1337420920181

PUJI PRIHATI P1337420920026

ROSY NOOR AZIZAH P1337420920122

SITI AMINAH DWI WAHYUNI P1337420920170

USWAH NUR HIDAYATI P1337420920162

LOVY LOVITA SARI P1337420920015

MUHAMMAD SHOFIYUDDIN P1337420920149

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular semakin meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi
kejadian penyakit di masyarakat. Di Indonesia terjadi perubahan pola penyakit, yaitu dari
penyakit menular ke penyakit tidak menular, salah satunya adalah diabetes melitus (Dinas
Kesehatan Kota Semarang, 2018). Diabetes Melitus saat ini bukan hanya penyakit yang
identik dimiliki oleh kalangan orang kaya, namun sudah merambat sampai ke kalangan
menengah ke bawah. Banyak penderita tidak menyadari dirinya menderita Diabetes Melitus
(WHO, 2016)
Prevalensi Diabetes Melitus terus meningkat selama 3 dekade terakhir dan tumbuh paling
cepat di negara dengan penghasilan rendah dan menengah (WHO, 2016). Hasil Riskesdas
(2018) menunjukkan bahwa prevalensi penyakit tidak menular termasuk diabetes melitus
mengalami kenaikan dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2013. Prevalensi diabetes
melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5% berdasarkan pemeriksaan gula darah. Penderita lebih
tinggi pada wanita dengan persentase 12,7% untuk wanita dan 9,0% untuk laki-laki. Selain
itu pada daerah perkotaan terdapat 10,6% penderita diabetes dan pada pedesaaan terdapat
11,2%. Dilihat dari tingkat pendidikan, diabetes diderita oleh 17,2% orang yang tidak/belum
pernah sekolah dan 14,4% tidak tamat SD. Prevalensi di Jawa Tengah sendiri, diabetes
sebesar2,1% (Riskesdas, 2018).
Jumlah penderita dengan diabetes mengalami peningkatan yang terjadi dikarenakan
beberapa faktor diantaranya populasi pertumbuhan, peningkatan usia rata-rata populasi, dan
peningkatan prevalensi diabetes pada setiap usia. Dari data WHO, wanita kurang aktif
daripada laki-laki. Ketidakaktifan fisik sangat umum terjadi pada remaja, dengan 84% anak
perempuan dan 78% anak laki-laki tidak memenuhi persyaratan minimum untuk aktivitas
fisik untuk usia ini. Kelebihan berat badan atau obesitas telah meningkat di hampir semua
negara. Kegemukan dan obesitas adalah faktor risiko terkuat untuk Diabetes tipe 2 (WHO,
2016).
Diabetes merupakan penyebab penting kebutaan, gagal ginjal, amputasi tungkai bawah
dan konsekuensi jangka panjang lainnya yang berdampak signifikan pada kualitas hidup.
Ketika diabetes melitus tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan komplikasi yang
berkembang dan mengancam jiwa serta membahayakan kehidupan. Berjalannya waktu,
diabetes melitus dapat merusak pembuluh darah, jantung, ginjal, mata dan saraf, serta
meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kerusakan tersebut dapat mengakibatkan
berkurangnya aliran darah, kerusakan saraf, meningkatkan kemungkinan ulkus kaki, infeksi,
dan akhirnya harus amputasi (WHO, 2016).
Pada penatalaksanaannya Diabetes Melitus didukung 4 pilar yaitu edukasi, terapi nutrisi
medis, latihan jasmani dan terapi medis. Tujuan dari edukasi memiliki banyak faktor yang
berpengaruh, salah satunya yaitu pemilihan media pendidikan kesehatan yang sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai. Seseorang yang memberi penyuluhan dituntut untuk
menyediakan atau membuat media pendidikan kesehatan yang sesuai (Diah, Cahyo, dan
Martiningsih, 2014). Pengetahuan adalah hasil dari proses penginderaan manusia, atau hasil
pengetahuan seseorang pada objek melalui indera (telinga, mata, hidung dan sebagainya).
Pengetahuan seseorang sebagian besar diperoleh melalui indera penglihatan (mata) dan
pendengaran (telinga) (Notoatmodjo, 2005). Kurang lebih 75%-87% pengetahuan diperoleh
melalui mata, sedangkan 13%-25% melalui indera lainnya (Notoatmodjo, 2012 ; Anggraini,
2018).
Saat ini kebanyakan orang rawan terkena penyakit DM dikarenakan pola hidup dan gaya
hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi junk food dan soft drink, kebiasaan merokok
dan kurang olahraga. Perilaku tidak sehat dari usia remaja dan tetap dilakukan sampai
dewasa akan memungkinkan dapat menderita DM.
Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang timbul akibat
adanya neuropati diabetik adalah senam kaki diabetik yang berfungsi untuk memperbaiki
sirkulasi perifer akibat adanya gangguan vaskularisasi dan gangguan metabolisme glukosa
pada penderita DM. Senam kaki diabetik merupakan jenis olahraga sederhana yang cocok
untuk penderita DM dan menunjukkan efektifitas jika dilakukan secara rutin. Senam kaki
dilakukan 3-4 kali seminggu untuk mendapatkan hasil yang efektif. Peran kita sebagai
perawat adalah membimbing klien untuk melakukan senam kaki agar klien dapat melakukan
senam kaki secara mandiri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi dan penatalaksanaan klien dengan masalah Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi penatalaksanaan Diabetes Mellitus sebelum dilakukan intervensi
asuhan keperawatan.
b. Mengidentifikasi penatalaksanaan Diabetes Mellitus sesudah dilakukan intervensi
asuhan keperawatan.
c. Mengevaluasi respon klien selama pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan
Diabetes Mellitus.
d. Untuk mengetahui respon dan evaluasi pada klien dengan masalah Diabetes Mellitus
setelah pemberian intervensi dan penerapan EBNP (Evidance Based Nursing
Practice) berupa terapi senam kaki diabetik

