Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH TERAPI SENAM OTAK (BRAIN

GYM) PADA FUNGSI KOGNITIF LANSIA


DENGAN DEMENSIA
Siti Aminah Dwi Wahyuni1

Mahasiswa Profesi Ners Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

Abstrak

Indonesia termasuk dalam negara yang memiliki struktur penduduk menuju tua (ageing
population) yaitu jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas lebih dari 7%. Seiring
bertambahnya usia, tuuh akan mengalami proses penuaan termasuk otak. Fungsi memori
merupakan salah satu komponen intelektual yang paling utama, karena sangat berkaitan
dengan kualitas hidup. Kemunuduran daya ingat akan terjadi pada lansia atau sering
disebut dengan demensia. Penanganan demensia menggunakan teknik non farmakologis
salah satunya adalah senam otak (brain gym) untuk mengurangi gangguan fungsi
kognitif pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau studi yang berkaitan
dengan pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif lansia demensia. Metode penelitian
yang digunakan yaitu telaah jurnal melalui data base jurnal seperti Pub Med, Google
Schoolar, Garuda menggunakan kata kunci senam otak (brain gym) dan
demensia(dementia). Data dianalisis berisi judul, penulis, tahun, metodologi, dan hasil.
Peneliti mengidentifikasi 1.240 judul tanpa duplikasi dan disaring menjadi 5 artikel yang
membahas pengaruh air rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan fungsi kognitif
setelah dilakukan terapi senam otak. Hasil penelitin ini dapat dijadikan referensi oleh
pelayanan kesehatan untuk melakukan senam otak (brain gym) sebagai alternatif
dalam meningkatkan fungsi kognitif lansia.

Kata kunci: senam otak, demensia, lansia


PENDAHULUAN

Jumlah penduduk usia tua berkembang pesat baik di negara maju maupun
negara berkembang. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
(enam puluh) tahun keatas (Widyanto, 2014). Indonesia termasuk dalam negara
yang memiliki struktur penduduk menuju tua (ageing population) yaitu jumlah
penduduk usia 60 tahun ke atas lebih dari 7% (Badan Pusat Statistik, 2018).

Data peningkatan jumlah lansia di Indonesia dari tahun 2017 sejumlah


8,97% (23,4 juta) menjadi 9,27% (24,49 juta). Distribusi lansia di Indonesia
berdasarkan kelompok umur yaitu 63,39 %, lansia muda (kelompok umur 60-69
tahun), 27,92 % lansia madya (kelompok umur 70-79 tahun) dan 8,69% lansia tua
(kelompok umur lebih dari 80 tahun). Jumlah penduduk lansia di provinsi Jawa
Tmur pada tahun 2020 adalah 13, 48% dan Kab. Blitar sejumlah 13,44% (BPS
Jatim, 2020).

Faktor yang mempengaruhi peningkatan populasi lansia salah satunya


adalah menigkatnya usia harapan hidup sebaga dampak keberhasilan
pembangunan bidang kesehatan. Selain sebagai salah satu indikator keberhasilan
dalam pembangunan Indonesia, peningkatan jumlah lansia juga merupakan
tantangan dalam pembangunan khsuusnya di bidang kesehatan. Hal ini terjadi
karena lansia akan mengalami berbagai perubahan baik aspek bologis maupun
psikologis yang akan menimbulkan berbagai masalah.

Penurunan aspek biologi salah satunya yaitu terjadinya degenerasi sel pada
lansia. Selain itu sistem syaraf juga mengalami perubahan sehingga berakibat
pada psikologis lansia yang ditandai dengan proses berpikir yang lamban dan
kemampuan aya ingat yang menurun (Sumedi, 2016)

Seiring bertambahnya usia, tuuh akan mengalami proses penuaan


termasuk otak. Otak akan mengalami perubhan fungsi termasuk fungsi kognitif
berupa sulit mengingat kembali, berkurangnya kemampuan dam mengambil
keputusan dan bertindak lebih lamban. Fungsi memori merupakan salah satu
komponen intelektual yang paling utama, karena sangat berkaitan dengan kualitas
hidup. Kemunuduran daya ingat akan terjadi pada lansia atau sering disebut
dengan demensia (Agustia, dkk,2014).