C. Manfaat
a. Untuk penerima manfaat
Penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat menjadi tambahan informasi dan
peningkatan derajat kesehatan dan evidence based nursing senam kaki diabetik dapat
sebagai terapi nonfarmakologis klien Diabetes Melitus pada penerima manfaat sekaligus
dapat meningkatkan kenyamanan.
b. Untuk Penulis
Memberikan gambaran pentingnya penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus dan
pemberian senam kaki diabetik dapat sebagai salah satu terapi nonfarmakologis klien
Diabetes Melitus pada penerima manfaat.
c. Untuk Perawat
1. Hasil penerapan evidence based nursing ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
intervensi mandiri bagi perawat maupun tenaga kesehatan lain dalam melakukan
homecare penanganan pasien dengan Diabetes Melitus menggunakan terapi
pemberian senam kaki diabetik.
2. Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di lingkup
keluarga dan komunitas.
3. Sebagai salah satu bacaan ilmiah penerapan evidence based nursing pada
keperawatan profesi.
BAB II

LAPORAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK Ms

Hari/Tanggal : 21 Oktober 2020


I. Pengkajian
A. Identitas Keluarga
Inisial kapala Keluarga : Tn. Ms
Umur : 45 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sentani, Distrik Sentani Kota, Kab.Jayapura
Sumber informasi : Tn.Ms dan Ny.V

B. Data umum
Hub Status Imunisasi
Jenis Pendidika Polio DPT Hep Campak KET
Nama kel. Umur
kelamin n BCG
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK
Ny. V P Istri 37 th S1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Fz L anak 12 th SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Fh L anak 8 th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Fi P anak 5 th TK √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1. Genogram

Keterangan:

klien laki-laki

perempuan menikah
2. Tipe keluarga
Keluarga Tn. Ms adalah tipe keluarga inti dengan 3 orang anak, 2 laki-laki dan 1
perempuan.
Tn. Ms menderita penyakit DM kurang lebih 13 tahun. Selama ini mengkonsumsi obat
metformin tetapi tidak teratur karena bosan dan juga sering lupa karena sibuk bekerja.
Kalau merasa tidak enak badan dan cek gula hasilnya tinggi (>300 mg/dL) baru minum
obat, dan kadang-kadang minum obat herbal atas anjuran teman atau tetangga.
3. Suku bangsa
Tn. Ms dan istrinya Ny. V bersuku Jawa
4. Agama
Keluarga Tn. Ms beragama islam yang taat.
5. Status sosial ekonomi
Tn. Ms adalah pegawai swasta dengan penghasilan > 10 jt per bulan dan istrinya adalah
ibu rumah tanggal. Pengeluaran per bulan kurang lebih 7-8 jt.
6. Aktivitas rekreasi keluarga
Tn. Ms libur kerja setiap hari kamis dan minggu. Kalau libur, Tn. Ms biasanya mengajak
keluarganya untuk keluar makan atau pergi rekreasi di sekitar Jayapura dan hal itu
dilakukan hampir setiap minggu. Kalau misalnya tinggal di rumah, biasanya karaoke
bersama keluarga.

C. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga
Keluarga Tn. Ms memasuki tahap perkembangan keluaraga anak usia sekolah, dimana
anak pertama berusia 12 tahun. Semua anak-anak Tn. Ms bersekolah di sekolah Islam dan
selesai tepat waktu.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti
Tn. Ms terdiagnosa Diabetes Melitus sejak tahun 2007. Ayah Tn. Ms meninggal dengan
penyakit diabetes mellitus, dan Tn.Ms mempunyai 5 saudara yang semuanya juga
mederita diabetes mellitus. Untuk ketiga orang anaknya, semuanya dalam keadaan sehat,
belum ada yang terdeteksi DM. Selama ini Tn. Ms dan keluarga kalau sakit selalu berobat
ke dokter praktek madiri karena dekat dengan rumahnya. Tn. Ms mengatakan bahwa
selama ini minum obat gula tidak teratur, minum obat kalau gulanya tinggi. Istri Tn. Ms
sering mengingatkan untuk minum obat dan menjaga makannya, tapi tidak didengarkan.

D. Pola kesehatan Keluarga


1. Keadaan kesehatan keluarga
Istri dan anak-anak Tn. Ms dalam keadaan sehat, dalam 1 tahun terakhir tidak ada
keluarga yang sakit.
2. Kebersihan perorangan
Setiap anggota keluarga mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, mencuci rambut 1
kali sehari.
3. Penyakit yang di derita
Tn. Ms menderita sakit DM kurang lebih 13 tahun dan tidak ada penyakit lain yang di
derita.
4. Riwayat penyakit dahulu
SebelumnyaTn. Ms tidak menderita sakit berat apapun, kadang-kadang saja tidak enak
badang, tapi setelah di pijit akan merasa sehat kembali.
5. Riwayat penyakit sekarang
Tn. Ms mengatakan badannya terasa capai, sering kencing (10 kali/hari), tidak ada panas,
pusing atau mual/muntah.
6. Penyakit keturunan
Ayah Tn. Ms meninggal karena sakit DM dan saudara-saudaranya juga menderita sakit
yang sama. Anak-anak Tn. Ms belum terdeteksi sakit DM.
7. Penyakit kronis atau menular
Selain sakit DM, Tn. Ms tidak ada penyakti kronis lainnya.
8. Kecacatan anggota keluarga
Ketiga anak Tn.Ms adalah anak-anak yang sehat, tidak ada kecacatan fisik maupun
mental.
E. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Denah rumah U

Da Kamar Tidur
pu
r
6M Kamar Ruang
Mandi
Dapur Tamu

6M

Keluarga Tn.Ms tinggal di rumah sewa yang berbagi dinding dengan tetangga
sebelahnya dengan jenis bangunan permanen dan berlantai keramik..Ventilasi rumah
≤ 20%.
b. Pembuangan air kotor
Air kotor dibuang lewat SPAL
c. Pembuangan sampah
Di rumah ada tempat sampah tertutup, dan sampah rumah tangga di ambil setiap hari
oleh petugas sampah.
d. Sanitasi
Kondisi rumah tampak kurang bersih, terlihat debu dilantai dan kursi tamu.
e. Sumber pencemaran
Tidak ada
f. Sumber air minum
Sumber air bersih Tn, Ms adalah PAM tapi untuk keperluan memasak dan minum
sehari-hari membeli air isi ulang yang direbus.
g. Jamban
Keluarga Tn Ms mempunyai jamban keluarga berbentuk leher angasa dan tampak
bersih.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan dengan tetangga sangat baik, kalau ada salah satu punya hajat, yang lainnya
akan membantu baik tenaga maupun material.
3. Mobilitas geografi keluarga
Dalam aktifitas sehari-hari untuk mengantar anak sekolah atau berbelanja biasanya
menggunakan motor, kadang juga mobil pribadi.
F. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari dengan istri menggauanakan bahasa jawa dan bahasa
Indonesia, tapi untuk berkomunikasi dengan anak-anak menggunakan bahasa Indonesia.
2. Struktur dan kekuatan keluarga
Tn. Ms berperan sebagai kepala rumah tangga dan bekerja sebagai karyawan swasta,
sedang istrinya seorang ibu rumah tangga. Kalau ada masalah apapun, Tn. Ms selalu
beruding dengan istrinya untuk mencari jalan keluar.
3. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. Ms adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab mencari nafkah untuk memenuhi
semua kebutuhan rumah tangga dan istrinya adalah ibu rumah tangga yang bertugas
mengurus anak dan semua keperluan rumah tangga lainnya
G. Nilai atau Norma Keluarga
1. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Tn. Ms dalam mendidik anak-anaknya selalu berdasarkan aturan agama yang di
anutnya yaitu islam. Anaknya semua bersekolah di sekolah islam,
b. Fungsi sosial
Tn. Ms adalah tipe orang yang tegas, tapi tidak galak. Kalau ada anaknya yang
berbuat salah, selalu di tergur dan dinasehati untuk tidak mengulang kesalahannya.
2. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Tn. Ms mengidap DM sudah kurang lebih 13 tahun, dan kalau ada anggota keluarga
yang sakit, akan cepat berobat ke dokter praktek mandiri dekat rumahnya.
b. Mengambil keputusan tentang tindakan yang tepat
Bila ada salah satu anggota keluarga yang, Tn. Ms akan berunding dengan istrinya
untuk mencari pengobatan yang tepat.
c. Merawat angota keluarga yang sakit
Kalau ada anggota keluarga yang sedang sakit, setiap Tn. Ms dan istri akan saling
membantu untuk merawat yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah
Rumah Tn.Ms tampak kurang bersih dan tidak rapi, banyak tumpukan barang dan
mainan anak-anak di ruang tamu dan dapur.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Rumah Tn. Ms lebih dekat dengan praktek dokter mandiri dari pada puskesmas
maupun Rumah Sakit, sehingga kalau sakit akan di bawa ke dokter praktek.
3. Fungsi reproduksi
Istri Tn. Ms mengikuti kontrasepsi MOW saat melahirkan anak ke tiganya atas
persetujuan suaminya karena merasa sudah cukup dan juga karena sudah tiga kali Section
Caesar saat melahirkan anak-anaknya.
4. Fungsi ekonomi
Saat ini hanya Tn. Ms yang bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya. Dengan penghasilan yang ada, keluarga Tn. Ms masih bisa menabung.

H. Stress dan Koping Keluarga


Kalau ada permasalah keluarga, Tn. Ms selalu berunding dengan istrinya untuk mencari
jalan keluar.
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
3. Strategi adapatasi disfungsional
I. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien
2. Tanda-tanda vital: suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah
3. Sistem pernafasan
4. Sistem kardiovaskuler
5. Sistem pencernaan
6. Sistem indera
7. Sistem saraf
8. Sistem integumen
9. Sistem endokrin
10. Sistem perkemihan
11. Sistem reproduksi
Pengkajian Tn. Ms Ny. V Anak I Anak II Anak III