Penatalaksanan program lansia di pelayanan esehatan maupun di


pemerintah sudah berjalan dengan baik menggunakan metode farmakologis dan
non farmakologis. Namun untuk masalah kognitif yang terjadi pada lansia belum
ada program yang berjalan. Maka dari itu diperlukan alternative untuk mengatasi
gangguan kognitif pada lansia. Alternative tersebut dapat berupa teknik non
farmakologis, salah satunya dengan menggunkaan metode senam otak (brain
gym) untuk mengurangi gangguan fungsi kognitif pada lansia (Andri, 2016).

Senam otak merupakan gerakan sederhana yang dapat menyeimbangkan


setiap bagian-bagian otak dan dapat meningkatkan konsentrasi. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Andari, Amin, & Fitriani (2018) bahwa
senam ota memberikan pengaruh tehadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia
yang telah diberikan senam otak 3 kali dalam 1 minggu dalam rentan waktu 1
minggu. Penelitian serupa yang dilakkan Surahmat & Novitalia (2017)
menyimpulkan bahwa senam otak efekif untuk meningkatkan fungsi kognitif pada
lansia.

TUJUAN

Untuk mengidentifikasi artikel-artikel penelitian tentang pengaruh senam


otak (brain gym) terhadap fungsi kognitif lansia dengan demensia. Hasil kajian
pustaka akan dijadikan sebagai referensi terapi untuk meningkatkan kognitif
lansia dengan demensia.

METODE
Pencarian artikel telah dilakukan secara komperehensif menggunakan
database jurnal PubMed dan Google Scholar dalam rentang waktu 5 tahun
terakhir. Kata kunci yang digunakan yaitu senam otak (brain gym) dan demensia
(dementia). Data yang diperoleh disajikan dengan tabel yang meliputi judul,
penulis, tahun, metodologi, hasil dan rekomendasi yang kemudian di analisis oleh
peneliti. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah artikel yang dipublikasikan dalam
rentang 5 tahun terakhir, tipe artikel clinical trial, controlled clinical trial, journal
article, meta analysis, systematic review,tersedia full text, tipe file pdf.
Langkah dalam memilih artikel yang digunakan sebagai bahan kajian
pustaka adalah:

1.048 artikel
Google Scholar : 1.240

Awal penyaringan
Dihilangkan : 1153

Google scholar : 87 artikel yang telah


tersaring

google scholar : 5 artikel termasuk ke dalam Penyaringan berdasarkan kriteria


kriteria inklusi dan sesuai dengan tujuan inklusi lanjutan
Dihilangkan :82
HASIL

NO JUDUL PENULIS TAHUN METODE HASIL REKOMENDASI

1. PENGARUH Sofia 2016 Penelitian ini adalah Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon Berdasarkan hasil
SENAM OTAK Rhosma penelitian pre eksperimental didapatkan p value 0,000 lebih kecil dari penelitian ini, peneliti
DAN BERMAIN Dewi dengan pendekatan pre and α 0,05 sehingga hipotesis diterima yang merekomendasikan dua
PUZZLE post test design. Empat puluh berarti senam otak dan bermain puzzle kegiatan ini dapat
TERHADAP delapan responden dipilih memiliki pengaruh bermakna untuk dijadikan sebagai salah
FUNGSI dengan teknik random meningkatkan fungsi kognitif lansia di satu upaya untuk
KOGNITIF sampling dari 140 lansia UPT PSLU Jember. mempertahankan fungsi
LANSIA DI PLTU binaan di UPT PSLU kognitif lansia di UPT
JEMBER Jember. Responden diberi PSLU Jember.
perlakuan berupa senam otak
yang dikombinasikan dengan
permainan puzzle. Perlakuan
diberikan selama 30 menit,
3x dalam seminggu selama 1
bulan. Instrument yang
digunakan adalah MMSE.
Selanjutnya data diolah
dengan menggunakan uji
wilcoxon dengan kriteria
ppenerimaan hipotesis jika p
value < α 0,05.
2. PENGARUH Elok 2018 Penelitian ini adalah dengan Berdasarkan hasil beberapa penelitian Kegiatan ini dapat
SENAM OTAK Triestuning metode literatur review terdapat pengaruh senam otak terhadap dijadikan sebagai salah
TERHADAP peningkatan daya ingat jangka pendek satu upaya untuk
PENINGKATAN lansia. mempertahankan fungsi
SHORT TERM kognitif lansia
MEMORY PADA
LANSIA

3. PENGARUH Sarifah Dwi 2016 Jenis penelitian yang Senam otak (brain gym) dapat
SENAM OTAK Wulan dilakukan pada penelitian menurunkan tingkat demensia pada
(BRAIN GYM) Septianti, ini adalah penelitian quasy lansia yaitu dapat di ketahui bahwa
TERHADAP Suyamto, eksperimental dengan nilai t= 4.610 dan nilai p-value = 0,000
TINGKAT Teguh rancangan non randomized yang artinya ada pengaruh yang
DEMENSIA PADA Santoso control group pretest post signifikan antara senam otak terhadap
LANSIA test design tingkat demensia karena nilai p-value
lebih kecil dari alpha yaitu nilai p-
value 0,000 ≤ 0,05 (α).
4. PENGARUH Yuli eka 2018 Penelitian ini menggunakan Dari hasil penelitian ada pengaruh yang Hasil penelitian ini
SENAM OTAK yani dan Quasi exsperiment design signifikan antara senam otak dengan diharapkan dapat
DENGAN Ratna Dewi (rancangan eksperimen demensia pada lansia di Rumah Bahagia menjadi bahan bacaan
DEMENSIA PADA Silalahi semu) dengan rancangan Bintan Kelurahan Kawal Kecamatan yang bermanfaat dan
MANULA DI rangkaian waktu (time series Gunung Kijang Kabupaten Bintan Kepri. diharapkan dapat
RUMAH design), dengan sampel melakukan penelitian
BAHAGIA berjumlah 41 responden tentang hubungan senam
KAWAL demensia di Rumah Bahagia otak dengan gangguan
KECAMATAN Kawal hiperaktif (ADHD),
GUNUNG KIJANG kerusakan otak pada
KABUPATEN anak, abnormalitas pada
BINTAN anak (misalnya anak tuna
PROVINSI KEPRI grahita), sulit
berkonsentrasi, depresi,
demensia pada manula,
anak autis.

5. PENGARUH Zulrizki 2018 Penelitian ini meru Diketahuinya perbedaan nilai rata-
SENAM OTAK Faisal pakan penelitian rata pengaruh sebelum dan sesudah
TERHADAP Sangadji kuantitatif dengan diberikan senam otak dengan fungsi
PENINGKATAN Isti Antari pre and post test without kognitif pada lanjut usia (lansia) yaitu
FUNGSI control. Rancangan 4,35
KOGNITIF PADA penelitian yang digunakan
LANSIA adalah rancangan Quasi
eksperiment
PEMBAHASAN