KU Baik Baik Baik Baik Baik

Kesadaran Composmentis composmentis composmentis composmentis composmentis

130/80 110/70
TD Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
mmHg mmHg

Nadi 80x/menit 68x/menit 72x/menit 72x/menit 80x/menit

RR 20x/menit 18x/menit 20x/menit 20x/menit 20x/menit

Suhu 36,3ºC 36,5 º C 36,5 º C 36º C 36,5⁰C

BB 65 kg 75 kg 70 kg 51 kg 23 kg

TB 165 cm 165 cm 165 cm 140 cm 115 cm


Mesochepal, Mesochepal, Mesochepal, Mesochepal, Mesochepal,
Kepala bersih tidak bersih tidak bersih tidak bersih tidak ada bersih tidak ada
ada lesi ada lesi ada lesi lesi lesi
Hitam,
Hitam, pendek, Hitam, pendek, Hitam, pendek, Hitam, pendek,
panjang,
lurus, rapi, lurus, rapi, lurus, rapi, lurus, rapi,
Rambut lurus, rapi,
distribusi distribusi distribusi distribusi
distribusi
merata merata merata merata
merata
Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Telinga serumen, tidak serumen, tidak serumen, tidak serumen, tidak serumen, tidak
ada gangguan ada gangguan ada gangguan ada gangguan ada gangguan
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
Penglihatan
agak kabur, Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak
Sklera tidak ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
Mata
ikterik, konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
konjungtiva tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis
tidak anemi
Hidung Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada secret ada secret ada secret ada secret ada secret
Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
Mulut lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak
ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Leher pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
I : Simetris I : Simetris I : Simetris I : Simetris I : Simetris
P: Vokal P: Vokal P: Vokal P: Vokal P: Vokal
fremitus fremitus fremitus fremitus fremitus
Dada : sama, tidak sama, tidak sama, tidak sama, tidak sama, tidak
Paru ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri
tekan tekan tekan tekan tekan
P: Sonor P: Sonor P: Sonor P: Sonor P: Sonor
A:Vesikuler A:Vesikuler A:Vesikuler A:Vesikuler A:Vesikuler
I: icus cordis I: icus cordis I: icus cordis I: icus cordis I: icus cordis
tak nampak tak nampak tak nampak tak nampak tak nampak
P: Icus cordis P: Icus cordis P: Icus cordis P: Icus cordis P: Icus cordis
teraba pada teraba pada teraba pada teraba pada teraba pada
Jantung intercosta intercosta intercosta intercosta intercosta
ke 4 dan 5 ke 4 dan 5 ke 4 dan 5 ke 4 dan 5 ke 4 dan 5
P: pekak P: pekak P: pekak P: pekak P: pekak
A: SI dan S2 A: SI dan S2 A: SI dan S2 A: SI dan S2 A: SI dan S2
reguler reguler reguler reguler reguler
I: Simetris I: Simetris I: Simetris I: Simetris I: Simetris
A: Bising usus A: Bising usus A: Bising usus A: Bising usus A: Bising usus
11x/mnt 11x/mnt 11x/mnt 11x/mnt 11x/mnt
Abdomen
P: tidak ada P: tidak ada P: tidak ada P: tidak ada P: tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
P: timpani P: timpani P: timpani P: timpani P: timpani
Ada rasa tebal
dan kram-kram Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pada tangan dan kelainan, tidak kelainan, tidak kelainan, tidak kelainan, tidak
Ektremitas telapak kaki, ada luka ada luka ada luka ada luka
tidak ada luka maupun maupun maupun maupun
maupun oedema oedema oedema oedema
oedema
Integumen Turgor baik Turgor baik Turgor baik Turgor baik Turgor baik
GDS Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
365 mg/dL 130 mg/dL

J. Harapan keluarga
Keluarga berharap, gula darah Tn. Ms dapat turun kalau bias menjadi normal kembali, dan
semua anggota keluarga dalam keadaan sehat.
II. Analisa data
No Data (Symtom) Etiologi (Etiology) Masalah (Problem)
1 DS : Kurang terpapar Manajemen
1) Tn Ms mengatakan terasa tebal informasi dan Kesehatan Tidak
dan kram-kram pada tangan dan kompleksitas program Efektif
telapak kaki. perawatan/pengobatan
2) Tn Ms mengatakan minum obat
tidak teratur dan minum obat
herbal juga atas anjuran teman
dan tetangganya.
3) Tn. Ms mengatakan badannya
terasa capai, sering kencing (10
kali/hari)
4) Istri Tn Ms mengatakan sering
mengingatkan tapi tidak
didengarkan oleh suaminya
DO :
1) GDS: 365 mg/dL
2) Tidak ada luka pada tangan dan
kaki
3) Tidak ada oedema pada tangan
dan kaki

2 DS: Ketidakcukupan Pemeliharaan


DO: sumber daya kesehatan tidak
1) Kondisi rumah tampak kurang efektif
bersih, terlihat debu dilantai dan
kursi tamu
2) Keluarga Tn.Ms tinggal di
rumah sewa yang berbagi
dinding dengan tetangga,
ventilasi rumah ≤ 20%.
3) Banyak tumpukan barang dan
mainan anak-anak di ruang
tamu dan dapur.

III. Prioritas masalah keperawatan


1) Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi dan
kompleksitas program perawatan/pengobatan
No Kriteria Nilai Bobot Skoring
Sifat masalah : Aktual 3 1 3/3 x 1= 1
Kemungkinan masalah dapat diubah : 2 3/2 x 2= 3
3
Tinggi
Potensial masalah dapat dicegah : Cukup 2 1 2/3 x 1= 0,7
Menonjolnya masalah : Masalah
2 1 3/2 x 1= 1,5
dirasakan, tidak perlu ditangani segera
Total : 6,2

2) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan sumber daya


No Kriteria Nilai Bobot Skoring
Sifat masalah : Aktual 3 1 3/3 x 1= 1
Kemungkinan masalah dapat diubah : 2 2/2 x 2= 2
2
Sedang
Potensial masalah dapat dicegah : Cukup 2 1 2/3 x 1= 0,7
Menonjolnya masalah : Masalah
2 1 3/2 x 1= 1,5
dirasakan, tidak perlu ditangani segera
Total : 5,2

IV. Diagnosis keperawatan


1. Kode diagnosa : D.0116
Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi dan
kompleksitas program perawatan/pengobatan ditandai dengan
DS :
1) Tn Ms mengatakan terasa tebal dan kram-kram pada tangan dan telapak kaki.
2) Tn Ms mengatakan minum obat tidak teratur karena bosan, juga sering lupa karena
sibuk bekrja, dan minum obat herbal juga atas anjuran teman dan tetangganya.
3) Tn. Ms mengatakan badannya terasa capai, sering kencing (10 kali/hari)
4) Istri Tn Ms mengatakan sering mengingatkan tapi tidak didengarkan oleh suaminya
DO :
1) GDS: 365 mg/dL
2) Tidak ada luka pada tangan dan kaki
3) Tidak ada oedema pada tangan dan kaki

2. Kode diagnosa : D.0117


Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan sumber daya
ditandai dengan
DS: -
DO:
1) Kondisi rumah tampak kurang bersih, terlihat debu dilantai dan kursi tamu
2) Keluarga Tn.Ms tinggal di rumah sewa yang berbagi dinding dengan tetangga,
ventilasi rumah ≤ 20%.
3) Banyak tumpukan barang dan mainan anak-anak di ruang tamu dan dapur.
V. Intervensi
Diagnosa
No Data Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 DS : Kode : D.0116 TUK 1 Edukasi kesehatan ( I.12383 )
1. Tn Ms Manajemen Keluarga mampu mengenali masalah 1. Identifikasi kesiapandan
mengatakan terasa kesehatan tidak kesehatan pada Tn Ms dengan kemampuan menerima informasi
tebal dan kram- efektif kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor yang dapat
kram pada tangan berhubungan Manajemen kesehatan (L.12104) meningkatkan dan menurunkan
dan telapak kaki. dengan kurang meningkat dengan indikator : motivasi perilaku hidup sehat
2. Tn Ms terpapar informasi 1. Verbalisasi kesulitan dalam
mengatakan dan kompleksitas menjalani pengobatan menurun
minum obat tidak program (skor : 5)
teratur karena perawatan/pengob TUK 2 Edukasi kesehatan ( I.12383 )
bosan, juga sering atan Keluarga mampu mengambil 1. Sediakan materi dan media
lupa karena sibuk keputusan yang tepat terhadap pendidikan kesehatan tentang
bekerja, dan masalah kesehatan Tn MS. dengan Diabetes Melitus dan senam kaki
minum obat kriteria hasil : diabetes
herbal juga atas Manajemen kesehatan (L.12104) 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
anjuran teman dan meningkat dengan indikator : sesuai kesepakatan
tetangganya. 3. Berikan kesempatan bertanya
3. Tn. Ms 1. Melakukan tindakan untuk
mengatakan mengurangi faktor risiko
badannya terasa meningkat (skor : 5 )
capai, sering
kencing (10 TUK 3 Edukasi kesehatan ( I.12383 )
kali/hari) Keluarga mampu merawat Tn Ms 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
4. Istri Tn Ms yang mempunyai masalah kesehatan mempengaruhi kesehatan
mengatakan diabetes melitus dengan kriteria hasil (hiperglikemi).
sering : 2. Jelaskan tentang komplikasi
mengingatkan Manajemen kesehatan (L.12104) diabetes mellitus.
tapi tidak meningkat dengan indikator : 3. Jelaskan memfaat latihan senam
didengarkan oleh kaki diabetes
1. Aktivitas hidup sehari-hari 4. Ajarkan senam kaki diabetes.
suaminya efektif memenuhi tujuan
kesehatan meningkat (5):
2. Tidak ada rasa kram-kram dan
tebal pada tangan dan kaki
3. GDS : ≤ 200 mf/dL
TUK 4 Edukasi kesehatan ( I.12383 )
Keluarga mampu memodifikasi 1. Jelaskan cara pemantauan glukosa
lingkurngan untuk menjamin Tn Ms darah mandiri dan pemahaman hasil
tetap sehat dengan kriteria hasil : glukosa darah.
Manajemen kesehatan (L.12104)
meningkat dengan indikator :
1. Verbalisasi kesulitan dalam
menjalani pengobatan menurun
(skor : 5)
DO : TUK 5 Edukasi kesehatan ( I.12383 )
1. GDS: 365 mg/dL Keluarga mampu memanfaatkan 1. Informasikan sarana dan fasilitas
2. Tidak ada luka fasilitas layanan kesehatan terdekat kesehatan yang ada dilingkungan
pada tangan dan dengan rumah dengan kriteria hasil : keluarga
kaki Manajemen kesehatan (L.12104) 2. Anjurkan menggunakan fasilitas
3. Tidak ada meningkat dengan indikator : kesehatan yang ada
oedema pada 1. Memanfaatkan tenaga kesehatan
tangan dan kaki untuk mendapatkan informasi (5 :
Meningkat)
2. Memanfaatkan tenaga kesehatan
untuk mendapatkan bantuan (5 :
meningkat)
3. Akses fasiliyas kesehatan
meningkat (5 : meningkat)
2 DS: Kode : D.0117 TUK 1 Eduksi keselamatan rumah (I.12385)
DO: Pemeliharaan Keluarga mampu mengenali masalah 1. Identifikasi kesiapan dan
1. Kondisi rumah kesehatan tidak kesehatan pada Tn Ms dengan kemampuan menerima informasi
tampak kurang efektif kriteria hasil: pemeliharaan
bersih, terlihat berhubungan kesehatan (L.12106) meningkat
debu dilantai dan dengan dengan indikator:
kursi tamu ketidakcukupan 1. Menunjukan minat meningkatkan
2. Keluarga Tn.Ms sumber daya perilaku sehat meningkat (skor:
tinggal di rumah 5)
sewa yang TUK 2 Eduksi keselamatan rumah (I.12385)
berbagi dinding Keluarga mampu mengambil 1. Sediakan meteri dan media
dengan tetangga, keputusan yang tepat terhadap pendidikan keselamatan rumah
ventilasi rumah ≤ masalah kesehatan Tn MS dengan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
20%. kriteria hasil : pemeliharaan sesuai kesepakatan
3. Banyak tumpukan kesehatan (L.12106) meningkat 3. Berikan kesempatan bertanya
barang dan dengan indikator:
mainan anak-anak 1. Menunjukan pemahaman
di ruang tamu dan perilaku sehat meningkat (skor:
dapur. 5)