Menurut penelitian Sarifah Dwi, dkk (2016) Senam otak (brain gym)
dapat menurunkan tingkat demensia pada lansia. Penelitian lain yang
dilakukan oleh elok (2018) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh senam
otak terhadap epningkatan short term memory pada lansia.
Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofia (2016) dengan judul
pengaruh senam otak da bermain puzzle terhadap fungsi kognitif lansia di PLTU
Jember menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh senam otak terhadap peningktan
fungsi kognitif lansia.
Menurut teori Widianti & Proverawati (2010), juga menjelaskan bahwa
senam otak (brain gym) juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya
ingat. Orang akan lebih bersemangat, lebih konsentrasi, lebih kreatif dan efisien,
selain itu badan akan terasa lebih sehat karena tingkat stress mengalami
penurunan. Pada lansia, penurunan kemampuan otak dan tubuh mudah jatuh sakit,
pikun dan frustasi. Meski demikian, penurunan ini bisa diperbaiki dengan
melakukan senam otak.
Menurut teori Paul dan Gail E Dennison (2008) menyatakan bahwa
gerakan senam otak dapat merangsang seluruh bagian otak untuk bekerja sehingga
dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Gerakan senam otak juga empunyai
fungsi meningkatkan kewaspadaan, konsentrasim dan memori. Menurut teori
Widianti & Proverawati (2010), juga menjelaskan bahwa senam otak (brain gym)
juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya ingat. Orang akan lebih
bersemangat, lebih konsentrasi, lebih kreatif dan efisien, selain itu badan akan
terasa lebih sehat karena tingkat stress mengalami penurunan.
Peningkatan fungsi kognitif yang disebabkan oleh intervensi senam
otak (brain gym) merupakan serangkaian latihan yang berbasis gerakan tubuh
sederhana. Senam otak dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke
otak, dan juga merangsang kedua belah otak untuk bekerja. Gerakan-gerakan
ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat memberikan
rangsangan atau stimulus pada otak. Senam otak termasuk senam ringan
yang dilakukan dengan gerakan menyilang agar terjadi harmonisasi dan
optimalisasi kinerja otak kanan dan kiri. Senam otak yang bertujuan memicu otak
agar tidak kehilangan daya intelektualnya. Senam otak bertujuan memicu
otak agar tidak kehilangan daya intelektualnya. Lansia yang telah lupa
dapat dikembalikan kembali kewaspadaan otaknya dengan cara senam otak.
Pusat-pusat sistem kewaspadaan yang ada di batang otak dapat diaktifkan
kembali. Senam otak dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, bahkan
dalam posisi santai seperti duduk atau tidur. Setiap gerakan sebaiknya
dilakukan minimal satu menit. Hubungan pikiran dan kerja otot, saat pikiran
positif otak akan terintegrasi dan efeknya akan menguatkan otot (Ammy &
Heru, 2019)
Latihan senam otak akan dapat membantu menyeimbangkan fungsi otak
kanan dan otak kiri (dimensi lateralis), otak belakang atau batang otak dan otak
depan (dimensi pemfokusan) serta sostem limbis dan cerebral cortex (Dimensi
pemusatan.
PENUTUP
Kesimpulan dari hasil analisis artikel yang telah dilakukan adalah senam
otak (brain gym) dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada
lansia demensia. Hal ini dikarenakan gerakan-gerakan permainan olah tangan
dan kaki yang mengahasilkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan fungsi
kognitif.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sofia Rhosma. (2016). Pengaruh Senam Otak dan Bermain Puzzle terhadap
Fungsi Kognitif Lansia di PLTU Jember. Jurnal Kesehatan Primer. Vol 1,
ed 1. Pp 64-69.
Triestuning, Elok. (2018). Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Short
Term Memory pada Lansia. Jurnal Keperawatan. Vol 7 (1). Pp 86-92.
Yani, Yuli Eka & Silalahi, Ratna Dewi. (2018). Pengaruh Senam Otak dengan
Demensia pada Manula di Rumah Bahagia Kawal Kecamatan Gunung
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Artikel Ilmiah Zona
Keperawatan. Vol 9 (1). Pp 89-92.
Septianti, Sarifah., Suyanto, & Santoso, Teguh. (2016). Pengaruh Senam Otak
(Brain Gym) terhadap Tingkat Demensia pada Lansia. Jurnal
Keperawatan Notokusumo. Vol 4 (1). Pp 47-52.
Zulriski., Sangadji, Faisal., & Antari, Isti. (2018). Pengaruh Senam Otak terhadap
peningkatan Kognitif pada Lansia. Jurnal Kesehatan Madani Medika. Vol
7 (2). Pp 105-110.

Anda mungkin juga menyukai