TUK 3 Eduksi keselamatan rumah (I.12385)


Keluarga mampu merawat Tn Ms 1. Informasikan pentingnya
yang mempunyai masalah kesehatan penerangan yang cukup didalam dan
diabetes melitus dengan kriteria hasil luar rumah.
: pemeliharaan kesehatan 2. Anjurkan memastikan barang pada
(L.12106) meningkat dengan area terjangkau
indikator: 3. Anjurkan memastikan kabel-kabel
1. Menunjukan perilaku adaptif terpasang dengan baik di dinding
meningkat (skor: 5)
2. Memiliki sistem pendukung
meningkat (skor: 5)

TUK 4 Eduksi keselamatan rumah (I.12385)


1. Anjurkan untuk memastikan lantai
Keluarga mampu memodifikasi bersih dan rapi bebas dari barang-
lingkurngan untuk menjamin Tn Ms barang berserakan
tetap kesehatan dengan kriteria 2. Ajarkan cara meletakan barang di
hasil : pemeliharaan kesehatan rumah agar memudahkan dalam
(L.12106) meningkat dengan bergerak.
indikator:
1. Kemampuan menjalankan
perilaku sehat meningkat (skor:
5)
TUK 5 Eduksi keselamatan rumah (I.12385)
1. Berikan nomor kontak instansi/
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas layanan emergensi (nomor
fasilitas layanan kesehatan terdekat Unit Pelayanan Cepat/IGD, polisi
dengan rumah dengan kriteria hasil : dan pemadam kebakaran)
pemeliharaan kesehatan (L.12106) 2. Anjurkan menggunakan fasilitas
meningkat dengan indikator: kesehatan terdekat dengan rumah.
1. Perilaku mencari bantuan
meningkat (skor: 5)
VI. Implementasi
Diagnosa
No Tindakan Respon Paraf
keperawatan
1 Kode : D.0116 TUK 1 Subyektif Puji
Manajemen Edukasi kesehatan ( I.12383 ) Tn Ms dan istri menyatakan
kesehatan tidak 1. Identifikasi kesiapan dan bersedia untuk di ajarkan
efektif kemampuan menerima cara senam kaki diabetes.
berhubungan informasi Obyektif
dengan kurang 2. Identifikasi faktor yang Tn Ms dan keluarga tampak
terpapar dapat meningkatkan dan perhatian saat mahasiswa
informasi dan menurunkan motivasi melakukan pengkajian.
kompleksitas perilaku hidup sehat
program TUK 2 Subyektif
perawatan/peng Edukasi kesehatan ( I.12383 ) Tn Ms dan keluarga
obatan 1. Sediakan materi dan menyatakan ada waktu sore
media pendidikan hari untuk di ajarkan cara
kesehatan tentang senam kaki diabetes.
Diabetes Melitus dan Obyektif
senam kaki diabetes Tn Ms dan keluarga tampak
2. Jadwalkan pendidikan sekali-sekali menanyakan
kesehatan sesuai tentang penyakitnya
kesepakatan
3. Berikan kesempatan
bertanya

TUK 3 Subyektif :
Edukasi kesehatan ( I.12383 ) Tn Ms dan istri mengatakan
1. Jelaskan faktor risiko sudah mengerti tentang faktor
yang dapat risiko, komplikasi dan
mempengaruhi kesehatan manfaat dari senam kaki
(hiperglikemi). diabetes.
2. Jelaskan tentang
komplikasi diabetes Obyektif :
melitus. 1. Tn Ms dan istri bisa
3. Jelaskan memfaat latihan menjelaskan kembali
senam kaki diabetes penyebab dan faktor
4. Ajarkan senam kaki risiko diabetes mellitus
diabetes. 2. Tn Ms dan istri bisa
menjelaskan kembali
manfaat senam kaki
diabetes.
3. Tn Ms dan istri bisa
mempraktekan senam
kaki diabetes.
TUK 4 Subyektif
Edukasi kesehatan ( I.12383 ) 1. Tn Ms dan istri
1. Jelaskan cara pemantauan mengatakan sudah
glukosa darah mandiri mengerti cara mengecek
dan pemahaman hasil gula darah secara mandiri.
glukosa darah. 2. Tn Ms dan istri
mengatakan sudah tahu
kadar gula darah yang
normal, tinggi ataupun
rendah.

Obektif
1. Tn Ms dan istri tampak
mempraktekan sendiri
cara mengecek gula
darah.
2. Tn Ms dan istri bisa
menilai kriteria kadar gula
darah yang di cek

TUK 5 Subyektif
Edukasi kesehatan ( I.12383 ) Tn Ms dan istri mengatakan
1. Informasikan sarana dan sudah mengerti harus pergi
fasilitas kesehatan yang kemana kalau Tn Ms ada
ada dilingkungan keluhan yang tidak bisa
keluarga diatasi di rumah.
2. Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan yang Obyektif
ada Semua anggota keluarga Tn
Ms mempunyai jaminan
kesehatan BPJS
2 Kode : D.0117 TUK 1 Subyektif Puji
Pemeliharaan Eduksi keselamatan rumah Tn Ms dan istri menyatakan
kesehatan tidak (I.12385) bersedia untuk di ajarkan
efektif 1. Identifikasi kesiapan dan cara menjaga rumah tetap
berhubungan kemampuan menerima aman bagi anggota
dengan informasi keluarganya
ketidakcukupan
sumber daya Obyektif
Tn Ms dan keluarga
menjawab semua pertanyaan
dengan baik dan apa adanya.

TUK 2 Subyektif
Eduksi keselamatan rumah Tn Ms dan keluarga
(I.12385) menyatakan ada waktu sore
1. Sediakan meteri dan hari untuk di ajarkan tentang
media pendidikan keselamatan rumah.
keselamatan rumah
2. Jadwalkan pendidikan Obyektif
kesehatan sesuai Tn Ms dan keluarga tampak
kesepakatan menanyakan arti keselamatan
3. Berikan kesempatan rumah.
bertanya

TUK 3 Subyektif :
Eduksi keselamatan rumah 1. Tn Ms dan istri
(I.12385) mengatakan sudah
1. Informasikan pentingnya mengerti tentang
penerangan yang cukup keselamatan rumah
didalam dan luar rumah. 2. Tn Ms dan istri
2. Anjurkan memastikan mengatakan mulai besok
barang pada area akan mengajak seluruh
terjangkau anggota keluarga untuk
3. Anjurkan memastikan merapikan rumahnya.
kabel-kabel terpasang
dengan baik di dinding Obyektif :
1. Tn Ms dan istri tampak
mengangguk-angguk
tanda mengerti.
2. Tn Ms dan istri tampak
bersemangat untu segera
merapikan rumahnya.
TUK 4 Subyektif
Eduksi keselamatan rumah Tn Ms dan istri mengatakan
(I.12385) akan membersihkan lantai
1. Anjurkan untuk setiap hari dan mengatur
memastikan lantai bersih ulang barang-barang yang
dan rapi bebas dari berserakan
barang-barang berserakan
2. Ajarkan cara meletakan Obeyektif
barang di rumah agar -
memudahkan dalam
bergerak.

TUK 5 Subyektif
Eduksi keselamatan rumah Tn Ms dan istri mengatakan
(I.12385) sudah mengerti harus pergi
1. Berikan nomor kontak kemana kalau Tn Ms ada
instansi/ fasilitas layanan keluhan yang tidak bisa
emergensi (nomor Unit diatasi di rumah.
Pelayanan Cepat/IGD,
polisi dan pemadam Obyektif
kebakaran) Tn Ms dan istri tampak
2. Anjurkan menggunakan senang mendapatkan
fasilitas kesehatan informasi tentang nomor
terdekat dengan rumah. instansi/ fasilitas layanan
emergensi (nomor Unit
Pelayanan Cepat/IGD, polisi
dan pemadam kebakaran)

VII. Evaluasi
No Diagnose kepewatan Evaluasi Paraf
1 Kode : D.0116 Subyektif : Puji
Manajemen kesehatan Tn Ms dan Ny V mengatakan sudah mengerti
tidak efektif tentang penyakit diabetes melitus dan cara senam
berhubungan dengan kaki diabetes.
kurang terpapar Obyektif :
informasi dan 1. Tn Ms dan Ny V bisa menjelaskan kembali
kompleksitas program penyebab dan faktor risiko diabetes mellitus
perawatan/pengobatan 2. Tn Ms dan Ny V bisa mempraktekan senam
kaki diabetes.
Asesmen :
1. Keluarga Tn Ms mampu mengenali masalah
kesehatan pada Tn Ms
2. Keluarga Tn Ms mampu mengambil keputusan
dengan tepat terhadap masalah kesehatan Tn Ms
3. Keluarga Tn Ms mampu merawat Tn Ms
dengan keluhan neuropati perifer
4. Keluarga Tn Ms mampu memodifikasi
lingkungan untuk menjamin Tn Ms tetap sehat
5. Keluarga Tn Ms mampu memanfaatkan fasilitas
layanan kesehatan terdekat dengan rumah.
Planning :
Motivasi Tn Ms dan keluarga untuk tetap patuh
dalam penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu mengatur
pola makan (diet), olah raga secara teratur, minum obat
secara teratur, perawatan kaki/senam kaki, rutin
melakukan pemeriksaan kadar gula darah mandiri di
rumah, datang ke layanan kesehatan terdekat bila
keluhan bertambah berat.
2 Kode : D.0117 Subyektif : Puji
Pemeliharaan kesehatan Tn Ms dan Ny V mengerti tentang keselamatan
tidak efektif rumah
berhubungan dengan Obyektif :
ketidakcukupan sumber 1. Lantai rumah tampak bersih, tidak terlihat debu
daya di meja maupun kursi
2. Barang-barang tersusun rapi di ruang kosong
belakang rumah
3. Tidak tampak mainan anak-anak yang
terhambur.
Asesmen :
1. Keluarga mampu mengenali masalah kesehatan
pada Tn Ms
2. Keluarga mampu mengambil keputusan yang
tepat terhadap masalah kesehatan Tn Ms
3. Keluarga mampu merawat Tn Ms yang
mempunyai masalah kesehatan diabetes mellitus
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkurngan
untuk menjamin Tn Ms tetap kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
layanan kesehatan terdekat dengan rumah
Planning :
Motivasi Tn Ms dan keluarga untuk tetap menjaga
kebersihan dan kerapian rumahnya agar tidak
membahayakan seluruh anggota keluarga.
BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini Mahasiswa akan membahas kesenjangan antara konsep dan aplikasi
Asuhan Keperawatan Keluarga tahap perkembangan pada keluarga Tn. Ms
meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. Ms dilakukan pada tanggal 21
Oktober 2020 yang meliputi identifikasi data umum, tahap perkembangan
keluarga, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping
keluarga, pemeriksaan fisik dan harapan keluarga. Hal tersebut sesuai dengan
teori pengkajian pada kegiatan asuhan keperawatan yang paling penting
diperhatikan bagi para pihak yang terlibat seperti perawat, yakni pengkajian
keperawatan.
Pengkajian menurut Gartinah, dkk (2014:32) adalah mengumpulkan semua
data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Pengkajian lanjut
Gartinah merupakan langka pertama untuk mengumpulkan semua informasi
yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien, Gartinah, dkk
(2014:33).
Data lain yang dilakukan pada keluarga Tn. Ms didapatkan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada Tn. Ms tetapi dilakukan pemeriksaan
juga pada Ny. V, Anak I, II dan III.
2. Diagnose keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan objektif
yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis
keperawatan. Diagnosis keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks
tentang data yang dikumpulkan dari Klien, Keluarga, Rekam Medik dan
Pemberi pelayanan keperawatan yang lain (Ambarwati dan Wulandari,
2014:48)
Diagnosis keperawatan yang muncul pada penderita Diabetes Mellitus menurut
(SDKI, Edisi 1. 2016) terjadi sesuai dengan masakah antara lain :
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Tn. Ms
berhubungan dengan kurang terpapar informasi dan kompleksitas program
perawatan atau pengobatan
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan
sumber daya
3. Intervensi atau Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Ambarwati dan
Wulandari, 2010:86).
Beri penjelasan dan penyuluhan edukasi kesehatan pada keluarga Tn. Ms
mengenai identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi,
identifikasi faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidup sehat, faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan (hiperglikemi),
komplikasi dibetes mellitus, manfaat latihan senam kaki diabetes dan ajarkan
senam kaki diabetes, informasikan sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga serta anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan terkait masalah DM, motivasi
keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita
DM dengan cara senam kaki diabetic, olahraga secara teratur, minum obat
secara teratur, motivasi keluarga untuk melakukan senam kaki diabetik.
Keluarga mampu melakukan senam kaki diabetik karena bisa melancarkan
aliran darah, melemaskan otot secara mandiri. Sebagian besar rencana
keperawatan dilakukan sesuai dengan teori yang ada, namun ada beberapa
yang tidak direncanakan sesuai dengan teori. Rencana keperawatan yang tidak
direncanakan perawat berdasarkan teori yang ada untuk mengatasi masalah
resiko terjadinya injuri dari aspek psikomotorik yaitu mendemonstrasikan
senam kaki diabetic untuk penderita diabetes mellitus.
4. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan merupakan tahap proses
keperawatan dimana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung
dan tidak langsung terhadap klien (Potter & Perry, 2016).
Memberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus yang meliputi
penyuluhan edukasi kesehatan pada keluarga Tn. Ms mengenai identifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi, identifikasi faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup sehat, faktor resiko
yang dapat mempengaruhi kesehatan (hiperglikemi), komplikasi dibetes
mellitus, manfaat latihan senam kaki diabetes dan ajarkan senam kaki diabetes,
informasikan sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
serta anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan perawat
untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil meningkatkan
kondisi klien (Potter & Perry, 2016).
Evaluasi untuk diagnose secara verbal keluarga mampu menyebutkan
penyuluhan edukasi kesehatan pada keluarga Tn. Ms mengenai identifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi, identifikasi faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup sehat, faktor resiko
yang dapat mempengaruhi kesehatan (hiperglikemi), komplikasi dibetes
mellitus, manfaat latihan senam kaki diabetes dan ajarkan senam kaki diabetes,
informasikan sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
serta anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Respon afektif
mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah resiko injuri,
keluarga mampu melaksanakan 3 seimbang (senam kaki diabetic, olahraga
secara teratur, minum obat secara teratur) cara perawatan pada penderita DM.
Respon psikomotorik keluarga mampu melaksanakan senam kaki diabetic
secara mandiri.

BAB IV

PENUTUP

Penyakit Diabetes melitus semakin hari jumlah penderitanya semakin


bertambah hal tersebut dikarenakan pola hidup dan gaya hidup yang tidak sehat
seperti mengkonsumsi junk food dan soft drink, kebiasaan merokok dan kurang
olahraga. Perilaku tidak sehat dari usia remaja dan tetap dilakukan sampai dewasa
akan memungkinkan dapat menderita DM. Perlu adanya pemberian penjelasan
dan penyuluhan edukasi kesehatan terhadap penderita DM mengenai identifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi, identifikasi faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup sehat, faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan dengan begitu kesadaran dan kemandirian
masyarakat mengenai kesehatannya diharapkan mulai tumbuh sehingga mereka
bisa menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit DM.
Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang
timbul akibat adanya neuropati diabetik adalah senam kaki diabetik yang
berfungsi untuk memperbaiki sirkulasi perifer akibat adanya gangguan
vaskularisasi dan gangguan metabolisme glukosa pada penderita DM. Senam kaki
diabetik merupakan jenis olahraga sederhana yang cocok untuk penderita DM dan
menunjukkan efektifitas jika dilakukan secara rutin. Senam kaki dilakukan 3-4
kali seminggu untuk mendapatkan hasil yang efektif. Peran kita sebagai perawat
adalah membimbing klien untuk melakukan senam kaki agar klien dapat
melakukan senam kaki secara mandiri.
Daftar Pustaka

Anggraini, N. (2018). Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus


(DM) Tipe II Sebelum Dan Sesudah Diberikan Edukasi Dengan Media Audio
Visual Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Dusun Sentong Desa
Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Nursing Ne. 3 (Dm): 785–
90.
Arizal Fahri. 2013. Perawat Yang Profesional. Jakarta : Bina Media Perintis
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Diabetes Mellitus Masalah
Kesehatan Yang Serius. Jakarta : Depkes RI
Gartinah, dkk. 2014. Keperawatan dan Praktik Keperawatan. Jakarta : PPNI
Gillani S. 2012. Pharmacist Intervention In Home Care Program For Diabetes
Patients Journal Of Diabetes Mellitus, Volume 2
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdes 2018. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
WHO. (2016). Global Report on Diabetes. Isbn 978: 92–94.
http://www.who.int/about/licensing/copyright_form/index.html
%0Ahttp://www.who.int/about/licensing/.

Anda mungkin juga menyukai